Anda di halaman 1dari 3

WEBINAR NASIONAL.

DILAKSANAKAN OLEH ASOSIASI DOSEN HUKUM KESEHATAN BEKERJA SAMA DENGAN PRODI HUKUM
KSEHATAN UNIKA SOEGIJAPRANATA-SEMARANG

MENCEGAH FRAUD DALAM PROSEDUR MEDIK DAN PRAKTEK KEDOKTERAN

I. LATAR BELAKANG
Dalam pasal 72, Undang-undang No 29/2004 tentang Praktek Kedokteran dinyatakan
bahwa Pembinaan dan Pengawasan Prakteik Kedokteran dimaksudkan untuk melindungi
masyarakat dari tindakan medis yang tidak bermutu yang dilakukan oleh dokter dan dokter
gigi. Dalam ayat yang lain, pembuat undang-undang menyatakan jelas bahwa pengawasan
ini ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan dokter dan
dokter gigi. Menurut pembentuk undang-undang ini, pengaturan ini dapat memberikan
kepastian hukum bagi masyarakat, dokter dan dokter gigi.
Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dijelaskan pada pasal 182 (4) , bahwa
Menteri (baca Menteri Kesehatan) melaksanakan Pengawasan upaya kesehatan dengan
mengikut sertakan masyarakat
Kedua pasal dalam undang-undang ini memberikan ketetapan yang tegas dan jelas bahwa
Prakteik Kedokteran harus diawasi.
Bila kita ingin melanjutkan pertanyaan, Siapa yang harus mengawasi Praktik Kedokteran
selain masyarakat? Maka pasal 71 UU No 29/2004 sangat jelas menyatakan bahwa
…”Pemerintah Pusat, Konsil Kedokteran Indonesia, pemerintah daerah, organisasi profesi
membina serta mengawasi praktik kedokteran sesuai dengan fungsi dan tugas
masing.masing. Dalam praktik sehari-hari fungsi dan tugas tersebut walaupun belum
optimal ternyata telah berjalan, misalnya Pemerintah Pusat mengeluarkan regulasi tentang
Tata cara pengurusan Surat Izin Praktik seperti Permenkes No. 2052/MENKES/PER/X/2011
TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN, Konsil Kedokteran
Indonesia (KKI) bertugas melakukan registrasi dokter dan melakukan pembinaan terhadap
penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilaksanakan bersama lembaga terkait sesuai
dengan fungsi masing-masing (pasal 7 (1, butir a dan c). Pemerintah Daerah selama ini
berperan memproses Penerbitan Izin Praktek baik melalui Dinas Kesehatan maupun melalui
(Kantor Perizinan Satu Atap).
Dari uraian diatas nyatalah pada kita bahwa peran dari Pemerintah Pusat, KKI dan Pemda
terbatas pada proses adminsitrasi negara saja secara formal, sementara peran untuk
membina dan mengawasi praktik kedokteran secara material dibebankan pada unsur ke-4
yakni organisasi profesi. Dalam prakteknya Organisasi Profesi tidaklah mengambil
keseluruhan pengawasan dan pembinaan material ini, sebagian dijalankan oleh Majels
Kehormatan dan Disiplin Kedokteran Indonesia ( MKDKI) yakni sebuah badan Independent
dibawah KKI yakni yang memeriksan pengaduan menyangkut standard dan kompetensi
dokter/dokter gigi. Sementara itu Yang dikerjakan (dalam hal ini diawasi dalam rangka
pembinaan oleh Organisasi Profesi (yakni IDI dan PDGI) hanyalah yang menyangkut etik
profesi saja.
Dalam kenyataannya sehari-hari masih banyak orang termasuk Pejabat Tinggi Negara yang
belum memahami dengan baik interaksi pasal 7, pasal 71 dan paal 72 UU.No 29/2004 ini
sehingga memunculkan komentar2 yang tidak saja terkesan tidak memahami undang2 juga
tidak proporsional karena terkesan membela secara membabi buta.

Untuk meletakkan informasi yang tepat tentang pengawasan dan pembinaan praktik kedokteran serta
untuk mendorong optimalisasi peran serta masyarakat dalam pengawasan praktik dokter, ASOSIASI
DOSEN HUKUM KESEHATAN INDONESIA bekerja sama dengan Program Studi Magister Hukum
Kesehatan UNIKA SOEGIJAPRANATA – SEMARANG bermaksud untuk melaksanakan Webinar Nasional
dengan judul MENCEGAH FRAUD DALAM PROSEDUR MEDIK DAN PRAKTEK KEDOKTERAN

II. PEMBICARA DAN MODERATOR


Pembicara Utama

1. Prof. Roy Beran (ex General Secretary of World Association for Medical Law);Australia
2. DR. Arry Budiaty SH.MH (Asosiasi Dosen Hukum Kesehatan Indonesia)
3. Dr.M.Nasser SpKK,Doctor of Law (Asosiasi Dosen Hukum Kesehatan Indonesia)

Pembahas Utama :

1. Prof. DR.Dr.Noyorono Wibowo SpOG


2. Dr.Chaidir SpOT (K)
3. Dr. Dr.Muhammad Munawar SpJP (K)
4. Dr. Titut Suroyo SpRad (K)

Moderator : DR.Dr.Anwar Santoso SpJp FIHA & DR. Endang Wahyati Y. SH.MH

III. WAKTU PELAKSANAN : Sabtu, 9 April 2022, pukul 10-12.00 WIB

IV. PESERTA : - Dokter Indonesia


- Wakil2 dari Perhimpunan Spesialis/Perhimpunan Dokter Umum
- Dosen dan Mahasiswa Hukum Kesehatan
- Dinkes Tkt 1 dan Tkt 2

V. HASIL YANG DIHARAPKAN TERCAPAI :


Peserta Webinan mendapatkan informasi yang cukup bahwa dalam jumlah kecil (ada satu-
dua ) orang yang pendidikannya dokter tetapi memiliki sifat-2 tidak terpuji dan
menggunakan pelayanan kesehatan untuk mencari rupiah secara tidak terpuji.. Oleh karena
itu Webinar diharapkan dapat :
- Mencegah Dokter Indonesia memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat untuk
memperoleh Keuntungan finansial
- Meningkatkan pemahaman mendalam tentang Pembinaan dan Pengawasan
Praktik Kedokteran yang harus dilakukan secara kolektif dan bertanggung jawab
- Mengedepankan perlindungan masyarakat demi keselamatan dan kesehatan
pasien.

VI. LAIN-LAIN : Webinar ini dilaksanakan sebagai Serial dua bulanan dalam rangkaian peran
serta menyebarluaskan pemahaman Hukum Kesehatan di tanah air.

Anda mungkin juga menyukai