Diajukan untuk memenuhi tugas diskusi kelompok mata kuliah Keperawatan Anak
Dosen Koordinator : Siti Dewi Rahmayanti, S.Kp., M.Kep
Dosen Pembimbing : Siti Dewi Rahmayanti, S.Kp., M.Kep
Kelompok A
Anggota :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan karunia-Nyalah kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah diskel 1 dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterimakasih pada Ibu Siti Dewi
Rahmayanti, S.Kp., M.Kep Selaku dosen Mata Kuliah Keperawatan Anak I yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kami tentang asuhan keperawatan anak. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat. Mengingat tidak ada sesuatuyang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan sarannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Kasus Diskel 1.............................................................................................................3
2.2 Analisis Masalah.........................................................................................................3
BAB III.....................................................................................................................................28
PENUTUP................................................................................................................................28
3.1 Kesimpulan................................................................................................................28
3.2 Saran..........................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dan kakek nya sedang sakit dan menjalani pengobatan selama 6 bulan dengan obat
salah satunya rifampicin, lama pengobatan dan obat ring api in adalah pengobatan
Tuberkulosis, dan juga karena penyakit TBC ini dapat tertular salah satunya melalui
droplet dan udara. (Nisrina Rahma Aulia 043)
4
2013). Gejala klinis yang tampak tergantung dari tipe infeksinya.Pada tipe infeksi
yang primer dapat tanpa gejala dan sembuh sendiri atau dapat berupa gejala
pneumonia, yakni batuk dan panas ringan. Gejala TB, primer dapat juga terdapat
dalam bentuk pleuritis dengan efusi pleura atau dalam bentuk yang lebih berat lagi,
yakni berupa nyeri pleura dan sesak napas. Tanpa pengobatan tipe infeksi primer
dapat sembuh dengan sendirinya, hanya saja tingkat kesembuhannya 50%. TB
postprimer terdapat gejala penurunan berat badan, keringat dingin pada malam
hari, tempratur subfebris, batuk berdahak lebih dari dua minggu, sesak napas,
hemoptisis akibat dari terlukanya pembuluh darah disekitar bronkus, sehingga
menyebabkan bercak-bercak darah pada sputum, sampai ke batuk darah yang
masif, TB postprimer dapat menyebar ke berbagai organ sehingga menimbulkan
gejala-gejala seperti meningitis, tuberlosismiliar, peritonitisdengan fenoma papan
catur, tuberkulosis ginjal, sendi, dan tuberkulosis pada kelenjar limfe dileher, yakni
berupa skrofuloderma. Menurut Brunner dan Suddarth (2013), Tuberkulosis dapat
mempunyai manifestasi antipikal pada lansia, seperti perilaku tidak biasa dan
perubahan status mental, demam, anoreksia, dan penurunan berat badan. Basil TB
Paru dapat bertahan lebih dari 50 tahun dalam keadaan dorman. (Thania Argita M
156)
- Patofisiologi/Pathway : (Akmal Fathur N 113)
M. Tuberculosis
masuk ke dalam
Bakteri menempel
di
Proliferasi
Menyebar selKGB dan
lewat
epitel sekitar
menimbulkan reaksi
5
Menyebar lewat KGB dan
menimbulkan reaksi
Risiko
Gangguan
Perkembangan
Intolera Reaksi
Reaks
nsi peradang
i
an Defisit
Asam Mua Nutrisi
Peningkat Lesi yang (D.0019)
l,
an Suhu merusak
jaringan
Hiperter
mi
Sekret Produksi Penurunan
susah
Pola Napas Rangsang sekret difusi O2
Gangguan
tidak efektif batuk pertukaran
meningkat gas (D.0003)
Batuk
tidak
Bersihan
efektif
jalan napas
tidak efektif
- Pencegahan : Pemberian vaksin BCG saat bayi sblm usianya 2 bulan. Untuk
pencegahan sesuai kasus bisa dicegah dgn cara mengurangi kontak lansung dengan
6
org yg sedang sakit dan memakai masker saat berada di keramaian. (Maulani
Indah Parwati 074)
- Penatalaksanaannya : Penatalaksanaan tuberkulosis paru atau TBC paru dilakukan
dengan pemberian obat antituberkulosis atau OAT, misalnya isoniazid, rifampisin,
pirazinamid, dan etambutol. Kombinasi obat-obat ini dikonsumsi secara teratur dan
diberikan dalam jangka waktu yang tepat meliputi tahap awal dan tahap lanjutan.
(Raihannisya 126)
3. Hasil pembacaan dan interpretasi Uji Tuberkulin ada tiga. Yang harus dibaca pada Uji
Tuberkulin adalah indurasi. Apabila indurasi berdiameter 0 mm−4 mm maka hasil
pembacaan negatif. Interpretasi hasil pembacaan negatif adalah tidak ada infeksi,
sedang dalam masa inkubasi, ataupun anergi. Jika indurasi mempunyai garis tengah 5
mm−9 mm maka hasil pembacaan positif meragukan. Interpretasi hasil pembacaan
positif meragukan adalah infeksi Mycobacterium atipik, sudah memperoleh imunisasi
BCG, infeksi tuberkulosis alamiah, ataupun kesalahan teknis. Seandainya indurasi
bergaris tengah 10 mm−14 mm ataupun ≥ 15 mm maka hasil pembacaan positif. Jika
indurasi berdiameter 10 mm− 14 mm maka interpretasinya adalah infeksi tuberkulosis
alamiah, sudah mendapatkan vaksinasi BCG, ataupun infeksi Mycobacterium atipik.
Apabila indurasi berdiameter ≥ 15 mm maka interpretasinya adalah sangat mungkin
infeksi tuberkulosis alamiah.9 Selain yang disebutkan di atas, masih ada satu catatan
khusus. Pada keadaan imunokrompromais (penekanan sistem imun) Uji Tuberkulin
Cara Mantoux disebut positif apabila diameter indurasi ≥ 5 mm. Pengaruh vaksinasi
BCG terhadap hasil Uji Tuberkulin Cara Mantoux berkurang secara berangsur-angsur
sampai anak berusia 5 tahun. (Denita Permatasari 124)
(Alyaa Nabillah M 002) Menambahkan :
Faktor yang berhubungan dengan orang yang dilakukan pemeriksaan
- Infeksi virus, bakteri, jamur
- Vaksinasi virus hidup
- Ketidakseimbangan metabolik seperti CRF
- Rendahnya status protein
- Penyakit yang mempengaruhi organ limfoid
- Obat
- Usia
- Stress
7
Faktor yang berhubungan dengan tuberkulin yang digunakan
- Terkontaminasi
Faktor yang berhubungan dengan metode penyuntikan
- Injeksi subcutan
- Penyuntikan yang lambat setelah jarum masuk inradermal
- Tempat injeksi tertutup dengan skin test lain
- Injeksi bersamaan dengan antigen lain
Faktor yang berhubungan dengan pencatatan hasil dan pembacaan
- Pembaca yang tidak handal
- Bias
- Kesalahan dalam membaca
8
organisme. Individu yang rentan menghirup droplet dan bisa terinfeksi. Bakteria
ditransmisikan ke alveoli dan dapat memperbannyak diri. Reaksi inflamasi
menghasilkan eksudat di alveoli dan bronkopneumonia, granuloma, dan jaringan
fibrosa. Ketika pasien TB Paru batuk, bersin, atau berbicara, maka secara tidak
sengaja bisa tertular droplet nurkei dan jatuh ke tanah, lantai atau tempat lainya.
Akibat terkena sinar matahari atau suhu panas, droplet atau nuklei dapat
menguap. Menguapnya droplet bakteri tuberculosis yang terkandung dalam
droplet nuklei terbang ke udara. Jika bakteri terhirup oleh orang sehat maka orang
itu berpotensi terkenan TB Paru.
9
2. DS: M.Tuberculosis Hipertermia (D.0130)
- Keluarga klien ↓
mengatakan demam Masuk ke paru-paru
sudah 2 minggu ↓
- Keluarga klien Alveoli
mengatakan berkeringat ↓
dimalam hari Proses peradangan
DO:- ↓
- S: 39⁰C Panas
- Pembengkakan
kelenjar getah bening
3. DS: M.Tuberculosis Intoleransi Aktivitas
- Keluarga klien ↓ (D.0056)
mengatakan sebelum Reaksi Infeksi
sakit makannya banyak ↓
sejak sakit anaknya sulit Reaksi sistemik
makan ↓
D: Lemah
-anak tampak lelah
1
5. DS: Mual,Muntah Resiko gangguan
- Keluarga mengatakan ↓ perkembangan (D.0107)
tidak nafsu makan Nutrisi Menurun
DO:
- Klien terlihat lemah
-BB sebelumnya 14kg
-BB sekarang 12kg
B. Diagnosa Keperawatan :
- Bersihan jalan nafas (Jelita Syalamania 109)
- Hipertermi (Jelita Syalamania 109)
- Intoleransi Aktivitas (Jelita Syalamania 109)
- Defisit Nutrisi (Agum Hardian I.P 096)
- Resiko gangguan perkembangan (Nisrina Rahma Aulia 043)
- Pola nafas tidak efektif
1
- Gangguan pertukaran gas
Edukasi
- jelaskan tujuan
dan prosedur
batuk efektif
- anjurkan tarik
napas dalam lewat
hidung selama 4
detik, ditahan 2
1
detik dan
dikeluarkan lewat
bibir dibulatkan 8
detik
- anjurkan
mengulangi
tarikan dalam
yang ke 3
- anjurkan batuk
dgn kuat langsung
setelah tarikan
ketiga (Akmal
Fathur N 113)
Terapeutik
1
- Sediakan
lingkungan yang
dingin
- Longgarkan atau
lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
- Berikan cairan
oral
- Ganti linen setiap
hari atau lebih
sering jika
mengalami
hiperhidrosis
(keringat
berlebih)
- Lakukan
pendinginan
eksternal (mis.
selimut
hipotermia atau
kompres dingin
pada dahi, leher,
dada,
abdomen,aksila)
- Hindari
pemberian
antipiretik atau
aspirin
- Batasi oksigen,
jika perlu
Edukasi
1
- Anjurkan tirah
baring
- Kolaborasi
- Kolaborasi cairan
dan elektrolit
intravena, jika
perlu. (Denita
Permatasari 124)
1
(Raihannisya 126) (mis. Cahaya,
suara, kunjungan)
- Lakukan latihan
rentang gerak
pasif dan/atau
aktif
- Berikan aktivitas
ditraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk di
sisi tempat tidur,
jika tidak dapat
berpindah atau
berjalan
Edukasi :
- Anjurkan tirah
baring
- Anjurkan
melakukan
aktivitas secara
bertahap
- Anjurkan
menghubungi
perawat jika tanda
dan gejala
keluhan tidak
berkurang
- Ajarkan strategi
koping untung
mengurangi
kelelahan
1
Kolaborasi :
- Kolaborasi
dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan
asupan makanan.
(Alyaa Nabillah
M 002)
1
Terapeutik
- Lakukan oral
hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Fasilitas
menentukan
pedoman diet
(mis. Piramida
makanan)
- Sajikan makanan
secara menarik
dan suhu yang
sesuai
- Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
- Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen
makanan, jika
perlu
- Hentikan
pemberian makan
melalui selang
nasogastrik jika
asupan oral
- dapat ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi
1
duduk, jika
mampu
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan (mis.
Pereda nyeri,
antlematik), jika
perlu
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan,jika
perlu. (Resti Dwi
Pratiwi 050)
1
- kemampuan - Fasilitas hubungan
melakukan perawatan anak dengan
diri meningkat (Yeni teman sebaya
Reskawati 080) - dukung anak
berinteraksi
dengan anak lain
- dukung anak
mengekspresikan
perasaannya
secara positif
- dukung anak
dalam bermimpi
atau berfantasi
sewajarnya
- dukung partisipasi
anak di sekolah,
ekstrakurikuler
dan aktivitas
komunitas
- berikan mainan
yang sesuai
dengan usia anak
- bernyanyi
bersama anak
lagu-lagu yang
disukai anak
- bacakan
cerita/dongeng
untuk anak
- diskusikan
bersama remaja
tujuan dan
harapannya
2
- sediakan
kesempatan dan
alat-alat untuk
menggambar,
melukis dan
mewarnai
- sediakan mainan
berupa puzzle dan
maze
Edukasi
- jelaskan nama-
nama benda obyek
yang ada
dilingkungan
sekitar
- ajarkan pengasuh
milestones
perkembangan
dan perilaku yang
dibentuk
- ajarkan anak sikap
kooperatif, bukan
kompetisi diantara
anak
- ajarkan anak cara
meminta bantuan
dari anak lain, jika
perlu
- ajarkan teknik
asertif pada anak
dan remaja
- demontrasikan
2
kegiatan yang
meningkatkan
perkembangan
pada pengasuh
Kolaborasi
- rujukan untuk
konseling, jika
perlu (Irna
Risnawati 132)
2
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral
hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Fasilitas
menentukan
pedoman diet
(mis. Piramida
makanan)
- Sajikan makanan
secara menarik
dan suhu yang
sesuai
- Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
- Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen
makanan, jika
perlu
- Hentikan
pemberian makan
melalui selang
nasogastrik jika
asupan oral
- dapat ditoleransi
2
Edukasi
- Anjurkan posisi
duduk, jika
mampu
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan (mis.
Pereda nyeri,
antlematik), jika
perlu
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan,jika
perlu (Yeni
Reskawati 080)
2
membaik gurgling, mengi,
wheezing, ronkhi
kering)
- Monitor sputum
(jumlah, aroma,
warna)
Terapeutik :
- Pertahankan
kepatenan jalan
nafas dengan head
lift dan chin lift
- Posisikan semi
fowler atau fowler
- Berikan minum
hangat
- Lakukan
fisioterapi dada,
jika perlu
- Lakukan
penghisapan lendir
kurang dari 15
detik
- Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum
penghisapan
endotrakeal
- Keluarkan
sumbatan benda
padat dengan
forsep Mc gill
- Berikan oksigen,
2
jika perlu
Edukasi :
- Anjurkan asupan
cairan 2000
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
- Ajarkan teknik
batuk efektif
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu
2
efektif
- Monitor adanya
produksi sputum
- Monitor adanya
sumbatan jalan
nafas
- Palpasi
kesimetrisan
ekspansi paru
- Auskultasi bunyi
nafas
- Monitor saturasi
oksigen
- Monitor nilai
AGD
- Monitor hasil x-
tray toraks
Terapeutik :
- Atur interval
pemantauan
respirasi sesuai
kondisi pasien
- Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi :
- Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu
2
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium Tuberculosis. Kuman ini menyerang pada saluran pernafasan bagian
bawah melalui udara yang dihirup ke dalam paru, kemudian kuman tersebut dapat
menyebar dari paru ke bagian tubuh yang lain melalui sistem peredaran darah, sistem
saluran limfa, saluran pernafasan atau menyebar langsung ke bagian-bagian tubuh
yang lain. Usia anak merupakan usia yang sangat rawan terhadap penularan TB.
Angka dan bahaya penularan yang tinggi terdapat pada golongan umur 0-6 tahun dan
golongan 7-14 tahun. Faktor risiko terjadi penularan TB paru anak adalah faktor
genetik, malnutrisi, vaksinasi, kemiskinan dan kepadatan penduduk. Tes tuberkulin
(Montoux) bertujuan untuk memeriksa kemampuan reaksi hipersensitive tipe lambat,
yang dianggap mencerminkan potensi sistem imun seseorang.
3.2 Saran
Setelah membuat laporan ini diharapkan kami sebagai mahasiswa bisa menambah
wawasan tentang tuberkolosis pada anak dan mampu memperdalam kembali asuhan
keperawatan terkait tuberkolosis pada anak serta pemberian intervensi terkait kasus
tersebut.
2
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Hamdan, Dwi Septian Wijaya. "TUBERKULOSIS PADA ANAK." Jurnal Kesehatan
Masyarakat 1.01 (2021).