ANDI NURFAHRUL
H031191062
ANDI NURFAHRUL
H031191062
Asisten, Praktikan,
PENDAHULUAN
antara ion dengan ion lain atau antara ion dengan molekul netral. Menurut
Werner, atom logam akan diikat langsung oleh atom-atom atau kelompok atom
antara ligand dan ion logam sebagai pusatnya (Apriyanto dan Rujiah, 2017).
kuantitatif maupun kualititatif atas unsur ataupun senyawa, baik sebagai kation
maupun anion. Senyawa kompleks terdiri dari atom pusat yang biasanya berupa
kation dapat berperan sebagai asam Lewis, sedangkan ligan yang biasanya berupa
anion atupun molekul netral dapat berperan sebagai basa Lewis (Suhartana, 2007).
penerima pasangan elektron yang didonorkan oleh ligan (Saria dkk., 2012).
Nikel merupakan unsur logam transisi golongan VIII pada sistem periodik
unsur dengan orbital 3d yang belum penuh. Pemakaian logam nikel sebagai
katalis telah dikenal luas baik sebagai logam murni, oksida logam maupun
TINJAUAN PUSTAKA
berperan sebagai donor pasangan elektron (basa lewis) dengan ion pusat (logam)
untuk katalis, obat dan penanganan keracunan logam berat. Senyawa kompleks
yang bisa dijadikan sebagai katalis harus memiliki sifat yang stabil. Salah satu
senyawa kompleks yang sangat stabil adalah senyawa kompleks yang membentuk
khelat. Senyawa kompleks nikel telah terbukti dapat digunakan pada proses
katalitik yaitu pada Ni(II) digunakan sebagai katalis pada polimerisasi etilena.
Suhu polimerisasi memiliki pengaruh besar pada aktivitas katalis dan derajat dari
percabangan polimer. Katalis Ni(II) menghasilkan cabang yang banyak pada suhu
tinggi dan pada tekanan rendah etilen, sehingga hasil derajat dari percabangan
penting dalam kehidupan manusia. Senyawa ini terbentuk karena adanya ikatan
antara ligan yang berperan sebagai donor pasangan elektron (basa lewis) dengan
ion pusat (logam) yang berperan sebagai akseptor pasangan elektron (asam lewis).
Senyawa koordinasi atau senyawa kompleks terbentuk karena adanya ion logam
yang berikatan dengan ligan secara kovalen koordinasi. Kajian dan penelitian
telah dilaporkan bahwa senyawa kompleks nikel telah terbukti dapat digunakan
pada proses katalitik dalam beberapa reaksi organik seperti reaksi karbonilasi
didefinisikan sebagai senyawa yang tersusun atas atom pusat atau ion pusat dan
ligan-ligan yang mengelilinginya dalam bentuk geometri tertentu. Atom atau ion
pusat biasanya berupa atom-atom atau ion-ion dari logam transisi. Ligan dapat
berupa ion negatif (anoda), baik ion dari satu atom maupun ion dari gabungan
beberapa atom, ataupun berupa molekul netral yang mempunyai momen dipol
atau elektronegatifitas. Suatu molekul netral dapat berperan sebagai ligan hanya
Atom pusat yang berasal dari golongan alkali dalam senyawa kompleks
biasanya memiliki bilangan koordinasi empat atau enam. Unsur-unsur alkali tanah
membentuk suatu senyawa kompleks sangat bergantung pada muatan dan ukuran
ion unsur serta ada atau tidaknya orbital kosong yang sesuai dalam unsur itu.
Senyawa kompleks cenderung akan lebih mudah terbentuk pada unsur yang
memiliki orbital kosong yang sesuai dan memiliki muatan ion yang tinggi jari-jari
elektron yang digunakan bersama hanya berasal dari salah satu atom saja. Ikatan
kovalen koordinasi hanya dapat terbentuk jika salah satu atom yang berikatan
kovalen memiliki pasangan elektron bebas (PEB) sedangkan atom yang lain
Ion kompleks dideskripsikan sebagai ion logam dan beberapa jenis ligan
yang terikat olehnya. Senyawa kompleks dapat bermuatan netral jika ion
kompleks dari senyawa tersebut bergabung dengan ion lain yang disebut
counter ion. Jika ion kompleks bermuatan positif, maka counter ion pasti akan
bermuatan negatif dan sebaliknya. Struktur dari ion kompleks tergantung dari tiga
penyumbang setiap ligan. Bilangan koordinasi adalah jumlah dari ligan-ligan yang
terikat langsung oleh atom pusat. Geometri (bentuk) dari ion kompleks tergantung
jumlah dari atom penyumbangnya (donor atom) yaitu logan monodentat, bidentat
dan polidentat. Ligan monodentat dapat menyumbang satu atom, ligan bidentat
dapat menyumbang dua atom sedang ligan polidentat dapat menyumbang lebih
kekuatan medan ligan karena kompleks ini tidak dipengaruhi oleh keadaan spin
dan warna kompleks berada pada daerah sinar tampak dan inframerah dekat.
menjadi t2g dan eg yang dinyatakan sebagai ∆o. Untuk medan ligan kuat, energi
pembelahan tersebut lebih besar dibandingkan dengan energi untuk memasangkan
karena itu kekuatan ligan dapat disusun dalam susunan yang disebut deret
oktahedral. Geometri kompleks nikel(II) yang paling umum adalah oktahedral dan
dengan dua elektron tidak berpasangan, memiliki stabilitas kompleks yang cukup
jika dibandingkan dengan logam transisi deret pertama yang lain (Rahardjo,
Klor (berasal dari bahasa Yunani yaitu Chloros yang berarti hijau pucat)
adalah unsur kimia dengan nomor atom 17 dan simbol Cl yang termasuk dalam
golongan halogen. Klorin merupakan unsur kedua dari keluarga halogen, terletak
pada golongan VII A periode III. Sifat kimia klorin sangat ditentukan oleh
konfigurasi elektron pada kulit terluarnya. Klorin berwujud gas berwarna kuning
kehijauan dengan bau cukup menyengat dan bersifat sebagai oksidator. Seperti
panas cahaya (Rosita dkk., 2016). Tujuh dari tujuh belas total elektron atom klor
berada pada kulit terluar. Elektron yang berada pada kulit terluar disebut elektron
valensi, sehingga dapat dikatakan atom klor memiliki tujuh elektron valensi.
Elektron valensi klor dapat membentuk ikatan kovalen untuk berbagi elektron
dengan atom lainnya (Saucerman, 2008).
Klorida merupakan anion yang mudah larut dalam sampel air. Ion klorida
dalam larutan bisa dalam senyawa natrium klorida, kalium klorida dan kalsium
klorida. Kelebihan ion klorida dalam air minum dapat merusak ginjal. Namun,
kekurangan ini dalam tubuh juga dapat menurunkan tekanan osmotik cairan yang
Nikel adalah logam jejak penting gizi untuk di setidaknya beberapa spesies
hewan, mikro-organisme dan tanaman, dan oleh karena itu gejala kekurangan atau
toksisitas dapat terjadi ketika, masing-masing, terlalu sedikit atau terlalu banyak
Ni diambil atas. Senyawa nikel dan nikel memiliki banyak penggunaan industri
ada dimana-mana dan sangat penting untuk fungsi banyak organisme, konsentrasi
di beberapa area dari pelepasan antropogenik dan tingkat yang bervariasi secara
alami mungkin beracun bagi organisme hidup (Cempel dan Nikel, 2006).
menjadi ciri komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya. Nikel
terhadap panas dan listrik. Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobal yang
dapat menghasilkan alloy yang sangat berharga (Lisdiana dan Onggo, 2017).
yang cukup banyak dikenal, mudah membentuk senyawa kompleks dengan logam
disintesis, yaitu dengan mereaksikan larutan logam dan larutan en pada berbagai
dalam larutan sehingga en dapat relatif mudah terlepas atau bahkan sulit berikatan
dalam air mengandung ion Ni2+(aq) dan Cl−(aq). Jika pelarut dihilangkan, padatan
kristal hijau diperoleh. Rumus zat padat ini sering ditulis sebagai NiCl2.6H2O,
dengan nama klasik untuk senyawa ini adalah nikel(II) klorida heksahidrat.
mengandung amonia mirip dengan hidrat terdiri dari kation [Ni(NH3)6]2+ dan
2.4 Kristalisasi
Kristal adalah suatu padatan dimana molekul atom, atau ion penyusunnya
tersusun dalam suatu pola tertentu. Suatu kristal mempunyai jumlah muka
(crystal faces) tertentu dengan sudut antar muka (interfacial angle) yang tertentu
pula. Salah satu sifat penting kristal yang perlu diperhatikan yaitu ukuran kristal
terjadi dari fasa uap, seperti pada proses pembentukan kristal salju atau sebagai
pemadatan suatu cairan pada titik lelehnya atau sebagai kristalisasi dalam suatu
efisien. Tujuan dari proses kristalisasi adalah untuk pemisahan dan pemurnian.
yang mempunyai kualitas seperti yang diinginkan. Kualitas kristal antara lain
dapat ditentukan dari tiga parameter, yaitu distribusi ukuran Kristal (Crystal Size
Distribution, CSD), kemurnian kristal (crystal purity), dan bentuk kristal (crystal
habit/shape) (Umam, 2019). Ada beberapa syarat agar suatu pelarut dapat
digunakan dalam proses kristalisasi yaitu memberikan perbedaan daya larut yang
cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotor, tidak meninggalkan
zat pengotor pada kristal dan mudah dipisahkan dari kristalnya (Rositawati, 2013).
BAB III
METODE PERCOBAAN
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sendok tanduk, batang
pengaduk, pipet tetes, gelas kimia, gelas ukur, corong, pipet volume, neraca
kimia 100 mL, lalu dipanaskan di atas penangas air, kemudian didinginkan pada
suhu ruang. Setelah itu, ditambahkan 2 mL etilendiamin tetes demi setetes sambil
Ni dari garam yang dibentuk yaitu bis-Etilendiamin nikel(II) klorida dihidrat dan
4.2 Reaksi
4.3 Perhitungan
= 1,1999 gram
= 2,5883 g – 1,32 g
= 1,2683 gram
berat praktek
% Rendamen = x 100%
berat teori
1,2683 g
= x 100%
1,1999 g
= 105,7 %
4.4 Pembahasan
tidak dapat larut dalam pelarut polar. Ketika dipanaskan larutan tersebut
didih rendah sehingga mudah menguap. Etanol tidak bereaksi dengan deposit
yang didapatkan dan juga karena etilendiamin termasuk senyawa yang larut dalam
kristal ungu mengkilap dengan bentuk tidak beraturan seperti serbuk pasir. Hasil
disintesis dengan berat praktek 1,2683 gram, sedangkan berat teori 1,1999 gram,
dapat disimpulkan bahwa berat kristal yang didapatkan pada praktikum berbeda
dengan berat kristal dari teori hasil perhitungan. Kemurnian suatu zat ditentukan
oleh rendamen yang diperoleh. Semakin tinggi rendamen suatu zat maka semakin
Pada percobaan ini, hasil rendamen yang diperoleh melebihi 100%. Hal ini
terbentuk akibat proses rekristalisasi yang kurang maksimal dan juga karena alat
pengering yaitu desikator yang digunakan sudah tidak berfungsi dengan baik.
kompleks.
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Bahan yang digunakan juga harus diperiksa terlebih dahulu agar praktikum
Cempel, M. dan Nikel, G., 2006, Nickel: A Review of its Sources and
Environmental Toxicology, Polish Journal of Environment Study,
15, (3); 375-382.
Fachry, A.R., Tumanggor, J., dan Yuni, N.P.E., 2008, Pengaruh Waktu
Kristalisasi dengan Proses Pendinginan terhadap Pertumbuhan Kristal
Amonium Sulfat dari Larutannya, Jurnal Teknik Kimia Universitas
Sriwijaya, 15, (2); 9-16.
Fajri, L., 2017, Analisis Kemampuan Memori Mahasiswa Prodi Pendidikan Sains
pada Materi Tata Nama Senyawa Kompleks, Jurnal Edukasi Matematika
dan Sains, 5, (1); 1-7.
Fitri, Z., 2019, Kimia Unsur Golongan Utama, Syiah Kuala University Press,
Banda Aceh.
Harsojo, Puspita, L., Mardiansyah, D., RotoRoto, dan Triyana, K., 2017,
Nanowire: The Roles of Hydrazine and Ethylenediamine in Wet Synthesis
of Cu, Indonesia Journal Chem, 17, (1); 43-48.
Kotz, J.C., Treichel, P., Townsend, J.R., dan Treichel, D.A., 2019, Chemical and
Reactivity Tenth Edition, Cengage Learning, Australia.
Lisdiana, A. dan Onggo, D., 2017, Sintesis dan Karakterisasi Kompleks Nikel(II)
Klorida 1H-1,2,4-Triazol, ISBN J, 2, (6); 285-289.
Mintari, N., Suhartana, S. dan Sriatun, S., Pengaruh Variasi Jenis Pelarut pada
Rendemen Sintesis Senyawa Kompleks Bis-Asetilasetonatodiaquonikel
(II). Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi, 18, (1); 29-33.
Ngibad, K. dan Herawati, D., 2019, Analisis Kadar Klorida dalam Air Sumur dan
PDAM di Desa Ngelom Sidoarjo, Jkpk (Jurnal Kimia Dan Pendidikan
Kimia), 4, (1); 1-6.
Rahardjo, S.B., Hastuti, S., Amanati, N. dan Syaima, H., 2018, Synthesis and
Characterization of Tetrakis-aqua-bisisonicotin-amide(itmd)nickel(II)
Sulfate, IOP Conference Series: Materials Science and Engineering,
333, (1); 1-6.
Rositawati, A.L., Taslim, C.M. dan Soetrisnanto, D., 2013, Rekristalisasi Garam
Rakyat dari Daerah Demak untuk Mencapai SNI Garam Industri, Jurnal
Teknologi Kimia dan Industri, 2, (4); 217-225.
Saucerman, L., 2008, Understanding the Elements of the Periodic Table Chlorine,
The Rosen, New York.
Singhal, A., 2010, Inorganic Chemistry for the IIT-JEE, Pearson, Delhi.
Trisunaryanti, W., 2018, Dari Sampah Plastik Menjadi Bensin dan Solar, UGM
Press, Yogyakarta.
1 g NiCl2.6H2O
Filtrat Endapan
- dicuci dengan 10 mL etanol.
Filtrat Endapan
Hasil
2. Identifikasi Senyawa Kompleks [Ni(NH2C2H4NH2)2Cl2].2H2O
- ditentukan masing-masing
kadar Ni di dalamnya.
- dibandingkan konsentrasinya.
Data
Data
Lampiran 2. Foto Percobaan