Anda di halaman 1dari 58

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DAN PENGETAHUAN

IBU HAMIL DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI


PERSALINAN DI MASA PANDEMI COVID-19
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KALASUGE KECAMATAN
TABUKAN UTARA

PROPOSAL

SHEIREN MATILDA MAMUKO


17061031

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan hal wajar yang terjadi pada wanita produktif. Ketika
wanita mengetahui dirinya hamil dia akan merasa senang karena merupakan hal
yang paling ditunggu-tunggu bagi seorang ibu yang menanti anaknya. Namun
pada proses kehamilan ibu merasakan kecemasan apalagi ditambah dengan
adanya pandemi (Yasin, 2019). Kecemasan tersebut meliputi janin yang akan
dilahirkan serta bagaimana perawatan anak-anaknya ketika sudah lahir karena
ibu takut ketika berada di rumah sakit akan tertular dengan virus covid19 dan
akan menjalankan prosedur sesuai protokol kesehatan (Nurhasanah,
2021).Apabila seorang ibu memiliki pengetahuan yang lebih tentang resiko tinggi
kemungkinan akan berperilaku untuk mencegah resiko tinggi (Dumayanti ,2016).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kecemasan ibu hamil akan dirinya dan anaknya
yang baru lahir akan tertular oleh virus covid19 karena ibu takut dirinya dan
anaknya akan di tindak lanjuti berdasarkan protokol kesehatan.
Menurut World Health Organization (WHO) kematian ibu masih cukup
tinggi, setiap hari diseluruh dunia sekitar 800 perempuan meninggal akibat
komplikasi dalam kehamilan atau persalinanan. Angka 90% terjadi pada saat
persalinan dan setelah persalianan (Hariani, 2016). (WHO) pada tahun 2013
diperkirakan diseluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal saat hamil atau
bersalin 28% resiko kematian yang terjadi pada ibu adalah pendarahan (Syahda,
2018). jadi dapat disimpulkan kebanyakan perempuan meninggal dikarenakan
mengalami komplikasi dalam kehamilan ataupun persalinan, dan angka 90%
terjadi pada persalaian dan setelah ibu bersalin.
Angka kematian ibu (AKI) di indonesia tertinggi di Asia tenggara dengan
jumblah kematian ibu sebesar 228/100.000 kelahiran hidup dibandingkan dengan
kematian ibu disingapura sebesar 6/100.00, Filipina 112/100.000, Brunei
22/100.00 kelahiran hidup (Mukharrim dkk, 2019). Angka kematian ibu di Asia
selatan 69.000 jiwa, Asia tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu dinegara

1
2

asia yaitu Indonesia 190/100.00, Vietnam 49/100.000, Thailand 26/100.00,


brunei 27/100.00, Malaysia 29/100.000 kelahiran hidup (Nurmawati, 2018). Jadi
dapat disimpulkan bahwa angka kematian ibu di ASIA selatan lebih banyak dari
angka kematian ibu di Asia tenggara,Sedangkan di asia tenggra Indonesia
menjadi yang tertinggi angka kematian ibu.
Pada tahun 2016 angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi
yaitu mencapai 359 per 100.00 kelahiran hidup, angka tersebut menduduki
peringkat pertama di bagian asia tenggra (Rafikasari, 2017). Dan pada tahun
2019 angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi yaitu, 305 per
100.00 kelahiran hidup (Susiana, 2019). Menurut kemenkes RI (2016), beberapa
terobosan dalam penurunan AKI di indonesia telah dilakukan salah satunya
program persalinan namun program tersebut menitiberatkan masyarakat atas
kepedulian dan peran keluarga dan masyarakat dalam melakukan pencegahan
dini untuk meghindari resiko kesehatan pada ibu hamil (Mukharrim dkk, 2019).
Jadi dapat disimpulkan pada tahun 2016 indonesia memiliki angka kematian
yang masih tinggi dan pada tahun 2019 AKI di Indonesia masih tetap tinggi,
namun masyarakat dan keluarga tidak memiliki kepedulian atas program yang
dijlankan kemenkes untuk pencehagan dini resiko tinggi pada ibu hamil.
Angka kematian ibu (AKI) di Selawesi Utara pada tahun 2015 ditemukan
sekitar 71 kasus kematian pada ibu dan terjadi penurunan di tahun 2016 menjadi
54 kasus kematian ibu hamil. Pada tahun 2017 Dinas kesehatan kota Tomohon
melaporkan adanya 1.656 ibu hamil yang akan dijadikan sasaran untuk
mendapatkan pelayanan antenatal (Mampuk,2017). Kasus kematian ibu di
profinsi Sulawesi utara pada tahun 2016 mengalami penurunan dibandingan
dengan tahun 2015, dimana pada tahun 2016 diperolah data terdapat 54 kasus
menurun dibandingan dengan tahun 2015 sebnyak 71 kasus kematian ibu, dalam
(buku dinas kesehatan daerah provinsi sulut, 2017) jadi dapat disimpulkan angka
kematian ibu pada tahun 2016 mengalami penurunan dibandingan dengan tahun
sebelumnya 2015.
3

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka kematian pada


ibu (AKI) salah satunya adalah pemeriksaan antenatal, pelayanan ini dipantau
melalui pelayanan kunjunga ibu hamil K1 sampai kunjungan k4 daln pelayanan
ibu hamil sesuai standar paling kurang 4kali (sukmo, 2017) menurut kemenkes
RI (2016), beberapa terebosan dalam menurunkan angka kematian pada ibu di
Indonesia telah dilakukan salah satnya program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi. Tetapi program tersebut menitikberatkan kepedulian
masyarakat dan keluarga dalam melakukan deteksi dini (Mukharrim, 2019). jadi
dapat disimpulkan bahwa untuk mengurangi angka kematian salah satu program
pemerintah adalah pemeriksaan antenatal dan perencanaan persalinan agar
mengurangi resiko tinggi pada ibu dan bayi, tapi masih masih ada keluarga dan
masyarakat tidak ikut peran dalam menjalankan program pemerintah.
Sebelum pandemi ibu yang memiliki tingkat kecemasan mengenai persalinan
sabanyak 13% dan setelah masa pandemi kecemasan ibu hamil meningkat
menjadi 50,7% kecemasan ibu hamil meningkat setelah masa pandemi covid19
(Kartini dkk, 2019). Rasa cemas ibu disebabkan karena ibu khawatir akan
janinnya setelah lahir akan tertular dengan virus covid19 dan akan berdampak
pada kesehatan bayinya (Nurhasanah, 2021). Jadi disimpulkan bahwa tingkat
kecemasan ibu hamil dalam kesiapan menjelang persalinan dari 13% meningkat
menjadi 50,7% seletelah pandemi.
Masalah tingkat kecemasan pada ibu hamil diwilayah kerja puskesmas
kalasuge menjadi masalah utama atau serius. 14 ibu hamil yang diwawancarai
oleh peneliti 10 orang ibu hamil mengatakan kecemasannya meninggkat setelah
adanya pandemi karena pengetahuan ibu hamil masih cukup kurang dan 4 ibu
hamil mengatakan kecemasannya pada tingat sedang karena ibu hamil tersebut
memiliki pengetahuan yang cukup. Masalah kecemasan ibu hamil diwilayah
kerja puskesmas kalasuge setelah masa pandemi meningkat karena minimnya
pengetahuan sehingga kesiapan ibu hamil dalam menghadapi persalinan
terhambat dikarenakan banyak ibu hamil yang melakukan persalinan di rumah
dari pada di puskesmas atau rumah sakit, karena ibu hamil berpikir akan tertular
4

dengan covid19 pada dirinya dan bayi yang akan dilahirkan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tingkat kecemasan dan pengetahuan menjadi masalah utama
pada ibu hamil diwilayah kerja puskesmas kalasug

1.2 Pertanyaan Penelitian


Apakah ada hubungan tingkat kecemasan dan pengetahuan ibu hamil dengan
kesiapan menghadapi persalinan dimasa pamdemi di wilayah kerja Puskesmas
Kalasuge

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat kecemasan dan penhetahuan ibu hamil
dengan kesiapan menghadapi persalinan dimasa pandemi covid-19
diwilayah kerja puskesmas Kalasuge. Kecamatan Tabukan Utara
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik demografi ibu hamil diwilayah kerja
puskesmas Kalasuge
2. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil dengan kesiapan
menghadapi persalinan dimasa pandemi di wilayah kerja puskesmas
Kalasuge
3. Untuk mengetahui pengetahuan ibu menghadapi persalinan dimasa
pandemi di wilayah kerja puskesmas Kalasuge
4. Untuk mengetahui kesiapan mengahadapi persalinan di masa pandemi
covid-19 diwilayah kerja puskesmas Kalasuge
5. Untuk menganalisis antara hubungan tingkat kecemasan dan
pengetahuan ibu hamil dengan kesiapan menghadapi persalinan dimasa
pandemi diwilayah kerja puskesmas Kalasuge
5

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini sebagai bahan informasi dan diharapkan
dapat menambah pemahaman mahasiswa keperawatan, perawat dan bidan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dan sebagai sumber
pengetahuan atau informasi pada masyarakat tentang tingkat kecemasan dan
pengetahuan ibu hamil menghadapi persalinan dimasa pandemi covid-19 di
wilayah kerja puskesmas kalasuge.

1.4.2 Praktis
1. Bagi perawat
Hasil penelitian ini menjadi salah satu sumber informasi dan acuan bagi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan bagi ibu hamil dalam
menghadapi persalinan di masa pandemi
2. Bagi Puskesmas
Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi perawat dan bidan yang ada di
wilaah kerja puskesmas kalasuge untuk dijadikan sumber informasi
untuk memberikan asuhan keperawatan bagi ibu hamil dalam
menghadapi persalinan dimasa pandemi.
3. Bagi ibu hamil
Penelitian ini dapat menjadai salah satu sumber informasi dan acuan bagi
ibu hamil dalam menghadapi persalinan dimasa pandemi.
4. Bagi peneliti lanjutan
Penelitian ini dapat menjadi sumber rujukan dan referensi untuk peneliti
selanjudnya.
6

DAFTAR PUSTAKA
Syahda, S. (2018). Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang resiko tinggi
dalam kehamilan dengan kejadian resiko tinggi dalam kehamilan diwilayah
kerja puskesmas kampar. Jurnal Doppler, 2(2).
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/doppler/article/view/197
pada tanggal 23 februari 2021, jam 18.00 WITA.

Nurmawati, N. (2018). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan resiko


tinggi dipuskesmas cibatu kabaupaten Bekasi provinsi jawa barat tahun
2017 . Ilmu dan Budaya, 40(57).
http://journal.unas.ac.id/ilmu-budaya/article/view/430 Pada tanggal 24
februari 2021, jam 17.00 WITA

Heriani, Heriani. "Kecemasan dalam Menjelang Persalinan Ditinjau Dari Paritas,


Usia dan Tingkat Pendidikan." Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan 1.2
(2016): Hal-0 https://aisyah.journalpress.id/index.php/jika/article/view/14
pada tanggal 23 februari 2021, jam 17.15 WITA

Kartini, Farida. "Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hmail Trimester III Mengenai
Persalinan." Jurnal Kebidanan dan Keperawatan'Aisyiyah 15.2 (2019): 202-
211. http://digilib.unisayogya.ac.id/4832/1/Farida%20Kartini%202.pdf pada
tanggal 2 maret 2021, jam 14.00 WITA

Nurhasanah, Ifa. "Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan pada Ibu Hamil saat
Pandemi Covid-19: Literatur Review." Jurnal Bidan Komunitas 4.1 (2021):
25-30. http://ejournal.helvetia.ac.id/index.php/jbk/article/view/4769 pada
tanggal 22 februari 2021, jam 20.20 WITA
7

Yusriani, Yusriani, Muh Said Mukharrim, and Reza Aril Ahri. "Pelaksanaan Program
Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Melalui Peran
Keluarga." Jurnal Ilmiah Kesehatan 18.2 (2019): 49-58.
http://journals.stikim.ac.id/index.php/jikes/article/view/222 pada tanggal 23
februari 2021, jam 22.35 WITA

Handayani, Sri, and Kismi Mubarokah. "Kondisi Demografi Ibu dan Suami pada
Kasus Kematian Ibu." HIGEIA (Journal of Public Health Research and
Development) 3.1 (2019): 99-108.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia/article/view/23060 pada
tanggal 23 februari 2021, jam 22.50 WITA

Kemenkes.(2016).Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara.Dinas Kesehatan Profinsi


Sulawesi Utara. https://www.scribd.com/document/382799405/Buku-Profil-
Kesehatan-Sulut-2016 pada tanggal 24 februari 2021, jam 20.00 WITA
8
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan membahas mengenai variable-variabel dari yang


diangkat, meliputi variable dependen tentang tingkat kecemasan dan
pengetahun yang dimilai dari definisi kecemasa, tingkat kecemasan, dan
factor-faktor kecemasan dan definisi pengetahuan. Kemudian akan membahas
variable independent tentang kehamilan yaitu definisi kehamilan, Perubahan
psikologi dan fisiologi selama kehamilan. Peneliti memperoleh kepustakaan
ini dari buku teks dan jurnal yang diakses melalui google scholar. Akhir dari
bab ini, akan dibahas mengenai penelitian-penelitian yang terkait denga topik
penelitian ini dan aplikasi dari konsep teori ahli keperawatan.

2.1 Tingkat kecemasan dan pengetahuan


2.1.1 Kecemasan
1. Definisi Kecemasan
Kecemasan adalah perasaan khawatir,gugup, atau gelisah yang dirasakan
seseorang tentang sesuatu dengan hasil yang tidak pasti dan dapat mengiringi dan
memengaruhi atau menyebabkan depresi(kajdy et all, 2020). Pada sebuah penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa kecemasan adalah salah satu
factor yang dapat menimbulkan emosi negative yang paling umum selama pada masa
kehamilan, terutama umumnya terjadi pada saat trimester ketiga (silva at al., 2017).
Wanita yang dalam masa kehamilnya merupakan salah satu kelompok yang rentang
juga mengalami gangguan psikologi, termasuk gangguan kecemasan. Adanya
pandemi seperti saat ini dapat menjadi factor resiko yang dapat memengaruhi
terjadinya peningkatan kecemasan pada setiap ibu hamil diselur dunia (Bender et
al,2020). Dengan demikian kecemasan pada umumnya terjadi pada saat trismester
ketiga, karena adanya pandemi saat ini membuat para ibu hamil merasa
kecemasannya meningkat.

9
10

Kecemasan yang sering dirasakan ibu seperti takut akan terjadi komplikasi pada
ibu dan janin, takut akan nyeri pada saat persalinan, takut tidak bisa melahirkan
secara normal,takut akan jahitan perineum,takut akan terjadi pendarahan,takut tidak
akan dapat memberikan ASI terhadap bayinya dan takun tidak bisa merawat bayinya
nanti. Beban psikologis pada ibu akan mempengaruhi kesehatan fisik dan janin yang
ada dalam kandungan (sehmawati,2020). Penelitian yang dilakukan oleh Corbett et al
tahun 2020 menunjukan bahwa ibu hamil merasakan kkhawatir mengenai kesehatan
meraka dan janin selama masa pandemi saat ini karena ibu hamil lebih memiliki
resiko tinggi akan terpaparnya virus tersebut (Nurhasanah, 2021). Kesiapan ibu dalam
menjalang persalinan merupakan salah satu factor yang berkaitan dengan kecemasan
yang dirasakan pada ibu hamil. Beberapa factor yang membuat ibu hamil merasa
cemas yaitu dukungan social (keluarga), ancaman penyebaran virus dan dampak
civid19, aktivitas fisik, pelayanan kesehatan, status ekonomi, dan kekahwatiran
mengenai covid-19 yang memiliki jumlah kasus yang tinggi (Nurhasanah, 2019).

2. Etiologi
Kasus corona virus menyerang semua kalangan salah satunya ibu hamil.hal ini
menyebabkan seluruh ibu hamil mengalami kecemasan bahkan ada yang mengalami
stress. Ibu hamil yang mengalami kecemasan sampai stress diakibatkan karena
berbagai macam masalah diantaranya adalah ekonomi, keluarga, pekerjaan, serta ibu
merasa khawatir akan kehamilannya sendiri dan persalinan. Keadaan tersebut
menyebabkan psikolgi yaitu rasa cemas yang akan di alami ibu (Nurhasanah, 2021).

3. Tingkat kecemasan
Para ahli membagi bentuk kecemasan dalam dua tingkat yaitu psikologis dan
fisiologis (Illustri, 2018)
1. Tingkat psikologis, yaitu kecemasan yang berwujud sebagai gejala-gejala
kejiwaan,seperti
a. tegang
b. khawatir
11

c. bingung
d. susah konsentrasi
e. perasaan tidak menentukan dan sebagainya
2. Tingkat fisiologi, yaitu kecemasan yang telah mempengaruhi atau terwujud pada
gejala-gejala fisik, terutama pada system syaraf, seperti
a. perut mual
b. susah tidur
c. gemetar
d. jantung berdebar-debar
e. dan sebaginya

4. Komplikasi
Ibu hamil yang mengalami kecemasan berat bahkan sampai mengalami stress
dapat mengakibatkan kesehatan ibu dan janin terganggu salah satunya ibu
mengalami keguguran atau janin yang akan dilahirkan prematur (Nurhasana,
2021). Gangguan psikologi selama kegamilan dapat memicu komplikasi dengan
kelahiran premature, berat badan lahir rendah, pertumbuhan janin terhambat, dan
komplikasi pasca kelahiran (Tantona,2020).

5. Factor-faktor kecemasan
Kecemasan ibu hamil menjelang persalinan dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu:
usia ibu hamil, paritas dan dukungan keluarga ( Walengwangko, 2017)
a. Usia, kecemasan menurut usia ibu yang memberi dampak terhadap perasaan takut
dan cemas yaitu dibawah usia 20 tahun serta di atas usia 31-40 tahun serta di usia
kategori kehamilan yang beresiko tinggi.
b. Paritas, paritas sjuga dapat mempengaruhi kecemasan ibu dimana paritas merupakan
salah satu factor yang bias dikaitkan dengan aspek psikologis,pada ibu primigravida.
Belum ada bayangan mengenai apa yang akan terjadi ketika persalinan nanti dan
ketakukan sering muncul karena sering juga mendengarkan cerita mengerikan dari
teman ataupun kerabat tentang ketika persalinan salah satu ibu ataupun bayi akan
12

meninggal, dan ini akan mempengaruhi proses berpikir sang ibu apalagi persalinan
pertama si calon ibu tidak tahu apa yang akan terjadi pada saat persalinan nanti.
c. Dukungan keluarga, dukungan keluarga sangatlah penting terlebih kusus sang suami
sangatlah penting berperan dalam menjaga atau mempertahankan integritas seseorang
baik secar fisik maupun psikoogisnya. Seseorang dalam keadaan stress akan mencari
dukungan dari orang lain sehingga dengan adanya dukungan dari keluarga terlabih
suami maka kecemasan yang dirasakan ibu akan berkurang.

2.1.2 Pengetahuan
1) Definisi
pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui seseorang tentang kehamilan
resiko tinggi. Apabila seseorang ibu hamil memiliki pengetahuan yang lebih tentang
resiko tinggi kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan berpikir untuk
menentukan sikap dan berperilaku untuk mencegah, menghindari atau mengatasi
masalah resiko kehamilan tersebut. Ibu yang memiliki sikap yang positif tentang
kehamilan resiko tinggi.maka ibu akan memiliki kesadaran untuk melakukan
kunjungan antenatal untuk memeriksakan kehamilan agar mencegah resiko dan dapat
ditangani secara dini (Dumayanti, 2016). Jadi dapat disipulkan bahwa pengetahuan
sangatlah penting bagi semua orang terutama ibu hamil agar dapat menghindari
resiko tinggi dan dapat melakukan pencegahan secara dini.
Pengetahuan tentang persalinan dapat mempengaruhi kecemasan ibu hamil
menjelang persalinan, karena pada ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang akan
akan memangdang proses persalinan sebagai sesuatu yang menakutkan. Dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Fazdria, 2016).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan sangat berpengaruh pada kecemasan ibu
hamil yang akan menjelang persalinan karena sebagian ibu hamil berpikir
13

persalinan adalah sesuatu yang menakutkan.

2.1.3 Kehamilan
1). Definisi
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang
tumbuh didalam tubuhnua didalam Rahim. Kehamilan pada manusia berkisar 40
minggu atau 9 bulan, dihitung dar awal periode menstruasi terakhir sampai
melahirkan.kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang memerlukan
perawatan khusus, agar dapat berjalan dengan baik kehamilan mengandung
kehidupan ibu maupun janin (maternity dan putry, 2017). Jadi dapat disimpulkan
bahwa kehamilan merupakan janin yang tumbuh dalam Rahim seorang wanita selama
9 bulan atau 40 minggu dan pada masa kehamilan harus memiliki perawatan khusu
agar kehamilan tetap terjaga kehidupan pada ibu maupun bayinya.
Kehamilan adalah proses yang normal dan dimulai dari konsepsi sampai bayi
lahir (prawirohardjo,2008) dalam (Illustri, 2018).periode kehamilan dihitung sejak
hari pertama haid sampai haid terakhir (HPHT) sampai persalinan (Varney Helen,
2006) dalam (Illustri, 2018). Kehamilan berarti dimulainya kehidupan berdua dimana
ibu mempunyai tugas untuk menjaga dan memelihari janin yang sedang
dikandungnya sampai cukup bulan dan meghadapi proses persalinan yang sesuai
waktu persalinan (Manuaba,dkk, 2007) dalam (Illustri, 2018). Jadi dapat disimpulkan
bahwa kehamilan adalah proses yan normal bagi wanita dan dimulai dari konsepsi
sampai bayi lahir dan kehamilan dimulainya kehidupan ibu dn janinnya dimana ibu
sudah mempunyai tugas yaitu menjaga dan memelihara janin yang ada
dikandungannya sampai pada proses persalinan.
1) Perubahan psikologi dan fisiologi selama kehamilan
Pada masa kehamilan akan terjadi berbagai perubahan pada seorang
ibu, baik itu secara fisiologi maupun psikologis sang ibu. Perubahan tersebut
dikarenakan adanya pengaruh hormone. Hal ini menyebabkan ibu merasa
tidak tidak nyaman selama kehamilan dan memicu timbulnya stress yang di
14

tandai dengan ibu sering merasa murung dan akan muncul rasa takut ataupun
cemas. Pengeruh perubahan hormone yang berlangsung selama masa
kehamilan juga berperan dalam perubahan emosi, dapat membuat perasaan
jadi tidak menentu, konsentrasi berkurang dan sering pusing. Perubahan psikis
terjadi pada tiga tahap yaitu trimester pertama, trimester kedua, dan trimester
ketiga. (Lisa R dkk, 2017).
1).perubahan psikis trimester pertama
Biasaya seorang ibu lebih mudah mengalami depresi, timbul rasa kecewa, cemasa,
penolakan akan kehamilannya dan merasa sedih atas perubahan-perubahan yang
dialminya selama kehamilan
2). Parubahn psikis trimester kedua
Pada trimester ini keadaan psikologis ibu Nampak lebih tenang dan mulai dapat
beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang dialami pada masa kehamilan.
4). Perubahan psikis trimester ketiga
Perubahan ibu kelihatan lebih kompleks dan meningkat kembali dibanding
dengan keadaan psikolis pada trimester sebelumnya. Dikarenakan ibu tersebut sudah
mulai merasakan bahwa ada janin dalam rahimnya yang semakin lama semakin
membesar dan sejumlah kekuatan mulai bertambah, ibu akan merasa lebih cemas
dengan kehidupan bayi serta keadaan ibu sendiri.

3). Anatomi dan Fisiologi (Buku ajar asuhan kebidanan pada kehamilan 2017)
a. uterus
pada awal kehamilan penebalan uterus distimilasi oleh hormone estrogen
dan sedikit progesterone. Pada awal kehamilan tuba falopi, ovarium dan ligamentum
rotundum berada sedikit dibawahh apeks fundus, sementara pada akhir kehamilan
akan berada sedikit diatas pertengahan uterus. Pada saat itu posisi plasenta juga akan
mempengaruhu penebalan-penebalan sel-sel otot uterus, dimana bagian uterus akan
mengelilingi tempat implentasi plasenta akan bertambah besar lebih cepat sehingga
membuat uterus tidak rata.
15

b. Serviks
satu bulan setelah kondisi serviks akan menjadi lebih lunak dan menjadi
kebiruan. Perubahan ini terjadi karena akibat adanya penambahan veskularisasi dan
terjadi edeme atau pembengkakkan pada seluruh serviks, Bersama dengan terjadinya
hipertrifi dan hyperplasia pada kelenjar seviks. Serviks merupakan organ yang
kompleks dan hetoragen yang mengalami perubahan begitu luar biasa selama
kehamilan dan pada saat persalinan.
c. Ovarium
Pada proses ovulasi selama masa kehamilan akan terhenti dan pemetangan
folikel baru juga akan tertunda. Folikel ini akan berfungsi meksimal selama 6-7
minggu pada awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil
progesterone dalam jumlah yang relati minimal.
d. Vagina dan perineum
Selama masa kehamilan terjadi peningkatan vaskularisasi dan hyperemia
terlihat jelas pada kulit dan otot-otot pada perineum dan vulva. Sehingga vagina akan
terlihat berwarna keunguan. Perubaha ini meliputi lapisan mukosa dan hilangnya
sejumlah jaringan ikat dan hiperttofi pada sel-sel otot polos. Setelah itu dinding
vagina akan mengalami banyak perubahan yang merypakan persiapan untuk
mengalami peregangan pada saat persalinan dengan meningkatkan ketebalan
mukosa,dan mengondornya jaringan ikat dan hipertrifi sel otot polos.

4). Patofisiologi
Pada ovulasi ovum dibedakan ke dalam rongga abdomen tapi lamgsung
diambil oviduktus. Dilengkapi fimbrie. Fimbrie dilapasi oleh silia yaitu tonjolan
tonjolan halus mirup rambut yang bergetar seperti gelmbang kea rah interior
oviduktus. Setelah ditaruh da dalam vagina pada saat ejakulasi, sperma-spermas
tersebut harus berjalan melewati kanalis servikalis, uterus dan kemudian menuju telur
disepertiga atas oviduktus. Rintangan pertama adalah melewati kanalis servikalis.
Pada waktu kadar estrogen tinggi seperti terjadi pada filokel mateng maka akan
16

berevolusi, mucus servik akan menjadi tipis dan encer sehingga sperma dapat
menembus. Setelah sampai uterus kontrakisi myometrium akan mengaduk sperma,
pada saat sampai oviduktus sperma harus bergerak melawan silia, gerak ini akan
dipermudah oleh kontraksi antripristaltik otot polos ovadiktus (Buku ajar asuhan
kehamilan 2017).

5). Tanda dan Gejala (Buku ajar asuhan kebidanan pada kehamilan)
a. amenorea (terlabat datang bulan). Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak
terjadi pembentukan folikel dan ovulasi. Dengan mengetahui haru pertama haid haid
terkhir dengan munggunakan perhitungan menggunakan rumus yang dapat
menentukan waktu persalinan.
b. mual dan muntah (emesis). Pengaruh estrogen dan progesterone yang
menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebih.mual dan muntah terutama
terjadi pada pagi hari disebut morning sickness. Dalam batas waktu fisiologis keadaan
ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah nafsu makan akan menjadi berkurang.
c. Ngidam. Wanita hamil sering merasakan atau menginginkan makanan
tertentu, keinginan yang demikian dinamaka ngidam.
d. sinkope atau pingsan. Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala
(sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan akan menimbulkan sinkope
atau pingsan. Keadaan ini akan menghilang ketika usai kandungan atau kehamilan 16
minggu.
e. payudara tegang. Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotrifin
akan menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara. Kemudian payudara
akan membesar dan tegang. Ujung saraf akan tertekan sehingga menyebabkan rasa
sakit terutama pada kehamilan pertama.
f. sering miksi. Desakan Rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi. Pada trimester II keadaan ini akan hilang.
g. konstipasi atau obstipasi. Pengaruh progesterone dapat menghambat
peristaltic usus, sehingga mengalami kesulitan untuk buang air besar.
17

h. pigmentasi kulit.keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis


anterior menyebabkan pigmentasi kulit disekitar pipi (kloasma gravidarum), pada
dinding perut (strie lividae, strie nigra, linea alma makin hitam) dan sekitar payudara
(hiperpigmentasi areola mamae,puting susu semakin menonjol, kelenjar Montgomery
menonjol, pembuluh darah manifes sekitar payudara).
i. epulis. Hipertrofi gusi yng disebut epulis, dapat teradi bila hamil.
j. varises atau penampakan pembuluh darah vena. Karena adanya pengaruh
dari estrogen dan progesterone sehinga terjadi penampakan pembuluh dara vena.
Penampakan pembuluh darah tersebut akan menghilang setelah persalinan.

6). Komplikasi
Komplikasi kehamilan terjadi selama kehamilan dan juga bisa terjadi setalah ibu
melahirkan. Komplikasi yang terjadi seperti, KPD, perdarahan, abortus, preeklamsia
dan eklamsia yang dapat menyebabkan resiko pada ibu maupun janinnya yang akan
mempengaruhi proses persalinan (ikhlasiah, 2017).

7). Penetalaksanaan keperawatan


Pengkajian keperawatan terdiri atas 1) pengkajian riwayat kehamilan secara
menyeluruh, 2) pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium (modul
keperawatan maternitas 2016).
1. Riwayat kehamilan secara menyuluruh
a. Karakteristik pribadi (usia,pekerjaan,suku agama, amggota keluarga
dirumah,berat badan, tinggi badan).
b. Riwayat keluarga yang dapat mempengaruhi kehamilan (seperti penyakit
yang diturunkan secara genetik).
c. Riwaat menstruasi/haid terkait pentuan hari pertama haid terakhir
(HPHT).
18

d. Riwayat kehamilan sebelumnya termasuk komplikasi kehamilan,


persalinan, neonatal dan post partum/nifas.
e. Riwayat kehamilan saat ini, (apakah ada penyakit sejak awal kehamilan).
f. Kebiasaan peggunaan obat-obattan, merokok dan kafein (minum kopi atau
teh).
g. Sikap terhadap kehamilan ini (apakah positif atau negative).
h. Rencana persalinan.

2. Pemeriksaan fisik
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, sebagai perawat dianjurkan terlebih
dahulu melakukan TTV pada ibu hamil seperti tekanan darah,nadi,respirasi,
dan suhu. Pemeriksaan fisik pada ibu hamil yang dilakukan meliputi :
a. Kepala dan leher
b. Dada dan jantung
c. Payudara
d. Kulit
e. Ekstermitas
f. Abdomen
g. Vagina vulva
h. Panggul

3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada awal kehamilan untuk mengetahui
atau mengidentifikasi resiko yang dapat terjadi. Pemeriksaan laboratorium
yang sering dilakukan pada awal kehamilan yaitu ultrasonografi (USG),
pemriksaan urun (apakah terdapat proteinuria atau glokosuria).
19
2.3 Penelitian terkai

N Penulis Tempat Tahu Tujuan Desain/Motode/ Populasi/ Hasil Manfaat dan


o n Statistik Test Sampling/Sampe atau limitasi
l dari
penelitian
1. Syadah. Diwilayah 2018 untuk Jenis penelitian ini Populasi dalam hasil Agar dapat
S kerja menganalisa adalah survei analitik penelitian ini penelitian diketahui
puskesmas hubungan dengan desain adalah seluruh menunjukan apakah
kampar pengetahuan rancangan cross ibu hamil yang bahwa ada seluruh ibu
dan sikap ibu sectional ada diwilayah hubungan hamil yang
hamil tentang kerja puskesmas antara ada
resiko tinggi Kampar. Dan pengetahua diwilayah
dalam sampel n dan sikap kerja
kehamilan berjumlah 226, dengan puskesmas
dengan jumblah 145 resiko Kampar
kejadian orang tinggi memiliki
resiko tinggi menggunakan dalam pengetahuan
dalam Teknik random kehamilan mengenai
kehamilan sampling resiko tinggi

20
21

dalam
kehamilan.
2. Yuliani. Dikecamata 2020 Untuk Desain penelitian Populasi target Hasil yang dengan
D.R n mengetahui yang digunakan dalam penelitian diperoleh adanya
baturraden gambaran adalah penelitian in adalah ibu adalah ibu penelitian ini
kecemasan deskriptif. hamil dan ibu hamil dan maka dapat
ibu hamil dan nifas ibu nifas dikehaui ibu
ibu nifas dikabupaten dikecamata hamil dan
dimasa banyumas. n ibu nifas
oandemi Sampel baturraden, memiliki
covid-19 penelitan 30 ibu pada masa kecemasan
hamil dan 23 ibu pandemi ringan-seang
nifas diwilayah covid-19 pada
kecamatan pandemi.
baturraden.deng Jadi
an Teknik diharapkan
penggunaan agar dapat
sampel adalah mengatasi
cluster. Sampel kecemasan
pada ibu hamil seara dini
22

diambil hanya dapat dibuat


28 program agar
menghindari
kecemasan
maupun
stress pada
ibu hamil
dan ibu nifas
sampai pada
proses
persalinan.
3. Fazdria Didesa 2016 untuk Jenis penelitian ini Populasi ini hasil dari Dengan
dkk teuang mengetahui adalah bersifat adalah seluruh mayoritas adanya
teungoh gambaran deskriptif dengan ibu hamil responden penelitian ini
kecamatan tingkat pendekatan cross trimester di memiliki deketahui
langsa kota kecemasan sectional. desa Teungoh tingkat bahwa
kabupaten pada ibu sebanyak 25 kecemasan mayoritas
kota langsa hamil dalam orang (total sedang dan responden
menghadapi sampling) berat memilikigeja
persalinan sebanyak 12 la cemas dari
23

responden usia 20-35


(48%). Dari tahun. Jadi
3 (100%) dapat
responden diharapkan
berusia <20 pada semua
tahun ibu hamil
memiliki untuk dapat
gejala menumbuhka
cemas brat n kesadaran
dari 4 dari untuk
responden mrlakukan
berusia .35 pemerikasaa
tahun n kehamilan
mayoritas secara
memiliki rutin.dan
gejala disamping itu
sedang dan juga perlu
berat (50%) ada
dukungan
dari keluarga
24

dan suami
4. Alza. N Diwilayah 2017 Untuk Jenis penelitian in Populasi pada Hasil Dengan
kerja mengetahui adalah deskriptif penelitian ini penelitian adanya
puskesmas factor-faktor dengan rancangan adalah seluruh menunjukka penelitian ini
wiribrajan yang cross sectional.dan ibu hamil n factor dapat
memperngaru pengambilan sempel trimester III di yang diketahui
hi kecemasan menggunakan Teknik wilayah kerja berhubunga bahwa factor
pada ibu consecutive sampling puskesmas n dengan yang
hamil wirobrajan.deng kecemasan berpengaruh
trimester III an jumblah ibu hamil terhadap
populasi trimester kecemasan
sebanyak 235 III, adalah ibu hamil
orang dan dukungn trimester III
sempel dalam suami adalah
penelitian ini dengan p dukungan
sebanyak 61 value 0.048 suami. Jadi
responden. (p<o,05), dapat
sedangkan diharapkan
usia ibu, keluarga dan
tingkat suami dapat
25

Pendidikan, mengambil
pekerjaan, peran untuk
graviditas dukungan
dan latihan pada ibu
fisik tidak hamil agar
berpengaru terhindar
h dengan kecemasan
kecemasan maupun stres
pada ibu .
hmil
trimester III
dengan
p.0,05.
5. Simon. Di rsud la 2018 Untuk Jenis penelitian ini Populasi dalam Hasil Dengan
M tammamala mengetahui adalah menggunakan penelitian ini penelitian adanya
kabupaten hubungan Teknik kuantitatif sebanyak 47 ini penelitian ini
sopeng antara dengan metode pasien dan menunjukan bahwa
pengetahuan pendekatan cross sampel sebanyak kece,asn hubungan
dan dukungan sectional. 42 responden pada ibu antara
keluarga yang ditentukan untuk pengetahuan
26

dengan dengan Teknik variable dan


kecemasan purposive pengetahua dukungan
ibu hamil sampling. n diperoleh keluarga
dalam nilain p terhadap
menghadapi =o,006 , α kecemasan
persalinan. 0,05 dan pada ibu
untuk hamil
variable trimester III
dukungan dalam
keluarga menghadapi
diperoleh persalinan
p=0,002, α sangatlah
0,05. penting. Jadi
dapat
diharapkan
untuk
kedapannya
untuk
keluarga
dapat
27

menjalin
hubungan
dengan baik
dengan ibu
yang sedang
mengandung
terutama
suami
sangatlah
penting
memberi
dukungan
terhadap istri
agar
menghindari
tingkat
kecemasan
pada ibu
dimasa
kehamilan
28

maupun pada
saat proses
persalinan.
2.4 Aplikasi teori kesehatan precade-proceed
2.4.1 Gambaran Umum Teori Precede-Proceed
Precede-Proceed merupakan teori perubahan perilaku yang digunakan
untuk intervensi, implementasi dan evaluasi perilaku dalam promosi
kesehatan di komunitas atau masyarakat (Setyani, 2016). Dalam hal ini,
teori Precede-Proceed digunakan dalam membuat kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program kesehatan.
Model teori Precede-Proceed ini telah digunakan dalam
penelitian terkait kualitas hidup dan perilaku hidup bersih dan sehat. Nurul
Khoirun Nisa (2018), menggunakan teori Precede-Proceed pada
penelitiannya tentang Pengaruh Psikoedukasi dan Interactive Nursing
Reminder Berbasis Short Message Service dengan Pendekatan Teori
Lawrence Green Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Klien
Tuberkulosis. Kemudian teori ini juga digunakan dalam penelitian Rido
Rahmadani (2019) mengenai Strategi Promosi kesehatan Puskesmas
Colomadu II dalam Mensosialisasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Kepada Masyarakat. Selanjutnya, akan dibahas tentang konsep-
konsep dasar teori Precede-Proceed dari Lawrence Green.

2.4.2 Konsep – konsep dasar teori Precede-Proceed


Preced-Proceed dikemas dalam dua bagian. Bagian pertama, ialah
Precede (Predisposing, Reinforcing, Enabling, Constructs in,
Educational/Ecological, Diagnosis, Evaluation), dan terdiri dari dari fase 1
pengkajian sosial, fase 2 pengkajian epidemiologi, fase 3 pengkajian perilaku
dan lingkungan, fase 4 pengkajian pendidikan dan organisasi, dan fase 5
pengkajian administrasi dan kebijakan, yang berfokus pada perencanaan
program. Bagian kedua, ialah Proceed (Policy, Regulatory, Organizational,
Contructs in, Educational, Enviromental, Development) yang berfokus pada
implementasi dan evaluasi, terdiri dari fase 6 implementasi, fase 7 evaluasi

29
30

proses, fase 8 evaluasi dampak dan fase 9 evaluasi hasil (Setyani, 2016).
Dengan demikian, Precede-Proceed terdiri dari 9 fase, dimana 5 fase
merupakan bagian dari Precede dan 4 fase adalah bagian dari Proceed.
Fase yang pertama, ialah pengkajian sosial. Pada tahap fase ini
merupakan proses untuk mengidentifikasi pemahaman dan harapan
masyarakat terhadap kualitas hidup yang mereka miliki, dimana pada tahap
ini, para perencana program berusaha untuk memperoleh aspirasi tentang
masalah sosial yang memengaruhi kualitas hidup masyarakat (Setyani, (2016).
Jadi pengkajian sosial merupakan pengidentifikasian terhadap pemahaman
masyarakat mengenai suatu kualitas hidup.
Pada fase yang kedua membahas mengenai pengkajian epidemiologi.
Pada tahap fase ini, dilakukan untuk mengidentifikasi suatu masalah pada
status kesehatan, berdasarkan orang, tempat dan waktu. Dimana pada fase ini
akan mengkaji masalaha yang berhubungan dengan kesehatan (Satyani. 2016).
jadi dapat disimpulkan bahwa pengkajian epidemiologi untuk
mengidentifikasi malasah kesehatan yang terjadi pada masyarakat dan juga
bagi ibu hamil.
Pada fase ketiga, yaitu tentang pengkajian perilaku sesotang atau
masyarakat dengan factor lingkungan yang mereka tinggal yang dapat
mempengaruhi status kesehatan mereka sendiri (Setyani, 2016). Lingkungan
juga merupakan segala sesuatu yang ada disekitar manusia seperti benda, akal,
mahkluk hidup yang dapat mempengaruhi perkembangan diri sendiri
(Samranah, 2017) Jadi pada tahap atau pada fase yang ketiga ini berfokus
pada perilaku dan gaya hidup dilingkungan masyarakat sekitar yang dapat
mempengaruhi diri sendiri.
Pada fase keempat yaitu pengkajian Pendidikan dan organisasi. Dimana
pada fase ini merujuk pada tiga faktor yaitu, faktor pre disposisi, faktor
pendukung dan faktor pendorong, dimana berhungan dengan perilaku
seseorang atau masyarakat ( Setyani, 2016). Jadi pada fase ini berfokus pada
tiga faktor yang dapat mempengaruhi individu maupun masyarakat.
31

Faktor pertama yang mempengaruhi perilaku, yaitu faktor predisposisi.


Faktor predisposisi (predisposing factors) merupakan suatu keadaan yang
mudah dalam mempengaruhi perilaku seseorang yang mencakup tentang
pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, motivasi, kepercayaan
masyarakat terhadap sesuatu yang berkaitan dengan kesehatan, nilai yang
dimiliki sera norma yang berlaku, tingkat Pendidikan serta derajat ekonomi
dari setiap individu (Rachmawati dkk, 2017). Factor predisposisi juga
mempermudah perilaku antara lain yaitu, sikap, pengetahuan, kepercayaam,
nilai-nilai serta budaya (Purnomo dkk, 2017). Jadi dalam hal ini perilaku
seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan,
sikap, keprcayaan dari diri sendiri.
Faktor kedua yaitu faktor pendukung (enabling factors). Pada factor
yang kedua ini merupakan faktor yang mendukung terjadinya perilaku pada
individua tau masyarakat seperti sarana prasarana kesehatan misalnya
puskesmas, rumah sakit, posyandu, tempat sampah dan juga uang untuk
berobat (Purnomo dkk, 2017). Factor ini berkaitan dengan lingkungan, fisik
serta ketersediaan fasilitas kesehatan bagi masyarakat misalnya puskesmas,
obat-obatan dan sebagainya (Goal, 2017). Dengan demikian perilaku
seseorang bukan hanya berdasarkan pada pengetahuan dan sikap saja
melaikan juga didukung oleh sarana prasarana atau fasilitas kesehatan yang
ada.
Factor ketiga yaitu factor pendorong (reinforcing factors). Factor
tersebut dapat terwujud dalam sikap dan perilaku kesehatan atau juga oleh
petugas yang dapat memperkuat terjadinya perubahan perilaku. Factor-faktor
yang dimaksud ialah tsikap dan perilaku petugas kesehatan, tokoh agama,
serta sikap perilaku dari tokoh-tokoh masyarakat ( Goal, 2017). Yang
termasuk dalam factor pendorong yaotu orang tua, keluarga, masyarakat serta
tokoh agama dan perilaku dari teman sebaya yang menjadi panutan ( Purnomo
dkk. 2017). Jadi berperilaku sehat seseorang bukan hanya memerlukan
pengetahuan dan sikap yang baik melainkan dorongan dari orang-orang
32

terdekat, tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan orang-oramg


ada disekitar kita.
Fase yang kelima yaitu pengkajian administrasi dan kebijakan. Pada
fase ini merupakan suatu proses pengkajian administrasi tentang penilaian
sumber daya manusia dan sumber dana, kemudian pengkajian kebijakan untuk
melihat dan mengetahui apakah tujuan dan sasaran program sudah sesuai
dengan tujuan organisasi dan administrasinya ( setyani, 2016). Jadi dalam hal
ini fase yang kelima berfokus pada proses identifikasi tentang administrasi
dan kebijakan sebelum melaksanakan atau menjalankan suatu program
kesehatan.
Fase keenam ialah implemetasi program. Fase ini merupakan
implementasi perencanaan program kesehatan berdasarkan masalah social
epidemiologi yang telah diindentifikasi sebelumnya (Setyani, 2016). Jadi pada
fase ini berfokus pada pelaksanaan program kesehtan yang telah direncanakan
sebelumnya.
Fase ketujuh iyaitu evaluasi proses. Pada fase ini meruakan
pengevaluasian tentang program kesehatan yang telah dijalankan apakah
sesuai dengan yang direncanakan dan apakah sudah terpenuhi sesuai dengan
tujuan dari program tersebut ( Setyani, 2016). Jadi pada fase mengevaluasi
program yang telah dijalakan sesuai atau tidak dengan tujuan programyang
telah direncanakan sebelumnya.
Fase kedelapan yaitu evaluasi dampak. Fase ini dilakuka untuk menilai
keefektifan program dan melihat dampak yang terjadi pada individu maupun
masyaraka dari segi perilaku gaya hidup, lingkungan, serta perubahan-
perubahan dari factor-faktor predisposisi, pendukung dan pendorong
( Setyani, 2016). Jadi pada fase ini bertujuan untuk menilai dampak-dampak
dari progeam kesehatan yang telah dijalankan.
Fase evaluasi hasil, ialah fase kesembian dari teori precade-proceed.
Fase evalusai hasil merupakan kegiatan untuk melihat efek yang diperolah
dari program kesehatan terhadap kesehatan indivudu maupun komunitas
33

(Setyani, 2016). Dalam hal ini fase kesembilan berfokus pada perubahan dari
kesehatan yang diperolah dari program kesehatan yang telah dilajankan.

PRECEDE
Fase 5 Fase 4 Fase 3 Fase 2 Fase 1
Pengkajian Pengkajian Pengkajian Pengkajian Pengkajian
Administrasi Pendidikan Perilaku epidemiologi Sosial
dan dan organisasi dan
kebijakan lingkungan

Faktor
Predisposisi
Promosi
Kesehatan

Pendidikan Perilaku
Status Kualitas
Kesehatan Faktor dan gaya
kesehatan Hidup
Pendukung hidup
Kebijakan /
Peraturan
Organisasi

Faktor Lingkungan
Pendorong

Fase 6 Fase 7 Fase 8 Fase 9


Implementasi Evaluasi Proses Evaluasi Dampak Evaluasi Hasil
Program
34

Daftar pustaka
TANTONA, Muhamad Dwiky. Anxiety Disorders In Pregnant Women During
Covid-19
Pandemic. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 2020, 2.4: 381-392.
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/181
pada tanggal 18 februari 2021, jam 21.35 WITA
Nurhasanah, Ifa. "Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan pada Ibu Hamil saat
Pandemi Covid-19: Literatur Review." Jurnal Bidan Komunitas 4.1 (2021):
25-30. http://ejournal.helvetia.ac.id/index.php/jbk/article/view/4769 pada
tanggal 22 februari 2021, jam 20.20 WITA
Sehmawati, S., & Permatasari, A. S. (2020, December). Self-Hypnosis Terhadap
Tingkat
Kecemasan Ibu Hamil Dalam Persiapan Menghadapi Persalinan Di Masa
Pandemic Covid-19. In CALL FOR PAPER SEMINAR NASIONAL
KEBIDANAN (Vol. 1, No. 1, pp. 58-65).
http://jurnal.unw.ac.id:1254/index.php/semnasbidan/article/view/820 pada
tanggal 22 februari 2012, jam 15.22 WITA

Ilustri, I. (2018). Gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang


perubahanpsikologis masa kehamilan. Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi
Science Kesehatan, 9(2).
http://jurnal.stikes-aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/134
pada tanggal 28 februari 2021, jam 17.55
Ikhlasia, M., & Riska, S. (2018). Hubungan antara komplikasi kehamilan dan riwayat
persalinan dengan tindakan sectio caesarea Jurnal JKFT, 2(2), 1-7.
http://jurnal.umt.ac.id/index.php/jkft/article/view/690 pada tanggal 1 april
2021, jan 13.40 WITA
Penyusun, T. buku ajar asuhan kehamilan disertai daftar tilik
https://lppm.unisayogya.ac.id/wordpress_lp3m/wp-content/uploads/2019/04/
BUKU-AJAR-ASUHAN-KEHAMILAN_compressed.pdf pada tanggal 1
april 2021,jam 19.56
BeningNk. (2016) Teori keperawatan Peplau.
https://www.scribd.com/doc/315447873/Teori-keperawatan-Peplau pada
tanggal 1 maret 2021, jam 21.44 WITA
35

Wahyuningsih, S. (2019). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.


https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90829 pada tanggal 2 april
2021, jam 22.35
Gaol, & Lumban, E. (2017). Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung Dan Pendorong
Terhadap Pemanfaatan KB MKJP Pada Wanita Pasangan Usia Subur Di Wilayah
Kerja Puskesmas Hutapaung . Jurnal Kesehatan Masyarakat. Retrieved from
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1587

Purnomo, B. I., Roesdiyanto, & Gayatri, R. W. (2017). Hubungan Faktor Predisposisi, Faktor
Pemungkin Dan Faktor Penguat Dengan Perilaku Merokok Pelajar SMKN 2 Kota
Probolinggo . Jurnal Keolahragaan. doi: 10.17977/um044v3i1p66-84

Rachmawati, A. I., Puspitasari, R. D., & Cania, E. (2017). Faktor Yang Memengaruhi
Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil . Volume 7 No 1. Retrieved from
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1748

Samranah. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan Pada Santri Kelas X
Sma Di Pondok Pesantren Ummul Mukminin Makassar. Jurnal Ilmu Kesehatan.
Retrieved from http://repositori.uin-alauddin.ac.id/9546/

Setyani, R. A. (2016). Intervensi Peer Education At Community Level Terhadap


Pemahaman, Penerimaan, dan Penggunaan Kondom Wanita Pada Wanita Pekerja
Seks Di Kota Surakarta. Retrieved from https://eprints.uns.ac.id/31235/
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. kerangka konsep


kerangka konsep dapat bermanfaat dalam memberikan gambaran dan asumsi
mengenai variabel-variabel yang akan diteliti dan sebagai petunjuk arah bagi
peneliti dalam merumuskan masalah penelitian. Penggunaan kerangka konsep
dapat dilihat pada gambar di bawah.

PRECEDE
Fase 5 Fase 4 Fase 3 Fase 2 Fase 1
Pengkajian Pengkajian Pengkajian Pengkajian Pengkajian
Administrasi Pendidikan Perilaku epidemiologi Sosial
dan dan organisasi dan
kebijakan lingkungan

Faktor
Kecemasan
Predisposisi
dan
Promosi pengetahua
Kesehatan n

Pendidikan Perilaku Status


Kesehatan dan gaya kesehatan Kualitas
Faktor hidup wanita Hidup
Kebijakan / Pendukung hamil
Peraturan
Organisasi

Faktor
Lingkungan
Pendorong
kehamilan

36
37

Ket :
= variable dependent
= variable independent
= tidak diteliti

3.2 Hipotesis Penelitian


Ho : Tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan dan pengetahuan ibu hamil
dengan kesiapan menghadapi persalinan dimasa pendemi covid-19
Ha : ada hubungan antara tinkat kecemasan dan pengetahuan ibu hamil dengan
kesiapan menghadapi persalinan dimasa pademi covid-19

3.3 Definisi Operasional


Variabel Definisi Definisi Alat Ukur/ Skala Hasil ukur
Konseptual Operasiona Cara ukur ukur
l
Variabel Perasaan Kecemasa Menggunak Ordin 1. 0= tidak
Independe cemas yang n an kusioner al ada
n: berkepanjang merupakan HRS-A gejala
Tingkat an dapat keadaan terdiri dari sama
kecemasan membuat ibu dimana 15 item sekali
dan hamil tidak seseorang dengan 2. 1=
pengetahu bisa merasa skala gejala
an berkosentrasi takut atau masing- ringan,
dengan baik gugup masing apa bila
dan terutama dengan total terdapat
hilangnya pada ibu skor 0-50 1 dari
kepercayaan hami semua
diri.bahkan merasa gejala
untuk takut yang
beberapa ibu ketika
38

hamil menjelang ada


penderita persalinan 3. 2=gejala
cemas berat dimasa sedang
menghabiska pandemi jika
n waktunya saat ini. terdapat
dengan separuh
merasakan dari
kecemasan gejala
sehingga gejala
mengganggu yang
aktivitasnya ada
(Hariani, 4. 3=
2016). gejalabe
rat jika
terdapat
separuh
dari
gejala
yang
ada
5. 4=
gejala
berat
sekali
jika
terdapat
semua
gejala
yang
39

Menggunak ordina ada.


Pengetahu an kusioner l
Pengetahuan an yang yang terdiri 1. Bila
ibu mengenai cukup dari 15 item Ya = 1
persalinan sangatlah pernyataan 2. Bila
sangatlah penting dengan tidak =
penting atau bagi sepua skala 0
berpengaruh orang masing-
terhadap terutama masing
persalinan. pada ibu dengan total
Ibu yang hamil agar skor 0-50
memiliki dapat
pengetahuan mencegah
yang kurang resiko
mengenai tinggi
persalinan, terhadap
memiliki kehamilan
tingkat maupun
keemasan persalinan.
yang tinggi
samapi panik
(Walangadi,
2014) dalam
(kartini dkk,
2019)
Variabel Kehamilan Kehamilan Menggunak Ordin 1 Bila Ya
Dependen: adalah merupakan an kusioner al =1
Kehamilan kondisi dimana yang terdiri 2 Bila tidak
dimana seorang dari 10 item =0
seorang wanita pertanyaan
40

wanita yang mengandu dengan


memiliki ng skala
janin yang janinnya masing-
sedang selama 9 masing
tumbuh bulan. dengan total
dalam skor 0-4
tubuhnya
(yang pada
umumnya
didlam
Rahim)
kehamilan
pada manusia
berkisar 40
minggu atau
9 bulan, yang
dihitung
mulai
darinnawal
periode
menstruasi
terakhir
sampai
melahirkan
(Maternity,
2017)
41
BAB IV

METODE PENELITIAN

Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai desain penelitian yang digunakan,
lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sempel, instrument penelitian yang
digunakan, pengumpulan data, Analisa data dan etika penelitian.

4.1. Desain penelitian

penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Desain penelitian


yang digunakan, yaitu Deakriptif Analitik dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian korelasi merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk mengetahui
hubungan antara kedua variabel yaitu variabel dependent dan independent. Kemudian
peneliti melakukan pengukuran variabel-variabel yang telah dipilih dalam sampel
penelitian dan kemudian menggunakan statistic korelasional untuk dapat menentukan
hubungan antara variabel-variabel tersebut (Grove.sk, 2019)

4.2. Tempat dan waktu penelitian

4.2.1. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja puskesmas kalasuge kecamatan


tabukan utara kepulauan sangihe Sulawesi utara.

4.2.2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan sejak bulan April minggu ke-4 sampai bulan mei 2021.

4.3 Populasi dan sempel penelitian

4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seuruh ibu hamil dengan tingkat dan
pengetahuan dalam menghadapi persalinan dimasa panemi covid19 diwiayah kerja

42
43

puskesmas KalasugeKkecamatan Tabukan Utara Kabupaten Sangihe dengan jumlah


populsi 44 orang.

4.3.2. Sampel

Jum;ah sampel dari penelitian yang telah diambil yaitu ≥14 ibu hamil yang
berumur 15 - 38 tahun dan memiliki tingkat kecemasan dan pengetahuan. Teknik
dalam pengambilan sampel ini adalah probability sampling yakni Teknik
pengambilan sampel tersebut memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi utuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan jenis pengambilan
sampelnya yaitu, purposive sampling dimana peneliti menentukan pengambilan
sampel dengan menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan penelitian agar dapat
menjawab permasalah dari penelitian yang dilakukan.

4.4. instrument penelitian

Dalam instrument penelitian, peneliti menggunakan 3 intrument yaitu


tingkat kecemasan pada ibu hamil menggunakan Hamilton Rating Scale For
Anxiety (HRSA), pengetahuan dan resiko tinggi kehamilan.Mengenai tingkat
kecemasan pada ibu hamil (terlampir), instrument ini pernah fiunakan dalam
penelitian sebelumnya oleh Nurul (2017) untuk mengukur tingkat kecemasan
pada ibu hamil brethel indeks yaitu mengukur tingkat kecemasan pada ibu
hamil dengan skor 0= tidak ada gejala sama sekali, 1= gejala ringan, apa bila
terdapat 1 dari semua gejala yang ada, 2=gejala sedang jika terdapat separuh
dari gejala gejala yang ada, 3= gejalaberat jika terdapat separuh dari gejala
yang ada, 4= gejala berat sekali jika terdapat semua gejala yang ada.
Instrument yang dipakai pada penelitian yaitu akan menggunakan kuesioner
dalam bentuk pertanyaan kecemasan yang terdiri dari 9 pertanyaan. Kuesioner
menurut Nurus sudah baku dan sudah diuji ke absahanya bahkan dapat
digunakan dalam penelitian selanjatnya untuk mengukur tingkat kecemasan
ibu hamil,pertanyaan dari kuesioner HRS-A memiliki tingkat validitas 0,93
dan tingkat reabilitas 0,97.
44

Instrument yang kedua tentang pengetahuan (terlampir) instrument


yang ini pernah digunakan dalam penelitian sebelumnya oleh Lesmawati
(2016) untuk mengukur pengethuan ibu hamil. Insruent ini menggunakan
kuesioner dalam bentuk pernyataan yang terdiri dari 15 pernyataan dengan
penilaian Bila Ya = 1, Bila tidak = 0. Kuesioner ini telah sudah diuji oleh
peneliti sebelumnya.
Instrument yang ketiga yaitu pernah digunakan dalam penelitian sebelumnya
oleh Nurharjanti (2018) untuk menguukur resiko tinggi kehamilan. Instrument
dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dalam bentuk pernyataan yang
teridiri dari 15 peryataan dengan penilian Bila Ya = 1, Bila tidak = 0.
Kuesioner ini telah diuji oleh peneliti sebelumnya dan dapat digunakan ke
dalam penelitian selanjutnya.
45

4.5. Pengumpulan data

Peneliti Mengurus surat ijin permintaan survey data awal dari fakultas
keperawatan Unika Dela Salle Manado

Meminta persetujuan dari kepala puskesmas Kalasuge

Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian

Pengambilan data demografis Tingkat kecemasan dan pengetahuan ibu


hamil dengan kesiapan menghadapi persalinan dimasa pandemi

Menentukan populasi dan sampel

Mendatangi setiap rumah responden

Meminta resonden untuk menanda tangani informed consent

Memulai pengumpulan data

Memberikan kuesioner pada responden

Menganalisa dan mengolah data


46

Bagan 4.5 Alur Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dimulai dari pengurusan surat ijin permintaan survey data
awal dari fakultas keperawatan Unuka Dela Salle Manado kemudian di bawa ke
Puskesmas kalasuge untuk diberika kepada kepala puskesmas kalasuge untuk
meminta persetujuan untuk melakukan penelitian di wilayah kerja puskesmas
kalasuge dan menjelaskan maksud dan tujuan dari peneliti kepada kepala puskesmas.
Kemudian kepala puskesmas memerintahkan coordinator untuk memberikan data
jumlah seluruh ibu hamil yang ada di wilayah kerja puskesmas kalasuge, kemudian
peneliti menentukan populasi dan sampel dari data yang diberikan.

Setelah mendapatkan persetujan dari kepala puskesmas, peneliti mendatangi


setiap rumah responden untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kemudian
meminta responden untuk menanda tangani informed consent. setelah pertisipan
bersedian berpartisipasi kemudian peneliti memberikan lembar kuesioner kepada
seluruh ibu hamil yang dijadikan sampel penelitian dan diuji menggunakan uji
statistik dengan menggunakan SPSS.

4.6. Analisa data

4.6.1.Pengelolaan data

4.6.1.1. Editing

Pada fase editing dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemeriksaan


kembali secara teliti kelengkapan data. Peneliti memeriksa isi dalam kuesioner
tingkat kecemasan dan pengetahuan, apakah sudah diisi dengan pertanyaan sesuai
petunjuk yang diberikan atau ada yang tidak diisi. Untuk hasil pemeriksaan semua
responden telah mengisinya dengan lengkap dan jelas.
47

4.6.1.2 Coding

pada fase coding, peneliti melakukan penggantian data yang berbentuk


kuesioner menjadi data dalam bentu angka. peneliti memberikan kode pada data
demografis dan data univariat.

4.6.1.3 Processing

Pada tahap ini peneliti memasukan data yang telah diubah menjadi ke angka-
angka dalam Microsoft excel untuk dianalisis kemudian data yang telah di
analisis,dimasukan ke dalam program SPSS. Tahap ini, peneliti memberikan kode
angka pada total hasil dari setip kuesioner agar tidak terjadi kesalahan.

4.6.1.4. Tabulation

Pada tahap peneliti memasukan data kedalam master tahap yang sudah ada
sesuai dengan data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner yang telah dibagikan.

4.6.2 Analisis univariat dan Bivariat

Selajudnya akan dilakukan uji univariat dan bivariat.

Analisa univariat digunakan untuk mengetahui gambaran karakteristik dari


masing-masing variabel (Hidayat R, 2019). Jadi pada penelitian ini yang dianalisis
adalah tingkat kecemasan dan pengetahuan serta ibu hamil,kemudian peneliti akan
melakukan ringkasan data yang akan dimasukan kedalam table.

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara dua


variabel yaitu variabel dependen dan independen (Yanuar, 2016). jadi pada
penelitian ini, tujuan dari analisis bivariat untuk mengetahuai hubungan tingkat
kecemasan dan pengetahuan pada ibu hamil dengan menggunakan uji statistik.
48

4.7. Etika penelitian

4.7.1. Baik

Etika baik menyangkut kewajiban membantu orang lain dengan


mengupayakan manfaat yang maksimal bagi orang lain (Handayani, 2018). jadi
penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi setiap orang atau responden terutama
bagi ibu hamil agar dapat mengurangi rasa cemas, sehingga bisa dijadikan sumber
pengetahuan bagi ibu hamil agar dapat mencegah rasa cemas yang berlebih ketika
menjelang persalian.

4..7.2 Hormat

Bentuk penghormatan terhadap harkat martabat manusia sebagai pribadi


(personal) yang memili kebebasan berkehendak atau memilih dan sekaligus
bertanggung jawab secara pribadi terhadap keputusannya sendiri, dimana manusia
mampu memahami pilihan pribadinya untuk mengambil keputusann secara mandiri
(Handayani, 2018). Jadi pada penelitian ini responden memiliki kebebasan untuk
menentukan pilihannya atau mengambil keputusannya untuk dapat berpartisipasi atau
tidak dan bila kemudian responden melakukan pembatalan maka tidak akan
menimbulkan dampak kerugian bagi responden maupun keluarganya.

4.7.3. Adil

Etika keadilan mengacu pada kewajiban etika untuk dapat memperlakukan


setiap orang sama dengan moral yang benar dan dengan layak dapat memperoleh
haknya.prinsip etika terutama adalah menyangkut keadilan yang merata atau
pembagian secara seimbang (Handayani, 2018). Jadi Pada penelitian ini setiap
responden mendapatkan perilaku atau informasiyang sama, serta peneliti juga
berperilaku seadil-adilnya terhadap responde tanpa membedakan satu responden
dengan responden lainnya dimulai pada saat peoses pemilihan responden.
49

LEMBAR KUESIONER
TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KALASUGE

Tanggal pengkajian :…………………………….


No responden :……………………………..

A. PETUNJUK PENGISIAN
1. Pilihlah jawaban yang sesuai menurut anda
2. Coret yang menurut anda tidak perlu
3. jawaban harus diisi sendriri dan tidak boleh diwakilkan

B. DATA UMUM
1. Berapa umur anda saat ini ?
2. Apa Pendidikan terakhir anda ?

Tidak sekolah SMU

SD Akademi/perguruan tinggi

SMP

3. Apa pekerjaan ada sekarang?

Tidak bekerja wiraswasta

Tani PNS
Guru/tenaga pendidik
50

pertanyaan Nilai

1 Perasaan ansietas
- cemas
- firasat buruk
- takut akan pikiran sendiri
- mudah tersinggung
2 Ketegangan
- merasa tegang
- lesu
- tak bisa istirahat tenang
- mudah terkejut
- mudah menangis
- gemetar
- gelisah
3 Gangguan Tidur
- sukar masuk tidur
- terbangun malam hari
- tidak nyeyak
- bangan dengan lesu
- banyak mimpi-mimpi
- mimoi buruk
- mimpi menakutkan
4 Gangguan kecerdasan
- sukar konsentrasi
- daya ingat buruk
5 Gejala kardiovaskuler
- takhikardia
- berdebar
- nyeri di dada
6 Gejala gastrointestinal
- rasa penuh atau kembung
- mual
- muntah
7 Gejala urugenital
- sering buang air kecil
51

- tidak dapat menahan air seni


8 Gejala otonom
- mulut kering
- mudah berkeringat
- pusing, dan sakit kepala
9 Tingkah laku pada wawancara
- gelisah
- jari gemetar
- tidak tenang
- muka tegang
52

LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSALINAN
DENGAN KESIAPAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI PERSALIAN
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KALASUGE

Tanggal pengkajian :…………………………….


No responden :……………………………..

C. PETUNJUK PENGISIAN
1. Pilihlah jawaban yang sesuai menurut anda dengan memberi tanda
centang (v) pada salah satu jawaban yang tersedia.
2. jawaban yang dipilih tidak boleh lebih dari satu jawaban
3. jawaban haru diisi sendriri dan tidak boleh diwakilkan

4. DATA UMUM
4. Berapa umur anda saat ini ?
5. Apa Pendidikan terakhir anda ?

Tidak sekolah SMU

SD Akademi/perguruan tinggi

SMP

6. Apa pekerjaan ada sekarang?

Tidak bekerja wiraswasta

Tani PNS

Guru/tenaga pendidik
53

no Pernyataan pilihan skor

ya tidak
A Perencanaan tempat melahirkan
1 Tempat persalinan disesuaikan
dengan jarak tempuh
2 Untuk sampai ke tempat persalinan
sangat diperlukan memperhatikan
jjaur-jalur alternative untuk segera
tiba ke tempat tujuan
(puskesmas/rumah sakit)
3 Untuk meneju ketempat persalinan
tidak perlu memperhatikan
kepadatan lalu lintas di jam-jam
tertentu
B Pendamping persalinan
4 Suami tidak diperlukan untuk
mendampingi ibu hamil saat
persalinan
5 Suami dapat memberi rasa aman
dan tenang saat proses persalinan
6 Kehadiran suami hanya akan
menambah kecemasan saat
persalinan
C Kesiapan tranportasi saat
persalinan
7 Kesiapan tranportasi saat
dibutuhkan saat ibu akan mengalami
proses persalinan
D Perencanaan penlong persalinan
8 Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan antara lain berupa
penyediaan tenaga bidan di desa
9 Kemitraan antara dukun dan bidan
saat diperlukan untuk perencanaan
persalinan
E Kesiapan pendonor darah saat
54

melahirkan
10 Calon pendonor sangat dibuthkan
untuk ibu bersalin dalam mengatasi
situasi kegawatdaruratan
11 Untuk mendonorkan darah harus
ada surat persetujuan dari orang
bersangkutan
F Kesiapan biaya pada saat
melahirkan
12 Kondisi ekonomi berkaitan dengan
kemapuan ibu untuk menyiapkan
biaya persalinan
13 Biaya menjadi urusan belakangan
saja karena yang penting adalah
bagaimana persalinan nanti
berlangsung
G Keedulian suami/masyarakat
dalam kesiapan persalinan
14 Masyarakat sangat diharapkan
partisipasinya dalam proses
persalinan yang ada
15 Kelurga dan masyarakat tidak perlu
ikut campur dalam persiapan
persalinan

LEMBAR KUESIONER
55

KESEHATAN TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI


DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KALASUGE

Tanggal pengkajian :…………………………….


No responden :……………………………..

5. PETUNJUK PENGISIAN
1. Pilihlah jawaban yang sesuai menurut anda dengan memberi tanda
centang (v) pada salah satu jawaban yang tersedia.
2. jawaban yang dipilih tidak boleh lebih dari satu jawaban
3. jawaban haru diisi sendriri dan tidak boleh diwakilkan

4. DATA UMUM
4. Berapa umur anda saat ini ?
5. Apa Pendidikan terakhir anda ?

Tidak sekolah SMU

SD Akademi/perguruan tinggi

SMP

6. Apa pekerjaan ada sekarang?

Tidak bekerja wiraswasta

Tani PNS

Guru/tenaga pendidik
56

no peryataan
pilihan
57

benar salah
1 Muntah yang terus menerus tanpa ada asupan makanan
yang masuk ketubuh merupakan hal yang wajar bagi ibu
hamil
2 Resiko tinggi kehamilan adalah suatu kehamilan dimana
jiwa dan kesehatan ibu dan bayi dapat terancam
3 Deteksi dini yang dilakukan saat kehamilan merupakan
uoaya untuk mencegah kehamilan resiko tinggi
4 Ibu yang menderita kurang darah (anemia) dapt
melahirkan bayi prematur
5 Mengurangi makanan yang mengandung garam dapat
membantu mengntrol tekanan darah pada ibu hamil
dengan hipertensi
6 Pedarahan dari jalan lahir saat hamil, dalam jumlah
sedikit tidak berbahaya bagi ibu dan janin
dikandungannya
7 Bengkak pada kaki, tangan dan wajah tidak termasuk
tanda bahaya kehamilan
8 Sangat penting untuk melakukan antenatal care bagi
setiap ibu hamil
9 Kehamilan resiko tinggi tidak membahayakan ibu dan
janin
10 Ibu melakukan pemeriksaan kehamilan bila hanya ada
keluhan
11 Jiwa ibu dan bayi dapat terancam baik sesudah maupun
sebelum persalinan
12 Sering Lelah dan lemah, kulit terlihat sangat pucat,
jantung berdebar-debar, sesak nafas, atau seperti ingin
pingsan merupakan gejala anemia ibu hamil
13 Sumber zat besi dapat diperoleh melalui daging
merah,ungags,ikan, sereal,kacang-kacangan, dan
sayuran
14 Hidup dengn cara yang sehat (hindari rokok, alcohol,
dan sebagainya) serta makan kanan yang bergizi sesuai
kebutuhan selama kehamilan sangat diperlukan
15 Ibu dengan letak bayi sungsang atau lintang tidak
menibulkan kesulitan dalam persalinan

Anda mungkin juga menyukai