Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Kesehatan dan kelselamatan kerja (K3) merupakan upaya kita

untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman sehingga dapat

mengurangi porbalitas kecelakaan kerja / penyakit akibat kelalaian yang

mengakibatkan demotivasi dan defisiensi produktifitas kerja.

Keselamatan kerja merupakan factor yang sangat diperhatikan da-

lam dunia industri modern. Industry yang mengunakan teknologi modern

dan kompleks yang dalam pengoperasiannya memerlukan keahlian khusus

tentunya akan menimbulkan kerugian-kerugian akibat teknologi maju

tersebut, seperti semakin besarnya risiko bahaya kecelakaan kerja dan pe-

nyakit akibbat kerja. Hal tersebut dapat mengancam sumber daya manusia

itu sendiri, oleh karena itu perlu diwaspadai dan mendapat perhatian yang

serius. Semakintinggi tingkat teknologi yang digunakan, maka semakin

tinggi pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk

pengoperasian dan pemeliharaan agar tidak mendatangkan dampak nega-

tif bagi manusia dan lingkungan (summa’mur 1996).

Menurut Menteri Ketenagakerjaan menyampaikan bahwa

berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan Indonesia, pada tahun 2018 telah

terjadi kecelakaan yang berada ditempat kerja sebanyak 114.148 kasus,

tahun 2019 terdapat 77.296 kasus dan pada tahun 2020 menjadi 177.000

kasus kecelakaan kerja. Kepala BPJS ketenagakerjaan padang mengatakan


bahwa sepanjang tahun 2019 tercatat sebanyak 1.597 kasus kecelakaan

kerja.

Usaha untuk mengidentifikasi faktor atau sumber-sumber bahaya

di tempat kerja dan dievaluasi risiko dilakukan upaya pengendalian yang

memadai. Dalam bidang K3 terdapat cara mengidentifikasi, menganalisa

dan mengevaluasi faktor-faktor bahaya ditempat kerja. Salah satu cara

mengidentifikasi bahaya adalah dengan cara analisa keselamatan dan

kesehatan kerja yang dikenal dengan istilah job safety analysis. (Said,

2009).

National Safety Council USA mendefinisikan bahwa job safety

analysis adalah suatu prosedur yang digunakan untuk meninjau ulang

metode dan mengidentifikasi pekerjaan yang tidak selamat yang

selanjutnya dapat dilakukan suatu tindakan korektif sebelum kecelakaan

benar-benar terjadi.

Konsep dasar pemikiran perlunya dilakukan suatu analisis

keselamatan pekerjaan antara lain potensi bahaya yang berisiko sebagai

penyebab terjadinya kecelakaan atau kerugian pada setiap tahapan proses

kerja akan dapat dicegah dan dikendalikan dengan mengenal potensi

bahayanya. Jenis pekerjaan atau tugas-tugas dapat diuraikan ke dalam

suatu urutan tahapan proses kerja yang lebih sederhana sehingga di

ketahuinya penyebab kecelakaan kerja.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Vivi Novalia pada

tahun 2017,yang berjudul penerapan job safety analysis sebagai salah satu

upaya pengendalian kecelakaan kerja proyek pembangunan pasar raya


PT.Nindya Karya (Persero) pada tahun 2017, Hasil penelitian

menunjukkan bahwa input penerapan job safety analysis PT.Nindya Karya

sudah baik, namun proses dan output penerapan job safety analysis belum

maksimal karena belum adanya sosialisasi job safety analysis kepada

pekerja sehingga terjadinya 4 kasus kecelakaan kerja.

Dan berdasarkanpenelitian yang dilakukan oleh sitimaisyaroh pada

tahun 2010, yang berjudul implementasi job safety analysis sebagai salah

satu upaya pencegahan kecelakaan kerja di PT.TriPolytaIndonesia,Tbk, Be

rdasarkan penelitian dapat diambilkesimpulanbahwaaktivitaspekerjaan

yang dilakukansesuaidenganprosedurkerjaatau SOP dan JSA.

Sehinggadenganadanyaimplementasijob safety analysis

dapatmenurunkanangkakecelakaankerjadaritahun 2007-2009,

halinisesuaidenganPermenaker No. PER.05/MEN/1996

tentangPedomanPenerapanSistemManajemen Kesehatan dan

KeselamatanKerja.

Berkaitandenganlatarbelakangdiatasmakapenulismenelititentangpe

nerapanjob safety analysis (JSA)sebagai salah

satuupayapengendalianresikokecelakaankerja di PT. ASIA PETROCOM

SERVICES (APS).

B. RumusanMasalah

RumusanMasalahBerdasarkanlatarbelakangmasalah yang

dikemukakan di atas,

makaperumusanmasalahdalampenelitianiniadalahBagaimanapenerapanJob
Safety Analysis (JSA) sebagai salah

satuupayapengendalianresikokecelakaankerja di PT. ASIA PETROCOM

SERVICE (APS).

C. TujuanPenelitian

1. TujuanUmum

Diketahui penerapan Job Safety Analysis (JSA) sebagai salah satu

upaya pengendalian resiko kecelakaan kerja di PT. ASIA

PETROCOM SERVICES (APS) DURI.

2. TujuanKhusus

a. Diketahuikebijakanpenerapan JSA.

b. Diketahuitenaga yang terlibatdalampembuatan JSA.

c. Diketahui program pembuatan JSA.

d. Diketahuibagaimana strategi penerapan JSA.

e. Diketahuikecelakaankerja di PT. ASIA PETROCOM

SERVICES (APS) DURI.

D. ManfaatPenelitian

1. Bagi Perusahaan

a. Bagi PT. ASIA PETROCOM SERVICES (APS) DURI

diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan yang

baik dan bermanfaat, yang berasal dari ide dan pendapat

peneliti untuk dikembangkan diperusaahan.


b. Sebagai pedoman dalam mencapai tujuan keselamatan dan

kesehatan kerja serta terciptanya lingkungan kerja yang

terhindar dari resiko kecelakaan ditempat kerja.

2. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman yang sangat berguna untuk

menghadapi dunia kerja pada masa yang akan datang.

E. Ruang LingkupPenelitian

Ruang Lingkup Penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Job

Safety Analysis (JSA) sebagai salah satu upaya pengendalian resiko

kecelakaan kerja di PT. ASIA PETROCOM SERVICES (APS) DURI,

karena keterbatasan peneliti maka penerapan job safety analisis (JSA)

yang dilihat/amati hanya pada proses pengelasan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Job Safety Analysis(JSA)


1. PengertianJob Safety Analysis (JSA)
Job Safety Analysis (JSA) adalahsuatukajiansistematis dan
bertahapterhadapsemuapotensikejadianbahaya yang terdapaat di tiap
Langkah kerja, untukdapatmenetukanberbagai Tindakan pengendalian
yang
dibutuhkanuntukmencegahataumengurangidampakdarikejadianbahayate
rsebut, selama proses persiapan dan pelaksanaansuatupekerjaan
(Chevron, 2005).
Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan di tempat kerja adalah
dengan menetapkan dan menyusun prosedur pekerjaan dan melatih semua

pekerja untuk menerapkan metode kerja yang efisien dan aman. Menyusun

prosedur kerja yang benar merupakan salah satu keuntungan dari menerapkan

Job Safety Aanalysis (JSA) yang meliputi mempelajari dan membuat laporan

setiap langkah pekerjaan, identifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada atau

potensi (baik kesehatan maupun keselamatan), dan menentukan jalan terbaik

untuk mengurangi dan mengeliminasi bahaya.

Hal-hal positif yang dapat diperoleh dari pelaksanaan JSA, adalah :

a. Sebagai upaya pencegahan kecelakaan.

b. Sebagai alat kontak safety (safety training) terhadap tenaga kerja

baru.

c. Memberikan job instruction pada pekerjaan yang baru.

d. Memberikan pelatihan secara pribadi kepada karyawan.

e. Dapat Meninjau ulang SOP.

Dalam pembuatan JSA terdapat teknik yang dapat memudahkan

pengerjaannya, yaitu :

a. Memilih orang yang tepat untuk melakukan pengamatan, misalnya

orang yang berpengalaman dalam pengerjaan, mampu dan mau

bekerja sama dan saling tukar pikiran dan gagasan.

b. Apabila orang tersebut tidak paham akan perannya dalam pembuatan

JSA maka diberi pengarahan dahulu tentang maksud dan tujuan

pembuatan JSA.

c. Bersama orang tersebut melakukan pengamatan/pengawasan

terhadap pekerjaan dan mencoba untuk membagi atau memecahkan

pekerjaan tersebut menjadi beberapa langkah dasar.

d. Mencatat pekerjaan tersebut setelah membagi pekerjaan tersebut.


2. Tujuan Pembuatan JSA

Tujuan pelaksanaan JSA secara umum bertujuan untuk

mengidentifikasi potensi bahaya disetiap aktivitas pekerjaan sehingga

tenaga kerja diharapkan mampu mengenali bahaya tersebut sebelum terjadi

kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

Tujuan jangka panjang dari program JSA ini diharapkan tenaga kerja

dapat ikut berperan aktif dalam pelaksanan JSA, sehingga dapat

menanamkan kepedulian tenaga kerja terhadap kondisi lingkungan kerjanya

guna menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman dan meminimalisasi

kondisi tidak aman (unsafe condition) dan perilaku tidak aman (unsafe

action).

3. Manfaat Pembuatan JSA


Pelaksanaan JSA mempunyai manfaat dan keuntungan sebagai berikut:

a. Memberikan pengertian yang sama terhadap setiap orang tentang apa

yang dilakukan untuk mengerjakan pekerjaan dengan selamat.

b. Suatu alat pelatihan yang efektif untuk para pegawai baru.

c. Elemen yang utama dapat dimasukkan dalam daftar keselamatan,

pengarahan sebelum memulai pekerjaan, observasi keselamatan, dan

sebagai topik pada rapat keselamatan.

d. Membantu dalam penulisan prosedur keselamatan untuk jenis

pekerjaan yang baru maupun yang dimodifikasi .

e. Suatu alat yang efektif untuk mengendalikan kecelakaan pada

pekerjaan yang dilakukan tidak rutin.


4. Tahapan Pembuatan JSA
Analisa keselamatan pekerjaan terdiri dari 5 fase antara lain :

a. Memilih Jenis Pekerjaan

Ketika membuat suatu Analisa Keselamatan Pekerjaan, suatu

pekerjaan adalah urutan langkah-langkah atau aktifitas untuk

menyelesaikan pekerjaan tersebut. Pekerjaan yang dianalisa

biasanya dipilih berdasarkan prioritas. Pekerjaan dengan

pengalaman kecelakaan terburuk atau potensi bahaya yang tertinggi

harus lebih dahulu dianalisa. Ketika memilih pekerjaan,

pertimbangkanfaktor-faktor berikut ini :

1) Frekuensi dari kecelakaan atau yang berpotensi celaka.

2) Potensi keparahan dalam beberapa situasi harus ditinjau kembali

dan diberikan prioritas tertinggi jika terdapat potensi untuk

terjadinya luka-luka yang lebih parah.

3) Jenis pekerjaan yang berulang-ulang.

4) Hasil dari masukan-masukan pegawai dimana pekerjaan yang

menurut mereka mempunyai potensi bahaya

5) Pekerjaan yang baru atau pekerjaan yang tidak rutin dilakukan.

Proses analisa Keselamatan Pekerjaan harus termasuk suatu cara

untuk mengevaluasi pekerjaan yang baru dan pekerjaan yang tidak

sering dilakukan (misal : mematikan unit)

b. Membentuk Tim Analisa Keselamatan Pekerjaan

Pekerjaan yang membuat JSA harus berpengalaman dan

berpengetahuan tentang pekerjaan,mempunyai kredibilitas dalam

group pekerjaandan mengerti proses analisa keselamatan pekerjaan.

Syarat penting lainnya adalah suportif, tidak menghakimi, dan mau


mendengarkan ide-ide, dan akan menemukan jawaban untuk

membuat suatu tempat kerja yang selamat.Tim yang dibentuk

tergantung dari organisasi dan ukuran dari group pekerja. Sebagai

tambahan terhadap orang yang mengerjakan pekerjaan tersebut,

anggota tim harus dipilih dari pekerjaan lainnya, supervisor, dan

spesialis keselamatan.

c. Menguraikan Suatu Pekerjaan

Sebelum memulai pencarian bahaya yang potensial, pekerjaan

harus dijabarkan dalam urutan langkah-langkah, yang setiap langkah

tersebut menerangkan apa yang sedang terjadi. Ada suatu

keseimbangan antara terlalu terperinci, akan berakibat terlalu banyak

langkah dan penjabaran yang terlalu umum akan mengakibatkan

langkah-langkah utama tidak tertulis/tertuang.

d. Mengidentifikasi Bahaya

Yang berpotensi dari proses pembuatan tahapan pekerjaan,

secaratidak langsung akan dapat menganalisa/mengidentifikasi

dampak/bahaya apa saja yang disebabkan atau ada dari setiap

langkah kerja tersebut. Dari proses yang diharapkan kondisi resiko

bagaimanapun diharapkan dapat dihilangkan atau minimalkan.

Bahaya disini dapat diartikan sebagai suatu benda, bahan atau

kondisi yang bisa menyebabkan cidera, kerusakan dan atau kerugian

(kecelakaan). Identifikasi potensi bahaya merupakan alat manajemen

untuk mengendalikan kerugian dan bersifat proaktif dalam upaya

pengendalian bahaya di lapangan/ tempat kerja. Dalam hal ini tidak

ada seorang pun yang dapat meramalkan seberapa parah atau

seberapa besar akibat/kerugian yang akan terjadi jika suatu


incident/accidentterjadi, namun identifikasi bahaya ini dimaksudkan

untuk mencegah terjadinya incident/accident dengan melakukan

upaya-upaya tertentu.

e. Membuat Penyelesaian

Prinsip penyelesaiannya adalah :

1) Mengubah kondisi phisik yang menimbulkan bahaya, mengubah

perkakas, material, peralatan, tata letak atau lokasi. Hal ini adalah

pendekatan yang lebih disukai hingga adanya persetujuan umum

bahwa kondisi kerja adalah selamat.

2) Mengubah prosedur kerja, Menanyakan apa yang seharusnya

pegawai lakukan, atau tidak dilakukan untuk menghilangkan

bahaya-bahaya yang tertentu atau mencegah potensi kecelakaan.

3) Temukan cara lain yang baru untuk mengerjakan pekerjaan, Jika

langkah diatas tidak menuju selamat, dan cara yang efisien untuk

menyelesaikan pekerjaan, maka tim harus melihat terhadap

pekerjaan itu sendiri. Tentukan tujuan dari pekerjaan tersebut,

dan kemudian menganalisa untuk cara lain supaya mencapai

tujuan tersebut untuk menentukan mana yang paling selamat.

B. Bahaya (Hazard)
Bahayaadalahsegalasesuatutermasuksituasiatautindakan yang

berpotensimenimbulkankecelakaanataucidera pada manusia,

kerusakanataugangguanlainnya. Bahayamerupakansifat yang melekat dan

menjadibagiandarisuatuzat, system , kondisi, atauperalatan. Apimisalnya,

secaraalamiahmengandungsifatpanasbila

mengenaibendaatautubuhmanusiadapatmenimbulkankerusakanataucidera

(Ramli,2010).
Sumber bahaya ini dapat berasal dari :

1. Manusia

Kesalahan utama sebagian besar kecelakaan, kerugian atau kerusakan

terletak pada karyawan yang kurang terampil, kurang pengetahuan, kurang

bergairah, kurang tepat dan terganggunya emosi pada umumnya

menyebabkan kecelakaan dan kerugian (Bennet N.B , dkk., 1995)

2. Bangunan, peralatan dan instalasi

Bahaya dari bangunan, peralatan dan instansi perlu mendapat perhatian.

Konstruksi bangunan harus kokoh dan memenuhi syarat. Desain ruangan dan

tempat kerja harus menjamin keselamatan dan kesehatan kerja. Pencahayaan

dan ventilasi harus baik, tersedia penerangan darurat, marka dan rambu-

rambu yang jelas dan tersedianya jalur evakuasi.

Instalasi harus memenuhi syarat keselamatan kerja baik dalam desain

maupun konstruksi. Sebelum dipergunakan maka harus diuji dan diperiksa

oleh suatu tim ahli. Kalau diperlukan modifikasi harus sesuai dengan

persyaratan bahan dan konstruksi yang ditentukan. Sebelum dioperasikan

maka harus dilakukan percobaan operasi untuk menjamin keselamatannya,

serta dioperasikan oleh seorang operator yang memenuhi syarat (Syukri,

Sahab, 1997).

3. Proses

Proses kerjaterkadangmenimbulkan asap, debu, panas dan

bahayamekanis yang mengakibatkankecelakaankerja dan

penyakitakibatkerja. Dalam proses produksibanyakbahankimia yang

digunakansebagaibahanbaku dan bahanpenolong. Ada bahankimia yang

merupakanhasilsampingandaribahantersebut, termasukbahankimia yang

berbahaya. (Syukri, Sahab, 1997).


4. Bahan

Bahan atau material mempunyai tingkat bahaya dan pengaruh yang

berbeda-beda. Setiap pimpinan peusahaan harus tahu sifat bahan yang

digunakan sehingga dapat mengambil langkah-langkah untuk

mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang bisa

merugikan perusahaan. (Syukri, Sahab, 1997).

Bahayadaribahanatau material tersebutmeliputiberbagairisikoantara

lain mudahterbakar, mudahmeledak, menimbulkanalergi,

menimbulkankerusakan pada kulitataujaringan, bersifatracun,

menyebabkanracun, radioaktif.

5. Cara Kerja

a. Cara mengangkat dan mengangkut, apabiladilakukandengancara

yang salah dapatmengakibatkankecelakaan dan cidera pada

daerahtulangpunggung.

b. Memakai APD yang tidaksemestinya dan carapemakaian yang

salah.

6. LingkuganKerja

Bahayatersebutantaralain :

a. Faktorlingkunganfisik

Bahaya yang bersifatfisiksepertiruangan yang terlalupanas,

terlaludingin, bising, kurangpenerangan, getaran yang

berlebihan dan radiasi.

b. Faktorlingkungankimia
Bahaya yang bersifatkimiainiberasaldaribahan-bahan yang

digunakanmaupunbahan yang dihasilkanselama proses

produksi. Bahaniniberhamburke lingkungan karena cara kerja

yang salah, kerusakan atau kebocoran dari peralatan atau

instalasi yang digunakan dalam proses kerja.

c. Faktor lingkungan biologi

Bahaya biologi disebabkan oleh jasad renik, gangguan dari

serangga maupun dari binatang lainnya yang ada ditempat

kerja.

d. Faktor ergonomi

Gangguan yang disebabkan oleh beban kerja yang terlalu berat,

peralatan yang digunakan tidak serasi dengan tenaga kerja atau

tidak sesuai dengan antropometri tubuh

e. Faktor psikologi

Gangguan jiwa dapat terjadi karena keadaan lingkungan sosial

tempat kerja yang tidak sesuai dan menimbulkan ketegangan

jiwa pada pekerja.

C. Risiko (Risk)

Risikoadalahukurankemungkinankerugian yang akantimbul oleh

bahaya (hazard) yang akanterjadi.

Untukmengetahuiresikomembutuhkanperhitunganantarakonsekuensiataud

ampak yang mungkintimbul dan probabilitas yang

biasanyadisebutsebagaitingkatbahaya (level of risk). Kata

resikodipercayadaribahasaarabyaitu ‘Risk’ yang berarti “hadiah yang


tidakterdugadarisurga”. Sedangkankamus Webster memberikanpengertian

negative yaitu ‘Kemungkinankehilangan’, luka, kerugian, ataukerusakan’’.

(Ratnasari, 2009).

DidalamresikoterdapatPenilaianResikoadalahmetode-

metodeuntukmenganalisatingkatresiko, mempertimbangkanresikotersebut,

dalamtingkatbahaya (danger) dan

mengevaluasiapakahsumberbahayatersebutdapatdikendalikansecaramemad

aisertamengambillangkah-langkah yang tepat.

Resikoadalahkombinasidarikemungkinan (likelihood) dan akibat

(consequence) darisebuahkejadianbahaya yang spesifik. Adapun

pengertiandariresikokemungkinanterjadinyacideraataukerugiandarisesuatu

bahayaataukombinasidarikemungkinan dan akibat.

Pengendalianrisikomerupakanlangkahpenting dan

menentukandalamkeseluruhan Analysis Risiko. Risiko yang

telahdiketahuibesarpotensiakibatnyaharusdikeloladengantepat, efektif dan

sesuaidengankemampuan dan kondisiperusahaan.

Pengendalianrisikodapatdilakukandenganberbagaipilihan,

misalnyadengandihindarkan, dialihkankepadapihaklain,

ataudikeloladenganbaik.

A. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Kecelakaankerja yang tinggiakanmengakibatkankerugian yang sangat

besarbagiperuahaan dan tenagakerja.

Untukmenurunkanangkakecelakaankerjaperluadanyaupayapenanggulanga
nberupapemakaianalatpelindungdiri agar risikokecelakaankerja yang

adatidakmeningkatmenjadikecelakaankerja.

Adapun alat pelindung diri yang disediakan oleh PT. Asia Petrocome

Service padangadalah :

1. Alat pelindungkepala, untukmelindungibagiankepaladaribenda

yang jatuhataubenturansaatmelaksanakanpekerjaan(safety helmet).

2. Alat pelindungmata,

untukmelindungimatadaripaparanbahankimiaberbahaya(safety

google).

3. Alat pelindungtelinga,

berfungsiuntukmelindungialatpendengarandarikebisinganatautekan

an(ear plug, ear muff).

4. Alat pelindungdiripernapasan, untukmelindungi organ

pernapasandenganmenyalurkanudarabersih dan sehat (cotton mask,

gas mask).

5. Alat pelindungdiritangan, untukmelindungitangan dan jari-

jaridaripajananapi, suhupanas dan suhudingin(cotton glove).

6. Alat pelindungdiritubuh, untukmelindungitubuh jatuh dari

ketinggian (safety belt, safety body hardness).

Anda mungkin juga menyukai