Anda di halaman 1dari 5

FASILITAS SANITASI DENGAN KEJADIAN KECACINGAN

SAIDIN NAZAR, IMAM SANTOSO, ISNAWATI


Poltekkes kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan
JL.H. Mistar Cokrokusumo No.1A Banjarbaru Kalimantan Selatan 70714
Email : nazar.saidin.ahmad@gmail.com

Abstrak : Fasilitas Sanitasi Dengan Kejadian Kecacingan. Kecacingan yaitu penyakit yang
disebabkan masuknya parasit cacing kedalam tubuh manusia. Kejadian kecacingan erat dengan
kebersihan buruk, kurang air bersih dan keadaan sanitasi yang tidak memadai. Penelitian ini
bertujuan mengetahui hubungan fasilitas sanitasi dengan kejadian kecacingan pada masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Kota Banjarbaru. Penelitian ini merupakan pendekatan retrospektif
analitik desian case control pada perbandingan kasus:kontrol 1:2. Sampel kasus ialah semua
penderita kecacingan di wilayah kerja Puskesmas Kota Banjarbaru berjumlah 19 kasus pada
bulan Januari – Desember 2019. Analisis statistik menggunakan uji Chi-Square. Hasil uji statistik
penelitian menunjukkan sarana air bersih (p 0,111 > α 0,05), sarana pengolahan air limbah (p
0,211 > α 0,05), sarana pembuangan kotoran manusia (p 1,000 > α 0,05), sarana pengolahan
sampah (p 0,924 > α 0,05) dan fasilitas sanitasi (p 0,717 > α 0,05) terbukti tidak memiliki
hubungan dengan kejadian kecacingan pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kota
Banjarbaru. Diharapkan dengan pelatihan kepada masyarakat untuk membuat kompos,
membuat sumur resapan sederhana dan mendorong masyarakat untuk memperbaiki sarana
sumur gali, menyediakan sarana tempat sampah dengan tutup skala komunal maupun rumah
tangga sehingga meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

Kata kunci : Fasilitas Sanitasi, Kejadian Kecacingan

PENDAHULUAN Prevalensi kecacingan didunia untuk


Infeksi kecacingan dapat terjadi karena golongan cacing Soil Transmitted Helminths
menelan telur yang telah berembrio melalui 24 % dari populasi dunia(5). Di Indonesia
tangan, makanan, atau minuman yang Prevalensinya bervariasi antara 2,5% –
terkontaminasi, atau langsung melalui debu, 62% (6). Letak geografi indonesia yang
tanah, hewan peliharaan atau barang beriklim tropis sangat mendukung
mainan (1). Golongan jenis cacing Soil pertumbuhan cacing di tanah.
Transmitted Helminth yang dapat Penyebaran kejadian kecacingan dari 9
membahayakan kesehatan manusia ialah Puskesmas yang ada di Kota Banjarbaru
Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, kejadian kecacingan pada Puskemas
cacing tambang (Necator americanus dan Cempaka selalu terjadi dan merupakan
Ancylostoma duodenale). Terdapat juga cacing yang tertinggi berdasarkan data tahun 2017
yang berasal dari anjing dan kucing yaitu dan 2018. Data laporan bulan Januari
Cutaneous larva migrans dan jenis cacing sampai Desember 2019 tercatat 19 orang
Enterobius vermicularis penyebab kremi. penderita dari 35.814 jumlah penduduk
Sanitasi lingkungan merupakan faktor atau prevalensinya 0,5 0/00 . berdasarkan
risiko terjadinya kejadian kecacingan yang data diatas kasus kecacingan pada
ditularkan melalui tanah pada warga di Asia masyarakat terlihat kecil kasusnya namun
dan Afrika (2). Faktor sanitasi lingkungan berdasarkan hasil data penelitian
yang memiliki risiko tinggi terhadap prevalensi kecacingan dari 60 orang pekerja
kejadian kecacingan ialah sarana tambang intan tradisional di kecamatan
pembuangan kotoran manusia, sarana Cempaka Kota Banjarbaru, terdapat 20
pembuangan air limbah rumah tangga dan orang (33,3%) positif kecacingan (7) dan
sarana pembuangan sampah(3). Faktor- penelitian Prevalensi dari 45 siswa sekolah
faktor lain yang juga berpengaruh terhadap SDN 4 Cempaka terdapat 8 orang (18%)(8).
kejadian kecacingan ialah faktor sosial Kasus kecacingan di kecamatan cempaka
ekonomi, status gizi serta pendidikan (4) belum sepenuhya hilang masih terjadi
penularan setiap tahunnya. Wilayah
perkotaan selama ini dianggap sudah Mengetahui Hubungan Fasilitas sanitasi
terbebas dari masalah kecacingan, namun terdiri dari sarana air bersih, sarana
letak kecamatan Cempaka yang masih dekat pengolahan air limbah, sarana pembuangan
dengan pusat kota Banjarmasin dan kotoran manusia dan sarana pembuangan
Banjarbaru masih menjadi wilayah dengan sampah dengan kejadian kecacingan.
kejadian tertinggi. Selain itu berdasarkan
data dari Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru METODELOGI PENELITIAN
Tahun 2018 di wilayah kerja Puskesmas Jenis penelitian bersifat analitik dengan
Cempaka terdapat 3 Kelurahan yang masih desain penelitian pendekatan Retrospektif
melakukan buang air besar sembarangan (Case Conrol) perbandingan 1 : 2 Penelitian
dan berdasarkan hasil komplikasi data dilakukan sejak bulan Oktober 2019 sampai
sekunder, persepsi SKPD dan Studi EHRA laporan hasil pada bulan Mei 2020. Populasi
kelurahan Sungai Tiung dan Kelurahan penelitian ini semua yang tercatat pada
Cempaka Kecamatan Cempaka ditetapkan register Puskesmas Cempaka dan
sebagai area berisiko sanitasi di Kota Bertempat Tinggal di Wilayah Kerja
Banjarbaru dengan penyebab utama risiko Puskesmas Cempaka. Sampel kasus diambil
sanitasi ialah sarana pembuangan air menggunakan Teknik saturation sampling
limbah domestik, genangan air, yaitu mengambil seluruh anggota populasi
persampahan dan PHBS hal itu dipengaruhi berjumlah 19 responden tercatat di register
oleh masih banyaknya penduduk miskin mulai bulan Januari sampai Desember 2019.
serta faktor sosial masyarakat yang masih Sampel Kontrol ialah responden yang
tertinggal (9). Maka didapatkanlah rumusan bertempat tinggal dekat dengan sampel
masalah penelitian ini ialah apakah ada kasus diambil menggunakan Teknik simple
hubungan fasilitas sanitasi dengan kejadian random sampling berjumlah 38 responden.
kecacingan pada masyarakat diwilayah Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu
kerja Puskesmas Cempaka? Dengan tujuan observasi menggunakan lembar checklist.

HASIL DAN PEMBAHASAN terbanyak 10 hingga 19 tahun (57,9 %)


Jumlah responden penelitian ini ada 57 dengan status kepemilikan rumah
responden paling banyak berjenis kelamin responden paling banyak milik sendiri
perempuan (77,2 %) dari pada laki-laki (89,5%).
(22,8 %) rata-rata lama tinggal responden

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Sarana Air Bersih Dengan Kejadian Kecacingan


Kejadian Kecacingan
No Sarana Air Bersih kasus Kontrol Jumlah
N % N %
1 Tidak Memenuhi Syarat 8 42,1 7 18,4 15
2 Memenuhi Syarat 11 57,9 31 81,6 42
Total 19 100 38 100 57
Pvalue = 0,111 α = 0,05
Sarana air bersih yang banyak digunakan Statistik dengan uji Chi-Square nilai Pvalue
pada wilayah kerja Puskesmas Cempaka (0,111) > α (0,05) maka H0 diterima
ialah sumur gali. sebagian kecil tidak terbukti secara statistik tidak terdapat
memenuhi syarat dikarenakan sumur gali hubungan antara sarana air bersih dengan
tidak menggunakan tutup rapat yang tahan kejadian kecacingan pada masyarakat di
lama, tidak terdapat dinding sumur minimal wilayah kerja Puskesmas Kota Banjarbaru.
3 m, lantai tidak kedap air dan jarak dengan Tidak ditemukannya hubungan pada
sumber pencemar < 10 m. Hasil Analisis penelitian ini dikarenakan tidak ada
perbedaan yang signifikan pada sarana air bersih baik itu kelompok kasus atau
maupun kelompok kontrol.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sarana Pengolahan Air Limbah Dengan Kejadian Kecacingan
Kejadian Kecacingan
Sarana Pengolahan kasus Kontrol
No Jumlah
Air Limbah
n % n %
1 Tidak Memenuhi Syarat 10 52,6 12 31,6 22
2 Memenuhi Syarat 9 47,4 31 68,4 35
Total 19 100 38 100 57
Pvalue = 0,211 α = 0,05
Jenis sarana pengolahan air limbah jaraknya dekat dengan sumber air < 10 m.
terbanyak digunakan ialah jenis saluran Hasil Analisis Statistik dengan uji Chi-
terbuka. Untuk sarana pengolahan air Square nilai Pvalue (0,211) > α (0,05) maka H0
limbah masyarakat kecamatan Cempaka diterima terbukti secara statistik tidak
dengan kriteria tidak memenuhi syarat terdapat hubungan antara sarana
dikarenakan tidak memiliki sarana pengolahan air limbah dengan kejadian
pengolahan air limbah langsung membuang kecacingan pada masyarakat di wilayah
air limbah di tanah sehingga menimbulkam kerja Puskesmas Kota Banjarbaru. Tidak
genanangan dan menjadi sarang vektor dan ditemukannya pada penelitian ini
binatang penganggu sedangkan untuk dikarenakan adanya faktor lain yang
saluran terbuka,saluran tertutup dan SPAL menyebabkan seseorang terinfeksi cacingan
(Sumur resapan) dengan kriteria tidak seperti faktor kebiasaan menggunakan alas
memenuhi syarat dikarenakan tidak kaki dan kebersihan kuku tangan seseorang
mengalir dengan lancar dan tidak terbuat akan mempermudah seseorang terinfeksi
dari bahan yang tidak kedap air dan kecacingan.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sarana Pembuangan Kotoran Manusia


Dengan Kejadian Kecacingan
Kejadian Kecacingan
Sarana Pembuangan kasus Kontrol
No Jumlah
Kotoran Manusia
n % n %
1 Tidak Memenuhi Syarat 1 5,3 1 2,6 2
2 Memenuhi Syarat 18 94,7 37 97,4 55
Total 19 100 38 100 57
Pvalue = 1,000 α = 0,05
Untuk sarana pembuangan kotoran terbukti secara statistik tidak terdapat
manusia yang semua menggunakan jenis hubungan antara sarana pembuangan
kloset leher angsa dengan septic tank . kotoran manusia dengan kejadian
Sarana pembuangan kotoran manusia yang kecacingan pada masyarakat di wilayah
tidak memenuhi syarat dikarenakan kerja Puskesmas Kota Banjarbaru. Tidak
menggunakan septic tank . Hasil Analisis ditemukannya hubungan pada penelitian ini
Statistik dengan uji Chi-Square nilai Pvalue dikarenakan tidak terdapat perbedaan yang
(1,000) > α (0,05) maka H0 diterima signifikan pada sarana pembuangan
kotoran manusia baik itu kelompok kasus mencuci tangan setelah buang air besar dan
maupun kontrol. Selain itu , faktor lain yang ketika sebelum juga setelah makan sehingga
menyebabkan seseorang terinfeksi cacingan rantai penularan kecacingan terputus.
seperti faktor perilaku seseorang untuk
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Sarana Pengolahan Sampah
Dengan Kejadian Kecacingan
Kejadian Kecacingan
No Sarana Pengolahan Sampah kasus Kontrol Jumlah
n % n %
1 Tidak Memenuhi Syarat 12 63,2 22 57,9 34
2 Memenuhi Syarat 7 36,8 16 42,1 23
Total 19 100 38 100 57
Pvalue = 0,924 α = 0,05
Untuk sarana pengolahan sampah pengolahan sampah dengan kejadian
masyarakat Cempaka dengan kriteria tidak kecacingan pada masyarakat di wilayah
memenuhi persyaratan dikarenakan tidak kerja Puskesmas Kota Banjarbaru. Tidak
mempunyai tempat sampah yang ditemukannya hubungan pada penelitian ini
memenuhi persyaratan juga tidak dilakukan dikarenakan adanya faktor lain yang
pengolahan. Hasil Analisis Statistik dengan berperan menyebabkan seseorang
uji Chi-Square nilai Pvalue (0,924) > α (0,05) terinfeksi cacingan yakni faktor
maka H0 diterima terbukti secara statistik pengetahuan seseorang terhadap sanitasi
tidak terdapat hubungan antara sarana lingkungan sekitar .
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Fasilitas Sanitai Dengan Kejadian Kecacingan
Kejadian Kecacingan
No Fasilitas Sanitasi kasus Kontrol Jumlah
n % n %
1 Tidak Memenuhi Syarat 4 21,1 6 15,8 10
2 Memenuhi Syarat 15 78,9 32 84,2 47
Total 19 100 38 100 57
Pvalue = 0,717 α = 0,05
Masuknya telur cacing pada manusia dapat kontrol. Selain itu pada penelitian ini
terjadi melalui beberapa cara, yaitu dengan terdapat faktor lain yang tidak diteliti yang
memasukkan tangan atau barang atau berperan dalam menyebabkan seseorang
mainan yang terkontaminasi dengan telur terinfeksi cacingan seperti faktor perilaku
cacing ke mulut, kurang menggunakan alas hidup sehat dan bersih, sosial ekonomi,
kaki sewaktu berjalan di tanah yang status gizi serta pengetahuan seseorang
terkontaminasi dengan tinja (cara masuk mengenai penularan kecacingan. Meskipun
cacing tambang ke dalam tubuh manusia), tidak berhubungan Faktor sanitasi
mengkonsumsi makanan dan minuman lingkungan pun mempunyai peranan dalam
yang tercemar telur cacing (10). Hasil hal penularan infeksi cacingan.
Analisis Statistik dengan uji Chi-Square nilai
Pvalue (0,717) > α (0,05) maka H0 diterima KESIMPULAN DAN SARAN
terbukti secara statistik tidak terdapat Tidak terbukti secara statistik bahwa
hubungan antara fasilitas sanitasi dengan sarana air bersih, sarana pengolahan air
kejadian kecacingan pada masyarakat di limbah, sarana pembuangan kotoran
wilayah kerja Puskesmas Kota Banjarbaru. manusia, sarana pengolahan sampah dan
Tidak ditemukannya hubungan antara pada fasilitas sanitasi berhubungan dengan
penelitian ini dikarenakan tidak terdapat kejadian kecacingan.
perbedaan yang signifikan pada fasilita
sanitasi baik itu kelompok kasus maupun PUSTAKA
1. Annida A, Fakhrizal D, Juhairiyah J, Kesehatan Republik Indonesia
Hairani B. Gambaran status gizi dan Nomor 15 Tahun 2017 Tentang
faktor risiko kecacingan pada anak Penanggulangan Cacingan.
cacingan di masyarakat Dayak Indonesia; 2017 p. 200.
Meratus, Kecamatan Loksado, 7. Roebiakto E, Supriyadi YJ. Risiko
Kabupaten Hulu Sungai Selatan. J Infeksi Kecacingan pada Penambang
Heal Epidemiol Commun Dis. Intan Tradisional di Kecamatan
2019;4(2):54–64. Cempaka Kota Banjarbaru. Med Lab
2. Ziegelbauer K, Speich B, Mausezah D, Technol J. 2016;2(1):17.
Bos R, Keiser J, Utzinger J. Effect of 8. Miliyani M, Setia L, Primanadini A.
Sanitation on Soil-Transmitted Disinfection And Personal Hygiene
Helminth Infection : Systematic Infection In Children Of SDN 4
Review and Meta-Analysis. Plos Med. Cempaka Class 3,4 And 5. 2017;(1).
2012;9(1):1–17. 9. Buku Putih Sanitasi Kota Banjarbaru.
3. Nur MI, Ane R La, Selomo M. Faktor Indikasi Permasalahan dan Posisi
Risiko Sanitasi Lingkungan Rumah Pengelolaan Sanitasi. 2012.
Terhadap Kejadian Kecacingan Pada 10. Kundaian F, Umboh JML, Kepel BJ.
Murid Sekolah Dasar Di Pulau Hubungan Antara Sanitasi
Barrang Lompo Kota Makassar Lingkungan dengan Infestasi Cacing
Tahun 2013. J Kesehat Masy UNHAS pada Murid Sekolah Dasar di Desa
[Internet]. 2013; Available from: Teling Kecamatan Tombariri
http://repository.unhas.ac.id/bitstre Kabupaten Minahasa. 2011;21–7.
am/handle/123456789/6049/jurnal 11. Jourdan PM, Lamberton PHL,
.pdf?sequence=1 Fenwick A, Addiss DG. Seminar Soil-
4. Juhairiyah J, Annida A, Indriyati L. transmitted helminth infections.
Gambaran Faktor Resiko Kecacingan Lancet [Internet].
pada Anak Sekolah Dasar di Kota 2018;391(10117):252–65. Available
Banjarmasin. J Vektor Penyakit. from:
2016;9(1). http://dx.doi.org/10.1016/S0140-
5. WHO. Soil-transmitted helminth 6736(17)31930-X
infections. WHO. 2012.
6. Menkes RI. Peraturan Menteri

Anda mungkin juga menyukai