Anda di halaman 1dari 3

TUGAS BIOTEKNOLOGI BUDIDAYA

PERIKANAN

OLEH :

MUHAMMAD IMRAN

UBDI A

20.3.12.123

PENGAMPU :

HAMDANI, S.St.Pi, M.Tr.Pi

POLITEKNIK

KELAUTAN DAN PERIKANAN PARIAMAN

2021/2022

1.) Contoh Teknik Biota Ikan Yang dapat dilakukan dengan Hibdridasi
Ikan Nila

Untuk mendapatkan benih yang unggul, perbaikan kualitas genetik ikan dapat dilakukan melalui
selective breeding yang merupakan salah satu program pemuliaan benih. Aktivitas yang sudah dilakukan
untuk mewujudkan hal tersebut adalah mendatangkan beberapa jenis varietas unggul hasil pemuliaan
dari luar negeri. Selain itu, kegiatan pembibitan ikan nila di Indonesia juga memanfaatkan variasi yang
ada dalam negeri dengan cara memperkenalkan beberapa varietas nila.

Selective breeding

Upaya peningkatan kualitas induk nila yang akan diterapkan dalam kegiatan budidaya dapat dilakukan
dengan selective breeding, yaitu dengan menggunakan induk berkualitas tinggi. Benih terlebih dahulu
akan disimpan sampai menjadi induk melalui seleksi genetik. Seleksi genetik adalah program pemuliaan
yang bertujuan untuk meningkatkan susunan genetik ikan induk yang akan digunakan sehingga dapat
menghasilkan benih yang unggul dan produktif.

Selective breeding hanya menggunakan persilangan ikan induk yang memiliki karakteristik terbaik dalam
populasi. Misalnya, Nila Larasati (Red Tilapia Strain Janti) yang telah diproduksi di PBIAT Janti dengan
mengacu pada program pemuliaan antara induk Kuntistrain GIFT (GG) betina dan strain Pandu
Singapore (SS) jantan.

Calon induk yang telah dipilih berdasarkan seleksi alam sehingga mereka telah beradaptasi dengan
lingkungan di PBIAT Janti dan dikawinkan secara alami untuk menghasilkan larva. Jumlah larva nila yang
dihasilkan antara 400-1250 ikan dari sepasang induk. Larva yang dihasilkan kemudian dipelihara sampai
mereka menjadi bibit dengan panjang 3-5 cm. Benih dari pemeliharaan dipanen dan kemudian dipilih
menggunakan proses penilaian dengan bantuan alat yang disebut bak penilaian. Bibit yang tidak lulus
penilaian memiliki pertumbuhan yang lambat, sehingga dipelihara lagi di kolam pembibitan II yang
terdiri dari 125-500 ikan, sementara yang lainnya dipindahkan untuk dijual.

Setelah pembibitan II, benih dipanen untuk proses pemeringkatan lagi untuk mendapatkan 50%
populasi terbaik berdasarkan pertumbuhan optimal dan seragam, bentuk tubuh yang baik, dan warna
cerah. Calon induk yang diperoleh melalui pembesaran sampai hari ini diambil dari 10-30 ekor ikan
jantan dan 20-40 ekor ikan betina untuk kegiatan seleksi individu selanjutnya. Setiap ikan dengan
kriteria terbaik untuk ketahanan terhadap penyakit, warna paling cerah, tidak pucat, dan pertumbuhan
optimal diambil 10-20 ikan jantan dan betina untuk penandaan.

2.) Rekayasa genetika, juga disebut modifikasi genetika, adalah manipulasi langsung gen suatu
organisme menggunakan bioteknologi. Hal ini merupakan satu set teknologi yang digunakan untuk
mengubah susunan genetik dari sel, termasuk transfer gen-gen yang berada dan melintasi batas-batas
spesies untuk menghasilkan organisme yang meningkat.

Prosesnya yaitu Rekayasa genetika dengan suatu proses yang mengubah susunan genetik dari suatu
organisme dengan menghapus atau memasukkan DNA.

Para ahli melakukan rekayasa genetik pada beberapa produk, yaitu:

Produk farmasi

Pemenuhan kebutuhan produk farmasi tertentu bila dilakukan dengan teknologi konvensional akan
memerlukan bahan dan biaya yang banyak.

Contohnya hormon somatostatin, yaitu hormon pertumbuhan pada manusia. Hormon ini memerlukan
setengah juta otak domba untuk mendapatkan 0,005 gram somatostatin murni. Sedangkan melalui
OHRG, 9 liter produk frementasi bakteri sudah menghasilkan somatostatin dengan jumlah yang sama.

Teknologi rekayasa genetik dalam bidang farmasi menghasilkan protein, vaksin, dan antibiotik. Selain itu
xenotransplantasi, yaitu transplantasi dari hewan ke manusia juga dilakukan. Kemudian terapi gen
sebagai pengobatan penyakit kronis dan beberapa kelainan makrogenetik.

Produk non-pangan

Rekayasa genetik juga menyentuh di bidang lain seperti peternakan, perkebunan, dan kehutanan.
Produk tersebut misalnya, vaksin, antibiotik, dan hormon pertumbuhan untuk hewan. Ternak kloning,
berbagai macam tanaman tahan herbisida, insek, jamur, dan cacing, serta tanaman yang toleran
terhadap kekeringan dan cuaca dingin. Ada juga tanaman transgenetik seperti tanaman anggrek yang
tahan lama dengan warna bunga yang diinginkan, tanaman karet yang menghasilkan lateks dengan
kadar protein tinggi, dan masih banyak lainnya.

Produk pangan

Teknik rekayasa genetik juga dilakukan pada bahan pangan, antara lain tomat, jagungm kedelai, kanola,
bunga, kol, keju, tepung susu, kentang, beras, dan sebagainya. Pangan transgenik pertama yang
diperdagangkan adadlah tomat Flav Savr pada tahun 1994. Di Amerika Serikat lebih dari 52 varietas
tanaman dari 13 spesies yang berbeda. Produk-produk pangan yang diolah dari bahan transgenik masih
mengandung OHRG di dalamnya. Artinya proses pengolahan menjadi produk pangan tidak
menghilangkan jejak transgenetik bahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai