NIM: F1051211047
KELAS: II A2
2. Era globalisasi menuntut peningkatan daya saing anak bangsa, sehingga peningkatan
kemampuan penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir menjadi hal yang
penting dalam pembelajaran. Uraikan pendapat Anda hubungan antara perubahan
kurikulum yang terjadi, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Dukung pendapat Anda dengan fakta dan kondisi yang ada di sekolah baik
melalui teori dan juga hasil penelusuran artikel ilmiah tentang implementasi
kurikulum dan pembelajaran di sekolah khususnya pada pembelajaran fisika!
Jawab:
Hubungan perubahan kurikulum di era globalisasi dengan menggunakan Strategi
Kurikulum yang Tepat. Strategi yang dimaksud di sini adalah rencana serangkaian
usaha untuk mencapai tujuan, dalam hal perubahan kurikulum. Untuk mengubah
kurikulum dapat diikuti sebagai berikut:
a. Mengubah seluruh sistem pendidikan.
Hal ini hanya dapat dilakukan oleh pusat yakni Depdikbud karena mempunyai
wewenang penuh untuk mengadakan perubahan kurikulum secara total. Perubahan ini
menyeluruh dan dijalankan secara uniform di seluruh Negara. Usaha besar-besaran ini
hanya dapat dikoordinasi oleh pusat dengan memberikan pernyataan kebijaksanaan,
petunjuk-petunjuk pelaksanaan dan buku pedoman. Strategi ini sangat ekonomis
mengenai waktu dan tenaga bila mengadakan perubahan kurikulum secara uniform
dan menyeluruh.
b. Mengubah kurikulum tingkat lokal.
Kurikulum yang nyata, yang riil, hanya terdapat di mana guru dan murid berada,
yakni sekolah dan dalam kelas. Di sinilah dihadapi masalah kurikulum yang
sesungguhnya. Disinilah dihadapi masalah kurikulum yang sesungguhnya . Dalam
kelas kurikulum menjadi hidup, bukan hanya secarik kertas. Dalam menghadapi anak,
mau tak mau setiap guru akan menghadapi masalah yang harus diatasinya. Dalam
pelaksanaan kurikulum dalam kelas terhadap murid yang berbeda-beda, tak dapat
tiada guru harus mengadakan penyesuaian.
c. Memberikan pendidikan in-service dan pengembangan staf.
Dianggap bahwa kurikulum sekolah akan mengalami perbaikan jika mutu guru
ditingkatkan. In-service training dianggap lebih formal, dengan rencana yang lebih
ketat dan diselenggarakan atas instruksi pihak atasan. Pengembangan staf atau staff
Development lebih tak formal, lebih bebas disesuaikan dengan kebutuhan guru. Guru
misalnya dapat disuruh mengobservasi dan menilai dirinya mengajar yang telah
divideo-tape. Apa yang dipelajari dalam inservice dan pengembangan staf hendaknya
dipraktikkan.
d. Supervisi
Dahulu pemilik sekolah mengunjungi sekolah untuk mengadakan inspeksi dan
memberi penilaian terhadap guru dan sekolah. Kedatangannya dipandang sebagai hari
mendung penuh rasa takut yang dihadapi guru dengan segala macam tipu muslihat.
Kini pengertian supervisi sudah berubah. Tujuannya ialah membantu guru
mengadakan perbaikan dalam pengajaran. Supervisi adalah memberi pelayanan
kepada guru untuk memperoleh proses belajar-mengajar yang lebih efektif.
e. Reorganisasi sekolah
Reorganisasi diadakan bila sekolah itu ingin merombak seluruh cara mendidik di
sekolah itu dengan menerima cara yang baru sama sekali. Hal ini antara lain dapat
terjadi bila sekolah itu akan menjalankan misalnya team teaching, nongrading,
metode unit, open school, dan lain-lain yang memerlukan perubahan dalam semua
aspek pengajaran, seperti bentuk ruangan, fasilitas, penjadwalan, tugas guru, kegiatan
siswa, administrasi, dan sebagainya. Hal serupa ini akan jarang terdapat di negara kita
dewasa ini, kecuali bila diadakan eksperimen dengan metode baru, misalnya
pengajaran modul.
f. Eksperimentasi dan penelitian
Penelitian secara sistematis mengikuti langkah-langkah tertentu untuk memecahkan
suatu masalah. Biasanya guru jarang melakukannya. Yang banyak dilakukan guru
ialah percobaan kecil-kecilan yang kurang sistematis bila ia menyadari adanya
masalah yang dihadapinya dan berniat untuk mengatasinya. Masalah akan timbul, bila
guru itu mengadakan evaluasi tentang pekerjaannya sendiri, dan selain itu peka
terhadap kritik dari dunia luar, melihat kekurangan pendidikan berdasarkan ebtanas
atau evaluasi lainnya, dan umumnya bila merasa kurang puas dengan apa yang
dilakukannya.
3. Lakukan kajian pada salah satu sekolah Internasional yang ada di Indonesia, dan
bandingkan dengan sekolah dengan kurikulum nasional ( kurikulum 2013 atau
kurikulum merdeka belajar). Lakukan analisis persamaan dan perbedaan dokumen
dan strategi pembelajaran yang diimplementasikan di sekolah!
Jawab:
Perbedaan Kurikulum sekolah Internasional Dan sekolah Nasional yang ada di
Indonesia yaitu:
a. Kurikulum
Kurikulum sekolah internasional umumnya mengacu pada kurikulum seperti
Cambridge Assessment International Education, Edexcel atau International
Baccalaureate (IB). Untuk bisa mendapatkan label sekolah internasional harus
mendapat sertifikasi resmi dari lembaga yang bersangkutan. Tidak hanya itu,
penetapan sekolah berstandar internasional juga harus menyesuaikan dengan
tenaga pengajar dan fasilitas yang ada. Sementara itu, sekolah nasional baik
sekolah negeri maupun swasta adalah sekolah yang menggunakan sistem
kurikulum nasional yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Aspek yang ditonjolkan dari kurikulum berbasis
nasional diantara-Nya terkait pengetahuan, keterampilan dan sikap. Salah satu
sekolah bertaraf internasional berbasis kurikulum Cambridge yakni adalah
Global Prestasi School (GPS) yang ada di Bekasi, Jawa Barat. GPS
menggunakan kurikulum 2013 dan berafiliasi dengan kurikulum Cambridge.
GPS terdiri dari Montessori Pra-sekolah, Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Metode
Montessori sendiri terdapat 5 area yaitu EPL, Sensorial, Language, Math dan
Culture. Global Prestasi Montessori menyiapkan pendidikan anak sejak usia
dini hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan afiliasi
kurikulum Cambridge, pada siswa GPS mampu melanjutkan ke jenjang
universitas ternama. Dan membentuk kompetensi mereka sejak dini agar siap
menghadapi persaingan global
b. Sistem Pembelajaran
Pada tingkat pendidikan menengah atas di sekolah internasional, umumnya
lebih fleksibel dalam model penjurusan. Bukan hanya menitikberatkan
penjurusan IPA atau IPS, tetapi juga ada opsi penjurusan lain. Sekolah
internasional memberikan pilihan-pilihan mata pelajaran yang bisa diambil
siswa-siswi untuk pengembangan keterampilan mereka. Kurikulum
internasional lebih menuntut anak-anak menjadi lebih kreatif dan aktif. Selain
itu, orientasi sekolah internasional juga lebih mengedepankan pada proses
bukan hasil. Sementara itu, sebagaimana yang Kita tahu, sekolah berstandar
nasional juga memiliki banyak mata pelajaran. Selain ilmu pasti dan ilmu
bahasa, ada juga ilmu lain seperti pendidikan seni, ilmu sosial, olahraga, dan
keterampilan. Pada praktiknya, siswa-siswi harus menguasai beragam mata
pelajaran dan semua akan diuji sebagai penilaian akhir bagi para siswa.
c. Bahasa Pengantar
Perbedaan mencolok lain antara sekolah internasional dengan sekolah
berstandar nasional adalah bahasa pengantar. Di sekolah internasional
umumnya menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar. Bahasa asing
yang dipakai seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin, atau bahasa dari
beberapa negara Eropa. Sementara di sekolah nasional, bahasa pengantar yang
digunakan adalah bahasa Indonesia. Hal ini telah sesuai dengan kurikulum
yang ditetapkan pemerintah.
d. Fasilitas
Dari sisi fasilitas, sekolah internasional terbilang lebih baik dari sekolah
nasional. Umumnya, ruang belajar sekolah internasional dilengkapi dengan
fasilitas AC, perpustakaan dengan buku-buku update dan lengkap, sarana
olahraga, food court sebagai kantin, dan tempat-tempat khusus yang
menunjang keterampilan lainnya. Sedangkan untuk sekolah nasional misalnya
sekolah negeri, fasilitas yang disediakan menyesuaikan dengan anggaran dana
pendidikan dari pemerintah. Fasilitas yang disediakan diantaranya sarana
olahraga (lapangan), kantin, perpustakaan, dan peralatan kesenian. Adapun
sekolah swasta berbasis kurikulum nasional juga menyediakan fasilitas dari
dana yang didapat dari yayasan dan iuran pendidikan siswa. Fasilitas yang
diberikan juga tidak kalah lengkap dari sekolah internasional.
e. Tenaga Pengajar
Untuk tenaga pengajar atau guru di sekolah internasional umumnya memiliki
kompetensi yang tentu menyesuaikan dengan kurikulum sekolah. Tidak semua
guru di sekolah internasional berasal dari luar negeri. Bahkan ada sekolah
internasional yang hanya ada satu guru asing, selebihnya guru asal Indonesia.
Namun, di sekolah internasional lain ada juga yang mempekerjakan banyak
guru dari luar negeri seperti Filipina, China, Singapura, Eropa, dan Amerika.
Sedangkan guru di sekolah nasional baik negeri maupun swasta umumnya
berasal dari dalam negeri. Selain itu, kompetensi guru di sekolah nasional juga
menyesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Salah satu hal keberadaan
guru lokal yang lebih mendominasi juga menyesuaikan dengan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar utama di sekolah nasional.
f. Tugas Dan Ujian Sekolah
Mengenai tugas dan ujian di sekolah internasional dan nasional juga terdapat
perbedaan. Siswa di sekolah internasional lebih banyak diberikan tugas praktik
atau eksperimen. Tugas praktik ini misalnya untuk mata pelajaran science
seperti Kimia, Biologi dan Fisika. Untuk ujian di sekolah internasional tidak
hanya melalui Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester
(UAS). Para siswa juga mesti mengikuti ujian resmi dari CIE atau IB. Ujian
ini biasanya dilakukan sekali saat siswa berada di kelas 12. Selain itu, di
sekolah internasional juga kebanyakan menerapkan model ujian berupa
makalah yang dijawab secara esai.
B. TUGAS
•Pilihlah salah satu KD dari program semester yang ada, lakukan analisis untuk menentukan
konsep esensial yang perlu dipelajari siswa.