Anda di halaman 1dari 17

PENGUJIAN TARIK

OLEH:
TITO ENDRAMAWAN
Pendahuluan

¨ pengujian tarik merupakan jenis pengujian yang paling banyak dilakukan


karena mampu memberikan informasi representatif dari perilaku mekanis
material. Pengujian tarik berfungsi untuk mengetahui kemampuan suatu
bahan terhadap penerapan beban statis secara lambat.

¨ Umumnya benda uji yang digunakan adalah padat dan silindris, beberapa
ada yang berbentuk lembaran plat maupun berbentuk seperti pipa dalam
berbagai ukuran.

¨ Pengujian tarik yang dilakukan pada suatu material padatan (logam dan
nonlogam) dapat memberikan keterangan yang relatif lengkap mengenai
perilaku material tersebut terhadap pembebanan mekanis
Informasi dari pengujian tarik

¨ Batas proporsionalitas (proportionality limit, merupakan daerah


batas dimana tegangan dan regangan mempunyai hubungan
proporsionalitas satu dengan lainnya.

¨ Batas elastis (elastic limit), adalah daerah dimana bahan akan


kembali kepada panjang semula bila tegangan luar dihilangkan.
Daerah proporsionalitas merupakan bahagian dari batas elastik ini.
Selanjutnya bila bahan terus diberikan tegangan (deformasi dari
luar) maka batas elastis akan terlampaui pada akhirnya sehingga
bahan tidak akan kembali kepada ukuran semula. Dengan kata lain
dapat didefinisikan bahwa batas elastis merupakan suatu titik
dimana tegangan yang diberikan akan menyebabkan terjadinya
deformasi permanen (plastis) pertama kalinya.
Spesimen Uji Tarik

¨ Xfa
Proses Uji Tarik

¨ Sampel atau benda uji dengan ukuran dan bentuk tertentu ditarik dengan
beban kontinyu sambil diukur pertambahan panjangnya. Data yang
didapat berupa perubahan panjang dan perubahan beban yang
selanjutnya ditampilkan dalam bentuk grafik tegangan-regangan.

¨ Tahapan pengujian tarik


Ø Pembuatan spesimen sesuai standar
Ø Pemasangan benda uji pada alat uji
Ø Pengaturan beban pada alat
Ø Menyalakan mesin uji
Ø Mengukur hasil uji
Ø Analisis data hasil pengukuran
Mode Perpatahan Material

¨ Sampel hasil pengujian tarik dapat menunjukkan beberapa


tampilan perpatahan seperti:

a. Sangat ulet b. Ulet c. Getas


Mode Perpatahan Material (Lanjutan)

v Perpatahan Ulet
Tahapan terjadinya perpatahan ulet pada sampel uji tarik melalui
beberapa tahap diantaranya adalah:
1) Penyempitan awal;
2) Pembentukan rongga-rongga kecil (cavity);
3) Penyatuan rongga-rongga membentuk suatu retakan;
4) Perambatan retak;
5) Perpatahan geser akhir pada sudut 45°.
Mode Perpatahan Material (Lanjutan)

v Perpatahan Getas
Perpatahan getas memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Ø Tidak ada atau sedikit sekali deformasi plastis yang terjadi pada
material.
Ø Retak atau perpatahan merambat sepanjang bidang-bidang kristalin
membelah atom-atom material (transgranular).
Ø Pada material lunak dengan butir kasar (coarse-grain) maka dapat
dilihat pola-pola yang dinamakan chevrons or fan-like pattern yang
berkembang keluar dari daerah awal kegagalan.
Ø Material keras dengan butir halus (fine-grain) tidak memiliki pola-pola
yang mudah dibedakan.
Ø Material amorphous (seperti gelas) memiliki permukaan patahan yang
bercahaya dan mulus.
Perhitungan hasil uji tarik

1. Engineering Stress
Merupakan tegangan yang ditanggung oleh material dengan
pertambahan beban yang terjadi. Engineering stress ditentukan dari
tegangan yang terjadi berbanding dengan luas permukaan awal benda.

Dimana: σ = Tegangan yang terjadi (MPa)


F = Beban (N)
A0= Luas Penampang awal (mm2)
Perhitungan hasil uji tarik (Lanjutan)

2. Engineering Strain
Merupakan pertambahan panjang setelah pembebanan pada suatu
material berbanding dengan panjang material sebelum diberi beban.

Dimana: ε = regangan
ΔL = Pertambahan panjang (mm)
L0 = Panjang awal material (mm)
Perhitungan hasil uji tarik (Lanjutan)

3. Tegangan yield
Titik ini merupakan suatu batas dimana material akan terus mengalami
deformasi tanpa adanya penambahan beban. Baja berkekuatan tinggi
dan besi tuang yang getas umumnya tidak memperlihatkan batas luluh
yang jelas. Untuk menentukan kekuatan luluh material seperti ini maka
digunakan suatu metode yang dikenal sebagai Metode Offset. Dengan
metode ini kekuatan luluh (yield strength) ditentukan sebagai tegangan
dimana bahan memperlihatkan batas penyimpangan/deviasi tertentu
dari proporsionalitas tegangan dan regangan
Perhitungan hasil uji tarik (Lanjutan)

4. Tensile Strength
Merupakan tegangan maksiumum yang dapat ditanggung oleh material
sebelum terjadinya perpatahan (fracture). Nilai kekuatan tarik maksimum
ditentukan dari beban maksium dibagi luas penampang awal

Dimana:
Perhitungan hasil uji tarik (Lanjutan)

5. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas atau modulus Young merupakan ukuran kekakuan suatu
material. Semakin besar harga modulus ini maka semakin kecil regangan
elastis yang terjadi pada suatu tingkat pembebanan tertentu, atau dapat
dikatakan material tersebut semakin kaku (stiff)

Dimana: E = Modulus elastisitas (MPa)


ε = Regangan
σ = Tegangan (MPa)
Perhitungan hasil uji tarik (Lanjutan)

6. % Elongation
Diukur sebagai penambahan panjang ukur setelah perpatahan terhadap
panjang awalnya.

Dimana: Lf = Panjang ukur setelah patah


L0 = Panjang ukur sebelum patah

7. % Reduction Area
Diukur sebagai pengurangan luas penampang (cross-section) setelah
perpatahan terhadap luas penampang awalnya.
Perhitungan hasil uji tarik (Lanjutan)

8. Engineering Stress at fracture


Tegangan yang terjadi pada material berupa beban yang diterima material
sesaat sebelum patah terhadap luas penampang material.

Dimana: Ff = beban sesaat sebelum patah (N)

9. True Stress at Fracture


Tegangan yang terjadi pada material berupa beban yang diterima material
sesaat sebelum patah terhadap luas penampang setelah patah

Dimana: Af = Luas penampang setelah patah (mm)


Contoh soal
Hasil uji Tarik

Anda mungkin juga menyukai