Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS DAMPAK PERTUMBUHAN PENDUDUK

TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI DI


SUMATERA SELATAN

TUGAS SEMINAR KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

Oleh
MUHAMMAD FAISAL
NPP.28.0359
Program Studi : Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


Jatinangor, 2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan

total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya

pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental

dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi

penduduk suatu negara. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas

dari pertumbuhan ekonomi(economic growth); pembangunan ekonomi

mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi

memperlancar proses pembangunan ekonomi. Salah satu indikator dari

suksesnya suatu pembangunan ekonomi adalah dengan menghitung

pertumbuhan ekonomi pada tingkat makro yang dicerminkan dari

perubahan Gross Domestic Product (GDP) dari suatu wilayah. Semakin

tinggi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, mengindikasi semakin

baiknya suatu perekonomian wilayah tersebut. Gross Domestic Product

(GDP) sendiri terbagi menjadi dua, yakni berdasarkan harga nominal

(nominal gross domestic product ) dan berdasarkan harga konstan (real

gross domestic product). Kebanyakan para ahli sepakat bahwa real gross

domestic product lebih dapat mencerminkan pertumbuhan ekonomi lebih

baik.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2019) Perekonomian

Indonesia tahun 2019 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto


(PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp15 833,9 triliun dan PDB

Perkapita mencapai Rp59,1 Juta atau US$4 174,9. Ekonomi Indonesia

tahun 2019 tumbuh 5,02 persen, lebih rendah dibanding capaian tahun

2018 sebesar 5,17 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi

dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 10,55 persen. Dari sisi

pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen

Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah

Tangga (PK-LNPRT) sebesar 10,62 persen. Ekonomi Indonesia triwulan

IV-2019 dibanding triwulan IV-2018 tumbuh 4,97 persen (y-on-y). Dari sisi

produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha,

dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa

Lainnya sebesar 10,78 persen. Dari sisi pengeluaran,

pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran

Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 4,97 persen. Ekonomi

Indonesia triwulan IV-2019 dibanding triwulan III-2019 mengalami

kontraksi sebesar 1,74 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, hal ini

disebabkan oleh efek musiman pada Lapangan Usaha Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan yang mengalami penurunan 20,52 persen. Dari

sisi pengeluaran, disebabkan oleh komponen Ekspor Barang dan Jasa

yang mengalami kontraksi sebesar 2,55 persen. Struktur ekonomi

Indonesia secara spasial tahun 2019 didominasi oleh kelompok provinsi di

Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Pulau Jawa memberikan kontribusi

terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 59,00


persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,32 persen, dan

Pulau Kalimantan 8,05 persen.

Menurut Lucas (1990), pertumbuhan penduduk dapat dipengaruhi

oleh tiga faktor yakni tingkat kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas),

maupun migrasi. Jika tingkat fertilitas tinggi dengan tingkat mortalitas yang

rendah dan jumlah migrasi adalah nol, maka akan terjadi peningkatan

jumlah penduduk. Rendahnya mortalitas menunjukan semakin tinggi

angka harapan hidup seseorang yang dapat berpengaruh terhadap tingkat

kesehatan produktifitas seseorang. Sebaliknya jika tingkat mortalitas tinggi

dengan tingkat fertilitas yang rendah dan migrasi adalah nol, akan

menyebabkan penurunan jumlah penduduk (United Nation, 2013). Jika

tingkat fertilitas dan mortalitas adalah nol dan imigrasi lebih besar

daripada emigrasi akan terjadi peningkatan jumlah penduduk, dan

begitupun sebaliknya, jika imigrasi lebih kecil daripada emigrasi maka

jumlah penduduk akan berkurang.

Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi pertumbuhan penduduk

Indonesia akan mencapai 319 juta jiwa pada 2045 mendatang. Jumlah ini

meningkat sebesar 52 juta jiwa dari total penduduk Indonesia saat ini yang

mencapai 267 juta jiwa. Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan

pemerintah mulai dari saat ini perlu mempersiapkan sarana dan prasarana

untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penduduk di masa depan. Hal inilah

yang mendasari pemerintah untuk melakukan sensus penduduk 2020.

Selain untuk mengetahui kesejahteraan, komposisi penduduk, tentunya


untuk melakukan perancangan bangsa dan negara.  Sensus

penduduk online sendiri telah berlangsung sejak 15 Februari 2020 hingga

31 Maret 2020. Sensus yang dilakukan BPS bersama dengan

Kementerian Dalam Negeri ini menggunakan cara yang lebih modern dan

memakai akses jaringan internet (online). 

Pertumbuhan penduduk dapat mempengaruhi berbagai sektor,

mulai dari kesehatan, pendidikan, serta lapangan pekerjaan yang akan

mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan. Bagi negara

berkembang khususnya seperti Indonesia, dimana pertumbuhan

penduduk dapat menyebakan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang

dapat meningkatkan produksi dan meningkatkan real gross domestic

product. Selain memberikan dampak positif, pertumbuhan penduduk juga

dapat menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran jika tidak diiringi

dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. Meningkatnya jumlah

pengangguran juga dapat mempengaruhi faktor ekonomi lainnya, seperti

inflasi, selain itu meningkatnya jumlah pengangguran juga menyebabkan

meningkatnya angka kriminalitas. Selain dari segi kuantitas, kualitas suatu

penduduk juga sangatlah penting, yakni dari tingkat kesehatan penduduk.

Salah satu indikator kesehatan yang dapat digunakan adalah angka

harapan hidup. Penduduk dengan angka harapan hidup tinggi cenderung

lebih produktif dan dapat meningkatkan real gross domestic product.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zhang (2003) menunjukkan

bahwa penduduk dengan angka harapan hidup yang tinggi cenderung


memilih untuk menabung lebih banyak, dimana tabungan tersebut akan

menjadi akumulasi modal yang dapat digunakan untuk meningkatkan

gross domestic product .

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, pembangunan

ekonomi memiliki beberapa faktor pendukung, salah satunya

pertumbuhan penduduk. Dampak yang di berikan dari pertumbuhan

penduduk sangat tergantung dari pendidikan yang di tempuh oleh

masyarakat itu sendiri. Melihat fenomena ini, judul dari penelitian ini

adalah "Analisis Dampak Pertumbuhan Penduduk terhadap

Pembangunan Ekonomi Di Sumatera Selatan".

1.2. Identifikasi Masalah

Dari fenomena yang terjadi di masyarakat, maka diindentifikasi

masalah yaitu:

1. Penduduk miskin kurang mendapat perhatian dari pemerintah

2. Angka pengangguran semakin meningkat sehingga memicu terjadinya

tindak kriminal

3. Tingginya tingkat ketergantungan.

4. Kasus kekerasan dalam rumah tangga yang marak terjadi akhir-akhir

ini.

5. Covid-19 membuat penghasilan buruh menurun drastis.

6. Oknum pejabat pemerintah yang mementingkan perut sendiri


7. Kurangnya kesadaran masyarakat desa akan program keluarga

berencana

8. Kualitas pendidikan dan pelatihan yang kurang baik membuat kualitas

penduduk rendah.

9. Penumpukan penduduk yang sebagian besar berada di kota besar.

1.3. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

dirumuskan masalah yaitu:

1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap pembangunan

ekonomi di Sumatera Selatan?

2. Bagaimana peran pemerintah dalam meningkatkan pembangunan

ekonomi di Sumatera Selatan?

3. Bagaimana peran masyarakat dalam meningkatkan Pembangunan

ekonomi di Sumatera Selatan?

1.4. Tujuan Penulisan

Dari rumusan msalah yang telah diuraikan diatas,maka tujuan

penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap

ekonomi di Sumatera Selatan.

2. Untuk menganalisis peran pemerintah dalam meningkatkan

pembangunan ekonomi di Sumatera Selatan.


3. Untuk menganalisis peran masyarakat dalam meningkatkan

pembangunan ekonomi di Sumatera Selatan.

1.5. Kegunaan Penulisan

Penulisan ini diharapkan memiliki manfaat antara lain:

1. Bagi penulis sebagai bahan masukan guna meningkatkan

pengembangan diri dan wawasan penulisan ilmiah.

2. Bagi pihak lain penulisan ini dapat dijadikan sebagai bahan

pengetahuan dan pembelajaran dalam mengetahui perkembangan

pembangunan ekonomi di Sumatera Selatan.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS DAN LEGALISTIK

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Analisis

Analisis Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer karangan

Peter Salim dan Yenni Salim (2002) menjabarkan pengertian analisis

sebagai berikut :

1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan,

karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal

usul, sebab, penyebab sebenarnya, dan sebagainya).

2. Analisis adalah penguraian pokok persoalan atas bagian-bagian,

penelaahan bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk

mendapatkan pengertian yang tepat dengan pemahaman secara

keseluruhan.

3. Analisis adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan

sebagainya setelah ditelaah secara seksama.

4. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan

hipotesis (dugaan, dan sebagainya) sampai terbukti kebenarannya

melalui beberapa kepastian (pengamatan, percobaan, dan

sebagainya).

5. Analisis adalah proses pemecahan masalah (melalui akal) ke dalam

bagian- bagiannya berdasarkan metode yang konsisten untuk

mencapai pengertian tentang prinsip-prinsip dasarnya.


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Suharso dan Ana

Retnoningsih (2005), analisis adalah penyelidikan terhadap suatu

peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui

keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkara dan

sebagainya).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan

Nasional (2005) menjelaskan bahwa analisis adalah penyelidikan

terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.

2.1.2 Alat Bantu Analisis

1. Fow Map

Flow map adalah penggambaran secara grafik dari langkah-

langkah dan urutan prosedur dari suatu program. Flow map berguna untuk

membantu analisis dan programmer untuk memecahkan masalah ke

dalam segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis

masalah

2. Diagram Konteks

Diagram Konteks merupakan diagram yang mengandung satu

proses yang menggambarkan hubungan keterkaitan antara sistem dengan

pihak-pihak di luar lingkungan sistem dan posisi sistem didalam

lingkungan tersebut. Pihak-pihak tersebut merupakan pihak-pihak yang


membutuhkan informasi dan data dari sistem ataupun pihak-pihak yang

menjadi sumber informasi dan data bagi sistem. Hubungan keterkaitannya

digambarkan sebagai aliran informasi dan data yang masuk ke dalam

sistem dan keluar dari sistem.

3. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah teknik grafik yang

menggambarkan aliran data dan transformasi yang digunakan sebagai

perjalanan data dari masukan menuju ke keluaran. DFD dapat diartikan

juga sebagai model jaringan dari sebuah sistem. DFD dapat

menggambarkan proses-proses yang terjadi dan aliran data diantaranya.

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah

ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa

mempertimbangkan lingkungan fisik di mana data tersebut mengalir atau

lingkungan fisik di mana data tersebut disimpan. Secara umum DFD dapat

diartikan sebagai salah satu tools untuk analisis sistem yang dapat

bermanfaat untuk menggambarkan proses, aliran data, entity yang terlibat

serta data store yang digunakan dalam sistem yang dipelajari. Dengan

menuangkan hasil analisis ke dalam DFD, seorang analis dapat

memahami sistem yang sedang dipelajari dengan mudah dan baik. Dalam

DFD terdapat beberapa aturan dasar penyusunan DFD yang dapat

membantu untuk mempermudah penggambaran diagram arus data,

diantaranya :
1. Setiap data yang dihasilkan atau keluar dari proses harus didasarkan

pada data yang masuk ke proses tersebut.

2. Semua aliran data yang dihasilkan harus diberi nama, nama yang

diberikan harus mencerminkan aliran data antara proses, data store

dan entity yang ada.

3. Hanya data yang diperlukan untuk melakukan suatu proses saja yang

harus digunakan sebagai input suatu proses.

4. Suatu proses harus tergantung pada input dan output yang masuk ke

dalam proses itu saja, tidak perlu memperhatikan apa yang terjadi pada

proses lainnya.

5. Setiap proses yang ada harus merupakan proses yang berjalan terus

menerus, setiap proses harus diasumsikan siap menangani fungsi atau

kerja setiap proses.

Agar representasi sistem dalam DFD mudah dipahami, maka DFD

disusun dalam bentuk bertingkat (leveled) yang merupakan rincian lanjut

dari proses pada level yang sebelumnya. Dimulai dari tingkat yang

tertinggi dilakukan identifikasi proses apa saja yang ada dan data apa saja

yang mengalir antar proses yang ada. Selanjutnya, dilakukan analisis

terhadap setiap proses yang ada pada level tersebut, apakah sudah

merupakan proses yang melakukan satu fungsi saja atau masih

melakukan beberapa fungsi yang berbeda. Jika proses yang dianalisis

masih melakukan lebih dari satu fungsi yang berbeda, maka perlu

dilakukan pemecahan terhadap proses tersebut menjadi level lebih tinggi.


Demikian seterusnya sampai didapat semua proses yang ada pada level

paling tinggi dilakukan satu fungsi saja.

Jika DFD untuk suatu sistem yang dianalisis telah dibuat, sebelum

melanjutkan kegiatan lainnya selalu dilakukan evaluasi atau pemeriksaan

terhadap DFD tersebut. Pemeriksaan dilakukan terhadap munculnya

kesalahan yang dapat diakibatkan oleh salah gambar, tidak konsistennya

penggunaan simbol dan analisis terhadap proses yang terjadi.

4. Kamus Data

Kamus data merupakan katalog fakta tentang data dan kebutuhan-

kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Kamus data dibuat untuk

dapat digunakan pada tahap analisis sistem dan saling berhubungan pada

tahap perancangan sistem yang didasarkan pada aliran data di DFD.

Pada tahap analisis dan perancangan sistem, kamus data dapat

digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan

pemakai sistem untuk dilakukannya proses perancangan sistem tentang

data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem

dan informasi yang dihubungkan oleh pemakai sistem.

2.1.3. Kependudukan

1. Aliran Malthusian (Thomas Robert Malthus)


Malthus adalah orang pertama yang mengemukakan tentang

penduduk. Dalam “Essay on Population”, Malthus beranggapan bahwa

bahan makanan penting untuk kelangsungan hidup, nafsu manusia tak

dapat ditahan dan pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan

makanan. Teori Malthus menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk

mengikuti deret ukur sedangakn pertumbuhan ketersediaan pangan

mengikuti deret hitung, pada kasus ini dimana terdapat permasalahan

meledaknya jumlah penduduk dikota yang tidak diimbangi dengan

ketersediaan pangan pun berkurang, hal ini merupakan perimbangan

yang pertambahan jumlah penduduk menurut deret ukur terhadap

persediaan bahan makanan menurut deret hitung. Teori Malthus tersebut

sebetulnya sudah mempersoalkan daya dukung lingkungan dan daya

tampung lingkungan. Tanah sebagai suatu komponen lingkungan alam

tidak mampu menyediakan hasil pertanian untuk mencukupi kebutuhan

jumlah penduduk yang terus bertambah dan makin banyak. Daya dukung

tanah sebagai komponen lingkungan menurun, karena beban manusia

yang makin banyak. Jumlah penduduk harus seimbang kurang

menguntungkan jika kita kembali kepada teori Malthus.

Teori Malthus jelas menekankan tentang pentingnya keseimbangan

dengan batas ambang lingkungan, agar tidak menjadi beban lingkungan

atau mengganggu daya dukung dan daya tampung lingkungan, dengan


menampakkan bencana alam berupa banjir, kekeringan, gagal panen,

kelaparan, wabah penyakit dan kematian.

Menurut pendapatnya, faktor pencegah dari ketidakseimbangan

penduduk dan manusia antara lain Preventive checks (penundaan

perkawinan, mengendalikan hawa nafsu dan pantangan kawin), Possitive

checks (bencana alam, wabah penyakit, kejahatan dan peperangan).

Robert Malthus ini mengemukakan beberapa pendapat tentang

kependudukan, yaitu :

1. Penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada

pembatasan akan berkembang biak dengan sangat cepat dan

memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi.

2. Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju

pertumbuhan makanan jauh lebih lambat (deret hitung)

dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (deret ukur)

dengan batas ambang lingkungan, agar tidak menjadi beban

lingkungan atau mengganggu daya dukung dan daya tampung

lingkungan, dengan menampakkan bencana alam berupa banjir,

kekeringan, gagal panen, kelaparan, wabah penyakit dan kematian.

Menurut pendapatnya, faktor pencegah dari ketidakseimbangan

penduduk dan manusia antara lain Preventive checks (penundaan

perkawinan, mengendalikan hawa nafsu dan pantangan kawin), Possitive

checks (bencana alam, wabah penyakit, kejahatan dan peperangan).


Robert Malthus ini mengemukakan beberapa pendapat tentang

kependudukan, yaitu :

1. Penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada

pembatasan akan berkembang biak dengan sangat cepat dan

memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi.

2. Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju

pertumbuhan makanan jauh lebih lambat (deret hitung)

27
dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (deret ukur)

Meskipun demikian teori mendapat berbagai kritik karena Malthus

tidak

memperhitungkan hal-hal sebagai berikut :

1. kemajuan bidang transportasi yang dapat menghubungkan satu

daerah dengan daerah lain sehingga distribusi makana dapat

berjalan

2. kemajuan bidang teknologi, terutama bidang pertanian

3. Usaha pembatasan kelahiran bagi pasangan yang sudah menikah

4. fertilitas akan menurun apabila perbaikan ekonomi dan standar

hidup

2.1.4. Teori Ekonomi


Kata Ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani “Oikos atau Oiku”

dan “Nomos” yang berarti peraturan rumah tangga. Dengan kata lain

ekonomi adalah semua yang menyangkut dengan peraturan dalam rumah

tangga. (Putong, 2013:271)

Menurut P.A Samuelson ilmu ekonomi adalah suatu studi

bagaimana orang- orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau

tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya

yang terbatas tetapi dapat dipergunakan dalam berbagai cara untuk

menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya

untuk keperluan konsumsi, sekarang dan di masa datang, kepada

berbagai orang dan golongan masyarakat.

Ilmu ekonomi pada dasarnya adalah ilmu sosial, Karena manusia

dan perilaku akan kebutuhannya yang menjadi objek penelitiannya. Ilmu

ekonomi terbagi dalam dua bagian besar yaitu Ilmu Ekonomi Mikro dan

Ilmu Ekonomi Makro.

Manfaat dari mempelajari ilmu ekonomi menurut Mankiw dan pakar

ekonomi lainnya (Putong, 2013:7) adalah:

1. Ilmu ekonomi dapat membantu memahami wujud perilaku ekonomi

dalam dunia nyata secara lebih baik.

2. Dengan mempelajari ilmu ekonomi akan membuat yang

mempelajarinya lebih mahir atau lihai dalam perekonomian.


3. Dengan menguasai ilmu ekonomi maka akan memberikan

pemahaman atas potensi dan keterbatasan kebijakan ekonomi.

4. Bila kita dapat memahami dan mahir dalam perekonomian lalu

paham dengan potensi serta keterbatasannya maka kita akan

sangat paham bagaimana menjadi pelaku ekonomi yang baik

dimana setiap pilihan menentukan tujuan.


BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Masyarakat di Sumatera Selatan

Pertumbuhan penduduk adalah sebuah proses keseimbangan yang

dinamis antara komponen kependudukan yang dapat menambah dan

mengurangi jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk yang cepat di

suatu daerah merupakan suatu tantangan bagaimana daerah itu mampu

atau tidak dalam memaksimalkan potensi masyarakatnya.

Pada penelitian ini berdasarkan uji regresi linear berganda pada

variabel pertumbuhan penduduk menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih

kecil dari ttabel (-0,167 < 1,679). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, artinya pertumbuhan penduduk tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi

Sumatera Selatan tahun 2011-2015 secara parsial.


Penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh

Christiawan Eka Arianto, yang mengatakan bahwa pertumbuhan

penduduk memiliki dua peranan dalam pembangunan ekonomi yaitu dari

segi permintaan dan yang lain dari segi penawaran. Dari segi permintaan

penduduk bertindak sebagai konsumen dan dari penawaran penduduk

bertindak sebagai produsen. Dimana variabel jumlah penduduk tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada

obyek penelitian yang berlokasi di Jember. Hal ini semakin menegaskan

hipotesis yang pernah dibangun berdasar pada teori yang ada. Peneliti

menduga, sebab mengapa tingginya jumlah penduduk berefek tidak

berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk disebabkan oleh kualitas

sumber daya manusia yang masih menjadi masalah. Lemah dan

minimnya keahlian yang dikuasai oleh penduduk dalam usia kerja.

Sehingga tingginya jumlah penduduk tersebut tidak mampu meningkatkan

atau menambah pendapatan regional sehingga tingginya jumlah

penduduk tidak memiliki Temuan ini didukung oleh Poli yang mengatakan

bahwa suatu negara dikatakan menghadapi masalah kelebihan penduduk

apabila jumlah penduduk jauh lebih besar bila dibandingkan dengan

faktor-faktor produksi yang tersedia. Akibatnya produksi marginal

penduduk rendah. Dengan demikian, penduduk yang berlebihan akan

menimbulkan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang disampaikan Smith

bahwa perkembangan penduduk akan memperluas pasar dan perluasan


pasar akan meninggikan tingkat spesialisasi dalam perekonomian tersebut

dan akhirnya tingkat kegiatan ekonomi akan bertambah tinggi.

Terdapat perbedaan yang mendasar pada negara maju dan negara

berkembang. Di negara maju, pertumbuhan penduduk yang tinggi mampu

meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena mendapat dukungan dari

investor yang terlihat dari besarnya tingkat investasi, penguasaan

teknologi dan faktor-faktor yang lain. Maka sangat berbeda kondisi pada

negara berkembang yang bercirikan modal yang kurang, penguasaan

teknologi yang belum pahit dan lain sebagainya. Maka yang terjadi adalah

pertumbuhan penduduk yang tinggi pada negara berkembang cenderung

menjadi beban negara karena sifatnya yang ketergantungan. Karena

penduduk yang tinggi, secara otomatis pemerintah harus menyediakan

fasilitas pendidikan dan sosial secara memadai, peneliti melihat untuk saat

ini hal tersebut masih jauh dari kata terpenuhi. Karena pada hakikatnya

nya modal dasar dari pembangunan adalah Jumlah penduduk yang besar

dengan kualitas yang baik pula. Maka melihat penjelasan di atas penulis

kembali menegaskan bahwa hasil penelitian ini yang menjelaskan bahwa

faktor jumlah penduduk tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi disebabkan oleh tidak diimbangi nya jumlah penduduk

bertambah dengan kualitas sumber daya manusia yang didapatkan.

Sehingga manusia-manusia yang masuk kedalam usia pekerja tidak


B. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Masyarakat di Sumatera Selatan

Pendidikan yang merupakan salah satu aspek yang sangat penting

untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Diharapkan melalui

pendidikan, keterampilan dan kemampuan berfikir seseorang akan

bertambah dan pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitasnya.

Pendidikan merupakan sebuah investasi pembangunan yang hasilnya

dapat dinikmati di kemudian hari sehingga ini menunjukkan bahwa

pendidikan merupakan kunci atau akses kemajuan suatu negara kecuali

juga daerah- daerah nantinya, baik secara ekonomi maupun sosial.

Pada penelitian ini berdasarkan uji regresi linear berganda pada

variabel tingkat pendidikan menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil

dari ttabel (-0,196 < 1,679). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tingkat pendidikan tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera

Selatan tahun 2001-2015 secara parsial. Hal ini tidak sesuai dengan

hipotesis yang ada, yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Khusaini, hasil penelitian yang menyatakan bahwa tingkat

pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan


ekonomi. Hal tersebut dikarenakan tingkat pendidikan yang dimiliki

seseorang akan menunjukkan tingkat wawasan maupun pengetahuan

seseorang dalam penerapan yang diperoleh untuk meningkatkan

usahanya dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan faktor penentu

untuk memperoleh hasil yang optimal dan pendapatan yang lebih

menguntungkan. Dalam penelitian ini tingkat pendidikan tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

disebabkan karena ketidak sesuaian antara kualifikasi lulusan dengan

lowongan pekerjaan yang tersedia dan lulusan pendidikan yang belum

maksimal. Temuan ini didukung oleh Pervez Zamurrad yang mengatakan

bahwa kondisi pertumbuhan ekonomi dapat juga disebabkan karena

pendidikan yang rendah. Dimana taraf pendidikan yang rendah

mengakibatkan kemampuan pengembangan diri terbatas dan

menyebabkan sempitnya lapangan pekerjaan yang dapat dimasuki. Taraf

pendidikan yang rendah juga membatasi kemampuan untuk mencari dan

Hal ini tidak sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Shingan

"
bahwa modal manusia yaitu Pendidikan dan Pelatihan merupakan salah

satu aspek yang sangat penting dalam pengembangan kualitas sumber

daya manusia yang nantinya akan berpengaruh terhadap perkembangan

ekonomi".

C. Pertumbuhan Penduduk, Tingkat Pendidikan Dan Tenaga Kerja

Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi


Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakan model regresi linier berganda dimana menggunakan Uji F

(Uji Signikan Simultan) diperoleh hasil f hitung sebesar 1,091 sedangkan

untuk ftabel 3,35 artinya dapat dikatakan fhitung lebih besar dari ftabel

(1,091 > 3,35) untuk nilai prob sebesar 0,591<0,05 sehinga disimpulka

bahwa secara simultan atau secara bersama-sama ada pengaruh yang

signifikan antara jumlah penduduk, tingkat pendidikan dan tenaga kerja

terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 76.60% dan sisanya 23.40

dipengaruhi oleh faktor lain.

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan

Ha diterima yaitu pertumbuhan penduduk, tingkat pendidikan dan tenaga

kerja berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi

Sumatera Selatan 2001-2015.

Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan jumlah penduduk

baik pertambahan maupun penurunan faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas)

dan perpindahan penduduk (migrasi). Kelahiran dan kematian dinamakan

faktor alami sedangkan perpindahan penduduk dinamakan faktor non

alami

Menurut teori human capital, pendidikan akan berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan keterampilan dan


produktivitas tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi di negara-negara Asia

dan pertumbuhan progresif dalam produksi menuju industri dan jasa

mengakibatkan meningkatnya tuntutan dari dunia usaha terhadap

perlunya sumber daya manusia yang terampil dan terdidik (berkualitas).

Sedangkan menurut Solow menekankan bahwa peranan ilmu

pengetahuan dan investasi sumber daya manusia dalam memacu

pertumbuhan ekonomi. Dari teori Solow tersebut kemudian kembangkan

menjadi teori terbaru pertumbuhan ekonomi (the new growth theory) yang

menyebutkan bahwa Penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan

oleh Todaro, "bahwa pertumbuhan penduduk, tingkat pendidikan dan

pertumbuhan angkatan kerja dianggap sebagai salah satu faktor positif

yang memacu pertumbuhan ekonomi jumlah tenaga kerja yang lebih

besar berarti akan alami".

Anda mungkin juga menyukai