Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PEKERJAAN IBU DAN PENDAPATAN KELUARGA

DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAPIN UTARA


TAHUN 2020
¹ Zelita Oktarindasarira, ² Nurul Indah Qariati, ³ Ari Widyarni.
Program Studi Kesehatan Masyarakat
¹ Kesehatan Masyarakat 13201, FKM, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad
Al Banjari. 16070131
² Kesehatan Masyarakat 13201, FKM, Universitas Islam Kalimantan Muhamamd Arsyad
Al Banjari. 1106018502
³ Kesahatan Masyarakat 13201, FKM, Universitas Kalimantan Muhamma Arsyad
Al Banjari. 1127108603

ABSTRAK
Status gizi anak dibawah lima tahun (Balita ) merupakan hal penting yang harus diketahui oleh
setiap orang tua. Anak balita usia 1- 5 tahun, adalah masa yang sangat berharga di dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan manusia. Pada masa emas (Gold Period) anak balita, perhatian
terhadap status gizi harus menjadi prioritas karena kejadian kurang gizi akan berpengaruh pada
kualitas tumbuh kembang anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan, pekerjaan ibu, dan pendapatan keluarga dengan status gizi balita di wilayah kerja
puskesmas tapin utara tahun 2020.Populasi penelitian ibu yang memiliki balita dan jumlah
sampel 90 responden pengumpulan data dengan menggunakan instrument berupa kuesioner
dianalisis menggunakan uji chi – square penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross
sectional, Dari uji stastik menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan dengan status
gizi balita, tidak terdapat hubungan status pekerjaan ibu dengan status gizi balita, terdapat
hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan status gizi balita.Bagi masyarakat terutama
para ibu supaya dapat memberikan kepada balita konsumsi makanan yang sesuaidengan
kebutuhan gizi balita menurut umurbalita Bagi tenaga kesehatan terumata para kader posyandu
dan puskesmas setempat untuk memberikan penyuluhan dan pengetahuan tentang gizi kepada
para ibu yang memilikibalita Diharapkan di puskesmas dapat memberikan perhatian lebih
kepada balita dan memberikan penyuluhan tentang gizi balita di wilayah puskesmas tapin utara
bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih menggali lagi penyebab gizi kurang maupun masalah
gizi

Kata kunci : pengetahuan, pekerjaan ibu dan pendapatan keluarga dengan status gizi balita

ABSTRACT
The nutritional status of children under five years of age (toddlers) is an important thing that
every parent should know. Toddlers aged 1- 5 years, are a very valuable period in the
process of human growth and development. During the Gold Period of children under five,
attention to nutritional status must be a priority because the incidence of malnutrition will
affect the quality of child development. The purpose of this study was to determine the
relationship between knowledge, maternal occupation, and family income with the
nutritional status of children under five in the North Tapin Public Health Center in 2020.he
study population of mothers who have children under five and the number of samples of 90
respondents data collection using an instrument in the form of a questionnaire analyzed
using the chi-square test this research is analytical with a cross sectional approach, from the
statistical test shows that there is a relationship between the level of knowledge and
nutritional status of children under five, there is no relationship Mother's work status and
nutritional status of children under five, there is a relationship between family income level
and nutritional status of children under five.For the community, especially mothers, so that
they can provide food consumption for toddlers according to the nutritional needs of
toddlers according to the age of the children. more to toddlers and provide counseling about
toddler nutrition in the North Tapin Puskesmas area for further researchers, it is hoped that
further researchers will explore the causes of malnutrition and nutritional problems.

Keywords: knowledge, mother's job and family income with nutritional status of children
under five

PENDAHULUAN
Status gizi anak dibawah lima tahun tersebut merupakan salah satu penyebab
(BALITA) merupakan hal penting yang mortalitas dan morbiditas terbanyak pada
harus diketahui oleh setiap orang tua. Anak balita di Negara berkembang yaitu sebanyak
balita usia 1- 5 tahun, adalah masa yang 54% atau 10,8 juta anak meninggal akibat
sangat berharga di dalam proses malnutrisi (Kabetaet al 2017) Gizi kurang
pertumbuhan dan perkembangan manusia. pada balita merupakan masalah
Pada masa emas (Gold Perod) anak balita, mendasar di dunia. Memperkira kan
perhatian terhadap status gizi harus menjadi penyebab sepertiga kematian balita
prioritas karena kejadian kurang gizi akan diseluruh dunia di akibatkan oleh gizi
berpengaruh pada kualitas tumbuh kembang kurang. Asia selatan merupakan daerah
anak (Marimbi,2010) yang memiliki prevalensi gizi kurang
Balita adalah kelompok masyarakat terbesar didunia yaitu sebesar. Sub-Sahara
yang rentan gizi.Kelompok tersebut Afrika 28%. Amerika 7% dan yang
mengalami siklus pertumbuhan dan palingrendah diEropa Tengah, Timur sebesar
berkembangan yang membutuhkan zat- zat 5% (Unicef 2015).
gizi yang lebih besar dari kelompok umur Menurut WHO (2014) Perawatan atau
yang lainnya sehingga balita paling mudah pola pengasuh ibu terhadap anak yang baik
menderita kelainan gizi. Malnutrisi merupakan hal yang sangat penting, karena
umumnya mengacu pada kondisi gizi akan mempengaruhi proses tumbuh
kurang,gizi buruk dan gizi lebih. Kondisi kembang balita. Pola pengasuh ibu terhadap
anaknya berkaitan erat dengan keadaan Dan bayi usia dibawah lima tahun
ibu terutama kesehatan, pendidikan, (balita) yang mengalami masalah gizi pada
pengetahuan, dan keterampilan tentang tahun 2017 mencapai 18,6& jumlah tersebut
pengasuhan anak, dan juga jumlah penderita terdiri dari balita yang mengalami gizi buruk,
gizi kurang di dunia mencapai 104 juta anak 3,4% dan 15% gizi kurangt ahun 2014
dan keadaan gizi kurang masih menjadi sebanyak 14,7%, kemudian pada tahun
penyebab sepertiga dari seluruh penyebab 2015 angka gizi buruk turun menjadi
kematian anak di seluruh dunia.Asia selatan 3,5%,dan kembali turun pada tahun 2016
merupakan wilayah dengan prevalensi gizi menjadi 3,2% (KemenkesRI.2017)
kurang terbesar di dunia, yaitu sebesar 40% Khususnya di Kabupaten Tapin
kemudian wilayah sub- sahara Afrika 28%. masalah gizi balita sangat kurang Salah satu
Amerika latin 8% dan yang paling mudah faktor yang mempengaruhi gizi mereka
terdapat di Eropa Tengah sebesar9%. adalah pekerjaan orang tua dan pendapatan
Di Indonesia berdasarkan pemantauan orangtua, karena kebanyakan para orangtua
status gizi yang dilakukan Kementrian diwilayah tapin utara bekerja sebagai petani,
kesehatan, Menurut hasil Riset Kesehatan berkebun dan menjual hasil kebun mereka
Dasar atau Riskesdas (2014), di Indonesia ke pasar. Dan pendapatan mereka tidak
terdapat 5,7% balita dengan gizi buruk atau menentu dalam sehari jadi sangat
sebanyak 26.518 anak ,13,9% gizi kurang berpengaruh kepada asupan gizi kepada
,dan 4,5% balita gizil lebih. Prevalensi balita mereka karena pendapatannyakurang.
gizi buruk pada balita di Indonesia menurut Berdasarkan data Dinas Kesehatan
hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Kabupaten Tapin pada tahun 2018 status
2014yang dilaksanakan oleh Kementerian gizi balita di puskesmas Bakarangan 18,7%,
Kesehatan Indonesia ,tahun 2014 sebanyak Puskesmas Tambaruntung 9,8%,
4,7%, kemudian pada tahun 2015 angka Puskesmas Banua Padang 2,1%,
gizi buruk turun menjadi 3,8%, dan Puskesmas Lokpaikat 17,3%, Puskesmas
kembali turun pada tahun 2016 menjadi Margasari 1,80%, Puskesmas Pandahan
sebesar 3,4% (Kemenkes RI, 2016). 17,30%, Puskesmas Tambarangan 12,08%,
Prevalensi gizi buruk di Jawa Tengah Puskesmas Tapin Utara 19,5%. Puskesmas
sebesar 4,1% dan sudah berhasil di bawah Hatungun 1,20% Puskesmas Binuang
target nasional yang 5,7% (Infodatin,2015). 7,52%, Puskesmas Salam Babaris 6,65%,
Puskesmas Piani 8,38%, Puskesmas tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu
Baringin 9,81% (Dinkes Tapin 2018). tinggi badan merupakan ukuran kedua
Berdasarkan data Dinas Kesehatan yang penting, karena dengan
Kabupaten Tapin masalah gizi balita menghubungkan berat badan terhadap tinggi
sebanyak 367 balita (13,18%) dan badan. Faktor umur dapat di kesampingkan
padabulan februari tahun 2020 mengalami (Depkes. RI.1995).
peningkatan sebanyak 1345 balita (10,78%). Faktor yang mempengaruhi status gizi
(Dinkes Kab.Tapin 2019). Data yang di pada balita yaitu faktor secara langsung
peroleh dari Puskesmas Tapin Utara, untuk yakni, kurang nya asupan makanan, dan
Kecamatan Tapin Utara yang mengalami penyakit infeksi yang mungkin di derita si
masalah gizi pada balita. gizi buruk 3,4%, anak. Dan faktor yang mempengaruhi secara
gizi baik 3,00%, gizi lebih 20,1%, gizi kurang tidak langsung yaitu : pengetahuan ibu,
20.80%( Puskesmas Tapin Utara 2019) pendapatan orang tua, ketersediaan pangan
Berdasarkan pengumpulan data di dalam rumah tangga, pola asuh ibu, sanitasi
Puskesmas Tapin Utara didapatkan bahwa lingkungan pelayanan kesehatan, pekerjaan
kumulatif masalah gizi pada balita pada orang tua.
bulan November 2019 sebanyak Berdasarkan status pendapatan
36balita(80,0%).Desember2019sebanyak keluarga, balita yang tinggal bersama
83balita(13,16%) (Puskesmas Tapin keluarga,dengan status pendapatan rendah
Utara2019). mempunyai proporsi status gizi kurang yang
Akar Penyebab mendasar atau lebih tinggi dibandingkan dengan balita
masalah gizi adalah terjadinya krisis yang tinggal bersama keluarga yang status
ekonomi, politik dan social termasuk pendapatanya tinggi. Presentase gizi kurang
bencana alam , yang mempengaruhi ketidak pada balita yang tinggal bersama keluarga
seimbangan antara asupan makanan dan ada dengan status pendapatan rendah
nya penyakit infeksi yang pada akhirnya sebanyak 18,9% dan gizi kurang pada
mempengaruhi status gizi balita (Soeharjo balita yang tinggal bersama keluarga
2003). pendapatan tinggi sebanyak 10,5%. Seperti
Tinggi badan merupakan parameterr halnya status pendapatan orangtua dan
yang penting bagi keadaan yang telah lalu status gizi balita telah banyak di
dan keadaan sekarang ,jika umur yang ungkapkan dalam penelitian. Dalam
penelitian ini, penghasilan orang tua tumbuh kembang anak juga tidak maksimal.
mempunyai hubungan yang signitifikat. Akibatnya anak dengan fisik kurus, pendek.
Dengan status gizi balita, menurut Engel Bahkan bisa terjadi gizi buruk pada anak
pada pada Ukhuwani and Suchindra (2003) (Proverawati,2009).
dalam penelitianya pada daerah urban di Ibu rumah tangga lebih banyak
Guaternal menemukan bahwa penghasilan memiliki waktu untuk berinteraksi bersama
orang tua mempunyai efek yang positif pada anak, sehingga sangat di mungkinkan dalam
status gizi anak. Pendapatan keluarga hal konsumsi makan juga terkontrol.
memadai akan menunjang tumbuh kembang Pernyataan ini sesuai dengan Melntosh dan
anak. Karena orang tua dapat menyediakan Bauer(2009). Bahwa ibu yang tidak bekerja
semua kebutuhan anak baik primer maupun dapat mengatur pola makan anak mereka,
sekunder(Soetjiningsih 2004). sehingga anak- anak mendapat makanan
Selain pengetahuan ibu yang di duga yang sehat dan bergizi. Namun tidak di
memberikan kontribusi dalam status gizi dukung Mustika(216) bahwa sebanyak
anak, pekerjaan orang tua juga 49,5% status gizi kurang didominasi
demikian.Orangtua yang bekerja di luar oleh keluarga dengan ibu yang tidak
rumah cenderung mempunyai waktu sedikit bekerja.Lukitawati (2016).
untuk berinteraksi dengan anaknya di Pengetahuan seorang ibu berperan
bandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. penting dalam status gizi balita, semakin
Termasuk dalam hal pendampingan memperhitungkan jenis jumlah makanan
makanan, sangat di mungkinkan pola makan yang di pilih untuk di konsumsi seseorang
anak akan terganggu. Hal ini di karenakan yang pengetahuan gizinya rendah akan
pola makan anak akan terganggu jika ibu berperilaku akan memilih makanan yang
bekerja sesuai dengan Glick (2004) bahwa menarik indra dan tidak mengadakan
dengan ibu menyatakan bahwa dengan ibu pemilihan berdasarkan nilai gizi makanan
bekerja sangat dimungkinkan waktu tersebut (Sediaoentomo,2010).
berinteraksi,dan mendampingi anak semakin Dari responden yang berpengatahuan
sedikit. Dan hal ini memberikan dampak kurang 25 orang (78,5%) berada pada
pada perkembangan mental dan kepribadian kategori status gizi tidak normal. Dari 28
anak yang sedikit banyak terganggu.Jika responden yang berpengetahuan baik
pola makan anak terganggu, maka sebanyak 8 orang (17,1%). Berada pada
kategori status gizi tidak normal. Hasil METODE
analisi menunjukan ada hubungan antara Menggunakan metode penelitian
pengetahuan terhadap status gizi balita di Survey Analitik adalah survey atau
Puskemsas perembeu Kecamatan Kawai penelitian yang mencoba menggali
Kabupaten Aceh Barat .(Hartati,2010) bagaimana dan mengapa fenomena
Sikap seorang ibu berperan penting kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan
dalam status gizi balita, balita yang analisis dinamika korelasi antara fenomena
menderita gizi kurang dapat di sebabkan yang mengakibatkan terjadinya efek
karena sikap ibu dalam pemilihan makanan (pengaruh). Dalam metode penelitian Survei
yang tidak benar.Jumlah yang cukup dan Analitik ini dengan pendekatan Cross
keanekaragaman makanan dipengaruhi oleh Sectiona adalah suatu penelitian untuk
tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan mempelajari dinamika korelasi antara
polamkan (Mardiana, 2009). faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara
Berdasarkan hasil penelitian pendekatan, observasi atau pengumpulan
didapatkan hasil bahwa dari 160 responden data sekaligus pada suatu saat(pointtime
terdapat balita yang memiliki gizi kurang opproach). Adapun teknik pengambilan
sebesar 65,3% dan status gizi baik sampel dalam penelitian ini dengan cara
sebesar 38,6% sedangkan 52,6% memiliki menggunakan teknik pengambilan
sikap kurang ,dan 49,9% memilikisikap probability sampling yaitu Simple Random
baik. Hasil analisis menunjukan ada Sampling merupakan setiap anggota atau
hubungan antara sikap ibu dengan gizi balita unit dari populasi mempunyai kesempatan
di Puskesmas Rajabasa Indah yang sama untuk di seleksi sebagai sample
Lampung.Nainggolan (2012) dengan cara mengundi anggota populasi
Berdasarkan latar belakang diatas (lottery techneque).
penulis tertarik melakukan penelitian
dengan judul “ Hubungan Pengetahuan, HASIL DAN PEMBAHASAN

pekerjaan ibu dan Pekerjaan keluarga 1. Analisis Univariat

Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Analisis ini dilakukan untuk melihat

Puskesmas Tapin Utara Tahun 2020”. masing – masing variabel yang diteliti dalam
bentuk distribusi frekuensi setiap variabel
penelitian. Variabel – variabel dalam
penelitian ini yaitu status gizi, pengetahuan, Tingkat Pengetahuan Cukup 23 responden
pekerjaan ibu, pendapatan keluarga dan (25,8%). Dan responden Tingkat
status gizibalita. Pengetahuan tinggi yang didapatkan sebesar
berjumlah 6 responden (6,7%)
a. Variabel Status Gizi Balita

No Status gizi F % b. Variabel Status Pekerjaan Ibu


1 Baik 31 34,4
Status F %
No
2 Kurang 54 60. Pekerjaan
3 Lebih 5 5,6 1 Bekerja 51 56,7
Total 90 100 2 Tidak Bekerja 39 43,3
Total 90 100
Berdasarkan tabel 4.6 dari 90 Data primer 2020

responden yang menyatakan. Status gizi


Berdasarkan tabel 4.8 dari 90
baik berjumlah 31 responden (34,4%),
responden, responden yang bekerja yang
responden yang menyatakan Status gizi
didapatkan sebesar 51 responden ( 56,7%)
kurang berjumlah 54 responden (60.%).
dan responden tidak bekerja yang
Dan pada responden yang menyatakan
didapatkan sebesar 39 responden ( 43,3%)
Status gizi kurang berjumlah 5 responden (
5,6%).
c. Variabel Tingkat Pendapatan Keluarga
Variabel Tingkat Pengetahuan Ibu Tingkat
No F %
Pendapatan
Tingkat
No F % 1 Tinggi 13 14.4
Pengetahuan
1 Baik 6 6,7 2 Rendah 77 85.6
2 Cukup 23 25,8 Total 90 100
3 Kurang 61 67,8 Data primer 2020

Total 90 100
Berdasarkan tabel 4.9 dari 90
Data primer 2020
responden, responden yang memiliki tingkat
Berdasarkan tabel 4.7 dari 90 pendapatan rendah yang didapatkan sebesar
responden, Tingkat Pengetahuan kurang 77 orang ( 85.5%) dan responden memiliki
yang didapatkan sebesar 61 responden tingkat pendapatan rendah yang didapatkan
(67,8%), responden yang didapatkan sebesar sebesar 13 orang ( 14.4%)
1. Analisis Bivariat responden (47,8), pada tingkat pengetahuan
Analisis bivariate digunakan untuk cukup dan status gizi baik berjumlah 11
menganalisis dua variabel yaitu variabel responden (47,8%), pada tingkat
independen dengan variabel dependen yang pengetahuan cukup dan status gizi lebih
bertujuan untuk mengetahui antara dua berjumlah 1 responden (4,3%).
variabel tersebut. Analisis ini menggunakan Sementara pada tingkat pengetahuan
uji chi- square jika value < 0,05 maka dapat kurang dan status gizi kurang berjumlah 0
disimpulkan ada hubungan yang bermakna responden (0%) pada variabel tingkat
a. Hubungan Tingkat Pengetahuan pengetahuan kurang dan status gizi baik
Terhadap Status Gizi Balita Di berjumlah 6 responden (100%).
Wilayah Kerja Puskesmas Tapin Pada variabel tingkat pengetahuan
Utara Tahun 2020 kurang dan status gizi lebih berjumlah 0
Status Gizi responden (0%). Dari hasil uji chi-square
Tingkat P
Kurang Baik Lebih Total 
didapatkan nilai p = 0,002 Hal ini
Penge- Value
tahuan n n n n n n menunjukkan bahwa p< α (0,05) ada
% % % % % %
hubungan yang signifikan antara tingkat
Baik 43 14 4 61
70,5 23,0 6,6 100 pengetahuan terhadap status gizi di Wilayah
Cukup 11 11 1 23
0,002 0,05 Kerja Puskesmas Tapin Utara.
47,8 47,8 4,3 100
Kurang 0 6 0 6
b. Hubungan Status Pekerjaan Ibu
0 100 0 100
Jumlah 54 31 5 90 Terhadap Status Gizi Balita Di
118,3 70,8 10,9 100
Data dari primer 2020 Wilayah Kerja Puskesmas Tapin
Utara
Dari tabel diatas dapat diketahui
Status Gizi
bahwa pada variabel tingkat pengetahuan Status P
Peker- Kurang Baik Lebih Total 
baik dan status gizi kurang berjumlah 43 Value
jaan n n n n n n
responden (70,5%), pada variabel tingkat % % % % % %
pengetahuan baik dan status gizi baik 28 21 2 51
Bekerja
54,9 41,2 3,9 100
berjumlah 14 responden ( 23,0%), pada Tidak 26 10 3 39
0,264 0,05
Bekerja 66,7 25,6 7,7 100
tingkat variabel pengetahuan baik dan status 54 31 5 90
Jumlah
gizi lebih berjumlah 4 responden (6,6%). 120,6 66,8 11,6 100
Dari data primer 2020
Pada tingkat variabel pengetahuan
cukup dan status gizi kurang berjumlah 11
Dari tabel diatas dapat diketahui Status Gizi
Tingkat P
bahwa variabel status pekerjaan yang Kurang Baik Lebih Total 
Penda- Value
bekerja dan status gizi kurang berjumlah 28 patan n n n n n n
% % % % % %
responden ( 54,9%), pada variabel status
3 9 1 13
Tinggi
pekerjaan yang bekerja dan status gizi baik 23,1 69,2 7,7 100
51 22 4 77 0,012 0,05
berjumlah 21 responden ( 41,2%), pada Rendah
66,2 28,6 5,2 100
54 31 5 90
variabel status pekerjaan yang bekerja dan Jumlah
89,3 97,8 12,9 100
status gizi lebih berjumlah 2 responden Dari data primer 2020
(3,9%).
Dari tabel diatas dapat diketahui
Sedangkan pada variabel sttaus
bahwa pada variabel tingkat pendapatan
pekerjaan yang tidak bekerja dan status gizi
tinggi dan status gizi kurang berjumlah 3
kurang berjumlah 26 responden ( 66,7%),
responden (23,1%), pada variabel tingkat
pada variabel status pekerjaan yang
pendapatan tinggi status gizi baik berjumlah
bekerja dan status gizi baik berjumlah
9 responden (69,2%).
10 responden (11,1%)
Sedangkan pada variabel tingkat
pada variabel status pekerjaan yang tidak
pendapatan tinggi dan status gizi lebih
bekerja dan status gizi lebihbrejumlah 3
berjumlah 1 responden (7,7%).
orang (7,7%). Dari hasil iji chi-square
Pada variabel tingkat pendapatan
didapatkan nilai p = > 0,0264 Hal ini
rendah dan status gizi kurang berjumlah 51
menunjukanbahwa p > α (0,05) sehingga
reponden ( 66,2%), pada variabel tingkat
tidak ada hubungan antara status pekerjaan
pendapatan rendah dan status gizi baik
terhadap status gizi balita di Wilyah Kerja
berjumlah 22 responden (28,6 %). Pada
Puskesmas Tapin Utara.
variable tingkat pendapatan tinggi dan status
gizi kurang berjumlah 4 reponden (5,2%).
c. Hubungan Tingkat Pendapatan
Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p =
Keluarga Terhadap Status Gizi Di
0,012. Hal ini menunjukan bahwa p < α
Wilayah Kerja Puskesmas Tapin
(0,05) ada hubungan yang signifikan antara
Utara Tahun 2020
tingkat pendapatan terhadap status gizi balita
di Wilayah Kerja Puskesmas TapinUtara
PEMBAHASAN asupan gizi anaknya, dan kurang memahami
a. Status Gizi Balita di Wilayah Kerja status gizi balita dan menyebabkan asupan
Puskesmas Tapin Tahun 2020 gizi yang kurang
Dari hasil penelitian yang telah
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas
(Andriani Pahlevi) yang menyatakan bahwa
Tapin Utara. Status gizi baik berjumlah 31
ada hubungan antara pengetahuan dengan
responden (34,4%), Responden yang
sttaus gizi balita, pengetahuan akan gizi di
menyatakan Status gizi kurang berjumlah
bawah rata – rata dapat menyebabkan
54 responden (60.%). Dan pada responden
usaha untuk mengoptimalkan gizi menjadi
yang menyatakan Status gizi kurang
terhambat. Maka dari itu, pemerintah
berjumlah 5 responden ( 5,6%).
mengadakan program mellaui penyuluhan
Dari jumlah status gizi kurang banyak
dan lain – lain guna untuk membantu
ibu yang tidak mampu untuk menyiadakan
masyarakat dalam mengatasi masalah gizi
makanan yang bergizi pada balitanya
mereka.
karena karena kurangnya pengetahuan
c. Status Pekerjaan Dengan Status Gizi
tentang status gizi untuk balitanya.
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
b. Tingkat Pengetahuan dengan Status
Tapin Utara Tahun 2020
Gizi Blita Di Wilayah Kerja
Dari hasil penelitian di Wilayah Kerja
Puskesmas Tapin Utara Tahun 2020
Puskesmas Tapin Utara. Status Pekerjaan
Dari hasil penelitian di Wilayah Kerja Ibu ang bekerja yang didapatkan sebesar 51
Puskesmas Tapin Utara. Tingkat responden (56,7%) dan responden tidak
Pengetahuan kurang yang didapatkan bekerja yang didapatkan sebesar 39
sebesar 61 responden ( 67,8%), responden responden ( 43,3%).
yang didapatkan sebesar Tingkat Dari hasil penelitian bekerja
Pengetahuan Cukup 23 responden ( 25,8%). merupakan kegiatan yang menyita waktu,
Dan responden Tingkat Pengetahuan tinggi bekerja bagi ibu – ibu tidak punya waktu
yang didapatkan sebesar berjumlah 6 untuk mendapatkan informasi. Bekerja
responden (6,7%). bertujuan untuk memperbaiki suatu keadaan
yang lebih dari keadaan sebelumnya. Ibu
Dari jumlah tingkat pengetahuan
yang memiliki pekerjaan dapat berbuat
banyak ibu yang kurang paham dengan
sesuatu yang bernilai, dan bermanfaat. Dan Hasil penelitian ini sejalan dengan (
bisa menyediakan asupan yang baik pada Dian Handini ) menunjukan bahwa ada
balita dan tidak terdapat hubungan antara hubungan antara pendapatan keluarga
pekerjaan ibu dengan status gizi balita dengan status gizi balita. Hal ini di
Hasil penelitian ini sejalan dengan ( karenakan penyebab timbulnya gizi kurang
Anik Solikah) ibu yang bekerja memiliki pada balita dapat di pengaruhi oleh
balita gizi baik dapat disebabkan karena ibu beberapa faktor dan penyebab tidak
yang bekerja dapat menambah pendapatan langsung.
keluarga sehingga mempengaruhi keluarga Penyebab tidak langsung adalah
dalam memenuhi kebutuhan makanan ketahanan pangan, pola pengasuh anak,
terutama kebutuhan gizi . pelayanan kesehatan serta kesehatan
lingkungan dan peyebab langsung adalah
d. Tingkat Pendapatan Keluarga Dengan makanan, penyakit infeksi pola
Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja pengetahuan.
Puskesmas Tapin Utara Tahun 2020
e. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Dari hasil penelitian di Wilayah
Terhadap Status Gizi Balita
Kerja Puskesmas Tapin Utara Tahun 2020
Dari hasil uji chi-square didapatkan
tingkat pendapatan keluarga rendah yang
nilai p = 0,002 Hal ini menunjukkan bahwa
didapatkan sebesar 77 orang ( 85.5%) dan
p< α (0,05) ada hubungan yang signifikan
responden memiliki tingkat pendapatan
antara tingkat pengetahuan terhadap status
rendah yang didapatkan sebesar 13 orang
gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Tapin
(14.4%).
Utara.
Dari penelitian ini terlihat
Pengetahuan orang tua terutama ibu
pendapatan keluarga rendah di sebabkan
merupakan faktor yang penting.Tinggi
oleh orang tua yang tidak bisa menangani
rendahnya tingkat pengetahuan ibu erat
keuangan dalam berumah tangga dan
kaitannya dengan tingkat pengetahuan
keluarga yang miskin memicu juga bagi
terhadap kesadaran kesehatan dan gizi anak–
status gizi pada balita, besar penghasilan
anak, perawatan kesehatan, hygienes,
atau kecil penghasilan jika keluarga
pemeriksaan kehamilan sebelum dan pasca
memiliki pengetahuan bisa menyebabkan
persalinan dan keluarganya , disamping itu
status gizi kurang pada balita.
pengetahuan berpengaruh pila pada faktor
sosial ekonomi lainnya seperti pendapatan, balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tapin
pekerjaan, pola makan dan tempat tinggal. Utara Tahun 2020. Hal ini menunjukan
Tingkat pengetahuan turut pula menemukan bahwa semakin tinggi pengetahuan ibu
mudah tidaknya seseorang menyerap dan semakin besar pemahaman seta kesadaran
memahami pengetahuan gizi yang mereka ibu terhadap status gizi balita
peroleh.
Hal ini dapat dijadikan landasan untuk f. Hubungan Tingkat Pekerjaan Ibu
membedakan metode penyuluhan yang Terhadap Status GiziBalita
tepat. Dari kepentingan gizi kelurga,
Dari hasil uji chi square didapatkan
pengetahuan agar seseorang lebih tanggap
nilai p = 0,0264. Hal ini menujukan bahwa p
terhadap adanya masalah gizididalam
> α ( 0,05), sehingga tidak ada hubungan
keluarga dan bisa mengambil tindakan
antara status pekerjan terhadap status gizi
secepatnya (Suhardjo2003)
balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tapin
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Utara Tahun 2020.
penelitian yang dilakukan oleh (dewi
Ibu yang sudah mempunyai pekerjaan
Andrawati) yang menyatakan adanya
penuh tidak lagi dapat memberikan
hubungan antara pengetahuan ibu dengan
perhatian penuh terhadap anak balitanya,
status gizi balita bahwa pengetahuan gizi
apalagi untuk mengurusnya. Meskipun tidak
yang baik akan menyebabkan seseorang
semua ibu bekerja tidak mengurus anaknya,
mampu menyusun menu yang baik untuk di
akan tetapi kesibukan dan beban kerja yang
konsumsi semakin banyak pengetahuan gizi
ditanggungnya dapat menyebabkan
seseorang maka ia akan semakin
kurangnya perhatian ibu dalammenyiapkan
memperhitungkan jenis dan jumlah makanan
hidanganya yang sesuai untuk balitanya,
yang diperoleh untuk di konsumsi.
oleh karena itu didalam sebuah penelitian
Penelitian ini sesuai dengan penelitian
menunjukan bahwa sering kali terjadi
(Elli Setiasih, 2010) bahwa pengaruh
ketidaksesuaian antara konsumsi zat gizi
hubungan yang berkaitan antara tingkat
terutama Energi dan Protein dengan
pengetahuan dengan status gizi pada balita
kebutuhan tubuh pada kelompok anak yang
Berdasarkan hasil uji chi square diatas
berusia diatas 1 tahun (Moehji 2003).
terdapat 90 responden mempunyai pengaruh
Berdasarkan hasil uji chi square terdapat 90
tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi
responden tidak ada pengaruh status
pekerjaan ibu dengan status gizi balita di pembangunan ( Suhardjo2003).
Wilayah Kerja Puskesmas Tapin Utara Anak – anak yang tumbuh dalam suatu
Tahun 2020. keluarga miskin paling rentan terhadap
g. Hubungan Tingkat Pendapatan kurang gizi di anatara seluruh anggota
keluarga Terhadap Status Gizi Balita keluarga dan anak yang paling kecil
Dari uji chi square didiapatkan nilai biasanya paling terpengaruh oleh
p = 0,012. Hal ini menunjukan bahwa p < α kekurangan pangan. Jumlah keluarga juga
(0,05) sehingga ada hubungan yang mempengaruhi keadaan gizi ( Suhardjo
signifikan antaratingkat pengetahuan 2003). Berdasarkan hasil uji chi square
terhadap status gizi balita di Wilayah Kerja diatas terdapat 90 responden mempunyai
Puskesmas Tapin Utara Tahun 2020. pengaruh pendapatan keluarga dengan status
perdagangan menggantikan produksi gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Tapin
pangan untuk rumah tangga dan Utara. Hal ini menunjukan bahwa semakin
pendapatan yang diperoleh dari tanaman tinggi pendapatan keluarga semakin baik
perdagangan itu atau upaya peningkatan pula keadaan gizi anak.Pertumbuhan fizik
pendapatan yang lain tidak dicanangkan anak yang lebih baik pada anak tersebut
untuk membeli pangan atau bahan – bahan cukup mendpatkan asupan zat – zat gizi,
pangan yang berkualitas gizi tinggi disamping itu pada masyarakat miskin yang
(Suhardjo2005). hanya mempunyai persediaan makanan yang
Ahli ekonomi perpendapat bahwa sedikit.
dengan perbaikan taraf ekonomi maka
tingkat gizi pendukung akan meningkat. KESIMPULAN
Namun ahli gizi dapat menerima dengan a. Sebagian besar Status Gizi kurang yang
catatan, bukan hanya faktor ekonomi saja didapatkan sebesar 54 responden (
yang merupakan penentu status gizi, 60,0%), di Wilayah Kerja Puskesmas
kenyataanya masalah gizi bersifat Tapin Utara Tahun 2020
multikompleks karena tidak hanya faktor b. Sebagian besar tingkat pengetahuan
ekonomi yang berperan tetapi faktor – faktor kurang didapatkan sebesar 61 responden
lain ikut menentukan. Oleh karena itu ( 67,8%) di Wilayah Kerja Puskesmas
perbaikan gizi dapat doanggap sebagai alat Tapin Utara Tahun 2020
maupun sebagai sasaran daripada c. Sebagian besar status pekerjaan yang
bekerja ibu didapatkan sebesar 51 4. Aini dkk 2014. Pola Makan dan Status
responden (56,7%), di Wilayah Kerja Gizi Balita Di Daerah Aliran Sungai
(DAS) dan Daerah Trandas Di Wilayah
Puskesmas Tapin Utara Tahun 2020
Kerja Puskesmas Singkil
d. Sebagian besar tingkat pendapatan 5. Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian
keluarga rendah yang didapatkan Kualitatif. Jakarta : Bumi Aksara.
6. Cilota 1991. Hubungan Antara
sebesar 77 orang ( 85,6%) di Wilayah
Pendapatan Keluarga, Pengetahuan
Kerja Puskesmas Tapin Utara Tahun GiziIbu, Dan Pola Makan Dengan
2020 Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas SidoharjoKabupaten Sragen
e. Ada hubungan antara tingkat
7. Depkes RI. (2002) Pedoman Umum
pengetahuan dengan status gizi balita di Gizi Seimbang. Jakarta Direktorat
Wilayah Puskesmas Tapin Utara Tahun Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
2020 dengan p = 0,002 ( p = < 0,05) Depkes, 2000
8. Dimas setiyokusuma2014.Analisis
f. Tidak terdapat hubungan antara status Faktor–Faktor Yang Berpengaruh
pekerjaan ibu dengan status gizi balita Terhadap Pola Asuh Ibu DiKabupaten
di Wilayah Kerja Puskesmas Tapin Banyumas.
9. Dinas kesehatan Kabupaten
Utara Tahun 2020 dengan p = 0,0264 (
Tapin2018.Data Kasus Status Gizi
p = > 0,05) Balita diKabupaten Tapin
g. Ada hubungan antara tingkat 10. Dinas Kesehatan Kabupaten
Tapin2019.Data Kasus Status Gizi
pendapatan keluarga dengan status gizi
Balita DiKabupten Tapin
balita di Wilayah Kerja Puskesmas 11. Denny Apriyanto2005.Pola Asuh Dan
Tapin Utara Tahun 2020 dengan p = Status Gizi Balita DiKecamatan Lape
,Kabupatn Sumbawa Nusa Tenggara
0,012 ( p = < 0,05)
Barat
12. Emilia,E.,2008.Pengembangan Alat
Ukur Pengetahuan,Sikap dan Praktek
pada Gizi Remaja .Diakses 23 Mei
2012.
DAFTAR PUSTAKA 13. Fadli l2014 .Hubungan Status Gizi
1. Aritonang. Irianto 2013. Memantau dan Dengan Status Sosial Ekonomi
Menilai Status Gizi Anak. Yogyakarta : Keluarga Murid Sekolah Dasar Di
Letika Books Daerah Pusat Dan Pinggiran
2. Anoraga. p, 2005. Psikologi kerja. 14. Fitri mulyaningsih 2008.Hubungan
Cetakan ketiga rineka Cipta. Jakarta antara pengetahuan ibu tentang gizi
3. Almtsier 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. balita dan pola makan balita terhadap
Jakarta
status gizi balita dikecamatan Pundung Pendidikan, Pengetahuan Ibu Dan
15. Glick 2004 .Kaitan Pendidikan, Pendapatan Orang Tua Dengan Status
Pekerjaan Orang Tua Dengan Status Gizi Anak Balita Usia 1-5 Tahun Di
Gizi Anak Pra Sekolah Desa Duwet Kecamatan Wonosari
16. Hapsari 2011.Hubungan Pengetahuan Kabupaten Klaten
Gizi Ibu Dengan Status Gizi Balita di 29. Soetjiningsih2008.Hubungan Status
Desa Status Gizi Balita Gizi Dengan Perkembangan Balita Usia
17. Notoatmodjo 2016.Pengertian 1–3 Tahun Di Wilayah Kerja
Penelitian.Jakarta Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta
18. Nur Azikin 2016 Rozali.Peranan 30. Soekidjo Notoatmodjo 2007.Kesehatan
pendidikan, pekerjaan ibu dan Masyarakat Ilmu Dan Seni.Jakarta:PT.
pendapatan keluarga terhadap status Rieneka Cipta
gizi balita di posyandu RW 24 dan 08 31. Julita Nainggolan 2010.Hubungan
Wilayah Kerja Puskesmas Nusukan antara pengetahuan dan sikap gizi ibu
Kota Surakarta. Surakarta dengan status Gizi balita di wilayah
19. Notoatmodjo 2002.Pendidikan dan kerja Puskesmas Rajabasa Indah
Perilaku Kesehatan .Rineka Lampung.Lampung
Cipta.Jakarta 32. Yuli indari 2016.Hubungan status
20. Proverawati 2009.Hubungan Pola ekonomi dengan status gizi balita di
Makan Dengan Status Gizi Anak Pra Kecamatan Ajung Kabupaten
Sekolah Jember.Jember
21. SupariasaDKK.2002.Penilaian Status 33. Ronasari Mahaji Putri 2018.Hubungan
Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. pendidikan ,pekerjaan orang tua
22. Soetjiningsih,2008.Tumbuh Kembang dengan status Gizi balita di Puskesmas
Anak.Jakarta EGC. Nusukan Kota
23. Supariasadkk.2001.Penilaian status gizi 34. Puskesmas Tapin Utara 2019. Data
EGC. Jakarta Status Gizi Balita Di Kabupaten Tapin
24. Supariasa,I.D.N.,Bakri,B.,&Fajar,I.(201 35. Riskesdes 2014.Informasi mengenai
2).Penilaian Status Gizi.Jakarta: EGC status gizi anak balita
25. Soetjiningsih.2004. Tumbuh Kembang 36. Yayuk Farida Baliwati dkk
Anak.Jakarta.EGC 2004.Hubungan Antara Tingkat
26. Suhardjo2003Perencanaan Pangan Pengetahuan Gizi Balita,pola Makan
Dan Gizi.Jakarta.BumiAksara Balita Dengan Status Gizi Balita
27. SusiPrehanaWati2018.Hubungan DiWilayah Kerja Puskesmas Kedung
Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Ibu wuni II Kabupaten Pekalongan
Dan Pendapatan Orang Tua Dengan
Status Gizi Balita Usia 1-5 Tahun.
Klaten
28. Sadiaoetomo.2010.Hubungan Tingkat

Anda mungkin juga menyukai