Anda di halaman 1dari 7

MAJELIS ULAMA INDONESIA KOTA TANGERANG SELATAN

MEMBANGUN KESHALEHAN DAN KEPEDULIAN SOSIAL

KHUTBAH IDUL FITRI 1432 H

Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih, Maha Teliti, Maha Pengatur dan Maha
Penyayang. Segala puji bagi Allah yang Maha Pengampun, Penangguh, Pemaaf, dan
Maha Penghapus dosa-dosa hamba-hambaNya.

Sholawat dan salam marilah kita sanjungkan kepada jungjungan kita Rasulullah
Muhammad saw, beserta keluarganya, para sahabatnya, tabi’in dan para penerus
risalahnya hingga akhir zaman. Semoga kelak kita mendapat syafaat beliau yaumul
qiyamah. Amin.

Alhamdulillah, sebulan penuh kita telah menjalani shoum Ramadhan beserta seluruh
amaliah Ramadhan, insya Allah kita melakukan itu semua dengan penuh kesabaran,
ketenangan, ketekunan, keikhlasan, dan keimanan. Itu sebabnya hari ini kita berhak
merayakan sebuah kemenangan, menjadi pribadi Mukmin Muttaqin, dan menjadi pribadi
yang Fitrah Lahir dan Batin. Alhamdulillah

Ibadah shaum di bulan Ramadhan yang baru saja kita laksanakan, sesungguhnya adalah
suatu proses pendidikan yang berkelanjutan dan berkesinambungan bagi orang-orang
yang beriman yang menghantarkannya pada puncak nilai-nilai kemanusiaan yang disebut
dengan taqwa (‫ون‬11‫)لعلكم تتق‬. Taqwa inilah indikator utama kemuliaan, indikator utama
kebahagiaan dan indikator utama kesejahteraan. Firman-Nya dalam QS. Al-Hujurat ayat
13.

َ ‫ يَآَأيـــُّهَا النَّاسُ نَّا خَ لَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوُأ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوْ بًا َوقَبَاِئ َل لِتَ َع‬:‫قَا َل هللاُ تَ َعاَلَى‬
‫ارفُوْ ا ِإ َّن َأ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هللاِ َأ ْتقَا ُك ْم ِإ َّن‬
13 : ‫ الحجرات‬.ٌ‫هللاَ َعلِ ْي ٌم َخبِ ْير‬.

”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di
sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujurat: 13).
Hadirin dan hadirat Jama’ah shalat ’Iedul Fitri Rahimakumullah

Ada dua hal penting yang dapat ditumbuhkan melalui latihan-latihan selama ibadah di
bulan suci Ramadhan yang penuh dengan kemuliaan dan keberkahan ini, yang
merupakan indikator utama ketaqwaan.

Pertama, Menumbuh-kembangkan keshalehan individual pada diri kita masing-masing.


Misalnya ibadah shaum melatih kita menjadi orang yang jujur karena Allah semata.
Secara pribadi orang-orang yang beriman yang berpuasa, haruslah menjadi orang yang
jujur. Karena kejujuran itu merupakan sesuatu yang sangat penting dan menentukan.
Tanpa kejujuran tidak mungkin kita bisa membangun diri kita, keluarga maupun
masyarakat dan bangsa kita ke arah yang lebih baik. Rasulullah saw. bersabda:

‫ق يَ ْه ِدى ِإلَى ْالبِرِّ َوِإ َّن ْالبِ َّر يَ ْه ِديْ ِإلَى ْال َجنَّةَ فَِإ َّن ال َّر ُج َل لَيَصْ دق َحتَّى يُ ْكتَب ِع ْن َد‬ ِّ ‫ق فَِإ َّن ال‬
َ ‫ص ْد‬ ِّ ‫قَا َل َرسُوْ ُل الل َعلَ ْي ُك ْم بِال‬
ِ ‫ص ْد‬
‫ص ِّد ْيقًا‬
ِ ِ‫هللا‬

"Rasulullah Saw. bersabda: “Hendaknya kalian selalu berusaha menjadi orang yang
benar dan jujur, kerena kejujuran akan melahirkan kebaikan-kebaikan (keuntungan-
keuntungan). Dan kebaikan akan menunjukkan jalan ke-surga. Jika seseorang terus
berusaha menjadi orang yang jujur, maka pasti dicatat oleh Allah sebagai orang yang
selalu jujur”. (HR. Bukhari).

Kejujuran adalah sumber utama kebaikan. Orang yang jujur pasti akan melahirkan
kebaikan-kebaikan. Sebaliknya orang yang tidak jujur, orang yang selalu berdusta pada
dirinya, dusta pada Allah, dusta pada keluarga dan masyarakatnya, adalah sumber dari
keburukan dan kejahatan.

Kejujuran juga akan menghantarkan pada kesuksesan. Kisah Nabi Yusuf AS mampu
mensejahterakan masyarakatnya, ketika beliau ditunjuk sebagai salah seorang petinggi di
negeri Mesir, karena beliau memiliki sifat hafidzun (sifat jujur dan menjaga). Allah SWT
berfirman:

‫ض ِإنِّي َحفِيظٌ َعلِي ٌم‬


ِ ْ‫ال اجْ َع ْلنِي َعلَى َخزَآِئ ِن اَألر‬
َ َ‫ ق‬:‫قَا َل هللاُ تَ َعالَى‬. }.

”Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku


adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.” (QS. Yusuf [12]: 55).

Di samping secara pribadi harus jujur, orang yang beriman pun harus melahirkan dan
membangun lingkungan yang jujur. Di dalam keluarga maupun di tempat bekerja. Allah
SWT berfirman:

ْ ُ‫وا هللاَ َو ُكون‬


َ‫وا َم َع الصَّا ِدقِ ْين‬ ْ ُ‫وا اتَّق‬
ْ ُ‫ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمن‬:‫}قَا َل هللاُ تَ َعالَى‬.

”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar.” (QS. At-Taubah [9]: 119).

Banyak orang yang beranggapan, bahwa kalau kita jujur, maka kehidupan kita akan
mengalami kesusahan. Paradigma semacam ini harus kita rubah secara revolusioner.
Justru sebaliknya, kejujuranlah yang akan menumbuhkan keberkahan, kebaikan dan
kesejahteraan bagi diri kita. Apalagi pada saat-saat masyarakat sudah tidak mencintai dan
menyenangi sifat jujur. Maka di situlah kita buktikan bahwa kejujuran akan
menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

‫هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر وهلل الحمد‬

Hadirin dan hadirat Jama’ah shalat ’Iedul Fitri yang saya muliakan

Sifat kedua yang berkaitan dengan keshalehan individual, adalah sifat amanah. Apapun
yang menjadi tanggung jawab dan pekerjaan kita, harus dipandang serta dianggap sebagai
amanah dari Allah SWT, yang pertanggung jawabannya bukan hanya sekedar kepada
manusia, akan tetapi juga kepada Allah SWT kelak kemudian hari. Orang yang amanah
pasti akan mendapatkan kemakmuran dalam hidupnya. Sebaliknya orang yang khianat,
pasti akan menderita kerugian dan kefakiran di dalam kehidupannya.

َ‫وا َأ َمانَاتِ ُك ْم َوَأنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬


ْ ُ‫وا هللاَ َوال َّرسُو َل َوتَ ُخون‬
ْ ُ‫وا الَ تَ ُخون‬
ْ ُ‫ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمن‬:‫قَا َل هللاُ تَ َعالَى‬.

”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS. Al-Anfal [8]: 27).

ِ‫ قَا َل َرسُوْ ُل هللا‬.‫ق َو ْال ِخيَانَةُ تَجْ لِبُ ْالفَ ْق َر‬


َ ‫اَأل َمانَةُ تَجْ لِبُ ال ِّر ْز‬

“Rasulullah Saw. bersabda: “Sifat amanah dan jujur itu akan menarik rizki, sedangkan
khianat itu akan menarik (mengakibatkan) kefakiran.” (HR. Dailamiy).

Indikator ketiga dari keshalehan individual adalah, bahwa orang yang beriman dan
melaksanakan ibadah shaum pada bulan Ramadhan harus memiliki etos kerja yang tinggi
dan mempunyai sifat mujahadah. Artinya puasa ini melatih kita bagaimana kita dapat
mempersembahkan yang terbaik dalam hidup ini. Ketika bekerja, mengajar, berdagang,
maupun pekerjaan-pekerjaan yang menjadi amanah dan tanggung jawab kita, maka kita
persembahkan hasil yang terbaik. Orang-orang yang mujahadah dan sungguh-sungguh –
jangankan berhasil, andaikan tidak berhasil sesuai dengan targetnya pun, sudah
mendapatkan nilai yang mulia di hadapan Allah SWT.

Sebagai seorang muslim kita dilarang memiliki sikap malas. Sikap malas tidak mau
bekerja adalah bagian dari musuh bersama (common enemy) yang harus dijauhi.
Rasulullah SAW sering berdo’a:

‫ب ْالقَب ِْر َوَأعُو ُذبِكَ ِم ْن‬ َ ِ‫ َو ْال ُج ْب ِن َو ْالب ُْخ ِل َو ْالهَ َر ِم َوَأعُو ُذب‬،‫ك ِمنَ ْال َعجْ ز ِ َو ْال َك َس ِل‬
ِ ‫ك ِم ْن َع َذا‬ َ ِ‫قَا َل َرسُوْ ُل هللا اَللَّهُ َّم ِإنِّي َأ ُعوْ ُذب‬
ِ ‫فِ ْتنَ ِة ْال َمحْ يَا َو ْال َم َما‬
‫ت‬

"Rasulullah Saw. bersabda : "Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari lemah pendirian,
sifat malas, penakut, kikir, hilangnya kesadaran, terlilit utang dan dikendalikan orang
lain.”. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dan dari fitnah (ketika) hidup
dan mati". (HR. Bukhari dan Muslim).

Kemiskinan pun sesungguhnya sering terjadi bukan karena kekurangan sumber alam,
bukan karena kekurangan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan bukan pula karena
kekurangan keterampilan. Kemiskinan seringkali terjadi karena sikap malas dan
menggantungkan pemenuhan kebutuhan hidupnya hanya pada orang lain. Inilah yang
disebut dengan kemiskinan kultural. Karena itu, di dalam berbagai macam ayat kita
diperintahkan untuk bekerja dan bertebaran di muka bumi ini.

Kemiskinan membuat manusia mengingkari kebenaran dan bisa menjual kemuliaan


dirinya, serta mendorong manusia berbuat kufur serta dapat menjadi murtad, Banyak
terjadi karena kemiskinan manusia menjual agamanya dengan harta dunia yang sangat
sedikit. Nauzubillah.

‫!هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر وهلل الحمد‬

Hadirin dan hadirat Jama’ah shalat ’Iedul Fitri Rahimakumullah

Keshalehan yang kedua, yang harus kita bangun melalui ibadah shaum adalah keshalehan
sosial. Dalam arti bahwa, kita sebagai orang-orang yang beriman tidak boleh kita
merasakan kesenangan secara pribadi dan orang lain dalam keadaan susah. Kita harus
memperhatikan tetangga kita, lingkungan kita, masyarakat kita dan orang-orang yang
berada di sekitar kita secara lebih luas, apalagi yang berkaitan dengan kepentingan umat
Islam. Apapun yang dialami oleh kaum muslimin, di mana pun mereka berada,
sesungguhnya harus dirasakan oleh kita. Oleh karena itu, Rasulullah saw.bersabda:

َ ‫ َو َم ْن لَ ْم يَ ْهتَ ْم بَِأ ْم ِر ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ فَلَي‬.


‫ هللاِ قَا َل َرسُوْ ُل هللا‬.‫ْس ِم ْنهُ ْم‬
“Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang tidak peduli dengan urusan orang-
orang muslim, maka dia bukan termasuk golongan kaum muslim.” (al-Hadits).

ِ ‫قَا َل َرسُوْ ُل هللا تَ َرى ْال ُمْؤ ِمنِيْن َفي تَ َرا ُح ِم ِه ْم َوت ََوا ُد ِد ِه ْم َوتَ َعاطُفِ ِه ْم َك َمثَ ِل ْال َج َسد ْال َو‬
ُ‫اح ِد ِإ َذا ا ْشتَ َكى ِم ْنهُ عُضْ ٌو تَدَاعَى لَه‬
‫ َساِئ ُر َج َس ِد ِه بِال َّسهَ ِر َو ْال ُح َّمى‬.

“Rasulullah Saw. bersabda: “Engkau lihat orang-orang mukmin dalam keadaan saling
mencintai, saling mengasihi dan saling menyayangi, seperti satu tubuh. Apabila sala satu
anggauta tubuhnya sakit, maka anggauta tubuh lainnya akan merasakan panas dingin
(demam)”. (HR. Bukhari).

Pada hari yang fitri ini marilah kita pun meningkatkan silaturahmi di antara kita. Bukan
saja pada saat-saat kegiatan besar seperti hari ini, tapi juga pada kesempatan-kesempatan
lain. Saling mengunjungi, saling menanyakan kabar saling memperhatikan saling
membantu. Apalagi ditambah dengan keadaan kita yang jauh dari famili/sanak keluarga.
Sebaliknya jika kita diperhatikan sebaiknya kita bersyukur, karena masih ada yang
memperhatikan kita. Jika ada yang bertanya kabar dan keadaan kita kita, jangan merasa
kita sedang diadili, tapi artikanlah bahwa teman kita mencemaskan kita, memperhatikan
kita, dan boleh jadi teman kita khawatir dengan keadaan kita, apalagi jika telah lama
tidak bertemu
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu
karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara….. (Ali Imran : 103)

'Idul Fitri juga merupakan hari bahagia, hari bermaaf-maafan sesama insan yang tidak
luput dari salah dan khilaf yang pernah dilakukan. Pada hari yang mulia ini jangan ragu-
ragu untuk mengakui kesalahan dan kehilafan yang mungkin pernah kita lakukan kepada
sesama saudara kita muslim atau bukan. Mungkin ada perasaan hasad, dengki, khianat,
ataupun berbagai kejahatan dan penganiaayaan yang pernah kita lakukan, maka
mohonkanlah maaf, Insya-Allah di hari baik dan bulan baik ini orang akan mudah
memaafkannya.

Kita teringat kembali kepada sabda Nabi kita Nabi Muhammad s.a.w.:
"Maukah kamu aku beri tahu tentang derajat yang lebih utama, dari derajat sholat,puasa
dan sedekah!" Para sahabat menjawab: "Bahkan mau !" Rasulallah bersabda:
"Mendamaikan antara dua orang yang berselisih, karena perselisihan antara dua
manusia itulah yang membawa kehancuran." (H.R.Abu Daud dan Termizi)

‫!هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر وهلل الحمد‬

Hadirin dan hadirat Jama’ah shalat ’Iedul Fitri yang bebahagia

Sungguh banyak keutamaan yang terkandung dalam Idul Fitri, yang merupakan hari
kemenangan bagi mereka yang menundukkan hawa nafsu yang biasanya susah
dikendalikan, baik nafsu makan, minum, nafsu syahwat, dan berbagai nafsu lainnya. Idul
Fitri merupakan hari bermaaf-maafan, hari mempererat tali silaturrahim sesama keluarga
dan masyarakat sekeliling sehingga seolah-olah kita lahir kembali dengan semangat baru,
hidup baru sebagai orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Marilah kita bangun diri, keluarga, lingkungan kita, serta kota yang kita cintai ini kota
Tangerang Selatan menjadi wilayah yang dimuliakan dan diredhai Allah SWT.
Terciptanya “Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafuur” Amin.

Mari kita dukung pemerintahan yang bersih dan berwibawa dengan para aparatur
pelaksana pemerintahan yang jujur, adil, amanah serta beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT., sehingga keberkahan hidup dapat kita rasakan bersama, khususnya
masyarakat kota Tangerang Selatan dan seluruh masyarakat bangsa Indonesia yang kita
cintai ini. Allahu Akbar.
Kita harus saling membahu satu sama lain untuk mewujudkan idaman dan cita-cita kita
bersama, sehingga terciptanya kesejahteraan bersama yang dapat dinikmati oleh warga
masyarakat kita.

Kita dukung penuh pemerintahan yang saat ini dipimpin oleh Ibu Airin dan seluruh staff
agar harapan seluruh masyarakat dapat terwujud, menjadi kota mandiri, kota pendidikan
yang religious. Majunya seluruh bidang yang sedang dicanangkan, antara lain, bidang
kesehatan dengan biaya pengobatan yang semurah mungkin, bahkan gratis, pendidikan
yang murah, fasilitas infrastruktur yang mudah dimanfaatkan seluruh masyarakat,
terjaminnya keamanan dan ketenangan masyarakat, dan lain sebagainya, sehingga
menjadikan kota Tangerang Selatan sebagai kota mandiri, modern dan religisu. Semoga
apa yang dicanangkan dan dilakukan oleh Ibu Airin diterima dan dijadikan amal shakeh
sebagai kesempurnaan ibadah selama bulan suci Ramadhan. Amin.

Marilah kita tutup khutbah singkat ini dengan doa, memohon kepada Allah SWT, yang
Maha Pemurah dan Maha Penyayang karena hanya Dialah yang maha pengabul atas
segala doa-doa kita. Amin

Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni`mat Engkau yang telah Engkau berikan
kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang
Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak
cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri. (Al Ahqaf : 15)

Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang
mu'min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)". (Ibrahim : 41)

Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah dan ibuku serta kasihanilah mereka
sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu ak masih kecil.

Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami
sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa. (Al Furqan : 74)
Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan
lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, (Thaaha : 25-
29)

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma`aflah
kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah
kami terhadap kaum yang kafir".

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah
kami dari siksa neraka. (al Baqarah : 201)

Ya Tuhan kami, perkenankanlah doa-doa kami, karena sesungguhnya Engkau Yang


Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Terimalah taubat kami, sesungguhNya Engkau
Maha Menerima taubat dan Maha Penyayang. Kesejahteraan dan keselamatan semoga
dilimpahkan kepada junjungan pemimpin para Nabi dan Rasul Muhammad saw, atas
keluarganya serta para sahabat semuanya.

Maha Suci Tuhanmu, Tuhan yang bersih dari sifat-sifat kekurangan. Dan semoga
keselamatan dicurahkan kepada para Rasul dan segala puji bagi Allah seru sekalian alam.

(h.r. Nawawi)
 
Akhir kalam saya mohon maaf yang seluas-luasnya jika ada kesalahan dan kekhilafan
dalam penyampaian khutbat yang singkat ini. 

‫!هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر وهلل الحمد‬

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh

Tangerang Selatan, 25 Agustus 2011

Drs. H. Abd. Rahim Tabrani, M,Pd.


Ketua Komisi Da’wah MUI Tangsel

Anda mungkin juga menyukai