Anda di halaman 1dari 11

NAMA: FARAH SADA ANDINA

NIM: F1051211047

KELAS: II A2

MAKUL: TELAAH KURIKULUM

PRODI: PENDIDIKAN FISIKA

A. Uraikan Dengan lengkap dam benar.


1. Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia menunjukkan terjadi dinamika
perubahan kurikulum yang diimplementasikan dalam pendidikan di Indonesia.
Uraikan perkembangan kurikulum di Indonesia sejak Indonesia merdeka hingga
sekarang ini. Jelaskan juga pendapat Anda tentang kurikulum 2013 serta kurikulum
merdeka dan sekolah penggerak yang diimplementasikan saat ini di kaitkan dengan
tuntutan global dan situasi terkini. Lakukan analisis tentang kebaruan ditinjau dari
aspek didaktik dan pedagogik !
Jawab:
Perkembangan Kurikulum di Indonesia sejak Indonesia merdeka sampai saat ini:
•Perubahan arah pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda
ke kepentingan nasional. Sedangkan asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Kurikulum
yang berjalan saat itu dikenal dengan sebutan “Rentjana Pelajaran 1947”, yang baru
dilaksanakan pada tahun 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan
kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok daftar
mata pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis-garis besar pengajaran.
•Setelah “Rentjana Pelajaran 1947”, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia
mengalami penyempurnaan. Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang
kemudian diberi nama “Rentjana Pelajaran Terurai 1952”. Kurikulum ini sudah
mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling menonjol dan
sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
•Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan
sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964.
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah
bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan
akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan
pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keperigelan, dan jasmani. Ada yang menyebut Panca Wardhana
berfokus pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Mata
pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keperigelan (keterampilan), dan jasmaniah.
•Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis, mengganti Rencana Pendidikan 1964
yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum
1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia
Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Dalam kurikulum ini tampak
dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi
pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
•Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif dan efisien.
latar belakangi lahirnya kurikulum ini adalah pengaruh konsep di bidang manajemen,
yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu," Metode, materi, dan
tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI),
yang dikenal dengan istilah "satuan pelajaran", yaitu rencana pelajaran setiap satuan
bahasan.
•Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut
"Kurikulum 1975 yang disempurnakan". Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek
belajar.
•Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-kurikulum
sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Sayang, perpaduan antara tujuan
dan proses belum berhasil. Sehingga banyak kritik berdatangan, disebabkan oleh
beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatan nasional sampai muatan lokal.
•Sebagai pengganti kurikulum 1994 adalah kurikulum 2004, yang disebut dengan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Suatu program pendidikan berbasis
kompetensi harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu: pemilihan kompetensi yang
sesuai; spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan
pencapaian kompetensi; dan pengembangan pembelajaran.
•Pelaksanaan KBK masih dalam uji terbatas, namun pada awal tahun 2006, uji
terbatas tersebut dihentikan. Dan selanjutnya dengan terbitnya permen nomor 24
tahun 2006 yang mengatur pelaksanaan permen nomor 22 tahun 2006 tentang standar
isi kurikulum dan permen nomor 23 tahun 2006 tentang standar kelulusan, lahirlah
kurikulum 2006 yang pada dasarnya sama dengan kurikulum 2004. Perbedaan yang
menonjol terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa
dari desentralisasi sistem pendidikan.
•Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan
kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Tema utama kurikulum 2013
adalah menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui
pengamatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Untuk
mewujudkan hal tersebut, dalam implementasi kurikulum, guru dituntut secara
profesional merancang pembelajaran secara efektif dan bermakna, mengorganisir
pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur
pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria
keberhasilan.

Implementasikan kurikulum 2013 serta kurikulum merdeka dan sekolah penggerak:


•Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 ini adalah penyempurnaan pola pikir,
penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses
pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara
apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Oleh karena itu, implementasi
Kurikulum 2013 diyakini sebagai langkah strategis dalam menyiapkan dan
menghadapi tantangan globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan.
•Implementasi dari program merdeka belajar di masa pandemi, memberikan
keleluasaan kepada guru untuk membuat rencana tindakan pembelajaran dalam
meningkatkan inovasi serta menjalankan rencana pembelajaran. Tidak menuntut harus
tercapainya kompetensi dasar yang sudah dirancang dalam silabus dan dijabarkan
dalam RPP.
•Implementasi kurikulum sekolah penggerak yaitu mampu memotivasi peserta didik
untuk meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran melalui proses diskusi . Oleh
karena itu implementasi kurikulum sekolah penggerak terhadap peserta didik dapat
dikatakan meningkat.

Analisis Kebaruan Kurikulum 2013 dari Aspek Pedagogik:


Aspek kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi guru, yang dianggap
dapat membantu dalam penyelesaian masalah pembelajaran yang ada di kurikulum
2013. Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 7 aspek yang
berkenaan penguasaan kompetensi pedagogik. Berikut ini aspek kompetensi
pedagogik:
a) Menguasai karakteristik peserta didik. Guru mampu mencatat dan menggunakan
informasi tentang karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajaran.
Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan
latar belakang sosial budaya.
b) Menguasai teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran yang mendidik. Guru
mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru. Guru mampu
menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik
dan memotivasi mereka untuk belajar.
c) Pengembangan kurikulum. Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan
terpenting kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan
pembelajaran. Guru mampu memilih, menyusun, dan menata materi pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
d) Menguasai teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran yang mendidik. Guru
mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru. Guru mampu
menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik
dan memotivasi mereka untuk belajar.
e) Pengembangan kurikulum. Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan
terpenting kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan
pembelajaran. Guru mampu memilih, menyusun, dan menata materi pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
f) Kegiatan pembelajaran yang mendidik. Guru mampu menyusun dan melaksanakan
rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru mampu
menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai
dengan karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi
informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran.
g) Pengembangan potensi peserta didik. Guru mampu menganalisis potensi
pembelajaran setiap peserta didik dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta
didik melalui program pembelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan
potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa
peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka.
h) Komunikasi dengan peserta didik. Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empati
dan santun dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru mampu
memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan
peserta didik.
i) Penilaian dan Evaluasi. Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil
belajar secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas proses
dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
merancang program remedial dan pengayaan. Guru mampu menggunakan hasil
analisis penilaian dalam proses pembelajarannya.

2. Era globalisasi menuntut peningkatan daya saing anak bangsa, sehingga peningkatan
kemampuan penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir menjadi hal yang
penting dalam pembelajaran. Uraikan pendapat Anda hubungan antara perubahan
kurikulum yang terjadi, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Dukung pendapat Anda dengan fakta dan kondisi yang ada di sekolah baik
melalui teori dan juga hasil penelusuran artikel ilmiah tentang implementasi
kurikulum dan pembelajaran di sekolah khususnya pada pembelajaran fisika!
Jawab:
Hubungan perubahan kurikulum di era globalisasi dengan menggunakan Strategi
Kurikulum yang Tepat. Strategi yang dimaksud di sini adalah rencana serangkaian
usaha untuk mencapai tujuan, dalam hal perubahan kurikulum. Untuk mengubah
kurikulum dapat diikuti sebagai berikut:
a. Mengubah seluruh sistem pendidikan.
Hal ini hanya dapat dilakukan oleh pusat yakni Depdikbud karena mempunyai
wewenang penuh untuk mengadakan perubahan kurikulum secara total. Perubahan ini
menyeluruh dan dijalankan secara uniform di seluruh Negara. Usaha besar-besaran ini
hanya dapat dikoordinasi oleh pusat dengan memberikan pernyataan kebijaksanaan,
petunjuk-petunjuk pelaksanaan dan buku pedoman. Strategi ini sangat ekonomis
mengenai waktu dan tenaga bila mengadakan perubahan kurikulum secara uniform
dan menyeluruh.
b. Mengubah kurikulum tingkat lokal.
Kurikulum yang nyata, yang riil, hanya terdapat di mana guru dan murid berada,
yakni sekolah dan dalam kelas. Di sinilah dihadapi masalah kurikulum yang
sesungguhnya. Disinilah dihadapi masalah kurikulum yang sesungguhnya . Dalam
kelas kurikulum menjadi hidup, bukan hanya secarik kertas. Dalam menghadapi anak,
mau tak mau setiap guru akan menghadapi masalah yang harus diatasinya. Dalam
pelaksanaan kurikulum dalam kelas terhadap murid yang berbeda-beda, tak dapat
tiada guru harus mengadakan penyesuaian.
c. Memberikan pendidikan in-service dan pengembangan staf.
Dianggap bahwa kurikulum sekolah akan mengalami perbaikan jika mutu guru
ditingkatkan. In-service training dianggap lebih formal, dengan rencana yang lebih
ketat dan diselenggarakan atas instruksi pihak atasan. Pengembangan staf atau staff
Development lebih tak formal, lebih bebas disesuaikan dengan kebutuhan guru. Guru
misalnya dapat disuruh mengobservasi dan menilai dirinya mengajar yang telah
divideo-tape. Apa yang dipelajari dalam inservice dan pengembangan staf hendaknya
dipraktikkan.
d. Supervisi
Dahulu pemilik sekolah mengunjungi sekolah untuk mengadakan inspeksi dan
memberi penilaian terhadap guru dan sekolah. Kedatangannya dipandang sebagai hari
mendung penuh rasa takut yang dihadapi guru dengan segala macam tipu muslihat.
Kini pengertian supervisi sudah berubah. Tujuannya ialah membantu guru
mengadakan perbaikan dalam pengajaran. Supervisi adalah memberi pelayanan
kepada guru untuk memperoleh proses belajar-mengajar yang lebih efektif.
e. Reorganisasi sekolah
Reorganisasi diadakan bila sekolah itu ingin merombak seluruh cara mendidik di
sekolah itu dengan menerima cara yang baru sama sekali. Hal ini antara lain dapat
terjadi bila sekolah itu akan menjalankan misalnya team teaching, nongrading,
metode unit, open school, dan lain-lain yang memerlukan perubahan dalam semua
aspek pengajaran, seperti bentuk ruangan, fasilitas, penjadwalan, tugas guru, kegiatan
siswa, administrasi, dan sebagainya. Hal serupa ini akan jarang terdapat di negara kita
dewasa ini, kecuali bila diadakan eksperimen dengan metode baru, misalnya
pengajaran modul.
f. Eksperimentasi dan penelitian
Penelitian secara sistematis mengikuti langkah-langkah tertentu untuk memecahkan
suatu masalah. Biasanya guru jarang melakukannya. Yang banyak dilakukan guru
ialah percobaan kecil-kecilan yang kurang sistematis bila ia menyadari adanya
masalah yang dihadapinya dan berniat untuk mengatasinya. Masalah akan timbul, bila
guru itu mengadakan evaluasi tentang pekerjaannya sendiri, dan selain itu peka
terhadap kritik dari dunia luar, melihat kekurangan pendidikan berdasarkan ebtanas
atau evaluasi lainnya, dan umumnya bila merasa kurang puas dengan apa yang
dilakukannya.

Implementasi Kurikulum pada pembelajaran Fisika:


Kurikulum secara umum berisi pedoman penyelenggaraan pembelajaran. Untuk dapat
dilaksanakan di kelas, pedoman yang bersifat umum tersebut perlu dijabarkan
menjadi panduan yang lebih spesifik. Di sinilah tugas kita sebagai guru untuk
menjabarkan kurikulum yang umum menjadi rancangan pembelajaran yang lebih
operasional. Pembelajaran ini selanjutnya dikembangkan menjadi pembelajaran fisika
yang inovatif, menantang dan menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa guru perlu
melakukan pengembangan pembelajaran fisika. Pembelajaran fisika ditinjau dari
proses meliputi komponen-komponen yang mendukung pembelajaran. Komponen
tersebut, meliputi tujuan, isi materi, metode, media, dan evaluasi pembelajaran.
1. Komponen Tujuan
Sudah diuraikan sebelumnya bahwa, kurikulum fisika terdiri dari tujuan yang bersifat
hierarkis dari umum ke khusus. Tujuan tersebut dari yang paling atas meliputi tujuan
pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional
(tujuan pembelajaran). Tujuan pembelajaran diwujudkan dalam rumusan indikator
keberhasilan. Sebagai guru fisika, Kita harus menjabarkan dan menurunkan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam kurikulum menjadi tujuan pembelajaran
dan indikator. Untuk dapat diukur keberhasilannya, rumusan tujuan dan indikator
harus dirumuskan secara operasional.
2. Komponen Isi/Materi Pembelajaran
Isi atau materi pembelajaran merupakan bahan yang disampaikan kepada peserta
didik. Materi pembelajaran harus dikemas menarik sehingga memotivasi siswa untuk
mengkajinya.
3. Komponen Metode
Kita sebagai guru fisika, perlu memperhatikan aspek metode. Metode berkaitan
dengan cara membelajarkan suatu materi kepada peserta didik. Metode mempunyai
kaitan erat dengan karakteristik materi yang akan disampaikan. Ada banyak variasi
metode yang dapat Kita pilih dalam pembelajaran misalnya metode diskusi, metode
demonstrasi, metode eksperimen, role play, ceramah, tanya jawab. Tidak semua
metode cocok atau sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran fisika. Inilah
pentingnya menganalisis materi dan tujuan yang ditetapkan sebelum menetapkan jenis
metode yang digunakan. Penentuan metode pembelajaran ini bertujuan untuk
menciptakan pembelajaran yang kreatif, menantang, dan menyenangkan. Tentunya
Kita sebagai guru fisika harus mampu menentukan jenis metode yang sesuai. Fisika
sebagai bagian dari Ilmu pengetahuan alam mengkaji berbagai fenomena fisis di alam
ini. Pendekatan yang sesuai misalnya pendekatan intuisi, pendekatan kontekstual,
pendekatan STM.
4. Komponen Media
Media merupakan komponen yang berperan dalam pembelajaran. Media akan
membantu Kita dalam membelajarkan fisika. Media yang digunakan dalam
pembelajaran fisika bervariasi. Penggunaan media ini disesuaikan dengan kebutuhan
pembelajaran, yaitu karakteristik materi yang akan disajikan, misalnya media
berbantuan komputer, media yang berupa model alat tertentu, berupa model rangkaian
listrik, model alat kincir angin. Media bersifat membantu proses pemahaman siswa
mengenai suatu proses atau konsep tertentu, misalnya untuk memahamkan siswa
mengenai konsep rangkaian paralel dan rangkaian seri, diperlukan model rangkaian
paralel dan rangkaian seri. Media dapat berperan menggantikan objek, gejala kejadian
nyata menjadi sesuatu yang dapat diamati peserta didik dalam kelas.
5. Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu tahap yang digunakan untuk melihat keberhasilan setelah
peserta didik melalui proses pembelajaran. Evaluasi merupakan tahap yang penting
dalam pembelajaran. Tanpa evaluasi, guru tidak dapat mengetahui keberhasilan
peserta didiknya.

3. Lakukan kajian pada salah satu sekolah Internasional yang ada di Indonesia, dan
bandingkan dengan sekolah dengan kurikulum nasional ( kurikulum 2013 atau
kurikulum merdeka belajar). Lakukan analisis persamaan dan perbedaan dokumen
dan strategi pembelajaran yang diimplementasikan di sekolah!
Jawab:
Perbedaan Kurikulum sekolah Internasional Dan sekolah Nasional yang ada di
Indonesia yaitu:
a. Kurikulum
Kurikulum sekolah internasional umumnya mengacu pada kurikulum seperti
Cambridge Assessment International Education, Edexcel atau International
Baccalaureate (IB). Untuk bisa mendapatkan label sekolah internasional harus
mendapat sertifikasi resmi dari lembaga yang bersangkutan. Tidak hanya itu,
penetapan sekolah berstandar internasional juga harus menyesuaikan dengan
tenaga pengajar dan fasilitas yang ada. Sementara itu, sekolah nasional baik
sekolah negeri maupun swasta adalah sekolah yang menggunakan sistem
kurikulum nasional yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Aspek yang ditonjolkan dari kurikulum berbasis
nasional diantara-Nya terkait pengetahuan, keterampilan dan sikap. Salah satu
sekolah bertaraf internasional berbasis kurikulum Cambridge yakni adalah
Global Prestasi School (GPS) yang ada di Bekasi, Jawa Barat. GPS
menggunakan kurikulum 2013 dan berafiliasi dengan kurikulum Cambridge.
GPS terdiri dari Montessori Pra-sekolah, Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Metode
Montessori sendiri terdapat 5 area yaitu EPL, Sensorial, Language, Math dan
Culture. Global Prestasi Montessori menyiapkan pendidikan anak sejak usia
dini hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan afiliasi
kurikulum Cambridge, pada siswa GPS mampu melanjutkan ke jenjang
universitas ternama. Dan membentuk kompetensi mereka sejak dini agar siap
menghadapi persaingan global
b. Sistem Pembelajaran
Pada tingkat pendidikan menengah atas di sekolah internasional, umumnya
lebih fleksibel dalam model penjurusan. Bukan hanya menitikberatkan
penjurusan IPA atau IPS, tetapi juga ada opsi penjurusan lain. Sekolah
internasional memberikan pilihan-pilihan mata pelajaran yang bisa diambil
siswa-siswi untuk pengembangan keterampilan mereka. Kurikulum
internasional lebih menuntut anak-anak menjadi lebih kreatif dan aktif. Selain
itu, orientasi sekolah internasional juga lebih mengedepankan pada proses
bukan hasil. Sementara itu, sebagaimana yang Kita tahu, sekolah berstandar
nasional juga memiliki banyak mata pelajaran. Selain ilmu pasti dan ilmu
bahasa, ada juga ilmu lain seperti pendidikan seni, ilmu sosial, olahraga, dan
keterampilan. Pada praktiknya, siswa-siswi harus menguasai beragam mata
pelajaran dan semua akan diuji sebagai penilaian akhir bagi para siswa.
c. Bahasa Pengantar
Perbedaan mencolok lain antara sekolah internasional dengan sekolah
berstandar nasional adalah bahasa pengantar. Di sekolah internasional
umumnya menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar. Bahasa asing
yang dipakai seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin, atau bahasa dari
beberapa negara Eropa. Sementara di sekolah nasional, bahasa pengantar yang
digunakan adalah bahasa Indonesia. Hal ini telah sesuai dengan kurikulum
yang ditetapkan pemerintah.
d. Fasilitas
Dari sisi fasilitas, sekolah internasional terbilang lebih baik dari sekolah
nasional. Umumnya, ruang belajar sekolah internasional dilengkapi dengan
fasilitas AC, perpustakaan dengan buku-buku update dan lengkap, sarana
olahraga, food court sebagai kantin, dan tempat-tempat khusus yang
menunjang keterampilan lainnya. Sedangkan untuk sekolah nasional misalnya
sekolah negeri, fasilitas yang disediakan menyesuaikan dengan anggaran dana
pendidikan dari pemerintah. Fasilitas yang disediakan diantaranya sarana
olahraga (lapangan), kantin, perpustakaan, dan peralatan kesenian. Adapun
sekolah swasta berbasis kurikulum nasional juga menyediakan fasilitas dari
dana yang didapat dari yayasan dan iuran pendidikan siswa. Fasilitas yang
diberikan juga tidak kalah lengkap dari sekolah internasional.
e. Tenaga Pengajar
Untuk tenaga pengajar atau guru di sekolah internasional umumnya memiliki
kompetensi yang tentu menyesuaikan dengan kurikulum sekolah. Tidak semua
guru di sekolah internasional berasal dari luar negeri. Bahkan ada sekolah
internasional yang hanya ada satu guru asing, selebihnya guru asal Indonesia.
Namun, di sekolah internasional lain ada juga yang mempekerjakan banyak
guru dari luar negeri seperti Filipina, China, Singapura, Eropa, dan Amerika.
Sedangkan guru di sekolah nasional baik negeri maupun swasta umumnya
berasal dari dalam negeri. Selain itu, kompetensi guru di sekolah nasional juga
menyesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Salah satu hal keberadaan
guru lokal yang lebih mendominasi juga menyesuaikan dengan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar utama di sekolah nasional.
f. Tugas Dan Ujian Sekolah
Mengenai tugas dan ujian di sekolah internasional dan nasional juga terdapat
perbedaan. Siswa di sekolah internasional lebih banyak diberikan tugas praktik
atau eksperimen. Tugas praktik ini misalnya untuk mata pelajaran science
seperti Kimia, Biologi dan Fisika. Untuk ujian di sekolah internasional tidak
hanya melalui Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester
(UAS). Para siswa juga mesti mengikuti ujian resmi dari CIE atau IB. Ujian
ini biasanya dilakukan sekali saat siswa berada di kelas 12. Selain itu, di
sekolah internasional juga kebanyakan menerapkan model ujian berupa
makalah yang dijawab secara esai.

B. TUGAS

Pembelajaran Fisika di sekolah dimaksudkan untuk memfasilitasi siswa mencapai


kompetensi yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru melakukan
manajemen pengelolaan dengan menyusun program tahunan dan semester beserta perangkat
pembelajaran agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien.

•untuk perencanaan pembelajaran, buatlah program tahunan dan semester !

•Pilihlah salah satu KD dari program semester yang ada, lakukan analisis untuk menentukan
konsep esensial yang perlu dipelajari siswa.

Anda mungkin juga menyukai