Anda di halaman 1dari 4

REVIWE JURNAL KE-2

The Role Of Cr In The Reactive Synthesis Of Porous FeAlCr


Judul
Intermetallic Compounds
Jurnal Materials Chemistry and Physics
Volume & Halaman Volume 249
DOI https://doi.org/10.1016/j.matchemphys.2020.123013
Tahun 4 April 2020
Huibin Zhang, Haiyan Gao, Hang Yu, Longfei Wang, Xinli
Penulis
Liu, Junliang Ma, Ninghui Zhang, Yuehui He, Yao Jiang
Reviewer Wulan Astriani (2613191047)
Tanggal Reviewer 17 Maret 2022

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana hasil dari


Tujuan penelitian
pengaruh penambahan Cr dalam senyawa intermetalik FeAl.
Subjek dari penelitian ini adalah paduan mekanik untuk senyawa
Subjek penelitian
intermetalik FeAl.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode sintesis
menggunakan elemen serbuk dengan material yang digunakan
Metode Penelitian
adalah senyawa intermetalik FeAl kita akan menguji efek dari
penambahan Cr.
Variabel proses yang digunakan diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Ukuran serbuk untuk Fe (-300 mseh), Al (-400 mesh), dan
Variabel proses Cr (-400 mesh)
2. Persen berrat unutk Cr adalah 5 wt%, 10 wt%, 15 wt%, dan
20 wt%.
3. Pengujian mikrostruktur dilakukan dengan SEM dan XRD
Tahapan proses dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai
berikut :
Tahapan proses 1. Dilakukan penghalusan serbuk untuk Fe(-300 mesh), Al (-
400 mesh) dan Cr (-400 mesh) dengan persen berat masing-
masing yang digunakan adalah 99,5 wt% untuk Fe, 25 wt%
untuk AL. Dan untuk Cr menggunakan variasi wt%, 10 wt%,
15 wt% dan 20 wt%.
2. Dilakukan mixing selama 8 jam untuk masing-masing tiap
variasi berat persen Cr.
3. Dilakukan penekanan dengan kekuatan 200 MPa.
4. Dilakukan sintering selama 3 jam dengan temperatur yang
digunakan adakag 1250-1300oC.
5. Dilakuakan pendinginan didalam tungku.
6. Dilakukan pengujian dengan XRD dan SEM.
Hasil dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Senyawa intermetalik FeAl-(5-20) wt.% Cr dengan porositas
telah dibuat dengan sintesis reaktif serbuk unsur Fe, Al dan
Cr. Cr larut dalam fase FeAl dengan B2 struktur, membentuk
fase senyawa intermetalik tunggal.
2. Intensitas pelepasan panas yang disebabkan oleh reaksi
aluminotermik dan dapat ditekan dengan penambahan Cr.
Ada hubungan linier yang ketat antara Cr dan parameter
termasuk aksial dan rasio ekspansi dimensi radial, serta
porositas terbuka dan ukuran pori maksimum dari kompaksi
yang disinter.

Hasil penelitian

Gambar 1. Perubahan ekspansi rasio terhadap parameter struktur pori

Rasio ekspansi volume meningkat pesat dengan peningkatan Cr


konten, dan mencapai nilai maksimum 36,8% pada komposisi
FeAl-20 wt%Cr. Hubungan nonlinier terungkap antara konten Cr
dan pemuaian volume, yang merupakan hasil superposisi dari
variasi perilaku arah aksial dan radial. Perlu dicatat bahwa
perubahan porositas terbuka dan ukuran pori maksimum
compacts disinter juga mengikuti hubungan perubahan linier
yang ketat dengan Kandungan Cr

Gambar 2. Sintering kompaksi FeAlCr dengan kandungan Cr yang


berbeda

Gambar 2 menyiratkan konsistensi perubahan dari dimensi


makroskopik dan parameter struktur pori mikroskopis. Porositas
terbuka pada rentang FeAlCr berpori dari 40,3 vol% hingga 46,6
vol% dan ukuran pori maksimum berada dalam kisaran 30,5 m–
37,9 m.
3. Reaksi oksidasi siklik dari FeAlCr berpori pada 600
menunjukkan karakteristik dua tahap: oksidasi awal dan
stabil. Pada tahap awal, oksidasi pertambahan berat badan
meningkat seiring waktu karena banyaknya luas permukaan
spesifik bahan berpori. Selama tahap stabil, oksidasi terjadi
mengikuti hukum linier, dan ukuran pori maksimum pada
dasarnya tetap konstan.

Gambar 3. Struktur mikro senyawa intermetalik FeAlCr berpori yang


teroksidasi pada suhu konstan 600 C selama 100 jam dengan kandungan
Cr berbeda: (a) FeAl-5wt, (b)
%Cr FeAl-10 wt%Cr, (c) FeAl-15 wt%Cr, (d) FeAl-20 wt%Cr

Gambar 3 menunjukkan bahwa dibandingkan dengan


intermetalik FeAl berpori senyawa, efek sinergis unsur Al dan
Cr sangat meningkat ketahanan oksidasi FeAlCr dengan poros
pada suhu tinggi.
1. Oksidasi pertambahan berat badan meningkat seiring waktu
Kekuatan Penelitian karena banyaknya luas permukaan spesifik bahan berpori
pada tahap awal.
1. Senyawa intermetalik FeAlCr berpori yang teroksidasi pada
Kelemahan Penelitian
suhu konstan 600 C selama 100 jam

Anda mungkin juga menyukai