ABSTRACT
This study aims to obtain an empirical evidence of the effect of taxpayer awareness, service
quality, and tax fairness during the Covid-19 pandemic on motor vehicle taxpayer
compliance in the city of Malang following the tax incentive policy. The samples include the
taxpayers of Malang City Samsat (One-stop Administration Services Office), selected through
purposive sampling method. The data are collected from the distribution of questionnaires to
100 taxpayer respondents, and are analyzed by Multiple Linear Regression. The results of the
study reveal that taxpayer awareness, service quality, and tax fairness have a positive and
significant effect on motor vehicle taxpayer compliance.
Keywords: tax incentives, motor vehicle tax, the Covid-19 pandemic, and taxpayer
compliance.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kesadaran wajib pajak,
kualitas pelayanan, dan keadilan pajak selama masa pandemi Covid-19 terhadap kepatuhan
wajib pajak kendaraan bermotor di Kota Malang pada periode setelah pemberian kebijakan
insentif pajak. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah Wajib Pajak yang memiliki
kewajiban membayar pajak kendaraan bermotor di wilayah kerja Kantor Samsat Kota
Malang. Teknik pengambilan sapel dilakukan dengan metode purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden Wajib
Pajak. Metode statistik yang digunakan adalah Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil
penelitian membuktikan bahwa kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan, dan keadilan pajak
berpengaruh positif dan secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan
bermotor.
Kata kunci: insentif pajak, pajak kendaraan bermotor, pandemi Covid-19, dan kepatuhan
wajib pajak.
PENDAHULUAN Maka dari itu pemerintah daerah terus
berupaya untuk memaksimalkan
Definisi pajak menurut Undang- pemungutan pajak tersebut agar mampu
Undang Nomor 28 tahun 2007 adalah meningkatkan pendapatan daerah. Apabila
kontribusi wajib kepada negara yang penerimaan pajak daerah makin tinggi,
terutang oleh orang pribadi atau badan maka pengelolaan pendapatan bagi
yang bersifat memaksa berdasarkan pembangunan daerah akan berjalan
Undang-Undang, dengan tidak semakin baik. Usaha yang dilakukan
mendapatkan imbalan secara langsung dan pemerintah untuk meningkatkan
digunakan untuk keperluan negara bagi penerimaan khususnya dari sektor pajak
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. kendaraan bermotor adalah dengan
Sistem perpajakan di Indonesia meningkatkan kepatuhan wajib pajak
berdasarkan lembaga pemungutnnya dalam membayar kewajiban
terbagi menjadi pajak pusat dan pajak perpajakannya (Resmi, 2014). Patuh
daerah. Pajak pusat ditetapkan, dipungut, membayar pajak adalah kewajiban bagi
dan dikelola oleh pemerintah pusat. Pajak badan atau orang pribadi yang memiliki
yang dipungut oleh pemerintah pusat kendaraan bermotor.
adalah Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan Sejak 11 Maret 2020, organisasi
Atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak kesehatan dunia yaitu World Health
Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Organization (WHO) telah menetapkan
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Covid-19 sebagai pandemi. Pandemi
(BPHTB), dan Bea Materai. Pajak daerah Covid-19 ini tidak berdampak terhadap
ditetapkan, dipungut, dan dikelola oleh kesehatan saja, namun juga menyebabkan
pemerintah daerah. Pemerintah daerah dampak besar terhadap perekonomian
diberi tanggungjawab untuk menarik pajak Indonesia bahkan dunia. Kondisi kritis ini
provinsi dan pajak kabupaten atau kota. juga menimbulkan masalah sosial di
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 masyarakat akibat dijalankannya kebijakan
Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, pajak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
yang dibawah wewenang pemerintah oleh pemerintah dalam mencegah
provinsi adalah Pajak Kendaraan Bermotor penyebaran Covid-19, sehingga hampir
(PKB), Bea Balik Nama Kendaraan seluruh kegiatan ekonomi mengalami
Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar kesulitan. Hal ini mengakibatkan
Bermotor, Pajak Air Permukaan, dan Pajak masyarakat cenderung menunda
Rokok. membayar pajak kendaraan bermotor
sehingga penerimaan pajak daerah
Pajak kendaraan bermotor adalah semakin menurun, padahal selama
sumber pendapatan pajak terbesar bagi pandemi Covid-19 kebutuhan pemerintah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di provinsi untuk mengelola daerahnya semakin
Jawa Timur. Berdasarkan data dari meningkat. Kondisi tersebut dapat dilihat
Bapenda Jawa Timur di ditunjukkan dari data penerimaan pajak kendaraan
bahwa penerimaan pajak kendaraan bermotor di Kota Malang selama tahun
bermotor adalah penyumbang terbesar 2018 s.d 2020 yang ada pada tabel berikut.
Pendapatan Asli Daerah di Jawa Timur.
Tabel 1. 1 Tabel Penerimaan Pajak sementara roda empat atau lebih sebesar
Kendaraan Bermotor di Kota Malang 5% dari biaya pokok pajak. Diskon pajak
diberlakukan secara merata bagi seluruh
Tahun Jumlah Objek Jumlah Pajak wajib pajak peorangan dan badan yang
Pajak Bayar Kendaraan Bermotor memiliki kendaraan bermotor plat dasar
Pajak hitam dan plat kuning.
431.094 252.291.476.825
2018 Pemutihan pajak diberlakukan dari
420.036 255.236.717.350 bulan April hingga November 2020.
2019
Keputusan ini didukung oleh pemerintah
366.178 224.766.694.850 pusat yang memperpanjang pemberian
2020
Sumber: Data Kantor Bersama SAMSAT insentif pajak sampai dengan Desember
Kota Malang (2021). 2020, seperti yang tertulis dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 86 Tahun 2020
Berdasarkan tabel di atas mengenai Insentif Pajak bagi Wajib Pajak
menunjukkan bahwa adanya penurunan terdampak Pandemi Covid-19. Kebijakan
jumlah objek pajak bayar pajak dan jumlah yang diambil pemerintah ini memiliki
penerimaan pajak kendaraan bermotor di tujuan untuk meningkatkan kepatuhan
Kota Malang. Objek pajak bayar pajak wajib pajak kendaraan bermotor sekaligus
disini adalah kendaraan bermotor yang menyelamatkan perekonomian provinsi
pajak terutangnya telah dibayar oleh Jawa Timur dengan percepatan
pemilik kendaraan atau biasa disebut penerimaan pendapatan daerah melalui
Wajib Pajak. Data tersebut membuktikan sektor pajak kendaraan bermotor. Melalui
bahwa banyak wajib pajak yang kebijakan fiskal ini diharapkan dapat
melakukan penundaan pembayaran pajak memotivasi wajib pajak dan
sehingga menimbulkan terjadinya mempermudah untuk membayar pajak
penurunan kepatuhan pajak dan berakibat kendaraan bermotor selama masa pandemi
penerimaan pajak menurun. berlangsung.