Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Berbicara tentang manusia adalah membicarakan sesuatu yang sangat
klasik namun senantiasa aktual. Berbicara tentang kedua hal tersebut sama saja
kita berbicara tentang diri kita sendiri dan keyakinan asasi kita sebagai makhluk
Tuhan. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dan diberi
keistimewaan berupa kemampuan berfikir yang melebihi jenis makhluk lain yang
sama-sama menjadi penghuni bumi. Manusia berfikir tentang segala sesuatu yang
dapat ditangkap oleh pancaindera bahkan yang abstrak sekalipun. Dalam hidup di
dunia, manusia diberi tugas kekhalifaan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana kajian tentang hakikat manusia?
2. Bagaimana asal usul kejadian manusia?
3. Apa saja potensi-potensi manusia?
4. Apa saja kelemahan-kelemahan manusia?
5. Apa saja sifat-sifat manusia?
6. Apa saja kelebihannya atas makhluk lain?

1.3. Tujuan dan Manfaat Masalah


1. Menambah wawasan tentang hakikat manusia dalam pandangan islam.
2. Memahami kelebihan dan kelemahan manusia.
3. Sebagai bahan ajaran mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kajian Tentang Hakikat Manusia


Apa hakikat manusia menurut Islam? Menurut Islam, manusia adalah makhluk
ciptaan Allah; ia tidaklah muncul dengan sendirinya atau berada oleh dirinya
sendiri. Al Quran surat Al-Alaq ayat 2 menjelaskan bahwa manusia itu diciptakan
Tuhan dari segumpal darah; Al Quran surat At-Thariq ayat 5 menjelaskan bahwa
manusia dijadikan oleh Allah; Al Quran surat Ar-Rahman ayat 3 menjelaskan
bahwa Ar-Rahman (Allah) itulah yang menciptakan manusia. Masih banyak
sekali ayat Al Quran menjelaskan bahwa yang menjadikan manusia adalah Tuhan.
Jadi, manusia adalah makhluk ciptaan Allah.
Pengetahuan kita tentang asal kejadian manusia ini amat penting artinya
dalam merumuskan tujuan pendidikan bagi manusia. Asal kejadian ini justru
harus dijadikan pangkal tolak dalam menetapkan pandangan hidup bagi orang
Islam. Pandangan tentang kemakhlukan manusia cukup menggambarkan hakikat
manusia. Manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan; inilah salah satu hakikat
wujud manusia.
Hakikat wujudnya yang lain ialah bahwa manusia adalah makhluk yang
perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.
Dalam teori pendidikan lama, yang dikembangkan di dunia Barat,
dikatakan bahwa perkembangan seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan
(nativisme). Sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa
perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme).
Sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa
perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya
(konvergensi). Menurut Islam, kira-kira konvergensi inilah yang mendekati
kebenaran.

2
Manusia dalam pandangan Islam terdiri atas dua unsur, yakni materi dan
nonmateri, jasmani dan rohani. Tubuh manusia mempunyai daya fisik atau
jasmani, yaitu mendengar, melihat, merasa, meraba, mencium, dan daya gerak,
baik di tempat seperti menggerakkan tangan, kepala, kaki, mata, dan sebagainya,
maupun pindah tempat, seperti pindah tempat duduk, keluar rumah, dan
sebagainya. Adapun roh atau jiwa yang berasal dari nonmateri yang biasa disebut
al-nafs mempunyai tiga daya, yaitu (1) daya pikir yang disebut akal berpusat di
kepala, (2) daya rasa di dada berpusat di kalbu, dan (3) daya nafsu berpusat di
perut.

2.2. Asal-Usul Kejadian Manusia


Proses penciptaan manusia disebutkan di dalam Alquran diantaranya
Surah Al-Mu’minun ayat 12-16. Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia
diciptakan oleh Allah SWT dari intisari tanah yang dijadikan nutfah dan disimpan
di tempat yang kokoh. Kemudian, nutfah dijadikan darah beku, darah beku
dijadikan mudghah. Mudghah dijadikan tulang, tulang dibalut dengan daging dan
kemudian berproses menjadi suatu makhluk yang disebut embrio manusia.
Konsep manusia berdasarkan ayat Alquran dan Alhadis di atas,
menunjukkan bahwa manusia terdiri atas dua unsur, yaitu unsur materi dan
nonmateri. Tubuh manusia berasal dari tanah di bumi dan roh berasal dari
substansi nonmateri di alam ghaib. Roh atau jiwa masuk setelah janin berumur
empat bulan.
Janin selama empat bulan di dalam kandungan belum mempunyai roh.
Oleh karena itu, janin baru merupakan tubuh yang hidup dan belum menjadikan
manusia yang sebenarnya. Apabila konsep pengertian manusia adalah makhluk
berpikir, sebelum masuknya roh yang mempunyai daya berpikir, janin selama
empat bulan itu, baru merupakan calon manusia. Dengan demikian, manusia
dalam konsep ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. yang sebenarnya
tersusun dari tiga unsur, yaitu tubuh, hayat, dan roh. Apabila hayat telah tidak ada,
tubuh juga mati, dan roh meninggalkan tubuh yang mati itu. Disini menunjukkan

3
bahwa roh berpisah dari tubuh dan pergi ke alam ghaib atau biasa disebut alam
barzah menunggu hari perhitungan di hadapan Allah SWT.
Setiap makhluk di dunia ini telah dibekali oleh Allah bentuk dan fungsi
organ tubuh yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
kehidupannya.

2.3. Potensi-Potensi Manusia


Macam-macam potensi manusia:
1. Potensi manusia berupa otak atau intelektual
Potensi manusia sebagai karunia Tuhan yang terbesar dan terhebat adalah
otak yang biasa disebut juga sebagai kecerdasan intelektual (IQ). Otak
memiliki tugas mengatur seluruh fungsi tubuh, mengendalikan semua
perilaku manusia. Ada dua macam bagian otak, yaitu otak kiri dan otak
kanan. Otak kiri berfungsi menghafal, mengingat, logika atau berhitung,
menganalisis, memutuskan, dan sebagainya. Sedangkan, otak kanan
berfungsi mendukung aktivitas yang berkaitan dengan intuisi, imajinasi,
kreativitas, inovasi, seni, dan sebagainya.
2. Potensi manusia berupa emosi
Potensi manusia yang selanjutnya adalah potensi emosi yang biasa
disebut sebagai kecerdasan emosi (EQ). Berupa cita rasa, keinginan untuk
dicintai dan mencintai, memahami dan dipahami, memperhatikan dan
diperhatikan, menghargai dan dihargai, memahami suara alam, dan
cenderung pada hal keindahan. Seseorang yang memiliki kecerdasan
emosi yang baik akan mampu mewujudkan keseimbangan dalam diri
mereka sehingga bisa mengubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang
positif.
3. Potensi manusia berupa fisik
Fisik juga merupakan salah satu bentuk dari potensi manusia yang
dikaruniakan oleh Tuhan. Seseorang yang memiliki potensi fisik ini akan

4
mampu mempelajari olahraga dengan cepat dan selalu menunjukkan
performa yang terbaik.
4. Potensi manusia berupa spiritual
Kekuatan spiritual sebagai salah satu bentuk potensi yang dimiliki setiap
manusia sangat bermanfaat agar diri seseorang mampu memahami
keberadaan Tuhan, memahami hakikat dirinya sebagai makhluk ciptaan
Tuhan secara utuh.

2.4. Kelemahan-Kelemahan Manusia


1. Suka Membantah
Terdapat dalam surah Al-Kahfi : 54 yang artinya
“Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al
Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah
makhluk yang paling banyak membantah.”
2. Bersifat Lemah
Terdapat dalam surah An-Nisa’ : 28 yang artinya
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan
bersifat lemah.”
3. Dzalim dan Bodoh
Terdapat dalam surah Al-Ahzab : 72 yang artinya
“Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi
dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu
dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu
oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh.”
4. Senang Bermaksiat
Terdapat dalam surah Al-Qiyamah : 5 yang artinya
“Bahkan manusia itu hendak bermaksiat terus-menerus.”
5. Mencintai Kehidupan Dunia
Terdapat dalam surah Al-Qiyamah : 20 yang artinya

5
“Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia)
mencintai kehidupan dunia.”
6. Melampaui Batas
Terdapat dalam surah Al-Alaq : 6 yang artinya
“Ketahuilah sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas.”
7. Malas Berbuat Baik
Terdapat dalam surah Al-Ma’arij : 21 yang artinya
“Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.”
8. Senang Berkeluh Kesah dan Gelisah
Terdapat dalam surah Al-Ma’arij : 19 yang artinya
“Sesungguhnya manusia diciptakan berkeluh kesah lagi kikir.”
9. Tergesa-gesa
Terdapat dalam surah Al-Anbiya’ : 37 yang artinya
“Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan aku
perlihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta
kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.”
10. Kikir
Terdapat dalam surah Al-Isra’ : 100 yang artinya
Katakanlah :”Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-
perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu
tahan, karena takut membelanjakannya”. Dan adalah manusia itu sangat
kikir.

2.5. Sifat-Sifat Manusia


1. Bersifat tergesa-gesa (Al Isra’ : 11)
2. Sering membantah (Al Kahfi : 54)
3. Ingkar dan tidak berterima kasih kepada Tuhan (Al Adiyat : 6)
4. Keluh kesah, gelisah, dan kikir (Al Ma’arij : 19)
5. Putus asa bila ada kesalahan (Al Ma’arij : 20)
6. Kadang-kadang ingat Tuhan karena penderitaan (Yunus : 12)

6
2.6. Kelebihan Manusia atas Makhluk Lain
1. Manusia sebagai ciptaan tertinggi dan terbaik (At Tin : 4)
2. Manusia dimuliakan dan diistimewakan oleh Allah (Al Isra’ : 70)
3. Mendapat tugas mengabdi (Adz Dzariyat : 56) dengannya dapat sebutan
hamba Allah
4. Memiliki peranan khalifah dengan berbagai tingkatannya (Al An’am :
165)
5. Mempunyai tujuan hidup, yaitu mendapatkan ridho Allah (Al An’am :
163)
6. Untuk melaksanakan tugas serta peranannya guna mencapai tujuan
hidupnya manusia diberi peraturan-peraturan hidup (An-Nisa’ : 105)

7
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Manusia adalah ciptaan Allah yang tidak muncul dengan sendirinya atau
berdiri sendiri. Hakikat wujud manusia adalah pandangan tentang kemakhlukan
manusia. Selain itu, manusia adalah makhluk yang perkembangannya dipengaruhi
oleh pembawaan dan lingkungan.
Hakikat manusia menurut pandangan Islam yaitu sebagai khalifah di muka
bumi dan untuk beribadah kepada Allah.

3.2. Saran
Sebagai makhluk Allah yang beriman kita harus lebih meningkatkan
ibadah kita kepada sang pencipta, dapat menyeimbangkan antara kehidupan dunia
dan akhirat, dan kita wajib menjaga hubungan dengan Allah (Hablumminallah)
yang harus sejalan dengan menjaga hubungan baik dengan sesama manusia
(Hablumminannas) karena keduanya terdapat keterkaitan yang erat.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Aminuddin dkk. Pendidikan Agama Islam, Ghalia Indonesia, Jakarta. 2002


2. Departemen Agama, Pendidikan Agama Islam, Direktorat Pendidikan Tinggi
Agama Islam, Depag, Jakarta, 2000
3. Aisyah Bintu Syati, Manusia dalam Perspekstif al-Qur’an, Pustaka Firdaus
Jakarta
4. Mutahhari, Murtadha. 1992. Perspektif Alquran tentang Manusia dan Agama.
Bandung: Mizan.
5. Suryana Af, A. Toto, dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan
Tinggi. Bandung: Tiga Mutiara.
6. https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/kelemahan-manusia-
menurut-islam

Anda mungkin juga menyukai