Ilmu Gizi (Pertumbuhan Badan)
Ilmu Gizi (Pertumbuhan Badan)
NIM : 4520031001
PRODI : Agroteknologi
GAMBAR 2
KURVA PERTUMBUHAN SESEORANG
Pertumbuhan seorang anak praktis dianggap berhenti setelah mencapai umur dewasa, karena
sudah sangat lambat, sehingga dapat diabaikan. Di sini tubuh sudah tidak banyak lagi
menambah bahan baru kepada sel atau jaringan, tetapi hanya menggantikan bahan-bhan yang
telah rusak atau aus terpakai. Pada seorang dewasa yang sehat, berat badannya diharapkan
akan konstan dalam batas-batas tertentu. Jadi muda difahami bahwa untuk phase pertumbuhan
diperlukan banyak bahan baru dalam bentuk zat-zat gizi, dibandingkan dengan phase umur
dewasa. Terutama pada phase growth spurt, kebutuhan akan zat gizi memuncak dengan pesat,
sehingga suatu kondisi defisiensi pada phase umur ini akan segera berpengaruh pada
pertumbuhan anak tersebut. Pada phase growth plateau kebutuhan akan zat-zat gizi ini pun
akan menurun, sesuai dengan kecepatan tumbuh saat itu. Jangan mengherankan bahwa nafsu
makanpun (appetite) akan naik-turun sesuai dengan phase pertumbuhan anak tersebut.
2. Kartu Menuju Sehat (KMS)
Pertumbuhan merupakan parameter kesehatan gizi yang cukup peka untuk dipergunakan
dalam menilai kesehatan anak, terutama anak bayi dan BALITA. Dalam upaya memonitor
kesehatan gizi anak ini dipergunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) di Pusat Kesehatan
Masyarakat (PUSKESMAS) maupun di Klinik Kesehatan Anak dan POSYANDU di
wilayah-wilayah Indonesia. Pada dasaranya KMS mempergunakan klasifikasi GOMEZ
umtuk menilai kondisi kesehatan gizi anak, disesuaikan dengan kondisi anak-anak di
Indonesia (lihat halaman 87). Dalam KMS terdapat jalur-jalur berwarna yang menunjukkan
derajat kesehatan anak tersebut dari sudut gizi. (Lihat Ilmu Gizi Jilid II)
Anak sehat (KKPo) digambarkan dengan jalur berat badan yang berwarna hijau. Anak
yang sedang diteliti dicatat umurnya dan ditimbang berat badannya. Data yang didapat
ditempatkan pada jalur KMS. Bila jatuh di dalam jalur hijau, berarti berat badan anak
tersebut baik dan anak ada di dalam kondisi kesehatan gizi yang baik. Pada pemeriksaan
yang berturut-turut, hasilnya menunjukkan suatu grafik pertumbuhan anak tersebut. Anak
sehat akan memperlihatkan grafik pertumbuhan yang terletak di dalam jalur hijau. Kalau
garis grafik menurun ke luar dari jalur hijau, berarti ada sesuatu yang tidak beres dengan
pertumbuhan anak tersebut. Ini merupakan petunjuk pula adanya gangguan kesehatan anak
tadi. Harus diteliti lebih lanjut, mengapa kurva menurun dan keluar dari jalur hijau.
Dapat pula kurva pertumbuhan anak itu naik terus dan keluar dari jalur hijau ke sebelah
atas. Inipun menunjukkan bahwa makanan anak yang dikonsumsi melebihi apa yang
diperlukan untuk tubuh yang sehat dan normal. Maka susunan hidangan anak tersebut,
terutama kwantitasnya harus ditinjau kembali dan disesuaikan dengan kebutuhan, dengan
menurunkan kwantumnya. Di Indonesia, pada umumnya penyimpangan kurva
pertumbuhan anak itu menuju ke arah bawah, dan tidak banyak yang keluar dari jalur hijau
ke arah atas. Jadi kurva pertumbuhan anak yang baik kesehatannya, akan terus terdapat di
dalam jalur hijau.
Di bawah jalur hijau terdapat jalur yang diberi warna kuning. Ini menunjukkan daerah
KKP ringan; jadi anak mulai memperlihatkan gangguan pertumbuhan ringan, yang
menggambarkan pula adanya gangguan kesehatan. Anak perlu dikonsultasikan kepada
seorang dokter untuk diperiksa dan diperbaiki makanannya atau memerlukan perbaikan
kesehatan. Bila keadaan anak lebih jelek lagi, garis kurva pertumbuhan anak akan lebih
menurun lagi masuk ke daerah di bawah garis merah, yang merupakan batas bawah dari
jalur kuning. Daerah di bawah garis merah ini menunujukkan KKP berat. Di sini anak
sudah jelas menderita gizi kurang dan/atau terganggu kesehatannya. Maka anak
memerlukan pemeriksaan dan penanganan medik yang lebih teliti dan bersungguh-
sungguh, bahkan mungkin anak ini perlu dirawat di rumah sakit.
Denagn melihat KMS si ibu atau mereka yang bertanggung jawab atas pemeliharaannya
akan segera mengetahui kondisi kesehatan anak tersebut. kalau kurva pertumbuhan masih
tetap di dalam jalur hijau, anak tersebut ada dalam kondisi kesehatan gizi baik, dan bila
menurun ke daerah jalur kuning, anak memerlukan perhatian lebih banyak dan sebaiknya
dikonsultasikan kepada seorang dokter atau dibawa ke PUSKESMAS, sedangkan bila
kurva pertumbuhan anak sudah turun ke bawah garis merah, berarti anak tersebut sudah
masuk ke dalam kondisi kesehatan yang buruk dan perlu penanganan kesehatan yang
serius.
Pada KMS dicatat pula segala keterangan lain mengenai kesehatan anak dan tindakan
pemeliharaan kesehatan yang harus ataupun yang sudah dilaksanakan, seperti jadwal
vaksinasi dan sebagainya (Lihat contoh KMS pada Buku Ilmu Gizi Jilid II).
3. Pertumbuhan selular
Pertumbuhan dipelajari pula pada tingkat selular oleh kelompok MYRION WINNICK,
dengan cara biokimiawi, melalui pengukuran kadar DNA dan protein total. Di bawah
mikroskop tampak bahwa dasar pertumbuhan itu pada tingkat selular terdiri atas dua phase,
ialah KARYOKYNESE (pembelahan inti sel) dan diikuti pembelahan cytoplasma menjadi
dua sel anak. MYRION WINNICK mengikuti di proses pertumbuhan selular ini dengan
jalur biokimiawi, yaitu dengan mengukur kadar DNA dan kadar protein totalnya. DNA
merupakan zat kimia organik komponen khusus dari inti sel, sedangkan zat protein total
merupakan bagian utama dari cytoplasma.
Di dalam proses pertumbuhan tingkat selular terdapat dua phase:
a. Phase penambahan DNA, dan
b. Phase penambahan protein total.
Dalam penelitian pertumbuhan selular ini ditemukan beberapa “hukum” yang berlaku
segala jenis (spesies) binatang percobaan yang telah dipergunakannya:
a. Phase penambahan DNA selalu mendahului phase penambahan protein total
b. Setiap inti sel dari suatu spesies tertentu, mengandung kwantitas DNA tertentu yang
konstan, tidak perduli jenis jaringan yang menjadi asal dari sel tersebut
c. Phase penambahan protein total selalu terjadi setelah phase penambahan DNA dimulai,
tetapi kedua phase itu saling berhimpit sebagian, sehingga terjadi phase penambahan
DNA saja, kemudian phase penambahan DNA dan penambahan protein total yang
jalan bersama, dan akhirnya phase penambahan protein total saja.
Kwantum DNA untuk beberapa speises tertentu telah dapat ditentukan, dan merupakan
bilangan konstan yang spesifik untuk spesies tersebut. Dengan diketahuinya bilangan
konstan ini, dapat dihitung jumlah sel yang terdapat di dalam suatu sampel jaringan:
S = protein total
N
Maka dengan mengukura kadar DNA dan kadar protein total secara serial, dapat diikuti
partumbuhan jumlah sel dan ukuran setiap sel (cell size) di dalam jaringan pada suatu
jangka waktu tertentu.
Phase penambahan DNA mewakili phase penambahan jumlah sel disebut PHASE
NUMERIK atau PHASE PROLIFERATIF, atau PHASE HYPERPLASTIK, sedangkan
phase penambahan protein totoal mewakili phase pembesaran sel, disebut PHASE
HYPERTROPIK. Phase numerik selalu mulai mendsahului phase hypertrophic dan
masing-masing phase berlangsung sendiri-sendiri, sehingga berakhirnya juga pada waktu
yang berbeda. Kecepatanpenambhaan masing-masing phase mulai rendah, kemudian
berangsur semaking tinggi ubntuk mencapai puncaknya dan kemudian berangsur semakin
tinggi untuk mencapai puncaknyua dan kemudian menjad semakin perlahan kembali
sampai berhenti pada waktu masing-masing yang berbeda.
GAMBAR 3
PERTUMBUHAN KADAR DNA DAN PROTEIN TOTAL
5. Pengaruh Defisiensi Protein pada Umur Muda terhadap Kualitas Anak setelah menjadi
Dewasa.
Telah diuraikan bahwa organ tubuh yang diperlukan dini menunjukan permulaan
pertumbuhan selular yang juga dini dan berlangsung cepat mencapai bentuk dewasa.
Pertumbuhan selular organ tersebut telah terjadi ketika anak masih didalam kandungan
ibunya. Jadi kondisi gizi ibu hamil akan menentukan kualitas organ vital (jantung, otak,
dll.) dari anak tersebut setelah mencapai umur dewasa, karena kemungkinan besar
gangguan gizi ini jatuh pada phase numerik.
Sel-sel syaraf (otak) merupakan sel-sel organ yang diperlukan untuk kehidupan anak
sejak umur dini. Phase numerik dari pertumbuhan selular organ ini sudah dimulai sejak
masih di dalam rahim ibunya dan berlangsung samapai sekitar umur 6-7 tahun. Pada umur
pada 3-4 tahun, sekitar 80-90% jumlah sel otak seseorang dewasa telah terbentuk.
Sel-sel otak ini berhubungan dengan fungsi intelektual. Defisiensi gizi pada ibu hamil dan
pada anak BALITA, sanagt besar kemungkinannya untuk memberikan hambatan pada
pertumbuhan numerik sel-sel otak, yang bersifat permanen, tidak dapat dikejar kembali
dengan perbaikan gizi pada umur yang lebih tua.
Ini akan menghasilkan seorang dewasa yang kapasitas intelektualnya lebih rendah dari
yang seharusnya dapat dicapai; akibat nasionalnya ialah akan terjadi generasi penerus yang
kapasitas intelektualnya rendah alias bodoh.