Anda di halaman 1dari 1

Konsep Psikoedukasi

A. Video
Psikoedukasi yang dillakukan menggunakan media video. Media video dipilih
karena media ini dapat memberikan banyak informasi dengan menarik dan persuasif.
Konten dalam video ini adalah informasi awal mengenai kasus atau permasalahan yang
sedang terjadi, dampak yang disebabkan, alternative untuk menghadapi permasalahan
dan ajakan untuk mengikuti program psikoedukasi. Konten yang ada dalam video ini
bertujuan untuk memberikan kesadaran dan memberikan contoh bagi masyarakat. Media
video dipilih karena bersifat simple dan praktis dikarenakan video dapat dibagikan
melalui media sosial. Selain itu, video juga dapat disiarkan melalui sarana komunikasi
yang dimiliki oleh instansi-instansi yang terkait.

B. Challenge/ tantangan dalam media social


Challenge merupakan bentuk ajakan atau tantangan untuk melakukan suatu hal
yang dilakukan di media social dengan cara menggunakan tagar(hastag). Tantangan yang
dilakukan dalam psikoedukasi ini berupa tantangan untuk tidak minum menggunakan
sedotan plastik. Tantangan dapat dillakukan dengan menunjukkan sebuah video atau foto
bahwa seseorang ataupun dirinya sendiri minum secara langsung atau menggunakan
sedotan reusable. Lalu, foto atau video tersebut diunggah ke media sosial dengan
menggunakan tagar #akusiap dan #seruputsedot.
Tujuan dari adanya tantangan ini adalah menarik secara langsung masyarakat
untuk melakukan program psikoedukasi ini, dan membagikan bentuk kepedulian mereka
bagi masyarakat luas. Dalam program ini, masyarakat sendiri yang menjadi agent of
change program psikoedukasi seruput sedot tanpa plastik. Hal ini dikarenakan
masyarakatlah yang bergerak secara aktif dalam memberikan informasi mengenai
permasalahan dan menjadi contoh bagi masyarakat lain. Dengan menggunakan
masyarakat sebagai agent of change, program dapat berjalan secara berkelanjutan,
menarik partispasi masyarakat, dan meluas di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai