Anda di halaman 1dari 29

 

Langkah ke 1

Piston bergerak dari TMA ke TMB.

1. Saat bergerak dari TMA ke TMB, piston akan menekan ruang bilas yang berada
di bawahnya. Semakin jauh piston meninggalkan TMA menuju TMB akan
semakin meningkat pula tekanan di ruang bilas.
2. Pada titik tertentu, piston (ring piston) akan melewati lubang pembuangan gas
dan lubang pemasukan gas. Posisi masing-masing lubang tergantung dari desain
perancang. Umumnya ring piston akan melewati lubang pembuangan terlebih
dahulu.
3. Pada saat ring piston melewati lubang pembuangan, gas di dalam ruang bakar
keluar melalui lubang pembuangan.
4. Pada saat ring piston melewati lubang pemasukan, gas yang tertekan di dalam
ruang bilas akan terpompa masuk ke dalam ruang bakar, sekaligus mendorong
keluar gas yang ada di dalam ruang bakar menuju lubang pembuangan.
5. Piston terus menekan ruang bilas sampai titik TMB, sekaligus memompa gas
dalam ruang bilas menuju ke dalam ruang bakar.

Langkah ke 2

Piston bergerak dari TMB ke TMA.

1. Saat bergerak dari TMB ke TMA, piston akan menghisap gas hasil percampuran
udara, bahan bakar dan pelumas ke dalam ruang bilas. Percampuran ini
dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi.
2. Saat melewati lubang pemasukan dan lubang pembuangan, piston akan
mengkompresi gas yang terjebak di dalam ruang bakar.
3. Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar sampai TMA.
4. Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA, busi akan menyala untuk
membakar gas dalam ruang bakar. Waktu nyala busi tidak terjadi saat piston
sampai ke TMA, melainkan terjadi sebelumnya. Ini dimaksudkan agar puncak
tekanan akibat pembakaran dalam ruang bakar bisa terjadi saat piston mulai
bergerak dari TMA ke TMB, karena proses pembakaran membutuhkan waktu
untuk bisa membuat gas terbakar dengan sempurna oleh nyala api busi.

BACA JUGA :  6 Hal yang Harus Kamu Ketahui dalam Merawat Ban

Teman-teman sudah kenalkan mesin 2 tak tu bagaimana, sekarang kita lanjut kenalan
dengan mesin 4 tak yang sekarang sudah menjadi mesin mainstream yang banyak dipakai
di kendaraan beroda.

 
Mesin 4 Tak

Mesin 4 tak itu mesin yang melunasi 4 siklus mesin bakar dengan melakukan 2 putaran
kruk as/crankshaft. Mesin ini berputar 2 kali atau 720 derajat untuk melakukan 4 siklus,
sehingga 1 putaran kruk as/crankshaft (360 derajat) melakukan 2 siklus. Dimana, mesin ini
kurang responsif dibandingkan mesin 2 tak tetapi mesin ini lebih effisien. Mesin ini lebih
ramah lingkungan karena mesin ini hanya meminum bensin saja, tidak ada oli samping.
Mesin ini mengeluarkan tenaga relatif di putaran/RPM lebih rendah dibandingkan mesin 2
tak, dan tenaga yang dikeluarkan lebih rendah juga.

Mesin ini menggunakan klep/valve yang digerakan oleh noken as yang tidak dipakai oleh
mesin 2 tak, sehingga semua siklus yang harus dilakukan lebih sempurna. Pada mesin
motor, oli mesin 4 tak menjadi 1 untuk melumasi keseluruhan mesin dan transmisi pada
mobil tetap terpisah karena saluran oli mesin dan transmisi terpisah.
Mari kita bahas lebih dalam tentang siklusnya mesin 4 tak.

Langkah ke 1 

Piston bergerak dari TMA ke TMB, posisi katup masuk terbuka dan katup keluar tertutup,
mengakibatkan udara (mesin diesel) atau gas (sebagian besar mesin bensin) terhisap
masuk ke dalam ruang bakar. Proses udara atau gas sebelum masuk ke ruang bakar dapat
dilihat pada sistem pemasukkan.

Langkah ke 2 

Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk dan keluar tertutup, mengakibatkan
udara atau gas dalam ruang bakar terkompresi. Beberapa saat sebelum piston sampai pada
posisi TMA, waktu penyalaan (timing ignition) terjadi (pada mesin bensin berupa nyala busi
sedangkan pada mesin diesel berupa semprotan (suntikan) bahan bakar).
Langkah ke 3 

Gas yang terbakar dalam ruang bakar akan meningkatkan tekanan dalam ruang bakar,
mengakibatkan piston terdorong dari TMA ke TMB. Langkah ini adalah proses yang akan
menghasilkan tenaga.

Langkah ke 4

Piston bergerak dari TMB ke TMA, Posisi katup masuk terutup dan katup keluar terbuka,
mendorong sisa gas pembakaran menuju ke katup keluar yang sedang terbuka untuk
diteruskan ke lubang pembuangan.

Kesimpulannya mari kita lihat dalam tabel dibawah ini.

PERBEDAAN 2 TAK DAN 4 TAK

2 TAK 4 TAK

a. Dalam 1 siklus pembakaran hanya a. dalam 1 siklus pembakaran


membutuhkan 1 putaran mesin membutuhkan 2 putaran mesin
b. memakai membrane sebagai pengganti b. menggunakan klep/valve
klep/valve
c. tidak menggunakan noken as/camshaft c. menggunakan noken as/camshaft
d. memiliki kompresi primer dan sekunder d. hanya memiliki kompresi primer
e. lebih responsif / akselerasi bagus f. kurang responsif / akselerasi kurang dari
pada mesin 2 tak
f. menggunakan oli samping yang g. hanya menggunakan oli dan tidak
tercampur dengan bensin untuk tercampur oleh bensin untuk pelumasan kruk
pelumasan kruk as / crankshaft as / crankshaft
 

Sekarang teman-teman sudah taukan gimana mesin 2 tak dan mesin 4 tak, dan perbedaan
dari masing-masing mesin.
Pengertian Generator
Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik melalui proses induksi
elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanis dari prime mover atau penggerak mula. Prinsip
kerja dari generator sesuai dengan hukum Lens, yaitu arus listrik yang diberikan pada stator akan
menimbulkan momen elektromagnetik yang bersifat melawan putaran rotor sehingga menimbulkan EMF pada
kumparan rotor.

Tegangan EMF ini akan menghasilkan suatu arus jangkar. Jadi diesel sebagai prime mover akan memutar rotor
generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar menimbulkan medan magnit yang berpotongan dengan
konduktor pada stator dan menghasilkan tegangan pada stator. Karena terdapat dua kutub yang berbeda yaitu
utara dan selatan, maka pada 90o pertama akan dihasilkan tegangan maksimum positif dan pada sudut 270o
kedua akan dihasilkan tegangan maksimum negatif. Ini terjadi secara terus menerus/continue. Bentuk tegangan
seperti ini lebih dikenal sebagai fungsi tegangan bolak-balik.

Generator arus bolak-balik sering disebut sebagai generator sinkron atau alternator. Generator arus bolak-balik
memberikan hubungan yang sangat penting dalam proses perubahan energi dari batu bara, minyak, gas, atau
uranium ke dalam bentuk yang bermanfaat untuk digunakan dalam industri atau rumah tangga. Dalam
generator arus bolak-balik bertegangan rendah yang kecil, medan diletakan pada bagian yang berputar atau
rotor dan lilitan jangkar pada bagian yang diam atau stator dari mesin

Konstruksi Generator
Generator terdiri dari dua bagian yang paling utama, yaitu:
1. Bagian yang diam (stator).
2. Bagian yang bergerak (rotor).

Konstruksi Generator Sinkron

*) Bagian yang diam (Stator)


Bagian yang diam (stator) terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1. Inti stator.
Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-laminasi yang diikat serapat mungkin untuk menghindari
rugi-rugi arus eddy (eddy current losses). Pada inti ini terdapat slot-slot untuk menempatkan konduktor dan
untuk mengatur arah medan magnetnya.

2. Belitan stator.
Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang terdapat di dalam slot-slot dan ujung-ujung
kumparan. Masing-masing slot dihubungkan untuk mendapatkan tegangan induksi.
3. Alur stator.
Merupakan bagian stator yang berperan sebagai tempat belitan stator ditempatkan.

4. Rumah stator.
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang yang berbentuk silinder. Bagian belakang dari rumah
stator ini biasanya memiliki sirip-sirip sebagai alat bantu dalam proses pendinginan.

*) Bagian yang bergerak (Rotor)


Rotor adalah bagian generator yang bergerak atau berputar. Antara rotor dan stator dipisahkan oleh celah udara
(air gap). Rotor terdiri dari dua bagian umum, yaitu:
1. Inti kutub
2. Kumparan medan

Pada bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor yang memiliki fungsi sebagai jalan atau jalur fluks magnet
yang dibangkitkan oleh kumparan medan. Pada kumparan medan ini juga terdapat dua bagian, yaitu bagian
penghantar sebagai jalur untuk arus pemacuan dan bagian yang diisolasi. Isolasi pada bagian ini harus benar-
benar baik dalam hal kekuatan mekanisnya, ketahanannya akan suhu yang tinggi dan ketahanannya terhadap
gaya sentrifugal yang besar.

Konstruksi rotor untuk generator yang memiliki nilai putaran relatif tinggi biasanya menggunakan konstruksi
rotor dengan kutub silindris atau ”cylinderica poles” dan jumlah kutubnya relatif sedikit (2, 4, 6). Konstruksi
ini dirancang tahan terhadap gaya-gaya yang lebih besar akibat putaran yang tinggi.

Konstruksi Rotor Kutub Silindris


Untuk putaran generator yang relatif rendah atau sedang (kurang dari 1000 rpm), dipakai konstruksi rotor
dengan kutub menonjol atau ”salient pole” dengan jumlah kutub-kutub yang relatif banyak.
Konstruksi Generator Kutub Menonjol
Pada prinsipnya, salah satu dari penghantar atau kutub-kutub ini dibuat sebagai bagian yang tetap sedangkan
bagian-bagian yang lainnya dibuat sebagai bagian yang berputar.

Prinsip Kerja Generator AC

Prinsip Kerja Generator AC


Generator AC bekerja berdasarkan atas prinsip dasar induksi elektromagnetik. Tegangan bolak-balik akan
dibangkitkan oleh putaran medan magnetik dalam kumparan jangkar yang diam. Dalam hal ini kumparan
medan terletak pada bagian yang sama dengan rotor dari generator. Nilai dari tegangan yang dibangkitkan
bergantung pada :

1. Jumlah dari lilitan dalam kumparan.


2. Kuat medan magnetik, makin kuat medan makin besar tegangan yang diinduksikan.
3. Kecepatan putar dari generator itu sendiri.

Prinsip generator ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan akan diinduksikan pada konduktor
apabila konduktor tersebut bergerak pada medan magnet sehingga memotong garis-garis gaya. Hukum tangan
kanan berlaku pada generator dimana menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah
medan magnet, dan arah resultan dari aliran arus yang terinduksi. Apabila ibu jari menunjukkan arah gerakan
penghantar, telunjuk menunjukkan arah fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran elektron yang terinduksi.
Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai pengganti penghantar yang digerakkan.

Terdapat dua jenis konstruksi dari generator ac, jenis medan diam atau medan magnet dibuat diam dan medan
magnet berputar.

Eksitasi Generator AC
Sistem eksitasi secara konvensional dari sebuah generator arus bolak-balik terdiri atas sumber arus searah yang
dihubungkan ke medan generator ac melalui cincin-slip dan sikat-sikat. Sumber dc biasanya diperoleh dari
generator arus searah yang digerakkan dengan motor atau penggerak mula yang sama dengan penggerak mula
generator bolak-balik. Setelah datangnya zat padat, beberapa sistem eksitasi yang berbeda telah dikembangkan
dan digunakan. Salah satunya adalah daya diambil dari terminal generator ac, diubah ke daya dc oleh
penyearah zat padat dan kemudian dicatu ke medan generator ac dengan menggunakan cincin-slip
konvensional dan sikat-sikat.

Dalam sistem serupa yang digunakan oleh generator dengan kapasitas daya yang lebih besar, daya dicatukan
ke penyearah zat padat dari lilitan tiga fase terpisah yang terletak diatas alur stator generator. Satu-satunya
fungsi dari lilitan ini adalah menyediakan daya eksitasi untuk generator. Sistem pembangkitan lain yang masih
digunakan baik dengan generator sinkron tipe kutub-sepatu maupun tipe rotor-silinder adalah sistem tanpa
sikat-sikat, yang mana generator ac kecil dipasang pada poros yang sama sebagai generator utama yang
digunakan untuk pengeksitasi. Pengeksitasi ac mempunyai jangkar yang berputar, keluarannya kemudian
disearahkan oleh penyearah dioda silikon yang juga dipasang pada poros utama.

Keluaran yang telah disearahkan dari pengeksitasi ac, diberikan langsung dengan hubungan yang diisolasi
sepanjang poros ke medan generator sinkron yang berputar. Medan dari pengeksitasi ac adalah stasioner dan
dicatu dari sumber dc terpisah. Berarti tegangan yang dibangkitkan oleh generator sinkron dapat dikendalikan
dengan mengubah kekuatan medan pengeksitasi ac. Jadi sistem pengeksitasi tanpa sikat tidak menggunakan
komutator yang akan memperbaiki keandalan dan menyederhanakan pemeliharaan umum.
Jenis-jenis Komponen Elektronika
beserta Fungsi dan Simbolnya
Dickson Kho Komponen Elektronika

Jenis-jenis Komponen Elektronika beserta Fungsi dan Simbolnya – Peralatan Elektronika


adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan
masing-masing Komponen Elektronika tersebut memiliki fungsi-fungsinya tersendiri di dalam
sebuah Rangkaian Elektronika. Seiring dengan perkembangan Teknologi, komponen-komponen
Elektronika makin bervariasi dan jenisnya pun bertambah banyak. Tetapi komponen-
komponen dasar pembentuk sebuah peralatan Elektronika seperti Resistor, Kapasitor,
Transistor, Dioda, Induktor dan IC masih tetap digunakan hingga saat ini.

Jenis-jenis Komponen Elektronika


Berikut ini merupakan Fungsi dan Jenis-jenis Komponen Elektronika dasar yang sering
digunakan dalam Peralatan Elektronika beserta simbolnya.

A. Resistor

Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah Komponen Elektronika Pasif yang
berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika.
Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Nilai Resistor biasanya diwakili dengan
Kode angka ataupun Gelang Warna yang terdapat di badan Resistor. Hambatan Resistor sering
disebut juga dengan Resistansi atau Resistance.

Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah :

1. Resistor yang Nilainya Tetap


2. Resistor yang Nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga dengan
Variable Resistor ataupun Potensiometer.
3. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, Resistor jenis ini
disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor
4. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, Resistor jenis ini
disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature
Coefficient)

Gambar dan Simbol Resistor :

B. Kapasitor (Capacitor)
Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika Pasif yang
dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi Kapasitor
(Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian Tuner,
sebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di dalam Rangkaian Power Supply
(Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator) adalah Farad (F)
Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :

1. Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada bahan
pembuatannya maka Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari Kapasitor Kertas,
Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor Keramik.
2. Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan Negatif, Kapasitor
tersebut adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan Kapasitor
Tantalum
3. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini sering disebut dengan Variable
Capasitor.

Gambar dan Simbol Kapasitor :

C. Induktor (Inductor)

Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen Elektronika Pasif yang
berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga sebagai alat kopel (Penyambung).
Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau Rangkaian Elektronika yang
berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio. Satuan Induktansi untuk
Induktor adalah Henry (H).
Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :

1. Induktor yang nilainya tetap


2. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil Variable.

Gambar dan Simbol Induktor :

D. Dioda (Diode)

Diode adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke
satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Diode terdiri dari 2 Elektroda yaitu
Anoda dan Katoda.
Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :

1. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan berfungsi
sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
2. Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian setelah
tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan. Tegangan tersebut
sering disebut dengan Tegangan Zener.
3. LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik.
4. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga sering
digunakan sebagai Sensor.
5. Dioda Schottky (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang berfungsi sebagai
pengendali .
6. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser. Dioda Laser
sering disingkat dengan LD.
Gambar dan Simbol Dioda:

E. Transistor

Transistor merupakan Komponen Elektronika Aktif yang memiliki banyak fungsi dan
merupakan Komponen yang memegang peranan yang sangat penting dalam dunia Elektronik
modern ini. Beberapa fungsi Transistor diantaranya adalah sebagai Penguat arus, sebagai
Switch (Pemutus dan penghubung), Stabilitasi Tegangan, Modulasi Sinyal, Penyearah dan lain
sebagainya. Transistor terdiri dari 3 Terminal (kaki) yaitu Base/Basis (B), Emitor (E) dan
Collector/Kolektor (K). Berdasarkan strukturnya, Transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur yaitu PNP
dan NPN. UJT (Uni Junction Transistor), FET (Field Effect Transistor) dan MOSFET (Metal Oxide
Semiconductor FET) juga merupakan keluarga dari Transistor.

Gambar dan Simbol Transistor :


F. IC (Integrated Circuit)

IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan
bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah
Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga
bermacam-macam, mulai dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC
juga beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol hingga media penyimpanan.
Pada umumnya, IC adalah Komponen Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah
Peralatan Elektronika. IC merupakan komponen Semi konduktor yang sangat sensitif terhadap
ESD (Electro Static Discharge).
Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai Otak pada sebuah Komputer yang disebut sebagai
Microprocessor terdiri dari 16 juta Transistor dan jumlah tersebut belum lagi termasuk
komponen-komponen Elektronika lainnya.

Gambar dan Simbol IC (Integrated Circuit) :


G. Saklar (Switch)

Saklar adalah Komponen yang digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan aliran
listrik. Dalam Rangkaian Elektronika, Saklar sering digunakan sebagai ON/OFF dalam peralatan
Elektronika.

Gambar dan Simbol Saklar (Switch) :

Belajar elektronika haruslah mengetahui, memahami dan hafal dengan simbol-simbol komponen
yang digunakan dalam sebuah rangkaian elektronika. Memperbaiki televisi, radio, tape, VCD/DVD dan
peralatan elektronika akan kesulitan jika tidak tahu simbol-simbol komponen yang digunakan dalam
papan rangkaian elektronika.

Untuk anda yang sedang belajar elektronika atau ingin mempelajarinya, berikut ini adalah kumpulan
daftar simbol elektronika dan dan simbol komponen listrik.

SIMBO
NAMA KOMPONEN KETERANGAN
L

Simbol Sambungan

Kabel/ Wire Listrik Kabel penghubung (konduktor)


Koneksi kabel Terhubung

Kabel tidak koneksi Terputus (tidak terhubung)

Simbol Saklar (Switch) dan Simbol Relay

Toggle Switch SPST Terputus dalam kondisi open

Toggle Switch SPDT Memilih dua terminal koneksi

Saklar Push-Button (NO) Terhubung ketika ditekan

Saklar Push-Button (NC) Terputus ketika ditekan

DIP Switch Multiswitch(Saklar banyak)

Relay SPST

Koneksi (Open dan Close) digerakan oleh


elektromagnetik.

Relay SPDT

Jumper Koneksi dengan pemasangan jumper

Solder Bridge Koneksi dengan cara disolder

Simbol Ground
Earth Ground Referensi 0 sebuah sumber listrik

Ground yang dihubungkan pada body sebuah


Chassis Ground
rangkaian listrik

Common/ Digital Ground

Simbol Resistor

Resistor

Resistor berfungsi untuk menahan arus yang


mengalir dalam rangkaian listrik

Resistor

Potensio Meter

Menahan arus dalam rangkaian listrik tetapi


nilai resistansi dari 3 titik terminal dapat diatur

Potensio Meter

Variable Resistor

Menahan arus dalam rangkaian listrik tetapi


nilai resistansi dari 2 titik terminal dapat diatur

Variable Resistor

Simbol Condensator (Kapasitor)

Condensator Bipolar Berfungsi untuk menyimpan arus listrik


sementara waktu
Condensator Nonpolar

Condensator Bipolar Electrolytic Condensator (ELCO)

Kapasitor berpolar Electrolytic Condensator (ELCO)

Condensator yang nilai kapasitansinya dapat


Kapasitor Variable
diatur

Simbol Kumparan (Induktor)

Induktor, lilitan, kumparan, Dapat menghasilkan medan magnet ketika


spul, coil dialiri arus listrik

Induktor dengan inti besi Kumparan dengan inti besi seperi pada trafo

Variable Induktor Lilitan yang nilai induktansinya dapat diatur

Simbol Power Supply

Sumber tegangan DC Menghasilkan tegangan searah tetap (konstan)

Sumber Arus Menghasilkan sumber arus tetap

Sumber teganga bolak-balik seperti dari PLN


Sumber tegangan AC
(Perusahaan Listrik Negara)
Penghasil tegangan listrik bolah-balik seperti
Generator pembangkit listrik di PLN (Perusahaan Listrik
Negara)

Battery Menghasilkan tegangan searah tetap

Battery lebih dari satu Cell Menghasilkan tegagan searah tetap

Sumber tegangan yang dapat Sumber tegangan yang berasal dari rangkaian
diatur listrik lain

Sumber arus yang dapat Sumber arus yang berasal dari rangkaian listrik
diatur lain

Simbol Meter (Alat Ukur)

Volt Meter Mengukur tegangan listrik dengan satuan Volt

Ampere Meter Mengukur arus listrik dengan satuan Ampere

Ohm Meter Mengukur resistansi dengan satuan Ohm

Watt Metter Mengukur daya listrik dengan satuan Watt

Simbol Lampu

Lampu Akan menghasilkan cahaya ketika dialiri arus


listrik
Lampu

Lampu

Simbol Dioda

Berfungsi sebagai penyearah yang dapat


Dioda mengalirkan arus listrik satu arah (forward
bias)

Dioda Zener Penyetabil Tegangan DC (Searah)

Dioda dengan drop tegangan rendah, biasanya


Dioda Schottky
terdapat dalam IC logika

Dioda Varactor Gabungan Dioda dan Kapasitor

Dioda Tunnel Dioda Tunnel

Akan menghasilkan cahaya ketika dialiri arus


LED (Light Emitting Diode)
listrik DC satu arah

Menhasilkan arus listrik ketika mendapat


Photo Dioda
cahaya

Simbol Transistor

Arus listrik akan mengalir (EC) ketika basis (B)


Transitor Bipolar NPN
diberi positif
Arus listrik akan mengalir (CE) ketika basis (B)
Transistor Bipolar PNP
diberi negatif

Gabungan dari dua transistor Bipolar untuk


Transitor Darlington
meningkatkan penguatan

Transistor JFET-N Field Effect Transistor kanal N

Transistor JFET-P Field Effect Transistor kanal P

Transistor NMOS Transistor MOSFET kanal N

Transistor PMOS Transistor MOSFET kanal P

Simbol Komponen Lain

Motor Motor Listrik

Trafo, Transformer,
Penurun dan penaik tegangan AC (Bolak Balik)
Transformator

Bel Listrik Berbunyi ketika dialiri arus listrik

Buzzer Penghasil suara buzz saat dialiri arus listrik

Fuse, Sikring Pengaman. Akan putus ketika melebihi


kapasitas arus
Fuse, Sikring

Bus

Bus Terdiri dari banyak jalur data atau jalur address

Bus

Sebagi isolasi antar dua rangkaian yang


Opto Coupler
berbeda. Dihubungkan oleh cahaya

Speaker Mengubah signal listrik menjadi suara

Mic, Microphone Mengubah signal suara menjadi arus listrik

Op-Amp, Operational
Penguat signal input
Amplifier

Schmitt Trigger Dapat mengurangi noise

ADC, Analog to Digital Mengubah signal analog menjadi data digital

DAC, Digital to Analog Mengubah data digital menjadi signal analog


Crystal, Ocsilator Penghasil pulsa

Simbol Antenna

Antenna

Pemancar dan penerima signa radio

Antenna

Dipole Antenna Gabungan dari simple Antenna

Simbol Gerbang Logika (Digital)

NOT Gate Output akan merupakan kebalikan input

AND Gate Output akan 0 jika salah satu input 0

NAND Gate Output akan 1 jika salah satu input 0

OR Gate Output akan 1 jika salah satu input 1

NOR Gate Output akan0 jika salah satu input 1

EX-OR Gate Output akan 0 jika input sama


D-Flip-Flop Dapat berfungsi sebagai penyimpad data

Multiplexer 2 to 1

Menyeleksi salah satu data input yang akan


dikirim ke output

Multiplexer 4 to 1

Menyeleksi data input untuk dikirim ke salah


D-Multiplexer 1 to 4
satu output

Pengertian Daya Listrik dan Rumus


untuk Menghitungnya
Dickson Kho Teori Elektronika

Pengertian Daya Listrik dan Rumus untuk Menghitungnya – Daya Listrik atau dalam bahasa
Inggris disebut dengan Electrical Power adalah jumlah energi yang diserap atau dihasilkan
dalam sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber Energi seperti Tegangan listrik akan menghasilkan
daya listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya akan menyerap daya listrik tersebut.
Dengan kata lain, Daya listrik adalah tingkat konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau
rangkaian listrik. Kita mengambil contoh Lampu Pijar dan Heater (Pemanas), Lampu pijar
menyerap daya listrik yang diterimanya dan mengubahnya menjadi cahaya sedangkan Heater
mengubah serapan daya listrik tersebut menjadi panas. Semakin tinggi nilai Watt-nya semakin
tinggi pula daya listrik yang dikonsumsinya.

Sedangkan berdasarkan konsep usaha, yang dimaksud dengan daya listrik adalah besarnya
usaha dalam memindahkan muatan per satuan waktu atau lebih singkatnya adalah Jumlah
Energi Listrik yang digunakan tiap detik. Berdasarkan definisi tersebut, perumusan daya listrik
adalah seperti dibawah ini :

P=E/t

Dimana :

P = Daya Listrik
E = Energi dengan satuan Joule
t = waktu dengan satuan detik

Dalam rumus perhitungan, Daya Listrik biasanya dilambangkan dengan huruf “P” yang
merupakan singkatan dari Power. Sedangkan Satuan Internasional (SI) Daya Listrik adalah Watt
yang disingkat dengan W. Watt adalah sama dengan satu joule per detik (Watt = Joule / detik)

Satuan turunan Watt yang sering dijumpai diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1 miliWatt  = 0,001 Watt
1 kiloWatt = 1.000 Watt
1 MegaWatt = 1.000.000 Watt

Rumus Daya Listrik


Rumus umum yang digunakan untuk menghitung Daya Listrik dalam sebuah Rangkaian Listrik
adalah sebagai berikut  :

P=VxI

Atau

P = I2R
P = V2/R

Dimana :
P = Daya Listrik dengan satuan Watt (W)
V = Tegangan Listrik dengan Satuan Volt (V)
I = Arus Listrik dengan satuan Ampere (A)
R = Hambatan dengan satuan Ohm (Ω)

Contoh-contoh Kasus Perhitungan Daya Listrik


Contoh Kasus I :

Sebuah Televisi LCD memerlukan Tegangan 220V dan Arus Listrik sebesar 1,2A untuk
mengaktifkannya. Berapakah Daya Listrik yang dikonsumsinya ?

Penyelesaiannya

Diketahui :

V = 220V
I = 1,2A
P=?

Jawaban :

P=VxI
P = 220V x 1,2A
P = 264 Watt
Jadi Televisi LCD tersebut akan mengkonsumsi daya listrik sebesar 264 Watt.

Contoh Kasus II :

Seperti yang terlihat pada rangkaian dibawah ini hitunglah Daya Listrik yang dikonsumsi oleh
Lampu Pijar tersebut. Yang diketahui dalam rangkain dibawah ini hanya Tegangan dan
Hambatan.

Penyelesaiannya 

Diketahui :

V = 24V
R = 3Ω
P=?

Jawaban :

P = V2/R
P = 242 / 3
P = 576 / 3
P = 192W
Jadi daya listrik yang dikonsumsi adalah 192W.

Persamaan Rumus Daya Listrik


Dalam contoh kasus II, variabel yang diketahui hanya Tegangan (V) dan Hambatan (R), jadi kita
tidak dapat menggunakan Rumus dasar daya listrik yaitu P=VI, namun kita dapat menggunakan
persamaan berdasarkan konsep Hukum Ohm untuk mempermudah perhitungannya.

Hukum Ohm :
V=IxR
Jadi, jika yang diketahui hanya Arus Listrik (I) dan Hambatan (R) saja.

P=VxI
P = (I x R) x I
P = I2R –> dapat menggunakan rumus ini untuk mencari daya listrik

Sedangkan penjabaran rumus jika diketahui hanya Tegangan (V) dan Hambatan (R) saja.

P=VxI
P = V x (V / R)
P = V2 / R –> dapat menggunakan rumus ini untuk mencari daya listrik

Hubungan Horsepower (hp) dengan Watt


Hampir semua peralatan listrik menggunakan Watt sebagai satuan konsumsi daya listrik. Tapi
ada juga peralatan tertentu yang menggunakan satuan Horsepower (hp). Dalam Konversinya, 1
hp = 746 watt.

Anda mungkin juga menyukai