Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS”


PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPS SD
Dosen Pengampu: Burhannuddin M.Pd

Kelompok/Kelas: 2/4H
Di Susun Oleh:

1. DEFALDY RIZKIYANTO ( 200102284 )


2. SEPTIA CAHYANA PUTRI ( 200102113)
3. HAYATUN NISA (200102287)
4. NURHASANAH ( 200102030)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN (FIP)
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Hakikat Pembelajaran IPS ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Bahan Ajar IPS. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Makalah Hakikat Pembelajaran IPS ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah
Hakikat Pembelajaran IPS ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Penulis, 29 Maret 2022


DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Maslah
BAB II PEMBAHASAN
a. Hakikat Pendidikan IPS (Ilmu Sosial)
b. Pengertian dan Ciri – Ciri ilmu Pengetahuan Sosial
c. Pengembangan IPS Terpadu
d. Perinsip - Perinsip Pengorganisasian Pembelajaran IPS
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hakikat ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah harapan untuk mampu membina suatu
masyarakat yang baik di mana para anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan
sosial yang rasional dan penuh tanggung jawab. Pembelajaran IPS bertujuan agar siswa
mampu mengembangkan sikap dan keterampilan sosial yang berguna bagi kemajuan dirinya
baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.
Perkembangan hidup manusia sejatinya dimulai sejak lahir hingga dewasa.
Perkembangan hidup manusia tak lepas dari peran masyarakat, karena itu pengetahuan
sosial dapat dikatakan “tak asing” untuk setiap orang. Pengalaman manusia tak hanya
terbatas dalam keluarga, tapi juga meliputi teman sejawat, warga kampung dan sebagainya.
Dari pengelaman dan pengenalan hubungan sosial tersebut, pengetahuan seseorang akan
semakin berkembang.
Dimana manusia adalah makhluk sosial, tindakan pertama dan paling penting adalah
tindakan sosial, suatu tindakan tepat saling menukar pengalaman, saling. mengemukakan
dan menerima pikiran, serta bertukar informasi kepada orang lain. Semua tindakan sosial
tersebut tidak hanya dapat dilakukan dengan cara berdiskusi yang pada umumnya bersifat
formal, namun juga dapat dilakukan dengan cara yang lebih ringan yakni saling tertukar
cerita. Sebab dengan bertukar cerita itu sendiri adalah untuk memberikan informasi kepada
orang lain. Dengan bercerita seseorang akan dapat menyampaikan berbagai pengalaman
yang pernah dirasakan, dilihat, dialami, serta informasi dan pengetahuan yang ia miliki.
Bercerita juga dapat berfungsi sebagai cara seseorang untuk mengungkapkan berbagai
perasaan yang ia rasakan, kemauan serta keinginan untuk berbagi tentang pengalaman yang
diperolehnya. Dengan saling mengungkapkan perasaan, pengalaman, informasi, maka
komunikasi di kehidupan sosial pun akan berjalan dengan baik dan lancar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat pemebelajaran IPS?
2. Apa itu Ilmu Pengetahuan Sosial?
3. Apa ciri-ciri Ilmu Pengetahuan Sosial?
4. Apa itu Ilmu Pengetahuan Sosial terpadu?
5. Perinsip – perinsip peorganisasian IPS?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui hakikat pembelajaran IPS
2. Untuk mengetahui IPS itu apa
3. Agar tahu ciri – ciri dari IPS itu
4. Untuk mengetahui IPS terpadu
5. Agar tahu perinsip – perinsip peorganisasian IPS
BAB II 
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan IPS (Ilmu Sosial)

Ilmu adalah pengetahuan tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Pengetahuan
adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran
dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang
tanpa pemahaman mengenai seba akibat yang hakiki dan universal.
Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan hubungan sebab akibat dari
suatu objek menurut metode-metode tertentu yang merupakan suatu kesatuan sistematis.
Dari kedua pengertian tersebut jelas bahwa pengetahuan bukanlah ilmu, akan tetapi .
pengetahuan merupakan bahan utama bagi ilmu.

Beberapa pengertian menurut para ahli (HIMA Sejarah Universitas Riau, 2012):
1. Menurut Ace Binning & DH Binning, studi sosial / IPS ialah mata pelajaran yang
menggunakan bahan ilmu sosial untuk mempelajari manusia dalam masyarakat dan
manusia sebagai anggota masyarakat.
2. Menurut Paul Maltras, studi sosial / IPS ialah suatu mata pelajaran disekolah untuk
mempelajari manusia dalam masyarakat pada masa lalu, masa kini dan masa yang akan
datang.
3. Menurut William B. Ragam, studi sosial ialah mata pelajaran yang memberi informasi
yang luas pengembangan keterampilan sosial dan penyempurnaan tingkah laku
kemasyarakatan. Bahan-bahan studi sosial diambil dari lingkungan sosial.
4. Menurut J. Jauroh, studi sosial adalah mempelajari manusia dengan hubungan satu sama
lain. Hubungan manusia sama masyarakat dan manusia dengan lingkungan fisiknya.

Dari berbagai pendapat tadi ternyata banyak mengaitkan hubungan manusia dengan
lingkungannya. Ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan
lingkungannya. Lingkungan masyarakat di mana anak didik tumbuh dan berkembang
sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan
terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu peserta didik dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti
dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya (Kosasih, 1994).

B. Pengertian dan Ciri – Ciri ilmu Pengetahuan Sosial


 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut Muhammad Numan Soemantri (2001), pendidikan IPS adalah suatu
penyederhanaan dari disiplin ilmu-ilmu sosial, idiologi negara dan disiplin ilmu lainnya
serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan
psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.
Di sekolah, IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang
didasarkan pada bahan kajian goegrafi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi dan tata
negara dengan menampilkan permasalahan sehari-hari masyarakat. IPS merupakan mata
pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun
melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi
peserta didik dan kehidupannya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial
yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu
sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya).
Untuk sekolah dasar, IPS merupakan perpaduan mata pelajaran sejarah, geografi,
ekonomi, sosiologi dan antropologi. Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin
ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi.
Dengan demikian, IPS bukanlah ilmu-ilmu sosial itu sendiri yang diartikannya sebagai
semua bidang ilmu pengetahuan mengenai manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai
masyarakat. Jadi, IPS bukan disiplin yang terpisah, tetapi sebuah payung kajian masalah
yang memayungi disiplin sejarah dan disiplin ilmu-ilmu sosial lainnya.

 Ciri – Ciri Pengetahuan sosial


Karateristik dari tujuan IPS adalah berubah – ubah atau bersifat dinamis, sesuai dengan
perubahan yang terjadi di masyarakat. Sejalan dengan yang di ungkapkan oleh Saprya ( dalam
sahaja, 2014) bahwa salah satu karatristik sosial studies adalah bersifat dinamis artinya selalu
berubah sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat.
Tidak hanya itu ada beberapa karatristik pendidikan IPS yang di kaji berdasarkan ciri dan
sifatnya menurut Khosasih ( sapriya, dkk, 2009 hal 8) anatara lain:
a. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya
b. Penelaahan dan pembelajaran IPS tidk hanyadari satu bidang disiplin ilmu saja
c. Mengutamakan peran aktif siswa melalui peroses belajar inguiri
d. Program pemeblajarannya disusun dengan mengkaitkan bahan – bahan dari berbagai
disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata
e. IPS mengutamakan hal – hal arti dari penghayatan antara hubungan manusia yang
bersifat manusiawi
f. IPS diharapkan secara konsep dan kehidupan sosial yng sangat labil ( mudah
berubah)
g. Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata

C. Pengembangan IPS Terpadu


Pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistic dan otentik.
Melalui pembelajaran terpadu, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung,
sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi
kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih
untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik,
bermakna, otentik, dan aktif
Ilmu pengetahuan sosial terpadu merupakan cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari berbagai peristiwa sosial, meliputi segala akibat dan dampak terhadap
kehidupan. Ilmu tersebut selalu berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Untuk itulah, perlu penyampaian peristiwa - peristiwa dalam kehidupan guna
meningkatkan pemahaman konsep IPS terpadu secara menarik dengan berbasis teknologi.
IPS terpadu adalah IPS yang padu mencangkup seluruh pelajaran ilmu pengetahuan
sosial seperti ekonomi di lingkungan sosial, soiologi pengenlan sosial di lingkungan sosial
masyarakat serta geografi tentang lingkungan keadaan suatu daerah di lingkungan sosial
Dalam dokumen Kebijakan Pengembangan Kurikulum (1975-1980), guru dihimbau
untuk menggunakan pendekatan terpadu karena pendekatan terpadu untuk IPS akan membuat
mutu belajar makin bermakna.
Namun dari hasil studi berupa pengamatan di lapangan terlihat bahwa dalam
pembelajaran IPS di SD, masih banyak guru yang belum menggunakan prinsip-prinsip
pembelajaran secara optimal dan kegiatan di kelas masih banyak didominasi oleh guru.
Sebagian dari jumlah siswa tidak tertarik terhadap pelajaran IPS yang terlihat dari ekspresi
jenuh, bosan, dan bersikap pasif dalam menerima pelajaran. Sikap tidak senang dalam
menerima pelajaran IPS disebabkan juga karena penyajian IPS lebih banyak memuat aspek
kognitif dan terpusat pada hafalan. Akibatnya pelajaran IPS lebih memberi kesan sebagai
pelajaran hafalan yang membosankan dan kurang membangkitkan motivasi siswa untuk giat
belajar yang pada akhirnya akan mempengaruhi perolehan hasil belajar para siswa. Bukti
kemerosotan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS terlihat dari rendahnya nilai rata-
rata nasional (NEM) dalam mata pelajaran IPS untuk SD.
Selain itu, masalah pendidikan di Indonesia yang juga banyak diperbincangkan adalah
pendekatan terpadu yang diyakini membawa keuntungan pada pencapaian efek instruksional
dan juga pada efek pengiring (nurturant effect).Ini berarti bahwa guru belum berhasil
menjadikan berbagai bidang studi dalam satu kemasan materi yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif, objektif dan logis.
Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan pen-dekatan
interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya meru-pakan suatu sistem
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok
aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan
otentik (Depdikbud, 1996: 3). Salah satu di antaranya adalah memadukan Kompetensi
Dasar. Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung,
sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi
kesankesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih
untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari.Pada pendekatan
pembelajaran terpadu, program pembelajaran disusun dari berbagai cabang ilmu dalam
rumpun ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil
suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan
diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain.

D. Perinsip - Perinsip Pengorganisasian Pembelajaran IPS

1.  Prinsip Pengorganisasian Pembelajaran IPS yang Berorientasi pada Lingkungan

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran IPS di sekolah terdapat beberapa persoalan


pokok sebagaimana dikemukakan oleh John Jarolimek dan Walter C. Parker (1993), yaitu
sebagai berikut.
1. Bagaimana merencanakan pembelajaran IPS?
2. Apa saja yang menjadi sumber bahan IPS?
3. Bagaimana proses pembelajaran IPS di persekolahan?
4. Bagaimana melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran IPS?

Persoalan-persoalan pokok tersebut sudah barang tentu harus mampu dijawab dan
dipecahkan oleh guru-guru di lapangan sebagai pengemban kurikulum, yaitu dari mulai
merencanakan proses pembelajaran IPS, sampai pelaksanaan proses evaluasinya sehingga
proses pembelajaran IPS tersebut akan mencapai hasil yang optimal, paling tidak tujuan apa
yang diharapkan melalui proses pembelajaran IPS dapat tercapai secara optimal.
Banyak hal yang dapat kita kembangkan mengenai masalah-masalah sosial yang kita
anggap penting. Selain itu kita dapat mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan siswa.
Bukankah salah satu ciri pembelajaran IPS yang dianggap sebagai hasil pembaruan adalah
v  bahan pelajaran akan lebih banyak memperhatikan kebutuhan dan minat siswa;
v  bahan pelajaran akan lebih banyak memperhatikan masalah-masalah sosial;
v  bahan pelajaran akan lebih memperhatikan keterampilan berpikir, khususnya keterampilan
meneliti;
v  bahan pelajaran akan lebih memberikan perhatian terhadap pemeliharaan dan pemanfaatan
lingkungan alam sekitarnya; serta
v  susunan bahan pelajaran akan lebih bervariasi mulai dari pendekatan kewargaan negara,
fungsional, humanistik, dan struktural.

Untuk lebih meningkatkan kadar inovasi dan kreativitas siswa dalam proses
pembelajaran IPS digunakan berbagai pendekatan pengorganisasian materi pelajaran, dapat
digunakan pendekatan lingkungan yang semakin meluas, pendekatan pemecahan masalah-
masalah yang aktual serta pendekatan partisipasi sosial. Melalui pendekatan-pendekatan
tersebut, siswa akan diajak secara langsung mengenal dunia nyata apa yang ada dalam hidup
dan kehidupannya di masyarakat, yaitu dari mulai lingkungan masyarakat terdekat sampai
lingkungan masyarakat terjauh. Selain itu siswa juga diajak untuk terampil dalam
memecahkan berbagai persoalan hidup dan kehidupannya, yaitu melalui upaya terjun
langsung di masyarakat. Kalau hal ini dapat terlaksana dengan efektif maka proses
pembelajaran IPS di sekolah menjadi jauh lebih menarik karena siswa tidak hanya diajak
untuk belajar secara abstrak dan verbalistik saja, akan tetapi siswa akan terjun secara
langsung dalam kehidupan di masyarakat

2. Prinsip Pengorganisasian Pembelajaran IPS yang Berorientasi pada Disiplin Ilmu

a. Pendekatan Monodisiplin atau sering disebut juga sebagai pendekatan struktural, yaitu
suatu bentuk atau model pendekatan yang hanya memperhatikan satu disiplin ilmu
saja, tanpa menghubungkan dengan struktur ilmu yang lain. Jadi, pengembangan
materi berdasarkan ciri dan karakteristik dari bidang studi yang bersangkutan. Dalam
pendekatan pengorganisasian materi ini sejarah diajarkan terpisah dari geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi, politik, dan hukum. Begitu juga manakala guru
mengajarkan ekonomi akan terlepas dari bidang studi lainnya. Hal ini dikarenakan
materi pelajaran yang diajarkan siswa sepenuhnya dikembangkan dari disiplin ilmu
yang bersangkutan secara mandiri. Bentuk pendekatan pengorganisasian ini
merupakan bentuk tertua dari bentuk-bentuk pengorganisasian materi yang ada dan
berkembang dewasa ini.
Menurut Udin Saripudin W. (1989: 87) model pendekatan ini memusatkan perhatian
pada konsep dan metode kerja suatu disiplin ilmu sosial tertentu, misalnya
antropologi atau sosiologi. Hal yang menjadi titik pangkal pendekatan ini adalah
konsep atau generalisasi atau teori yang menjadi kekayaan bidang studi yang
bersangkutan.

b. Pendekatan Interdisipliner disebut juga pendekatan terpadu atau integrated approach


atau istilah yang digunakan Wesley dan Wronski adalah 'correlation' untuk pendekatan
antarilmu, sedangkan integration untuk pendekatan terpadu. Dalam pendekatan
antarilmu dikenal adanya ini (core) untuk pengembangan yang berdasarkan pada
pendekatan terpadu (integration approach) yang merupakan tipe ideal konsep-konsep
dari berbagai ilmu-ilmu sosial atau bidang studi telah terpadu sebagai satu kesatuan
sehingga bahannya diintegrasikan menurut kepentingan dan tidak lagi menurut urutan
konsep masing-masing ilmu atau bidang studi. IPS yang tadinya hanya terbatas pada
penyederhanaan ilmu-ilmu sosial semata, meningkat kepada nilai, sikap, dan perilaku
dan pada perkembangan berikutnya telah melibatkan bagian-bagian di luar disiplin
ilmu-ilmu sosial. Masuknya humaniora, sains, matematika, dan agama menunjukkan
bahwa IPS tidak lagi bergerak dalam kelompok disiplin ilmu-ilmu sosial saja yang
dikenal dengan pendekatan multidisiplin (multy disciplinary approach), tetapi sudah
memasuki bidang disiplin lain atau yang dikenal dengan 'cross disciplines'. Hal ini
menunjukkan bahwa perkembangan IPTEK telah mempengaruhi perkembangan
masyarakat dan tidak terkecuali masyarakat Indonesia pada saat sekarang ini. Banyak
penulis terkemuka yang mengkaji dan menjelaskan hubungan itu di antaranya Daniel
Bell, dan Naisbitt. Daniel Bell bahkan telah berbicara tentang 'post industrial society'
serta dampak dari kapitalisme, sedangkan Naisbit bertutur tentang sepuluh
kecenderungan-kecenderungan yang mempengaruhi perubahan masyarakat.

c.    Pendekatan pengembangan pengorganisasian cross disiplin diistilahkan dengan


Jaringan kegiatan lintas kurikulum. Kegiatan Jaringan lintas kurikulum ini bermanfaat
untuk mengaitkan dua atau lebih mata pelajaran dalam satu sajian belajar-mengajar
yang utuh. Dengan adanya pendekatan ini maka tumpang tindih antarpokok bahasan
baik yang terjadi antarilmu-ilmu yang ada dalam interdisiplin ilmu atau antardisiplin
ilmu dapat dihindari sehingga dapat menghemat waktu dan menghindari kebingungan
serta kejenuhan siswa. Model ini lebih tepat diterapkan di SD karena guru
mengajarkan semua pelajaran/guru kelas. Pendekatan ini pun dapat diterapkan pada
tingkat lanjutan dengan cara melakukan koordinasi antarguru bidang studi
BAB III 
PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang


melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia
memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan
kejiwaannya; memanfaatkan sumber-daya yang ada di permukaan bumi; mengatur
kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka
mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah,
dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya
atau manusia sebagai anggota masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Darsono, Pengembangan IPS Terpadu


Khoirul Ulum, Hakekat Dan Tujuan Ips, 2012
Pengertian Dan Tujuan Ips / Studi Sosial, Hima Sejarah Universitas Riau, 2012
Sumber belajar penunjang PLPG, 2017 Ilmu Pengetahuan Sosial
 Suwarma Al Muchtar , Pendidikan IPS

Anda mungkin juga menyukai