0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan1 halaman
Perempuan usia 50 tahun datang dengan keluhan dada terasa panas dan nyeri yang semakin parah. Pemeriksaan fisik dan laboratorium dilakukan. Didiagnosis menderita GERD berdasarkan skor kuesioner GERD yang tinggi dan ditunjang dengan endoskopi dan pH-metri.
Perempuan usia 50 tahun datang dengan keluhan dada terasa panas dan nyeri yang semakin parah. Pemeriksaan fisik dan laboratorium dilakukan. Didiagnosis menderita GERD berdasarkan skor kuesioner GERD yang tinggi dan ditunjang dengan endoskopi dan pH-metri.
Perempuan usia 50 tahun datang dengan keluhan dada terasa panas dan nyeri yang semakin parah. Pemeriksaan fisik dan laboratorium dilakukan. Didiagnosis menderita GERD berdasarkan skor kuesioner GERD yang tinggi dan ditunjang dengan endoskopi dan pH-metri.
1. Kuesioner GERD keluhan dada terasa panas Seorang Perempuan usia 50 tahun (GERD-Q) sejak 4 bulan yang lalu dan 2. Endoskopi saluran cerna bagian atas semakin memberat semenjak 1 (SCBA) minggu terakhir 3. Pemeriksaan Histopatologi 4. Pemeriksaan pH- ANAMNESIS Jumlah score Q-Gerd pada skenario—>3+2+0+3+3+3= 14 metri 24 jam PMX PENUNJANG 5. PPI test 1. Perempuan usia 50 tahun datang ke PMX FISIK 6. Penunjang puskesmas dengan keluhan dada terasa panas Final Hipotesis 1. Pemeriksaan laboratorium (darah) diagnosis lain sejak 4 bulan yang lalu 1. Gastritis ditunjang PL no. : 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 1. Keadaan umum : Tampak sakit ringan 2. Hemoglobin 12,0 g/dl dicoret karena Gastritis di ekslusi karena untuk 2. Keluhan semakin memberat semenjak 1 2. Kesadaran : Compos mentis 3. Leucocyte 8800/uL, menegakkan gastritis diperlukan pemeriksaan minggu terakhir 3. Kesan gizi : Gizi cukup 4. platelet 355.000/mL, penunjang kolonskopi dan karena gerd-q score 3. Ibu rumah tangga, Untuk keuangan pasien 4. Tanda vital :TD 110/80 mmHg, Nadi: 5. Gula darah acak 169 mg/L, Diagnosis Banding lebih dari sm dengan 8 menggunakan gaji suaminya, memiliki 1 80x/menit reguler, Nafas:20x/menit, 6. BUN 13,8 mg/dL, 2. GERD(Gastroesophageal Reflux Disease) ditnjang 1. Gastritis orang anak SMA, tinggal bertiga dengan 5. Suhu : 36,7 C 7. Serum kreatinin 0,4 mg/dL, PL no : 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 2. Dispepsia 6. BB/TB : 65kg/150 cm(Overweigth BMI : 8. SGOT 45 U/L Mekanisme : Pergerakan Isi lambung menuju 3. Kanker Kerongkongan suami dan anaknya 9. SGPT 23 U/L 28,9) esophagus, adanya rasa tidak nyaman atau sensasi 4. Esofagitis 4. Terasa panas di dada terutama ulu hati 7. Kepala dan leher dala batas normal 10. albumin 3,88 g/dL, terbakar pada retrosternal dan dapat menjalar GERD 5. NERD (Non Esophageal menyebar & Nyeri di dada atas bagian tengah 8. Thorax 11. sodium (Na) 138mEq/L, hingga ke leher terjadi 60 menit setelah makan, Refluks Disease) rasa seperti terbakar, keluhan disertai dengan 9. Jantung 12. potasium (K) 4,9 mEq/L, selama beraktivitas ataupun berbaring. 6. Aterosklerosis Arteri makan cepat kenyang, nyeri ulu hati dan perut 10. Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat 13. chlorida (CI) 112 mEq/L,(Tinggi, normalnya 94- 3. Angina pektoralis ditunjang PL no : 1 dicoret 111) Koroner kembung, dan sering sendawa setelah makan, 11. Palpasi: ictus cordis tidak teraba karena nyeri dada tidak menjalar 14. Pemeriksaan Electrocardiographic 7. Penyakit Ulkus Peptikum sering panas di dada setiap hari utamanya 12. Perkusi: batas jantung kanan dan kiri normal Mekanisme : Gangguan aliran darah akibat proses 13. Auskultasi: suara jantung I & I reguler, 15. Sinus 80x/menit dengan axis normal kalsifikasi di dalam pembuluh darah coroner malam hari ketika tidur 16. Pemeriksaan Radiologis gallop (-), murmur (-) 4. Ulkus Peptikum ditunjang PL no : 4, 6 dicoret 5. setiap 2 hari sekali pasien merasa makanan 14. Paru dalam batas normal 17. X-ray Thorax : Normal naik ke tenggorokan namun tidak sampai karena pada pemeriksaan penunjang USG dalam DEFINISI 15. Abdomen 18. Esofagus barium enema: tidak ditemukan batas normal muntah 16. Inspeksi: bentuk cekung, kulit sawo matang, gambaran penyempitan (filling defect) Mekanisme : Hilangnya lapisan mukosa hingga Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan 6. Faktor peringan yaitu mengkonsumsi obat venektasi (-) 19. pada esofagus submucose gaster dan/duedonum 20. USG: Hepar, lien, ginjal, empedu dalam batas suatu keadaan dimana terjadinya refluks isi lambung ke promag sempat membaik, tapi tidak bertahan 17. Auskultasi: bising usus (+) tidak meningkat, 5. Dyspepsia ditunjang PL no : 1, 2, 4, 5 dicoret: normal dalam esofagus dengan akibat menimbulkan gejala lama venous hum (-), arterial bruit (-) dyspepsia diekslusi krn dari GERD-Q score lebih klinik, Refluks dapat terjadi dalam keadaan normal yang 18. Palpasi: supel, nyeri tekan (-), turgor kulit dari sama dengan 8 shg hipotesis lebih mengarah ke 7. Faktor pemberat yaitu saat kenyang rasa sakit biasanya berhubungan dengan kondisi tertentu, seperti baik, hepar dan lien tidak teraba, gerd semakin menjadi-jadi 19. undulasi(-) posisi berbaring setelah makan, pada saat muntah. Mekanisme : Suatu sindrom yang mengambarkan 8. Pola hidup pasien sering mengkonsumsi soft 20. Perkusi: timpani pada seluruh abdomen, rasa tidak nyaman abdomen bagian atas drink dan jamu sebelum sakit shifting dullness (-) 6. Infak myocard ditunjang PL no : 1, 2 dicoret karena 9. pasien sering tidak bisa tidur di malam hari 21. Ekstrimitas dalam batas normal tidak ada gejala sesak, ETIOLOGI Mekanisme : Gangguan aliran darah akibat pertumbuhan plak atau proses kalsifikasi di dalam Refluks gastroesofageal terjadi sebagai konsekuensi pembuluh darah koroner berbagai kelainan fisiologi dan anatomi yang berperan dalam mekanisme antirefluks di lambung dan esofagus. Mekanisme patofisiologis meliputi relaksasi transien dan PATOFISIOLOGI Faktor resiko tonus Lower Esophageal Sphincter (LES) yang menurun, gangguan clearance esofagus, resistensi mukosa yang 1. Obesitas menurun dan jenis reluksat dari lambung dan duodenum, MANIFESTASI KLINIS KLASIFIKASI GERD 2. Hernia hiatus 3. Usia > 40 tahun baik asam lambung maupun bahan-bahan agresif lain 1. Regurgitasi 4. Penggunaan farmako (antikolinergik, seperti pepsin, tripsin, dan cairan empedu serta faktor- 2. Heartburn 1. syndrome antidepresan, bronkodilator inhalasi) faktor pengosongan lambung. 3. Kembung osefagus 5. Merokok 2. ekstra 6. Konsumsi Alkohol berlebih 4. Mual 7. Konsumsi soft drinks 5. Cepat kenyang osefageal 8. Riwayat keluarga dengan penyakit saluran cerna IKD 6. Bersendawa syndrome 9. Transient lower esophageal relaxation 1. Anatomi 10. sindrom iritasi usus (IBS/Irritable Bowel 7. Hipersalivasi Syndrome) Gaster dibagi menjadi 4 regio: 8. Disfagia hingga odinofagia 9. Penurunan kualitas hidup (gangguan tidur) Pars cardiaca 2. Hidtologi Fundus gastricus Corpus gastricus Lambung dibagi 3 : Cardia,Corpus/Fundus,Pylorus Pars pylorica 3. Fisiologi saluran cerna atas Terdapat 2 muara: TATALAKSANA 1. RONGGA MULUT KDI Ostium cardium (oesophagus – gaster) Farmakologis Non Farmakologis Ostium pyloricum (gaster – duodenum) 1. QS. Abasa 80: 24 , Proses Pencernaan mekanik a. PPI 1. menurunkan berat badan 2. QS. al-A’raf 7: 31 Proses Percernaan Kimiawi Suplai aliran arteri gaster: Omeprazole 2. Meninggikan kepala ± 15-20 Pantoprazole cm saat posisi berbaring 2. FARING DAN ESOFAGUS A. gastrica sinistra Lansoprazole 3. Makan malam paling lambat 2 A. gastrica dextra b. Antagonis reseptor H2 Makanan dari mulut akan melewati faring, kemudian masuk ke A. gastroepiploica dextra – 3 jam sebelum tidur esofagus.Terbagi menjadi pars nasalis, pars oralis dan pars laringeal. c. Antasida A. gastroepiploica sinistra d. Prokinetic 4. Menghindari makanan yang Orofaring dan laringofaring terlibat dalam proses pencernaan. Pada KOMPLIKASI laringofaring terdapat suatu kartilago elastis, yaitu epiglotis yang akan A. gastrica posterior/brevis dapat merangsang GERD menutup saat menelan sehingga rongga laring akan menutup dan makanan 2. Terapi bedah PROGNOSIS Suplai aliran vena gaster: Esophageal Complications masuk ke dalam esofagus serta tidak masuk ke dalam saluran pernafasan. a) Esophagitis dan Esofagitis erosif Gejala klasik GERD : heartburn(sensasi Esofagus berfungsi menghantarkan bahan yang dimakan dari faring ke V. gastrica sinistra, b) Barrett’s Esophagus panas/terbakar) dan regurgitasi. lambung. Makanan masuk melalui esofagus menuju gaster dibantu dengan V. gastrica dextra, c) Esophageal adenocarcinoma Gejala lain : disfagia, nyeri dada atipik, adanya gerakan peristaltik dan gaya berat dari makanan itu sendiri, serta V. gastroepiploica dextra, nyeri tenggorokan, nyeri servikal, suara adanya relaksasi otot sfingter bawah esofagus . V. gastroepiploica sinistra, Extra Esophageal serak. batuk nokturnal, choking, V. gastrica posterior/brevis, Complications wheezing, dan Suara sesak 3. LAMBUNG a) Pharyngitis Metode Prognosis adanya patologi Inervasi: b) sinusitis GERD : Proton Pump Inhibitor/PPI test Di dalam lambung, terjadi proses digesti fisik dan kimia yang akan c) Laryngitis (acid supression test), & Endoskopi menghasilkan chyme atau kimus. Selain itu lambung juga berfungsi untuk Saraf simpatis dari nn. splanchi d) Asthma menyimpan makanan sebelum dilepaskan sedikit demi sedikit ke dalam Saraf parasimpatik dari truncus vagus usus halus. anterior dan posterior