menjadi merek ponsel paling populer. Kepopulerannya saat itu menggeser dominasi merek Nokia yang sudah berjaya bertahun- tahun. Setalah tahun 2010, kejayaan BlackBerry mulai menunjukan tanda-tanda meredup. Tidak butuh waktu lama, beberapa tahun kemudian, dominasi ponsel BlackBerry di pasar ponsel global, benar-benar anjlok. Puncaknya, pada tanggal 4 Januari 2022, perusahaan asal Kanada itu menghentikan seluruh dukungan sistem operasi BlackBerry OS. Itu artinya, semua ponsel dan tablet BlackBerry yang menjalankan sistem operasi tersebut, terutama model lawas, tidak bisa lagi digunakan. "Kualat" dengan iPhone, kalah saing dari Android Salah satu faktor besar yang mempengaruhi kebangkrutan bisnis ponsel BlackBerry adalah persaingan ponsel pintar alias smartphone yang semakin sengit. Terutama setelah kelahiran iPhone (Apple) generasi pertama di tahun 2007 dan smartphone Android (Google) pertama di tahun 2008. Pada tahun 2012 pangsa pasar Blackberry di Amerika Serikat semakin turun dan hanya menguasai 7,3 persen pasar ponsel di Amerika. Ini berbanding terbalik dengan Google dan Apple yang masing-masing mengeklaim 53,7 persen dan 35 persen pangsa pasar di wilayah yang sama saat itu. Penurunan tersebut tentu saja mempengaruhi perubahan yang cepat pada saham perusahaan. Penurunan saham Blackberry paling mencolok terjadi di kuartal pertama tahun 2014, dimana sahamnya turun hingga 30 persen.
Kurangnya inovasi dan aplikasi
Faktor penting lain yang menjadi penyebab runtuhnya kejayaan era BlackBerry adalah revolusi teknologi ponsel. Banyak pihak menilai Blackberry gagal dalam mendorong dan mengembangkan revolusi smartphone. Pilihan desain ponsel BlackBerrry cenderung kurang memiliki inovasi terbaru dan terkesan tua dibandingkan berbagai produk smartphone lain seperti Apple, Samsung, LG dan Panasonic. Meskipun BlackBerry pernah mengembangkan desain ponselnya dengan mengeluarkan Blackberry Storm, namun hal ini masih dirasa kalah saing dengan berbagai smartphone lainnya. Sistem enkripsi yang kurang "tegas" Dari segi keamanan, dilansir dari idropnews Rabu (16/02/22) sistem enkripsi pada ponsel Blackberry sebenarnya sudah cukup bagus. Hanya saja, implementasinya kurang "tegas". Dengan kata lain, BlackBerry masih membuka celah bagi pihak tertentu untuk bisa membuka "kunci" enskripsi. Ini berbeda dengan implementasi enkripsi milik WhatsApp atau Telegram yang benar-benar menolak pembukaan enkripsi, termasuk jika diminta penegak hukum. Di sistem enkripsi milik BlackBerry, negara dapat menuntut atau memaksa perusahaan untuk membukanya. Salah satunya India, yang pernah menuntut akses penuh ke sistem Blackberry untuk melacak penjahat. BlackBerry 5G yang Gagal sebelum Diluncurkan Kendati masa kejayaannya telah usai, BlackBerry masih ingin menjajal peruntungan di era konektivitas 5G. Tahun lalu, pemilik lisensi BlackBerry, OnwardMobility sesumbar bahwa ponsel 5G Bl;ackBerry akan diluncurkan. Namun rencana itu mati sebelum terealisasi. Ponsel BlackBerry 5G, gagal sebelum diluncurkan. Kabar tersebut berasal dari laporan pendiri forum CrackBerry, Kevin Michaluk. CrackBerry adalah situs populer di internet yang berisi informasi dan diskusi seputar perangkat BlackBerry.