Anda di halaman 1dari 4

Standar Prosedur Operasional:

Judul Tindakan : PERAWATAN PERINEUM


DEPARTEMEN KEPERAWATAN
MATERNITAS-ANAK
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

No Dokumen : 01 No Revisi : 01 Tanggal Terbit : 9 September 2019


Halaman : 1/4
Uraian ringkas perawatan perineum
Pengantar Perawatan perineum adalah perawatan pada masa nifas untuk memenuhi
kebutuhan dan membantu mempercepat penyembuhan luka perineum pada ibu
setelah menjalani proses melahirkan/tindakan. Perineum adalah daerah
kemaluan yang terletak diantara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva
dan anus. Waktu perawatan sesuai dengan kebutuhan, secara umum dilakukan
sesudah buang air kecil, sesudah buang air besar dan sesudah mandi.

Tujuan dan manfaat perawatan adalah :


1. Mencegah terjadinya infeksi, terkait dengan penyembuhan luka jaringan
perineum pada saluran reproduksi yang terjadi dalam 28 hari setelah
kelahiran bayi atau aborsi.
2. Mengurangi rasa nyeri dan memenuhi kebutuhan rasa nyaman ibu pada
daerah vulva dan perineum ibu setelah melahirkan :
a. Menghilangkan sekresi dan bau perineum normal
b. Meningkatkan rasa nyaman ibu setelah persalinan

Pada akhir pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan mampu :


1. Mampu menjelaskan pengertian perawatan perineum
2. Mampu menjelaskan tujuan danmanfaat perawatatan perieum
3. Mampu menjelaskan alat dan prosedur perawatan perineum
4. Mampu melaksanakan perawatan perineum.

PROSEDUR TETAP

1 Persiapan Menyiapkan alat :


- Phantom ibu nifas
- Phantom perineum lengkap dengan luka
- Kom tertutup berisi savlon 1% steril
- 2 pasang sarung tangan steril
- Korentang dalam tempatnya
- 1 bengkok

1
- Bak instrument steril, ( lengkapi dengan pinset anatomis, pinset chirugis,
gunting runcing/gunting jaringan dan kain kasa steril)
- Air untuk cebok (sebaiknya air hangat) dalam tempatnya
- Pispot/pasu najis
- Kapas desinfektan/sublimat dalam tempanya
- Palstik tempat sampah
- Perlak dan pengalasnya
- Schern/sampiran
- Pembalut minimal (2 set)
- Celana dalam (ganti) 2
- Selimut mandi
- Masker
Persiapan pasien, tempat/area :
a. Pasien//ibu
- Identifikasi klien
- Berikan penjelasan kepada ibu terkait dengan keadaannya
- Jaga privacy ibu (tutup pintu, tirai dan buka seperlunya)
- Kosongkan kandung kemih (jika memungkinkan ibu dipersilakan BAK
ke kamar mandi atau di pispot, dan gunakan kateter jika perlu)
- Bantu ibu dalam posisi dorsal recumbent
b. Perawat
- Mencuci tangan (aseptic)
- Perawat memperkenalkan diri
- Perhatikan dan jaga privasi pasien Gunakan masker
2 Pelaksanaan
a. Fase K Komunikasi terapeutik
1. Perkenalkan diri (membina hubungan yang terapeutik)
Orien-
2. Menjelaskan pengertian
tasi 3. Menjelaskan tujuan dan manfaat
4. Menjelaskan prosedur
b. Fase
1. Dekatkan alat
Kerja 2. Pasang sampiran
3. Melepaskan semua perhiasan termasuk jam tangan
4. Mencuci tangan
5. Memakai sarung tangan
6. Mengukur vital sign (suhu, nadi, pernapasan, Tekanan darah))
7. Pasang alas bokong dan selimut mandi
8. Buka pakaian bawah ibu (termasuk gurita jika ada)
9. Atur posisi (dorsal recumbent)
10. Pasang pispot di bawah bokong dan tempatkan bengkok pada ujung kaki
ibu. Tanyakan apakah ibu sudah merasa nyaman dengan posisinya.
11. Ambil duk yang sudah terpasang menggunakan plastik dengan cara
lepaskan pembalut dari muka ke belakang untuk menghindari penyebaran
bakteri dari anus ke vagina.
12. Perhatikan jumlah dan kondisi lochea, bau atau aroma, kemudian tutupkan
dengan palstik dan lalu buang ke tempat sampah.

2
13. Kaji dan observasi bentuk luka dan tentukan jenis luka, jelaskan sesuai
dengan hasil observasi
a. Luka Ruptur (luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya
jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada
saat proses persalinan, bentuk lua tidak teratur sehingga jaringan yang
robek sulit dilakukan penjahitan. Jenis luka ruftur : tuberositas ischia,
Arteri pudenda interna, arteri rektalis inferior

b. Luka Episiotomi ( luka karena irisan/ bedah pada perineum yang


dilakukan dengan sengaja untuk memperbesar muara vagina yang
dilakukan saat vagina meregang sebelum keluarnya kepala bayi. Jenis luka
episiotomy : episiotomi medial, lateral dan mediolateral.

14. Observasi keadaan luka dengan tehnik REEDA (Redness, Edema,


Ecchymosis, Discharge, pproximation of edges of episiotomy) dan kaji
adanya rasa ketidaknyamanan. (Bisa dilkukan dengan posisi sim)
15. Buka area vulva (minta ibu agar meregangkan kedua paha), ambil botol
cebok dengan tangan kanan, siramkan pada vulva
16. Cuci tangan dan ganti sarung tangan, jaga tangan kanan tetap steril (jika
prosedur dilakukan tanpa menggunakan pinset)
17. Anjurkan ibu untuk menarik nafas dalam agar relaks dan menjaga agar
bokong tidak diangkat
18. Massage fundus, sambil stimulasi cytosel keluar.
19. Buka vulva dengan tangan kiri, alasi dengan kasa
20. Ambil kapas sublimat, bersihkan vulva dan perineum dari arah atas ke
bawah satu kali gerakan /jangan berulang, buang kedalam bengkok.
21. Bersihkan terlebih dahulu pada bagian dalam, bagian tengah dan baru
kebagian luar sampai semuanya bersih. Kapas sublimat hanya sekali pakai.
22. Perhatikan luka, apakah ada jahitan yang terbuka, longgar ataupun benang
yang terlalu panjang, (bersihkan jagitan, rapikan dan perbaiki, jahitan yang
sudah kering dibuka sesuai kondisi)
23. Keringkan area vulva dan perineum dengan menggunakan kain kasa steril,
tutup luka dengan kasa steril
24. Ambil pispot letakkan dibawah tempat tidur, sambil menganjurkan ibu
mengangkat bokong

3
25. Pakaikan pembalut/camelux dengan cara dari atas ke bawah, pasangkan
celana dalam bersih dan pakaian bawah, minta bantuan ibu jika
memungkinkan.
26. Ukur tinggi fundus uteri, kaji kontraksi dan pasang gurita jika perlu.
27. Setelah selesai tanyakan apakah ibu sudah merasa nyaman dan rapikan.
28. Angkat peralatan dan perawat mencuci tangan.
29. Lakukan pencatatan pada status pasien seperti: kondisi lochea, TFU,
kontraksi dan keadaan perineum.
c. Fase 30. Jelaskan kepada ibu, kondisi luka saat ini.
Terminasi a. Rasa gatal pada area sekitar jahitan normal dan merupakan tanda
penyembuhan, untuk mengatasi masalah, anjurkan merendam air hangat
atau kompres dingin dengan kain pembalut yang telah di dinginkan.
b. Lakukan latihan kegel exercise sesering mungkin guna merangsang
peredaran darah disekitar perineum, hal ini dapat mempercepat
penyembuhan dan memperbaiki otot-otot.
31. Anjurkan menjaga kebersihan dan makanan bergizi
32.Tidak melakukan perawatan tradisional yang tidak sesuai dengan kesehatan
33. Menilai kepuasan pasien dengan menanyakan perasaannya
34. Mengakhiri kegiatan dan mengucapkan salam terapeutik
3 Evaluasi 35. Laporkan dan Evaluasi
Setelah a. Kondisi luka apakah ada tanda infeksi, kebersihan, kelembapan dan bau.
pelaksanaan b. Luka jahitan sembuh sesuai proses tahapan penyembuhan.
tindakan c. Kondisi/kenyamanan ibu.

4 Dokumentasi (Pencatatan dan Pelaporan)


a) Nama tindakan :
b) Waktu Tindakan : Hari ..................Tgl.........................Jam :.......................
c) Kesimpulan yang diperoleh :
(tuliskan pada catatan Laporan Pelaksanaan Kegiatan)
Medan……,…..,….
Penanggung Jawab

(Nama/NIP/Tanda tangan)

Referensi :

Arlene, B.& Gloria, L. (2001). Maternity Nursing and Introduction text (8 th Edition). W.B.
Saunders Company
Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jensen, M. D. (2005). Maternity nursing. 4th ed.
(Wijayarini, M.A, &Anugrah, P.I :Penerjemah). California:The CV.Mosby.
( Sumber Asli diterbitkan 1995).
Hamilton, P.M. (2002). Dasar-dasar Keperawatan Maternitas (ed.2). Jakarta:EGC.
Littleton-G.L & Engebretson.J (2012). Maternity Nursing Care text (7 th Edition). Delmar
Cengage Learning.
Ladewig,P.W., London, M,L., & Olds,S.B. (2006). Asuhan Keperawatan Ibu-Bayi Baru
Lahir, Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai