Kelompok/Kelas: 2/4H
Di Susun Oleh:
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Hakikat Pembelajaran IPS ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Bahan Ajar IPS. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Makalah Hakikat Pembelajaran IPS ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah
Hakikat Pembelajaran IPS ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Maslah
BAB II PEMBAHASAN
a. Hakikat Pendidikan IPS (Ilmu Sosial)
b. Pengertian dan Ciri – Ciri ilmu Pengetahuan Sosial
c. Pengembangan IPS Terpadu
d. Perinsip - Perinsip Pengorganisasian Pembelajaran IPS
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hakikat ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah harapan untuk mampu membina suatu
masyarakat yang baik di mana para anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan
sosial yang rasional dan penuh tanggung jawab. Pembelajaran IPS bertujuan agar siswa
mampu mengembangkan sikap dan keterampilan sosial yang berguna bagi kemajuan dirinya
baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.
Perkembangan hidup manusia sejatinya dimulai sejak lahir hingga dewasa.
Perkembangan hidup manusia tak lepas dari peran masyarakat, karena itu pengetahuan
sosial dapat dikatakan “tak asing” untuk setiap orang. Pengalaman manusia tak hanya
terbatas dalam keluarga, tapi juga meliputi teman sejawat, warga kampung dan sebagainya.
Dari pengelaman dan pengenalan hubungan sosial tersebut, pengetahuan seseorang akan
semakin berkembang.
Dimana manusia adalah makhluk sosial, tindakan pertama dan paling penting adalah
tindakan sosial, suatu tindakan tepat saling menukar pengalaman, saling. mengemukakan
dan menerima pikiran, serta bertukar informasi kepada orang lain. Semua tindakan sosial
tersebut tidak hanya dapat dilakukan dengan cara berdiskusi yang pada umumnya bersifat
formal, namun juga dapat dilakukan dengan cara yang lebih ringan yakni saling tertukar
cerita. Sebab dengan bertukar cerita itu sendiri adalah untuk memberikan informasi kepada
orang lain. Dengan bercerita seseorang akan dapat menyampaikan berbagai pengalaman
yang pernah dirasakan, dilihat, dialami, serta informasi dan pengetahuan yang ia miliki.
Bercerita juga dapat berfungsi sebagai cara seseorang untuk mengungkapkan berbagai
perasaan yang ia rasakan, kemauan serta keinginan untuk berbagi tentang pengalaman yang
diperolehnya. Dengan saling mengungkapkan perasaan, pengalaman, informasi, maka
komunikasi di kehidupan sosial pun akan berjalan dengan baik dan lancar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat pemebelajaran IPS?
2. Apa itu Ilmu Pengetahuan Sosial?
3. Apa ciri-ciri Ilmu Pengetahuan Sosial?
4. Apa itu Ilmu Pengetahuan Sosial terpadu?
5. Perinsip – perinsip peorganisasian IPS?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui hakikat pembelajaran IPS
2. Untuk mengetahui IPS itu apa
3. Agar tahu ciri – ciri dari IPS itu
4. Untuk mengetahui IPS terpadu
5. Agar tahu perinsip – perinsip peorganisasian IPS
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu adalah pengetahuan tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Pengetahuan
adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran
dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang
tanpa pemahaman mengenai seba akibat yang hakiki dan universal.
Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan hubungan sebab akibat dari
suatu objek menurut metode-metode tertentu yang merupakan suatu kesatuan sistematis.
Dari kedua pengertian tersebut jelas bahwa pengetahuan bukanlah ilmu, akan tetapi .
pengetahuan merupakan bahan utama bagi ilmu.
Beberapa pengertian menurut para ahli (HIMA Sejarah Universitas Riau, 2012):
1. Menurut Ace Binning & DH Binning, studi sosial / IPS ialah mata pelajaran yang
menggunakan bahan ilmu sosial untuk mempelajari manusia dalam masyarakat dan
manusia sebagai anggota masyarakat.
2. Menurut Paul Maltras, studi sosial / IPS ialah suatu mata pelajaran disekolah untuk
mempelajari manusia dalam masyarakat pada masa lalu, masa kini dan masa yang akan
datang.
3. Menurut William B. Ragam, studi sosial ialah mata pelajaran yang memberi informasi
yang luas pengembangan keterampilan sosial dan penyempurnaan tingkah laku
kemasyarakatan. Bahan-bahan studi sosial diambil dari lingkungan sosial.
4. Menurut J. Jauroh, studi sosial adalah mempelajari manusia dengan hubungan satu sama
lain. Hubungan manusia sama masyarakat dan manusia dengan lingkungan fisiknya.
Dari berbagai pendapat tadi ternyata banyak mengaitkan hubungan manusia dengan
lingkungannya. Ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan
lingkungannya. Lingkungan masyarakat di mana anak didik tumbuh dan berkembang
sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan
terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu peserta didik dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti
dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya (Kosasih, 1994).
Persoalan-persoalan pokok tersebut sudah barang tentu harus mampu dijawab dan
dipecahkan oleh guru-guru di lapangan sebagai pengemban kurikulum, yaitu dari mulai
merencanakan proses pembelajaran IPS, sampai pelaksanaan proses evaluasinya sehingga
proses pembelajaran IPS tersebut akan mencapai hasil yang optimal, paling tidak tujuan apa
yang diharapkan melalui proses pembelajaran IPS dapat tercapai secara optimal.
Banyak hal yang dapat kita kembangkan mengenai masalah-masalah sosial yang kita
anggap penting. Selain itu kita dapat mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan siswa.
Bukankah salah satu ciri pembelajaran IPS yang dianggap sebagai hasil pembaruan adalah
v bahan pelajaran akan lebih banyak memperhatikan kebutuhan dan minat siswa;
v bahan pelajaran akan lebih banyak memperhatikan masalah-masalah sosial;
v bahan pelajaran akan lebih memperhatikan keterampilan berpikir, khususnya keterampilan
meneliti;
v bahan pelajaran akan lebih memberikan perhatian terhadap pemeliharaan dan pemanfaatan
lingkungan alam sekitarnya; serta
v susunan bahan pelajaran akan lebih bervariasi mulai dari pendekatan kewargaan negara,
fungsional, humanistik, dan struktural.
Untuk lebih meningkatkan kadar inovasi dan kreativitas siswa dalam proses
pembelajaran IPS digunakan berbagai pendekatan pengorganisasian materi pelajaran, dapat
digunakan pendekatan lingkungan yang semakin meluas, pendekatan pemecahan masalah-
masalah yang aktual serta pendekatan partisipasi sosial. Melalui pendekatan-pendekatan
tersebut, siswa akan diajak secara langsung mengenal dunia nyata apa yang ada dalam hidup
dan kehidupannya di masyarakat, yaitu dari mulai lingkungan masyarakat terdekat sampai
lingkungan masyarakat terjauh. Selain itu siswa juga diajak untuk terampil dalam
memecahkan berbagai persoalan hidup dan kehidupannya, yaitu melalui upaya terjun
langsung di masyarakat. Kalau hal ini dapat terlaksana dengan efektif maka proses
pembelajaran IPS di sekolah menjadi jauh lebih menarik karena siswa tidak hanya diajak
untuk belajar secara abstrak dan verbalistik saja, akan tetapi siswa akan terjun secara
langsung dalam kehidupan di masyarakat
a. Pendekatan Monodisiplin atau sering disebut juga sebagai pendekatan struktural, yaitu
suatu bentuk atau model pendekatan yang hanya memperhatikan satu disiplin ilmu
saja, tanpa menghubungkan dengan struktur ilmu yang lain. Jadi, pengembangan
materi berdasarkan ciri dan karakteristik dari bidang studi yang bersangkutan. Dalam
pendekatan pengorganisasian materi ini sejarah diajarkan terpisah dari geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi, politik, dan hukum. Begitu juga manakala guru
mengajarkan ekonomi akan terlepas dari bidang studi lainnya. Hal ini dikarenakan
materi pelajaran yang diajarkan siswa sepenuhnya dikembangkan dari disiplin ilmu
yang bersangkutan secara mandiri. Bentuk pendekatan pengorganisasian ini
merupakan bentuk tertua dari bentuk-bentuk pengorganisasian materi yang ada dan
berkembang dewasa ini.
Menurut Udin Saripudin W. (1989: 87) model pendekatan ini memusatkan perhatian
pada konsep dan metode kerja suatu disiplin ilmu sosial tertentu, misalnya
antropologi atau sosiologi. Hal yang menjadi titik pangkal pendekatan ini adalah
konsep atau generalisasi atau teori yang menjadi kekayaan bidang studi yang
bersangkutan.
A. Kesimpulan