Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SOSIOLOGI POLITIK
“KARAKTER” DAN SIFAT MANUSIA SEBAGAI PEMELIHARA DAN
PERUSAK LINGKUNGAN”

OLEH:

Kelompok 4

1. Rahmat Adiguna (C1B119017)


2. Ayu Pratiwi (C1B119037)
3. Nurfaida (C1B119015)
4. Nurul Fatihah (C1B119061)
5. Neni (C1B119013)
6. Eky Febrianti (C1B119039)
7. Risma Aisah (C1B119067)

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan merupakan suatu media di mana makhluk hidup


tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang
khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk
hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang
lebih kompleks dan riil.

Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik


dan lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai
lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk
sistempergaulan yang besar peranannya dalam membentukkepribadian
seseorang. Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari
lingkungannya.Baiklingkungan alam maupun lingkungansosial. Kita
bernapas memerlukanudara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum,
menjaga kesehatan,semuanya memerlukan lingkungan.

Dalam kajian ilmu sosial sosiologi lingkungan merupakan cabang ilmu


sosiologi yang termasuk baru. Dimana bukan lagi mengkaji tentang
hubungan antarmanusia atau kehidupan sosial melainkan mengkaji tentang
hubungan manusia dengan lingkungan. Rachmad K. Dwi Susilo dalam
bukunya “Sosiologi Lingkungan” merunutkan rentang tahun munculnya
kajian tentang lingkungan. Yaitu tahun 1970, para filosof hanya mengkaji
pada wilayah etika. Kemudian di akhir 1970, ilmuan politik menyelidiki
tentang proses pemerintah dan pembangunan kapasitas institusional.
Pertengahan awal tahun 1980, psikologi masuk pada kajian tentang
kesadaran ekologis dan perilaku personal terhadap persoalan lingkungan.

Manusia hidup dalam lingkungan dan melakukan interaksi dengan


komponen-komponen yang ada dilingkungannya. Interaksi tersebut dapat
terjadi dengan komponen biotik maupun abiotik serta sosial budaya.
Interaksi antara manusia dan lingkungan hidup merupakan proses saling
mempengaruhi antara satu dan lainnya. Lingkungan hidup memiliki
pengaruh besar bagi manusia karena merupakan komponen penting dari
kehidupan manusia. Begitupun sebaliknya, manusia memiliki pengaruh
besar terhadap lingkungan hidup dalam hal pemeliharaan dan pelestarian.

Manusia hanya bisa mempertahankan kehidupannya apabila


lingkungan hidup di sekitarnya juga mendukungnya. Manusia
membutuhkan alam lingkungan daripada alam yang membutuhkan
manusia, maka sudah dapat dipastikan bahwa kerusakan alam lingkungan
terjadi dikarenakan manusia telah berbuat salah terhadap alam.

Dalam buku karangan A. Sonny Keraf (2002) yang berjudul Etika


Lingkungan mengingatkan bahwa masalah lingkungan hidup adalah
masalah moral manusia, atau persoalan perilakun manusia. Kerusakan
bukan masalah teknis tetapi krisis lingkungan adalah krisis moral manusia.
Didalam perkembangannya, perilaku manusia terhadap ligkungan juga
berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman. Hal tersebut pada
umumnya sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang hidup di dalam
masyarakat yang bersangkutan dan juga teknologi yang sudah mereka
gunakan. Manusia dengan pengetahuan dan teknologinya lebih bersifat
ekspoitatif terhadap alam, sehingga muncul berbagai permasalahan
lingkungan.

Kelestarian lingkungan hidup tergantung dari sifat dan karakter


atau perilaku manusia yang menempati lingkungan tersebut. Sehingga
perlu adanya pengkajian tentang karakter dan sifat atau perilaku manusia
terhadap lingkungan baik itu sebagai perusak maupun pemelihara
lingkungan hidup.

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana karakter dan sifat manusia sebagai pemelihara


lingkungan?
 Bagaimana karakter dan sifat manusia sebagai perusak lingkungan?

1.3 Tujuan penulisan

 Untuk mengetahui karakter dan sifat manusia sebagai pemelihara


lingkungan
 Untuk mengetahui karakter dan sifat manusia sebagai perusak
lingkungan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakter dan Sifat Manusia Sebagai Pemelihara Lingkungan

Melestarikan lingkungan sangat menentukan kehidupan manusia


dan makhluk hidup lainnya, namun sebaliknya manusia juga dapat
menentukan keadaan lingkungannya. Masalah lingkungan hidup sangat
penting bagi kehidupan manusia yang saling berinteraksi antara satu dengan
yang lain. Dalam interaksi itu manusia selalu berusaha menguasai
lingkungannya dengan daya dan upaya Mereka miliki.
Untuk mengatasi adanya permasalahan ini dibutuhkan daya, sikap,
kesadaran dan dukungan sepenuhnya dari segenap rakyat untuk dihayati dan
dilaksanakan agar lingkungan hidup semakin meningkat melalui
pembangunan yang lebih maju.
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan
hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan // atau kerusakan
lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum (Pasal 1 (2) UU No. 32
Tahun 2009) tentang perlindungan dan pengelolahan Lingkungan Hidup
(UUPPLH).

 Karakter peduli lingkungan

Karakter peduli lingkungan adalah perwujudan dari sikap


manusia terhadap lingkungan berupa tindakan dalam kehidupan
sehari-hari yang merupakan upaya untuk mencegah rusaknya
lingkungan alam di sekitarnya, serta berusaha untuk
memperbaiki segala kerusakan alam yang sudah terjadi, jangan
sampai lingkungan di biarkan begitu saja tanpa adanya
pemeliharaan dan pembaruan. (Purwanti, 2015).

Karakter manusia dalam memelihara lingkungan hidup, dapat


kita lihat dari usaha-usaha dala menjaga dan melestarikan
lingkungan hidup. Pelestarian lingkungan hidup merupakan
tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini, usaha pelestarian
lingkungan hidup tidak hanya merupakan tanggung jawab
pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dengan masyarakat.

Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan


dengan cara-cara berikut:
1. Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan
lahan, serta mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga
aliran air tidak tergenang.
2. Memberikan perlakuan khusus kepada limbah, seperti diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari
lingkungan.
3. Melakukan reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan
gundul, serta melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam
agar kelestarian hutan, sumber air kawasan pesisir/pantai, dan
fauna yang ada di dalamnya dapat terjaga. 4. Menciptakan dan
menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah
lingkungan.
4. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para
pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) agar tidak
mengeksploitasi hutan secara besar-besaran.

 Sifat manusia terhadap kesadaran Lingkunganya


Sugiyono, (2005). Kesadaran lingkungan merupakan salah
satu faktor yang mampu menentukan wujud perbuatan
seseorang dan mendukung upaya pelestarian lingkungan. Suatu
masyarakat/individu yang peduli akan kelestarian lingkungan
dapat kita lihat dari sikap atau perilaku yang ditunjukan dari
dengan tindakan menjaga dan memperbaiki kerusakan
lingkungan yang terjadi. karakter ini membuat kelangsungan
alam terjaga.
Contoh sederhana yang dapat kita lakukan dalam memelihara
lingkungn yakni:
 Membuang sampah pada tempatnya
 Memilah sampah organi dan non organic
 Membersihkan lingkungan secara teratur
 Menanam tanaman disekitar rumah dan lahan kososng
dengan tanaman yang bermanfaat
 Tidak mengambil sumber daya alam secara berlebihan
2.2 Karakter dan Sifat Manusia Sebagai Perusak Lingkungan

Kerusakan lingkungan secara umum diartikan sebagai suatu


kondisi yang disebakan oleh tindakan yang menimbulkan perubahan
langsung atau tidak langsung terhadap sifat-sifat fisik yang dapat
mengakibatkan lingkungan menjadi tidak berfungsi lagi dalam menunjang
proses pembangunan yang berkesinambungan.
Masalah lingkungan tidak lagi dapat dikatakan sebagai masalah
yang semata-mata bersifat alami, karena manusia memberikan faktor
penyebab yang sangat signifikan dalam suatu peristiwa-peristiwa
lingkungan. Tidak dapat disangkal bahwa masalah-masalah lingkungan yang
lahir dan berkembang karena faktor manusia jauh lebih besar dan rumit
(rumit) dibandingkan dengan faktor alam itu sendiri.
Manusia dengan berbagai dimensinya, terutama dengan faktor
kepadatan pertumbuhannya, akal pikiran dengan perkembangan aspek-aspek
budayanya, dan begitu juga dengan proses masa atau zaman yang mengubah
karakter dan pandangan manusia, merupakan faktor yang lebih tepat untuk
masalah-masalah lingkungan. Oleh karena itu, permasalahan-persoalan
lingkungan lingkungan seperti krusakan sumber daya alam, identifikasi-
cadangan hutan, keanekaragaman spesies hayati, erosi, banjir, bahkan jenis-
jenis penyakit yang berkembang terakhir ini, diyakini merupakan-gejala
negatif yang dominan berasal dari faktor manusia itu sendiri.
Pada awalanya, ketika manusia belum mengenal teknologi,
hubungan manusia dengan komponen lingkungan lainnya masih berjalan
secara harmonis. Selain jumlahnya masih sedikit, mereka juga tidak
berlebihan dalam mengambil sumber daya alam, sehingga tidak
menimbulkan kerusakan yang berarti. Namun, seiring berkembangnya
teknologi dan meningkatnya jumlah serta kebtuhan manusia, mereka
cenderung eksploitatif.
Akibat dari perilaku tersebut, lingkungan mengalami perubahan.
Bahan-bahan pencemar ssah aktivitas manusia mencemari lingkungan
perairan, udara dan daratan.
Dapat kita liat disekitar kita, beberapa contoh perilaku manusia sebagai
perusak lingkungan antara lain:
 Suka membuang sampah sembarangan misalnya disungai, sehingga
disaat musim penghujan tiba dapat menimbulkan bencana banjir,
 penggundulan hutan yang mengakibatkan longsor,
 pembuangan limbah yang akan mengakibatkan pencemaran
 populasi
Keserakahan manusia dalam menyempurnakan hidup dan meningkatkan
kesejahteraan menggambarkan sifat manusia sebagai perusak lingkungan
yang dapat kita lihat disekitar kita, seperti:

 Konsumsi yang berlebihan atas sumber daya alam, yaitu sifat ego
manusia yang berlebihan yang memandang bahwa lingkungan adalah
sumber daya alam yang harus dieksploitasi sebanyak mungkin demi
kebutuhan atau kepentingan sendiri. Sifat manusia yang serakah
dengan memanfaatkan sumber daya dalam jumlah besar dan tidak
terukur dapat menurunkan kualitas lingkungan hidup.
 Rendahnya kesadarang masyarakat/individu terhadap lingkungan

Manusia haruslah menjaga lingkungan agar ramah. Lingkungan


yang sudah di rusak akan mengakibatkan beberapa dampak buruk bagi
manusia. Buktinya sudah banyak terjadi di Indonesia. Banyak bencana alam
yang disebabkan oleh rusaknya lingkungan.

Banyak cara mengatasi dampak kerusakan lingkungan hidup yang biasa kita
lakukan. Untuk menaggulangi tentunya berbeda dengan pencgahan. Karena
sudaha terjadi maka harus di tanggulangi. Berikut ini beberapa cara yang bisa
kita lakukan:

1. Menerapkan Prinsip 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Replant)


Reduce yaitu mengurangi pemakian barang yang tidak
berguna. Reuse yaitu memakai ulang barang yang masih bisa
digunakan. Recycle yaitu mendaur ulang barang ataupun sampah
untuk menjadi barang yang berguna. Replant yaitu menimbun sampah
organik untuk dijadikan kompos.
Dengan menggunakan prinsip tersebut diharapkan sampah yang ada di
berbagai daerah dikurangi dengan kesadaran masing-masing
masyarakat.
2. Reboisasi
Hutan di berbagai negara menjadi paru-paru dunia. Jika ada
hutan yang dirusak maka beberapa negara lain juga akan mendapatan
efek tersebut. Tentunya yang akan menerima pertama akibatnya yaitu
negara yang sudah merusak lingkungannya sendiri. Untuk itu jangan
pernah merusak hutan yang ada. Jika and ingin menebang pohon,
maka anda harus memiliki sikap tebang pilih dan menanam benih
untuk pohon yang baru.
3. Bioremidiasi
Limbah tidak hanya terjadi di industri saja, ada juga limbah
rumah tangga. Tapi, yang sering menyebabkan efek yang terasa
adalah limbah industri. Untuk itu suatu industri haruslah mengetahui
apa itu bioremidiasi. Bioremidiasi ini yaitu pemanfaatan mikroba
ataupun tanaman dari kontaminasi. Jadi limbah yang akan dibuang
harus di bersihkan dahulu kontaminasinya. Jadi dengan adanya
bioremidiasi ini limbah yang akan dibuang tidak menimbulkan
dampak buruk bagi lingkungan.

4. Rehabilitasi Lahan

(Rachman, 2018)Rehabilitasi ini juga menjadi upaya untuk


mengembalikan lingkungan fisik untuk bisa di fungsikan lagi.
Tanggung jawab yang membuat rehabilitasi ini adalah pengusaha
yang sudah melakukan penambangan di lahan tersebut. Jika hal ini
tidak dilakukan, maka tanah akan menjadi tandus dan mati.

5. Reklamasi Pantai
Reklamasi pantai merupakan kegiatan pemulihan pantai
untuk menyelamatkan lahan yang ktitis dan mati untuk menjadi lahan
yang lebih produktif. Adanya lahan kritis dikarenakan ulah
penambangan pasir yang dilakukan oleh manusia. Nah dengan
reklamasi pantai dan penanaman tembakau ini menjadi Cara
Menanggulangi Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Ulah Manusia.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manusia mempunyai pengaruh penting dalam keberlangsungan ekosiste


serta habitat manusia itu sendiri. Tindakan tindakan yang diambil atau kebijakan-
kebijakan tentang hubungan dengan lingkungan akan berpengaruh bagi
lingkungan dan manusia itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kita
sebagai mahluk hidup (manusia) harus dapatmenjaga dan memelihara lingkungan
karena sudah kita ketahui banyak bahaya yang dapat terjadi apabilah kita tidak
merawat lingkungan.

3.2 Saran

Sebagai mahluk hidup (manusia) yang menempati lingkungan harus bisah


memiliki kemampuan untuk menyadari akan pentingnya menjaga dan memelihara
lingkungan dan tidak lagi merusak lingkungan. Kemampuan kita untuk menyadari
hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita sebagai manusia dan
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Rachman, T. (2018). 済無 No Title No Title No Title. Angewandte Chemie


International Edition, 6(11), 951–952., 10–27.
SOSIOLOGI LINGKUNGAN (1).pdf. (n.d.).
Susilo, R. K. D. (2020). Sosiologi Lingkungan (Issue March, p. 31).

Anda mungkin juga menyukai