Anda di halaman 1dari 13

LABORATORIUM

GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 30 Oktober 2021

PROBLEMA TIGA TITIK

Nur Wahid Ashari1, Indah Agriani Syamsuddin2, Ryan Saputra Djaya, S.T3

1. Praktikan Laboratorium Geologi Struktur


2. Asisten Laboratorium Geologi Struktur
3. Koordinator Laboratorium Geologi Struktur

*Email: nurwahud7@gmail.com

SARI

Problema tiga titik merupakan metode pemetaan geologi selain dibahas pada pertemuan pemetaan
geologi dengan menggunakan metode satu titik untuk singkapan (outcrop) yang diketahui
kedudukannya sehingga dicari titik singkapan yang memiliki elavasi yang sama sehingga dapat
tergambarkan arah sebaran serta batas sebaran dari batuan. Pada praktikum ini hal-hal yang
dipersiapkan adalah pensil, mistar 30 cm, busur derajat, dan kertas grafik A3. Kedudukan suatu
singkapan umumnya terdapat di bawah permukaan bumi. Sehingga untuk mengetahui kedudukan dari
suatu singkapan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metoda pengukuran tiga titik. Tujuan
praktikum ini dapat memahami definisi problem set tiga titik (Three-Point Problem) dan pola
penyebaran singkapan, dapat menentukan kedudukan bidang dari tiga titik yang diketahui posisi dan
ketinggiannya yang terletak pada bidang rata yang sama dan dapat menentukan penyebaran dari
singkapan yang telah diketahui kedudukannya dari satu titik. Pada penggambaran pertama didapatkan
hasil kedudukan N 92° E dengan dip direction 19°. Pada penggambaran kedua didapatkan hasil
kedudukan N 204° E dengan dip direction 10°. Pada penggambaran ketiga didapatkan hasil
kedudukan N 151° E dengan dip direction 8°. Pada penggambaran keempat didapatkan hasil
kedudukan N 3° E dengan dip direction 25°.

Kata kunci: Kontur; Singkapan; Arah; Dip; Kedudukan.

PENDAHULUAN

Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan
permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya. Geologi struktur mencakup
bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa.
41
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 30 Oktober 2021

Dengan mempelajari struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai
sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini dapat
dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol stratigrafi maupun geokronologi, untuk
menentukan waktu pembentukan struktur tersebut.
Problema tiga titik merupakan metode yang digunakan untuk memperhitungkan dan
menentukan kedudukan bidang pada sebuah singkapan, bisa di permukaan (surface) maupun bawah
permukaan (underground). Problema tiga titik merupakan salah satu cara memetakan suatu singkapan
menjadi sebaran berdasarkan kedudukan yang terbentuk pada daerah kontur yang searah bidang
lapisan atau mengikuti kontur searah dengan dipnya. Kedudukan suatu singkapan umumnya terdapat
di bawah permukaan bumi. Sehingga untuk mengetahui kedudukan dari suatu singkapan tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan metoda pengukuran tiga titik.
Seringkali singkapan yang ada di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi tertutupi soil
yang tebal dan vegetasi yang lebat sehingga sangat sulit untuk mendapatkan singkapan yang segar.
Namun dari minimal tiga singkapan perlapisan batuan yang berbeda lokasi dan ketinggian dapat dicari
kedudukan perlapisan batuan sesungguhnya. Metode ini dikenal dengan metode problema tiga titik.
Analisa singkapan batuan mampu menjelaskan keadaan geologi suatu daerah serta dari fungsi itu
dapat dibuat peta yang menggambarkan keadaan geologi daerah tersebut, baik berupa penyebaran
batuan (litologi), penyebaran struktur serta bentuk morfologinya (Dzulkafli, 2019).

TINJAUAN PUSTAKA

Metode pemetaan geologi biasanya menggunakan metode satu titik untuk singkapan
(outcrop) yang diketahui kedudukannya serta metode dua titik untuk singkapan (outcrop) yang tidak
diketahui kedudukannya sehingga dicari titik singkapan yang memiliki elevasi yang sama sehingga
dapat tergambarkan arah sebaran serta batas sebaran dari batuan. Terdapat juga metode untuk
pemetaan geologi yakni metode tiga titik atau sering disebut dengan problema tiga titik. Problema tiga
titik ini sendiri merupakan metode yang digunakan untuk memperhitungkan serta menentukan
kedudukan suatu bidang, baik pada permukaan topografi maupun pada bawah permukaan, seperti data
titik bor, sumur uji, maupun parit uji. Kalkulasi tersebut berdasarkan data koordinat peta pada elevasi
dari tiga titik bidang tersebut.
Penggunaan metode tiga titik dalam pemetaan geologi biasanya digunakan untuk data
endapan bahan galian yang berada pada ketinggian atau elevasi yang berbeda, baik dari data
singkapan maupun dari data hasil pengeboran. Pemetaan geologi dengan metode tiga titik ini jika
dilihat dari segi kegunaan untuk memetakan sebaran bahan galian. Maka pemetaan sebaran bahan
galian yang bisa dan sesuai dengan metoda ini adalah untuk bahan galian yang memiliki kemenerusan
yang bagus, serta bahan galian tersebut tersebar secara merata. Pada pengerjaan metode tiga titik ini

42
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 30 Oktober 2021

hampir menyerupai metode tiga titik (triangulasi) untuk membuat peta topografi. Dalam pemetaan
geologi dengan metode tiga titik ini dikenal beberapa istilah seperti kontur struktur, yakni garis yang
menghubungkan suatu titik ketinggian yang sama. Kontur struktur ini hamper menyerupai kontur
yang terdapat pada peta topografi. Perbedaanya adalah adanya penggambaran-penggambaran bentuk
sebaran bawah permukaan.
Pengerjaan metode tiga titik ini dibagi menjadi beberapa tahap, diantaranya adalah:
1. Lakukan perhitungan jarak titik koordinat kemudian plot titik koordinat singkapan pada peta
topografi.
2. Pembuatan triangulasi dengan menghubungkan tiap titik yang di plot berdasarkan ketinggian
yang berbeda, hubungkan titik koordinat hingga membentuk segitiga.
3. Lakukan perhitungan jarak elevasi tiap kontur.
4. Hubungkan titik yang memiliki ketinggian yang sama dengan menarik garis lurus.
5. Beri tanda garis strike (garis equipotensial) yang berpotongan dengan garis kontur.
6. Hubungkan perpotongan antara garis strike (garis equipotensial) dengan garis kontur
sehingga akan membentuk crop line.
7. Menentukan arah sebaran dengan menggunakan kemiringan (dip).
Penyebaran singkapan batuan dapat diperkirakan dari hubungan antara kedudukan lapisan
batuan tersebut dengan kontur topografinya. Aturan-aturan yang mengatur mengenai hubungan
tersebut disebut dengan Hukum ”V”. Beberapa hal yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
menentukan penyebaran suatu singkapan batuan:
a. Lapisan yang memiliki kedudukan horisontal akan mempunyai kontak yang konstan terhadap
ketinggian. Kontak akan tepat dengan atau parallel terhadap kontur topografi.
b. Tetapi ketika lapisan memiliki kedudukan vertikal, kontak akan memotong topografi secara
tegas dan lurus tanpa mengikuti kontur topografi
c. Lapisan dengan kemiringan yang kecil akan membentuk kontak batuan yang agak mengikuti
kontur topografi, sedangkan lapisan dengan kemiringan yang besar akan kurang mengikuti
kontur topografi.
Pada sisi lain litologi juga berperan dalam mengekpresikan topografi. Nilai resisten
dan tidaknya litologi akan memberikan relief yang berbeda-beda di permukaan, seperti contoh-contoh
sebagai berikut:
1. Litologi yang keras (resistent) cenderung membentuk relief yang lebih tinggi dibandingkan
dengan daerah dengan lithologi yang lebih lunak atau kurang resisten.
2. Litologi batu gamping akan membentuk suatu pola bentang alam “karst topograhpy” sebagai
pola yang sangat khas.

43
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 30 Oktober 2021

Pola singkapan merupakan bentukan yang berbeda dari kedudukan lithologi dan
bentuk morfologi yang mengakibatkan terbentuknya pola penyebaran lithologi dipermukaan
dan perpotongan antara bidang litologi dan bidang permukaan bumi. Dari pola singkapan tersebut
akan diketahui keadaan geologi suatu daerah dan dapat digambarkan keadaan geologi
meliputi penyebaran litologi, struktur dan morfologi.
Dari adanya singkapan batuan inilah dapat diketahui keadaan geologi suatu daerah
dan juga dapat dibuat suatu peta singkapan batuan geologi yang menggambarkan tentang keadaan
suatu daerah tersebut, meliputi suatu penyebaran batuan atau litologi, penyebaran tersebut
di atas disebut juga dengan peta dasar geologi (Dzulkafli, Sulaiman and Harun, 2019).
Seperti yang kita ketahui bumi terdiri diri berbagai bentuk, bagian yang paling luar
adalah kerak bumi yang tersusun oleh berbagai lapisan batuan. Kekuatan tektonik selalu
mempengaruhi kedudukan setiap tempat. Akibat adanya kedudukan yang tidak sama pada berbagai
batuan serta adanya suatu relif pada permukaan bumi menyebabkan bentuk penyebaran
batuan dengan struktur yang digambarkan dalam peta geologi akan membentuk suatu pola tertentu
dan bentuk penyebaran dengan istilah dari pola singkapan. Besar dan bentuk dari pola peyebaran atau
singkapan tergantung pada beberapa hal berikut ini:
a. Tebal lapisan, suatu singkapan dengan tebal yang berbeda walaupun pada
kemiringan yang sama, tetapi keadaan topografinya akan besar dan lebar dan peta singkapan
akan berbeda.
b. Topografi, tebal kemiringan suatu lapisan pada suatu peta topografi
menggambarkan suatu peta singkapan batuan yang relatif besar.
c. Morfologi, merupakan kenampakan pada pemukaan kulit bumi yang relatif memperlihatkan
bentuk ketidakselarasan secara vertikal baik dalam ukuran besar maupun ukuran yang
sangat kecil dari permukaan litosfer.
d. Besar kemiringan lapisan, lapisan yang tebalnya sama dengan topografi, tetapi bila suatu
kemiringan yang tebalnya berbeda dimana arah kemiringan suatu lapisan batuan yang
sangat berbeda pula.
e. Bentuk struktur lipatan, pola singkapannya akan membentuk pola yang sangat
berlainan, untuk lipatan yang menunjam terdiri dari sinklin dan antiklin akan
membentuk pola zig-zag serta mempunyai ekspresi topografi punggung.
Kontur adalah garis garis pada suatu peta yang menghubungkan titik-titik atau suatu yang
mempunyai ketinggian sama. Garis kontur adalah suatu garis yang menghubungkan tempat–tempat
yang sangat tinggi dan suatu permukaan tanah di dalam peta. Garis kontur ini dapat kita bayangkan
sebagai tepi dari suatu danau atau laut. Kerapatan jarak kontur pada suatupeta dengan lainya

44
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 30 Oktober 2021

menunjukkan keadaan wilayah yang curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara garis kontur pada
suatu peta menunjukan bahwa daerah yang disebut termasuk dalam kategori landai.
Di dalam pembuatan kontur, terdapat beberapa sifat–sifat garis kontur yaitu: Jarak horizontal
dua buah garis kontur akan semakin rapat dengan kontur interval. Pada tanah dengan lereng seragam
maka garis kontur akan semakin sejajar dan berjarak satu sama lain. Garis–garis kontur tidak akan
berpotongan satu sama lain kecuali dalam keadaan khusus. Penghubungan titik-titik ini selanjutnya
menjadi garis yang saling melingkari satu sama lain, tidak pernah putus dan tidak berpotongan. 
Pembacaan garis kontur dilakukan dengan melihat kerapatan garis kontur dan arah lengkung
garis kontur. Kerapatan garis kontur menunjukkan beda ketinggian yang semakin sering. Keberadaan
garis kontur pada peta topografi merupakan sebuah hal yang penting. Hal ini dikarenakan garis kontur
yang tergambar pada peta menunjukkan ketinggian dan kemiringan suatu daerah sehingga  topografi
daerah tersebut dapat direpresentasikan dengan baik sehingga menjadi dasar pengembangan informasi
medan.
Garis-garis kontur memberikan informasi yang maksimum tentang daerah peta, dan tidak
menyembunyikan rincian peta lainnya yang penting. Garis kontur juga memperlihatkan elevasi dan
konfigurasi permukaan tanah. Elevasi titik–titik yang tidak terletak diatas garis kontur bisa dicari
dengan interpolasi antara dua garis kontur yang terletak dikedua sisi titik tersebut. Adapun bidang
acuan umum yang sering dipakai adalah bidang permukaan laut rata-rata. Informasi relief secara
absolut memperlihatkan dengan cara menuliskan nilai kontur yang merupakan garis ketinggian
tersebut di atas di suatu bidang tertentu (Pembangunan et al., 2017).
Kontur struktur adalah kontur suatu endapan dalam bentuk garis kontur atau peta yang
memperlihatkan posisi dari suatu bidang perlapisan terhadap suatu datum sedangkan kontur (garis
sama tinggi) adalah garis khayal di permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang sama
tingginya dari atas permukaan laut yang terdapat di peta topografi. Garis-garis ini biasanya tidak lurus
tetapi berbelok-belok dan tertutup, digambarkan dengan warna cokelat (brown) di atas peta. Peta
kontur adalah peta yang menggambarkan sebagian bentuk-bentuk permukaan bumi yang bersifat
alami dengan menggunakan garis-garis kontur. Garis kontur pada peta topografi diperoleh dengan
melakukan pengolahan interpolasi linier antara titik-titik ketinggian yang berdekatan. Garis kontur
menggunakan data dari pemetaan terestris memiliki akurasi yang tinggi tetapi pengukuran terestris
memiliki beberapa kelemahan diantaranya membutuhkan biaya, dan tenaga yang besar karena
semakin banyak area yang dipetakan semakin banyak pula titik yang harus diukur. Semakin rapat titik
yang diambil, maka semakin akurat pula kontur yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya. Titik
ketinggian (spotheight) yang diambil dalam pengukuran terestris harus memiliki kerapatan dan
kesebaran yang baik untuk mengurangi kesalahan pada interpolasi kontur.

45
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 30 Oktober 2021

Salah satu solusi untuk memperoleh data ketinggian adalah dengan menggunakan data foto
udara yang dihasilkan dari pemetaan menggunakan Unmanned Aeral Vehicle (UAV). Data foto udara
akan menghasilkan data Digital Surface Model (DSM) yang kemudian dilakukan filterisasi untuk
membentuk Digital Terrain Model (DTM). Data DTM tersebut digunakan untuk mengekstrak
ketinggian titik untuk mengoptimalisasi kerapatan titik ukur yang kurang. Pembuatan peta topografi
menggunakan metode ini memiliki tingkat ketelitian yang dipengaruhi oleh berbagai aspek, salah
satunya yaitu metode pengolahan, sehingga sering kali kajian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
optimalisasi pengolahan yang dilakukan. Kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah dengan
metode lain dapat dilakukan dengan menggunakan metode eksterestrial menggunakan receiver GPS
yang mempunyai ketelitian tinggi dengan waktu yang relatif singkat. Pengukuran ketinggian
menggunakan rata-rata permukaan air laut (MSL/Mean Sea Level). Pengukuran permukaan yang
dianggap memiliki ketinggian 0 meter dan dipakai rujukan untuk mengukur ketinggian (elevation)
yang disebut sebagai Datum Vertikal (Vertical Datum). Kemudian menyederhanakan dengan
mendefinisikan MSL adalah 0 meter.
Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain
seperti planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas,
topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia
terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal (Ilmu Pengetahuan Sosial). Topografi umumnya
menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan. Penggunaan kata
topografi dimulai sejak zaman Yunani kuno dan berlanjut hingga Romawi kuno, sebagai detail dari
suatu tempat. Kata itu datang dari kata Yunani, topos yang berarti tempat, dan graphia yang berarti
tulisan. Objek dari topografi adalah mengenai posisi suatu bagian dan secara umum menunjuk pada
koordinat secara horizontal seperti garis lintang dan garis bujur, dan secara vertikal yaitu ketinggian.
Mengidentifikasi jenis lahan juga termasuk bagian dari objek studi ini. Studi topografi dilakukan
dengan berbagai alasan, diantaranya perencanaan militer dan eksplorasi geologi. Untuk kebutuhkan
konstruksi sipil, pekerjaan umum, dan proyek reklamasi membutuhkan studi topografi yang lebih
detail.
Topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain, meliputi planet, satelit
alami (bulan dan sejenisnya), serta asteroid. Pengertian ilmiah lebih luas juga memasukkan vegetasi
dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, serta kebudayaan lokal ke dalam ruang lingkup topografi.
Namun umumnya topografi mempelajari relief permukaan, model 3 dimensi dan identifikasi jenis
lahan.
Istilah topografi berasal dari zaman Yunani kuno hingga Romawi kuno yang berarti “detail
dari suatu tempat”. Asal katanya adalah topos yang berarti tempat dan graphia yang berarti tulisan.

46
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 30 Oktober 2021

Obyek dalam topografi berkaitan dengan posisi bagian dan menunjuk pada koordinat
horizontal, seperti garis lintang dan garis bujur, serta garis vertikal, yaitu ketinggian. Studi topografi
dapat dilakukan untuk berbagai tujuan, yaitu perencanaan militer, eksplorasi geologi, konstruksi sipil,
pekerjaan umum dan reklamasi.
Dalam menyusun informasi topografi wilayah, ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Survei Langsung
Survei atau pengamatan secara langsung akan menjadikan studi lebih akurat, baik secara tiga
dimensi, jarak, ketinggian, dan sudut dengan memanfaatkan berbagai alat atau instrumen.
Meski sistem penginderaan jarak jauh telah berkembang, namun pengamatan secara langsung
masih diperlukan untuk menghadirkan informasi lebih lengkap dan akuran mengenai keadaan
suatu lahan.
2. Penginderaan Jarak Jauh
Penginderaan jauh adalah ilmu pengumpulan data permukaan bumi dari jarak jauh
menggunakan sistem yang disebut inderaja, meliputi sensor, wahana satelit, dan sebagainya.
Peta topografi adalah salah satu jenis peta khusus yang menggambarkan bentuk relief
permukaan bumi, meliputi tinggi renadhnya kawasan dengan gambaran garis-garis. Garis yang
dimaksud adalah garis kontur, yaitu garis yang menghubungkan daerah dengan ketinggian yang sama.
Dengan adanya garis tersebut, maka akan memudahkan pengguna peta memahami ketinggian suatu
tempat sehingga dapat memperkirakan kecuraman atau kemiringan lereng.
Penggunaan garis kontur tidak dapat dilepaskan dari peta topografi. Garis-garis ini
mengubungkan dua segmen garis satu sama lain dan tidak saling berpotongan. Indonesia memiliki
badan pemetaan yang disebut BIG atau Badan Informasi Geospasial yang membuat peta topografi
dengan tata guna lahan. Peta ini disebut sebagai peta RBI atau Rupa Bumi Indonesia dan menjadi
salah satu peta dasar dalam perencanaan, ekspedisi, serta aktivitas navigasi lainnya.
Kegiatan pengeboran dalam ekplorasi batubara ini secara umum bertujuan untuk mengetahui
data geologi bawah permukaan (subsurface) nya, diantaranya urutan stratigrafi batuan, posisi
kedalaman batubara, ketebalan batubara, untuk mendapatkan sampel batubara untuk kemudian
dianalisis kualitasnya, termasuk untuk kajian tertentu seperti geologi teknik ataupun geohidrologi
yang bertujuan untuk mendapatkan data geologi teknik dan muka air tanah. Tujuan lain dari kegiatan
pengeboran ini adalah untuk menambah titik informasi yang berguna untuk meningkatkan kelas
sumberdaya dan cadangan serta menambah keyakinan geologi (Azhari, Maryanto and Rachmansyah,
2016).

HASIL DAN PEMBAHASAN

47
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 30 Oktober 2021

1. Hasil dari suatu singkapan batugamping yang tersingkap pada tiga titik pengamatan. Pada lokasi
B yang berjarak 650 m dari titik A dengan arah N 250° E dan lokasi C yang berjarak 700 m dari
lokasi A dengan arah N 150° E. Ketinggian titik A = 400 m, titik B = 350 m, dan titik C = 230
m, dengan skala 1 : 10.000 (Interval Kontur = 20).

Gambar 4.1 Problem Set 1


Pertama-tama diketahui jarak A-B = 650 m yang dikonversi ke cm yaitu 6,5 cm dengan N
250° E, jarak A-C = 700 m yang juga dikonversi ke m menjadi 7 cm dengan N 150° E, ketinggian A =
400, ketinggian B = 350, ketinggian C = 230 dengan skala 1 : 10.000 dan interval konturnya 20
setelah itu kita membuat arah utara lalu utarakan 360° pertama yang kita cari adalah N 250° E dari
titik A-B setelah kita mendapatkannya kita tarik garis dari titik mula-mula atau A ke titik yang kita
dapat atau titik B sepanjang 6,5 cm setelah itu kita mencari lagi N 150° E dari titik A-C setelah kita
mendapatkannya kita tarik garis mula-mula atau titik A ke titik yang kita dapat atau titik C sepanjang
7 cm sesuai dengan jarak yang kita konversi tadi setelah itu kita tarik garis lagi yang menghubung kan
titik yang kita dapat atau titik B-C tadi sehingga membentuk segitiga setelah itu mencari nilai tiap
ketinggian interval kontur menggunakan rumus kontur. Setelah diketahui nilai ketinggiannya
selanjutnya dihubungkan tiap ketinggian yang sama, untuk mencari kedudukannya kita menentukan
titik tertinggi pada kontur dan mengambil garis tegak lurus dari ketinggian tersebut setelah itu tarik
garis dan didapatkan dip directionnya selanjutnya mencari arah strike yang tegak lurus dari arah
dipnya dengan mengutarakan dititik ketinggian tadi dengan arah strikenya N 92° E, kemudian untuk
mendapatkan dipnya yaitu interval kontur dikali 100 dibagi 10.000 setiap ketinggian dengan kenaikan
0,2 lalu kita hubungkan titik tersebut kemudian ukur arah dari dip directionnya sebesar 19°.
2. Pada suatu daerah ditemukan suatu lapisan batupasir yang tersingkap pada tiga titik pengamatan.
Pada lokasi B yang berjarak 750 m dari titik A dengan arah N 40° E dan lokasi C yang berjarak

48
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 30 Oktober 2021

650 m dari lokasi A dengan arah N 130° E. Ketinggian titik A = 300 m, titik B = 350m, dan titik
C = 400 m, dengan skala 1 : 10.000 (Interval Kontur = 20).

Gambar 4.2 Problem Set 2


Pertama-tama diketahui jarak A-B = 750 m yang dikonversi ke cm yaitu 7,5 cm dengan N
40° E, jarak A-C = 650 m yang juga dikonversi ke m menjadi 6,5 cm dengan N 130° E, ketinggian A
= 300, ketinggian B = 350, ketinggian C = 400 dengan skala 1 : 10.000 dan interval konturnya 20
setelah itu kita membuat arah utara lalu utarakan 360° pertama yang kita cari adalah N 40° E dari titik
A-B setelah kita mendapatkannya kita tarik garis dari titik mula-mula atau A ke titik yang kita dapat
atau titik B sepanjang 7,5 cm setelah itu kita mencari lagi N 130° E dari titik A-C setelah kita
mendapatkannya kita tarik garis mula-mula atau titik A ke titik yang kita dapat atau titik C sepanjang
6,5 cm sesuai dengan jarak yang kita konversi tadi setelah itu kita tarik garis lagi yang
menghubungkan titik yang kita dapat atau titik B-C tadi sehingga membentuk segitiga setelah itu
mencari nilai tiap ketinggian interval kontur menggunakan rumus kontur. Setelah diketahui nilai
ketinggiannya selanjutnya dihubungkan tiap ketinggian yang sama, untuk mencari kedudukannya kita
menentukan titik tertinggi pada kontur dan mengambil garis tegak lurus dari ketinggian tersebut
setelah itu tarik garis dan didapatkan dip directionnya selanjutnya mencari arah strike yang tegak lurus
dari arah dipnya dengan mengutarakan dititik ketinggian tadi dengan arah strikenya N 204° E,
kemudian untuk mendapatkan dipnya yaitu interval kontur dikali 100 dibagi 10.000 setiap ketinggian
dengan kenaikan 0,2 lalu kita hubungkan titik tersebut kemudian ukur arah dari dip directionnya
sebesar 10°.
3. Hasil dari sebuah lapisan batubara yang tersingkap pada tiga titik pengamatan dengan lokasi B
yang berjarak 550 m dari titik A dengan arah N 50° E dan lokasi C yang berjarak 670 m dari
lokasi A dengan arah N 300° E. Ketinggian titik A = 300m, titik B = 379 m, dan titik C = 250 m,
dengan skala 1 : 10.000 (Interval Kontur = 20).

49
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 30 Oktober 2021

Gambar 4.3 Problem Set 3


Pertama-tama diketahui jarak A-B = 550 m yang dikonversi ke cm yaitu 5,5 cm dengan N
120° E, jarak A-C = 800 m yang juga dikonversi ke m menjadi 8 cm dengan N 300° E, ketinggian A =
300, ketinggian B = 379, ketinggian C = 250 dengan skala 1 : 10.000 dan interval konturnya 20
setelah itu kita membuat arah utara lalu utarakan 360° pertama yang kita cari adalah N 120° E dari
titik A-B setelah kita mendapatkannya kita tarik garis dari titik mula-mula atau A ke titik yang kita
dapat atau titik B sepanjang 5,5 cm setelah itu kita mencari lagi N 300° E dari titik A-C setelah kita
mendapatkannya kita tarik garis mula-mula atau titik A ke titik yang kita dapat atau titik C sepanjang
8 cm sesuai dengan jarak yang kita konversi tadi setelah itu kita tarik garis lagi yang menghubung kan
titik yang kita dapat atau titik B-C tadi sehingga membentuk segitiga setelah itu mencari nilai tiap
ketinggian interval kontur menggunakan rumus kontur. Setelah diketahui nilai ketinggiannya
selanjutnya dihubungkan tiap ketinggian yang sama, untuk mencari kedudukannya kita menentukan
titik tertinggi pada kontur dan mengambil garis tegak lurus dari ketinggian tersebut setelah itu tarik
garis dan didapatkan dip directionnya selanjutnya mencari arah strike yang tegak lurus dari arah
dipnya dengan mengutarakan dititik ketinggian tadi dengan arah strikenya N 151° E, kemudian untuk
mendapatkan dipnya yaitu interval kontur dikali 100 dibagi 10.000 setiap ketinggian dengan kenaikan
0,2 lalu kita hubungkan titik tersebut kemudian ukur arah dari dip directionnya sebesar 8°.
4. Pada sebuah daerah penelitian ditemukan laminasi batupasir yang tersingkap di tiga titik
pengamatan, yaitu pada lokasi B yang berjarak 500 m dari titik A dengan arah N 200° E dan
lokasi C yang berjarak 550 m dari lokasi A dengan arah N 170° E. Ketinggian titik A = 249 m,
titik B = 359 m, dan titik C = 249 m, dengan skala 1 : 10.000 (Interval Kontur = 20).

50
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 30 Oktober 2021

Gambar 4.4 Problem Set 4


Pertama-tama diketahui jarak A-B = 500 m yang dikonversi ke cm yaitu 5 cm dengan N 200°
E, jarak A-C = 55 m yang juga dikonversi ke m menjadi 5,5 cm dengan N 170° E, ketinggian A = 249,
ketinggian B = 359, ketinggian C = 249 dengan skala 1 : 10.000 dan interval konturnya 20 setelah itu
kita membuat arah utara lalu utarakan 360° pertama yang kita cari adalah N 200° E dari titik A-B
setelah kita mendapatkannya kita tarik garis dari titik mula-mula atau A ke titik yang kita dapat atau
titik B sepanjang 5 cm setelah itu kita mencari lagi N 170° E dari titik A-C setelah kita
mendapatkannya kita tarik garis mula-mula atau titik A ke titik yang kita dapat atau titik C sepanjang
5,5 cm sesuai dengan jarak yang kita konversi tadi setelah itu kita tarik garis lagi yang
menghubungkan titik yang kita dapat atau titik B-C tadi sehingga membentuk segitiga setelah itu
mencari nilai tiap ketinggian interval kontur menggunakan rumus kontur. Setelah diketahui nilai
ketinggiannya selanjutnya dihubungkan tiap ketinggian yang sama, untuk mencari kedudukannya kita
menentukan titik tertinggi pada kontur dan mengambil garis tegak lurus dari ketinggian tersebut
setelah itu tarik garis dan didapatkan dip directionnya selanjutnya mencari arah strike yang tegak lurus
dari arah dipnya dengan mengutarakan dititik ketinggian tadi dengan arah strikenya N 3° E, kemudian
untuk mendapatkan dipnya yaitu interval kontur dikali 100 dibagi 10.000 setiap ketinggian dengan
kenaikan 0,2 lalu kita hubungkan titik tersebut kemudian ukur arah dari dip directionnya sebesar 25°.

KESIMPULAN

Singkapan yang pada umumnya berada di bawah permukaan bumi memerlukan beberapa
metoda bersama aspek pelengkapnya dalam menentukan letak atau kedudukan singkapannya. Salah

51
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 30 Oktober 2021

satu metoda yang digunakan dalam pencarian dan penentuannya adalah dengan menggunakan metoda
problema tiga titik. Pola singkapan merupakan bentukan yang berbeda dari kedudukan litologi dan
bentuk morfologi yang mengakibatkan terbentuknya pola penyebaran litologi dipermukaan dan
perpotongan antara bidang litologi dan bidang permukaan bumi. Sehingga dalam penggeambarannya
digunakan peta geologi yang merupakan suatu sarana yang menggambarkan tubuh batuan, penyebaran
batuan, kedudukan unsur struktur geologi dan hubungan antar satuan batuan serta merangkum
berbagai data lainnya. Peta geologi juga merupakan gambaran teknis dari permukaan bumi dan
sebagian bawah permukaan yang mempunyai arah, unsur-unsurnya yang merupakan gambaran
geologi, dinyatakan sebagai garis yang mempunyai kedudukan yang pasti.
Penggunaan metode tiga titik dalam pemetaan geologi biasanya digunakan untuk data
endapan bahan galian yang berada pada ketinggian atau elevasi yang berbeda, baik dari data
singkapan maupun dari data hasil pengeboran. Pemetaan geologi dengan metode tiga titik ini jika
dilihat dari segi kegunaan untuk memetakan sebaran bahan galian. Maka pemetaan sebaran bahan
galian yang bisa dan sesuai dengan metoda ini adalah untuk bahan galian yang memiliki kemenerusan
yang bagus, serta bahan galian tersebut tersebar secara merata.

SARAN
Untuk praktikum selanjutnya, ketika menjelaskan gambar di papan tulis penempatan kamera
di perbaiki agar gambar terlihat jelas dilihat oleh praktikan yang online.

REFERENSI

Azhari, A. P., Maryanto, S. and Rachmansyah, A. (2016) ‘Terhadap Suhu Permukaan Tanah
Berdasarkan Data Landsat 8 Di Lapangan Panas Bumi Blawan( Identifivation Of Geological
Structure and Its Impact To Land Surface Temperature Based On Landsat 8 Data On
Blawan Geothermal Field )’, pp. 1–12.
Bernard, M. et al. (2018) ‘Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Kelas IX
Pada Materi Bangun Datar’, SJME (Supremum Journal of Mathematics Education), 2(2), pp.
77–83. doi: 10.35706/sjme.v2i2.1317.
Dzulkafli, M. A., Sulaiman, N. and Harun, Z. (2019) ‘Geologi Struktur Formasi Kubang Pasu di
Kawasan Hutan Aji, Perlis, Semenanjung Malaysia’, Sains Malaysiana, 48(1), pp. 23–31.
doi: 10.17576/jsm-2019-4801-04.
Pembangunan, R. et al. (2017) ‘X Bab X’, (1), pp. 2020–2022.

52
LABORATORIUM
GEOLOGI STRUKTUR
Jurnal Praktikum, Problema Tiga Titik, 30 Oktober 2021

53

Anda mungkin juga menyukai