Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 4

1. 7211420175_Diana Rachmawati
2. 7211420196_Aini Wijayanti
3. 7211420200_Citra Vania maharani
4. 7211420286_Mochammad Rizky Faizal Akbar

TUGAS STUDY CASE MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL

NASABAH PRIORITAS GUGAT BRI 1 TRILIUN KARENA SALAH TRANSFER

Kasus salah transfer yang menjadikan Indah Harini sebenarnya merupakan kasus lama atau tepatnya sejak
tahun 2019, namun baru mencuat di akhir 2021. Indah Harini juga diketahui merupakan nasabah prioritas
bank pelat merah tersebut. Pemimpin Kantor Cabang Khusus BRI Akhmad Purwakajaya menjelaskan,
gugatan tersebut merupakan lanjutan dari kasus pada 2019. Nasabah yang bersangkutan disebut telah
menerima dana yang disebut bukan haknya sebesar Rp 30 mililar. Menurut dia, sesuai dengan pasal 85
UU Nomor 3 Tahun 2011 menyampaikan, setiap orang yang dengan sengaja menguasai dan mengakui
sebagai miliknya dana hasil transfer yang diketahui atau patut diketahui bukan haknya dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda Rp 5 miliar. Lebih lanjut Akhmad memastikan, perseroan
telah melakukan investigasi terlebih dulu, dan dilanjutkan dengan berbagai langkah persuasif agar
nasabah terkait dapat mengembalikan dana tersebut kepada BRI. Namun demikian, nasabah yang
bersangkutan disebut tidak memiliki itikad baik untuk mengembalikan dana yang bukan haknya tersebut
kepada BRI, maka untuk menyelesaikan hal tersebut perseroan telah menempuh jalur hukum secara
pidana. Berbeda dengan pernyataan Akhmad, Tim Kuasa hukum Indah Harini yang tergabung pada pada
kantor Hukum Mastermind & Associates menyatakan, kliennya telah menunjukan itikad baik, dengan
mempertanyakan dana yang masuk ke rekeningnya.

Kuasa hukum Indah Harini, Henri Kusuma menjelaskan duduk perkara yang menimpa kliennya bermula
pada 10 Desember dan 16 Desember 2019. Saat itu Indah Harini kaget dengan adanya transfer uang
masuk ke rekeningnya dalam jumlah sangat besar. Karena merasa janggal dengan transaksi tersebut, ia
kemudian menanyakan ke customer service BRI perihal dana yang masuk. Berdasarkan pengakuan
kliennya, customer service BRI mengatakan, tidak ada keterangan dan klaim dari divisi lain, berarti itu
memang uang masuk ke rekening Indah Harini. "Tetapi, setelah beberapa bulan bank menghubungi
nasabah untuk mengambil uang tersebut. Ketika nasabah tidak bersedia digunakan pasal pidana salah
transfer," ujar Henri.

Anggota kuasa hukum lainnya, Chandra memastikan, kliennya telah berkali-kali menanyakan kepada
pihak bank terkait dana yang masuk ke rekeningnya. "Klien kami tersinggung atas tudahan tidak ada itikad
baik, padahal klien sudah berkali-kali menanyakan perihal dana tersebut," kata dia. "Bahwa mengingat
waktu yang tidak patut kurang lebih 11 bulan, semestinya nasabah diberikan informasi yang jelas, jujur
dan terbuka," tambahnya. Indah Harini, kata Chandra, sudah meminta surat resmi dan bukti yang
menunjukkan salah transfer. Permintaan juga disampaikan pada tanggal 11 November 2020 dalam rapat
Zoom dengan BRI. Pada saat itu, kata kuasa hukum Indah, pihak bank bersedia serta berjanji akan
memenuhi keinginan Indah, berupa bukti transaksi, surat resmi dan penawaran dari BRI. Indah,
tambahnya, menunggu hingga tiga minggu, namun permintaannya tidak kunjung dipenuhi. "Oleh karena
itu, pada tanggal 24 November 2020, Indah mengirim surat kepada BRI untuk mempertanyakan janji dan
mempertegas keseriusan dalam menyelesaikan persoalan ini," ucap Chandra.

• PENYEBAB
1. Kelalaian pegawai BRI atas transaksi yang terjadi di rekening nasabah (Indah)
2. Buruknya sistem pengendalian risiko dalam mengatasi masalah yang terjadi pada nasabah (Indah)
3. Tidak ada kejelasan dari pihak BRI mengenai salah transfer yang terjadi di rekening indah.
• ANALISIS RISIKO
1. Terjadi kesalahpahaman sehingga pihak Bank BRI dan pihak Indah Harini saling menggugat.
2. Terjadi atau timbul kerugian yang besar baik secara materiil maupun immateriil oleh pihak BRI
maupun Indah Harini.
3. Reputasi Bank BRI menjadi buruk karena dari kasus tersebut menandakan bahwa Bank BRI kurang
dalam hal pengelolaan aktivitas transaksinya. Hal tersebut tentunya akan berimbas pada
menurunnya citra perusahaan baik di kalangan pasar maupun di kalangan masyarakat.
• PENANGANAN RISIKO
1. BRI mengurus salah transfer dan memberikan kompensasi.
2. Memperbaiki sistem pengendalian risiko agar masalah yang terjadi pada nasabah dapat segera
teratasi.
3. Memperbaiki kinerja pegawai BRI dalam memberikan pelayanan.
• KESIMPULAN
Jika dilihat dari penyebabnya, kasus ini terjadi karena sistem pengendalian risiko dari Bank BRI yang
buruk. Pihak Bank BRI juga terkesan tidak bertanggungjawab atas kelalaian yang disebabkan oleh
pegawainya. Reputasi Bank BRI menjadi buruk karena terjadinya kasus ini. Maka penanganan risiko
yang harus dilakukan oleh pihak Bank BRI adalah memperbaiki sistem pengendalian risiko serta kinerja
pegawai Bank supaya kasus ini tidak terulang dikemudian hari

Anda mungkin juga menyukai