Anda di halaman 1dari 6

apa saja contoh penerapan pembelajaran Problem solving learning di sekolah dasar?

Menurut pendapat saya salah satu contoh penerapan pembelajaran Problem Solving
Learning khususnya di SD sangat cocok diterapkan pada pelajaran matematika. Karena
pelajaran Matematika merupakan ilmu tentang pola dan hubungan selain itu, dalam
matematika sering dicari keseragaman seperti keterurutan dan keterkaitan pola dari
sekumpulan konsep-konsep tertentu atau model-model yang merupakan representasinya
sehingga dapat dibuat generalisasinya untuk selanjutnya dibuktikan kebenaranya secara
deduktif. Untuk membiasakan siswa SD dalam kemampuan pemecahan masalah
matematika, kita sebagai seorang guru harus menjadi fasilitator dimana, pembelajaran
berbasis masalah pada intinya merupakan suatu strategi yang digunakan guru dalam
membelajarkan suatu materi pokok atau materi pelajaran terkait dengan kompetensi dasar
yang dipilihnya dengan melalui pemberian masalah kepada peserta didik untuk
diselesaikannya karena melalui proses pemecahan masalah tersebut dapat
mengembangkan rasa percaya diri siswa sehingga siswa siap dalam menghadapi tantangan
dalam kehidupan mereka sehari-hari.

PENERAPAN TEORI BELAJAR GESTALT DALAM PEMBELAJARAN


Mengajar membaca dan menulis menggunakan metode mengeja vs metode global/ struktural
analisis sintesis (menerapkan teori gestalt)

27  Metode Mengeja VS Metode Global/SAS


Ketika awal belajar membaca, siswa dihadapkan pada huruf yang justru merupakan elemen
terkecil. Hal ini sangat asing bagi anak.Seharusnya guru melakukan persepsi bukan dari elemen
dulu, tetapi sebaliknya, secara keseluruhan (global) dulu, baru menuju bagian atau elemen.
Metode mengeja menyalahi prinsip Gestalt .

28  Metode Mengeja VS Metode Global/SAS


Dalam metode mengeja, siswa pertama kali belajar langsung dihadapkan pada huruf. Huruf itu
bagi anak belum dikenal, tidak mempunyai makna (arti).Seharusnya dimulai dari suatu kebulatan
kesatuan yang mengandung makna. Jadi metode mengeja menyalahi prinsip
Insightfullness.Dalam menghubungkan kata, siswa-siswa banyak mengalami kesukaran, karena
tidak dikenal (tanpa arti), akibatnya sukar terjadi prinsip closure.

29  Metode Belajar GlobalPada awal belajar membaca, siswa diberikan cerita pendek yang telah
dikenal anak dalam kehidupan keluarga. Cerita ini merupakan satu kesatuan yang telah dikenal
anak. Maka dengan mudah anak itu segera dapat membaca seluruhnya secara hafalan. Biarkan
siswa membaca sambil menunjuk kalimat yang tidak cocok dengan yang diucapkan.

30  Metode Belajar GlobalMenguraikan cerita pendek menjadi kalimat- kalimat. Guru secara
alamiah menunjukkan bahwa cerita pendek itu terdiri dari kalimat-kalimat. Misalnya dengan
cara :Kalimat yang satu dengan yang lain ditulis dengan warna yang berbeda.Kalimat satu
dengan yang lain ditulis dengan jarak yang cukup renggang.Biasanya setelah 2 atau 3 minggu
siswa telah dapat membedakan kalimat satu dengan yang lain. Siswa telah mengingat kalimat-
kalimat tsb.

31  Metode Belajar Global Memisahkan kata-kata menjadi suku kata.


Dalam periode tertentu, setelah siswa mengerti suku kata, diteruskan, memisahkan suku kata
menjadi huruf.Dalam fase ini, barulah siswa diajarkan bunyi tiap-tiap huruf (pertengahan
tahun).Setelah siswa mengenal huruf, diajarkan menyusun huruf menjadi suku kata.Menyusun
suku kata menjadi kata.Menyusun kata menjadi kalimat.Untuk melaksanakan proses menyusun
kembali, dapat dilakukan dengan bermacam permainan yang menarik
32  Contoh pembelajaran yang cocok menerapkan teori gestalt ini selain pada pelajaran
bahasa : seperti mengarang, menganalisis isi buku, juga pada pelajaran fisika, kimia atau biologi:
yaitu dengan metode belajar yang berbasis masalah (studi kasus), eksperimen. Dan pada
pelajaran IPS berupa observasi, wawancara dan membuat laporannya

33  Penerapan dlm Metode Mengajar


Sangat penting artinya bagi siswa bila ia dapat menemukan pemahaman (insight) dengan
caranya sendiri. Karena itu guru harus pandai mengatur strategi (membuat siasat) bagaimana
cara mengajar untuk menimbulkan pemahaman (insight) oleh siswa sendiri tanpa siswa merasa
digurui secara langsung. Buatlah siasat agar siswa menemukan pemahaman sendiri. Metode ini
terkenal dengan metode problem solving (pemecahan masalah).

34  KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI GESTALT

35  Kelebihan Teori Gestalt


Menghasilkan individu atau siswa yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap
persoalan yang dihadapi.Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang
memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh siswa. Selain itu, latihan
memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis
masalah dalam kehidupan sehari-hari.Siswa dapat aktif dan dapat menemukan cara belajar
yang sesuai bagi dirinya. Guru berfungsi sebagai mediator, fasilitator, dan teman yang membuat
situasi menjadi kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan dari peserta didik .

36  Kelebihan Teori Gestalt


Siswa dengan mudah dapat mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri.Siswa dapat
dengan mudah berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan
imajinatif.Siswa mempunyai kesempatan untuk mencoba gagasan baru.

37  Kelemahan Teori Gestalt


Teori ini tidak dapat diterapkan dalam mempelajari semua pelajaran.Misalnya: anak tidak dapat
mempelajari nama tanam-tanaman atau bintang-bintang dengan insight. Siswa Biologi tidak
dapat mempelajari struktur dan fungsi hewan dengan pemahaman.

38  KesimpulanSalah satu aliran yang mempunyai pengaruh terhadap praktik belajar yang
dilaksanakan di sekolah adalah aliran psikologi kognitif (termasuk di dlmnya Teori Gestalt).Aliran
ini telah memberikan konstribusi terhadap penggunaan unsur kognitif atau mental dalam proses
belajar. Berbeda dengan pandangan aliran behavioristik yang memandang belajar sebagai
kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus dan respons, aliran ini memandang kegiatan
belajar bukanlah sekedar stimulus dan respons yang bersifat mekanistik, tetapi lebih dari itu,
kegiatan belajar melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar.

39  KesimpulanMenurut aliran gestalt, belajar adalah sebuah proses mental yang aktif untuk
mencapai, mengingat dan menggunakan pengetahuan.Perilaku yang tampak pada manusia
tidak dapat diukur dan diamati tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan,
keyakinan dan lain sebagainya
Contoh penerapan teori getstalt di SD

Menurut pendapat saya bila contoh teori belajar Gestalt diterapkan disekolah
khususnya Sekolah Dasar salah satunya yaitu pada pembelajaran bahasa Indonesia
karena teori Gestalt merupakan salah satu teori yang menjelaskan bahwa proses
persepsi melalui pengorganisasian suatu komponen-komponen yang mempunyai
hubungan, pola dan kemiripan yang bersatu menjadi satu kesatuan. Nah kenapa
cocok diterapkan pada pembelajaran bahasa Indonesia karena dalam pembelajaran
bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran membaca permulaan dikelas
rendah tentu kita sebagai sorang guru tidak bisa langsung meminta siswa untuk
membaca dan menulis tanpa melalui tahap-tahapan terlebih dahulu. Dimana dalam
hal ini, pembelajaran membaca dan menulis permulaan di sekolah dasar dilakukan
melalui beberapa tahap, yakni pengenalan huruf, baik vokal maupun konsonan,
membedakan huruf vokal dan konsonan, mengidentifikasikan huruf vokal dan
konsonan, merangkaikan huruf menjadi suku kata, merangkaikan suku kata menjadi
kata, dan merangkaikan kata menjadi kalimat dimana hal ini bertujuan agar anak
mampu mengenal huruf, mengidentifikasi, mengklasifikasikan huruf serta mampu
merangkaikan huruf menjadi suku kata, kata serta kalimat yang menjadi kesatuan
utuh. Selain itu, tujuan membaca dan menulis permulaan pada dasarnya adalah
memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk mengenalkan
tentang teknik-teknik membaca dan menulis permulaan dan dapat mempraktikannya
dengan benar. Menurut pendapat saya inilah salah satu contoh pembelajaran teori
gestalt yang bisa diterapkan disekolah dasar khususnya pada pembelajaran bahasa
Indonesia tentang tahap dan menulis permulaan.

Alat peraga merupakan istilah yang dikenakan kepada peralatan yang


digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Peralatan ini
dapat digunakan untuk membantu para peserta didik dalam memahami
pelajaran yang diberikan oleh para pendidik. Salah satu contoh alat peraga
adalah manekin yang menunjukkan anatomi tubuh manusia dalam
pelajaran Biologi. Dengan adanya alat peraga ini, para peserta didik dapat
mengetahui wujud, bentuk, dan letak organ hingga jaringan dalam tubuh
manusia dengan mendetil, tanpa harus melakukan pembedahan langsung
pada tubuh manusia.
Pembahasan
Pada kesempatan ini, soal meminta kita untuk menyebutkan hambatna-
hambatan yang dihadapi berkaitan dengan penggunaan alat peraga.
Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
Hambatan-hambatan yang dihadapi berkaitan dengan penggunaan
alat peraga
1. Tidak sesuainya skala alat peraga dengan kebutuhan pembelajaran. Tidak semua alat
peraga harus menggunakan skala 1:1. Alat peraga anatomi manusia misalnya dapat
menggunakan skala 1:1. Tapi alat peraga susunan tata surya tidak bisa menggunakan skala
1:1 karena ukurannya terlalu besar.

2. Alat peraga menampilkan informasi yang tidak tepat, baik berupa bentuk atau letak.

3. Alat peraga tidak terbuat dari material berkualitas sehingga mudah rusak.

4. Alat peraga dibuat dengan warna yang mampu bertahan lama sehingga jika warna
memudar, kualitas informasi yang disajikan dapat berubah.

Kesimpulan
Alat peraga merupakan salah satu instrumen pendidikan yang dapat
membantu para peserta didik dalam memahami materi pelajaran yang
disampaikan.

3.2.3 Alat peraga yang tersedia di sekolah kurang lengkap. Ini adalah hambatan yang sering dialami
oleh guru, tidak semua pembelajaran dapat dibantu dengan alat peraga sebab ketersediaan alat
peraga memang terbatas. Sehingga terkadang guru memang harus berinisitaif menyediakan alat
peraga sendiri. Hal tersebut sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Satria (2018: 7) bahwa kurang
tersedianya jumlah alat peraga yang baik dan memadai yang ada di sekolah. Alat peraga harganya
cukupmahal dan rentan akan rusak atau hilang kalau sering digunakan oleh siswa, dan sulit dan
mahal untuk mencari penggantinya kalau rusak sehingga guru merasa takut menggunakannya. 10
3.2.4 Membuat alat peraga yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa dirasa sulit. Guru juga
memiliki keterbatasan, contohnya keterbatasan dalam membuat alat peraga yang sesuai dengan
materi dan karakteristik siswa. Tidak sedikit guru yang mengeluh jika mereka harus membuat alat
peraga. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Astutik (2016:14) bahwa salah satu
hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran tematik adalah terkadang ada beberapa materi
pelajaran yang tidak dapat dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran tematik. Hal ini
dikarenakan tidak sesuai dengan tema yang telah ditentukan, sehingga harus diberikan secara
tersendiri. Demikian pula dalam hal persiapan guru dalam menyediakan sarana pembelajaran yang
membutuhkan waktu ekstra karena dalam satu tema pembelajaran, antara materi pelajaran satu
dengan yang lain menggunakan alat peraga yang berbeda-beda. 3.2.5 Minimnya waktu
mempersiapkan pembelajaran dengan pendayagunaan alat peraga. Tidak dapat dipungkiri hal yang
penting dalam pendayaguanaan alat peraga pada pembelajaran adalah waktu. Hal tersebut sesuai
dengan Yunus (2013: 117) bahwa pelaksanaan alat peraga dalam mengajar sedikit memakan waktu,
para guru akan memiliki lebih banyak waktu untuk menciptakan kegiatan kelas yang menyenangkan
dan melakukan proses pengajaran dan pembelajaran yang efektif. Apabila guru merasa terhambat
dengan ketersediaan waktu, maka guru perlu menyusun manajemen waktunya dengan baik

Hambatan dan solusi guru dalam pendayagunaan alat peraga siswa kelas V SD Negeri
Purbayan 02, yaituhambatan sebagai berikut: 1) mengkondisikan perhatian siswa terhadap
pembelajaran dengan alat peraga, 2) metode pembelajaran guru yang cenderung kurang
bervariasi hingga siswa yang kurang antusias dalam belajar jika pengajaran guru yang
monoton, 3) alat peraga yang tersedia di sekolah kurang lengkap, 4) membuat alat peraga
yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa dirasa sulit, 5) minimnya waktu
mempersiapkan pembelajaran dengan pendayagunaan alat peraga. Adapun solusi-solusi
dalam pendayagunaan alat peraga terhadap minat belajar siswa yaitu melalui: 1) memberikan
suasana yang ramah dan menarik bagi siswa, 2) Membuat alat peraga sederhana pada
pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan/materi dan karakteristik, kesiapan maupun
kemampuan siswanya, 3) menerapkan metode pembelajaran yang variatif, 4) dapat mengikuti
pelatihan-pelatihan atau workshop untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru.
mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu;
b. mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan pelajaran dalam
tema yang sama;
c. memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
d. mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai muatan
pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik;
e. lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti bercerita,
bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain;
f. lebih  merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema
yang jelas;
g. guru  dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat
dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan;
dan
h. budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah
nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.

Berdasarkan uraian diatas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan


pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran
dan mengembangkan berbagai kemampuan siswa dalam tema tertentu

Menurut pendapat saya serta dari pengalaman saya sendiri metode yang paling sering saya
gunakan atau terapkan dalam pembelajaran yaitu metode diskusi. Saya memilih metode
diskusi karena metode ini merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran yang
didalamnya terdapat proses tukar-menukar pendapat ataupun ide-ide antaranggota
kelompok diskusi (antar peserta didik) dalam rangka menemukan kesimpulan atau solusi
dari permasalahan pembelajaran yang sedang didiskusikan. Selain itu alasan utama saya
memilih metode diskusi karena dengan metode ini bisa membuat suasana kelas menjadi
lebih hidup serta mampu memberi pemahaman pada peserta didik kalau setiap masalah
dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan lebih mudah jika dilakukan secara bersama-
sama dan yang paling terpenting yaitu dengan metode diskusi akan mampu membiasakan
peserta didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan
pendapatnya serta membiasakan bersikap toleransi atar peserta didik.
Kelebihan metode diskusi antara lain: 1) memberi pemahaman pada siswa bahwa masalah
dapat dipecahkan dengan berbagai jalan; 2) memberi pemahaman pada siswa bahwa dengan
berdiskusi mereka dapat saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga
diperoleh keputusan yang lebih baik; 3) dan membiasakan siswa untuk mendengarkan
pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya serta membiasakan bersikap
toleransi (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006:88)

Menurut Buchari Alma (2012: 56) kelebihan metode diskusi meliputi: 1) suasana kelas
menjadi lebih hidup, karena siswa 17 mengarahkan pikirannya kepada masalah yang sedang
didiskusikan; 2) memberi pemahaman pada siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan
berbagai jalan; 3) membiasakan siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun
berbeda dengan pendapatnya; 4) menaikkan prestasi kepribadian individu seperti toleransi,
demokratis, kritis, berpikir sistematis, sabar dan sebagainya; 5) kesimpulankesimpulan
diskusi mudah dipahami siswa karena mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada
kesimpulan. Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan metode
diskusi yaitu mampu mengaktifkan siswa agar mau mengemukakan pendapatnya untuk
memecahkan suatu persoalan secara bersama-sama, sehingga tercapai sebuah kesepakatan
bersama. Diskusi juga dapat menanamkan sikap toleransi untuk menghargai pendapat teman
yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai