Anda di halaman 1dari 17

Volume 06, Nomor 02, Desember 2017

Hal 185 - 201

PENGARUH BUDAYA KAIZEN TERHADAP KINERJA KARYAWAN


PT. INDOSPRING, Tbk DI GRESIK

Dini Kusumaningrum, Muhtadin

ABSTRACT

This study aims to determine and clarify the picture of the


implementation of Kaizen culture, and employee performance in PT.
Indospring, Tbk effect of applying Kaizen Culture the performance of
employees at PT. Indospring, Tbk: this type of research used in this
research is explanatory research with quantitative approach variables
in this research is the application of Culture Kaizen as an independent
variable, and the employee’s performance as the dependent variable this
study uses data printer is the form of the answers to the questionnaire
and secondary data Through documents. Data analysis method used
is descriptive analysis. The result of descriptive analysis shows that
there is significant influence between Kaizen Culture implementation
variables. There is a significant influence between the variables of
cultural implementation of Kaizen culture on employee performance.
Keywords : Kaizen Culture, Employee Performance.

PENDAHULUAN juga untuk mewujudkan kesadaran mutu


(quality awareness) (Heizer and Render,
Di dalam industri Kaizen merupakan 2009). 5S adalah sebuah pendekatan
suatu strategi yang dipergunakan dalam mengatur lingkungan kerja, yang
untuk melakukan peningkatan secara pada intinya berusaha mengeliminasi
terus menerus kearah yang lebih baik waste sehingga tercipta lingkungan
terhadap proses produksi, kualitas kerja yang efektif, efisien dan produktif
produk, pengurangan biaya operasional, (Osada, 2011).Seiri artinya membereskan
mengurangi pemborosan hingga tempat kerja, Seiton berarti menyimpan
peningkatan keamanan kerja. dengan teratur, Seiso berarti memelihara
Program 5S (Seiri, Seiton, Seiso, tempat kerja supaya tetap bersih,Seiketsu
Seiketsu dan Shitsuke) merupakan berarti kebersihan pribadi, Shitsuke
dasar bagi mentalitas karyawan untuk berarti disiplin,dengan selalu mentaati
melakukan perbaikan (improvement) dan prosedur ditempat kerja. Di Indonesia 5S

185
Volume 06, Nomor 02, Desember 2017

diterjemahkan menjadi 5R, yaitu Ringkas, organisasi kepada karyawan untuk terus
Rapi, Resik, Rawat dan Rajin. meningkatkan kinerjanya dan memperoleh
5S merupakan metode yang terdiri prestasi yang gemilang. Hal inilah yang
dari beberapa tahap untuk mengatur membuat peneliti tertarik untuk mengkaji
kondisi tempat kerja yang berdampak apakah seiri, seiton, seiso, seiketsu,
langsung terhadap peningkatan shitsuke, dan budaya Kaizen (seiri, seiton,
kualitas, efisiensi, mempercepat seiso, seiketsu, shitsuke) secara simultan
penyelesaian tugas sebelum jatuh tempo, berpengaruh terhadap kinerja karyawan
mengurangi pemborosan, efektivitas, PT. Indospring, Tbk.
produktivitas, dan keselamatan kerja
dengan menciptakan lingkungan kerja METODE PENELITIAN
yang lebih aman dan menyenangkan.
Salah satu faktor dalam meningkatkan Dalam setiap penelitian
kinerja karyawan adalah dengan cara yang akan dilakukan, terlebih dahulu harus
menciptakan budaya kerja yang kuat. ditentukan jenis dan metode yang akan
PT. Indospring, Tbk adalah perusahaan digunakan, sehingga tujuan dari penelitian
manufactur di Gresik memerlukan kinerja itu tercapai. Adapun jenis penelitian
karyawan yang baik dan berkualitas dalam yang digunakan penulis dalam penelitian
memberikan pelayanan kepada konsumen ini adalah deskriptif dan pendekatan
dan pelanggannya. Perusahaan ini adalah kuantitatif. Data yang akan diperoleh
perusahan industri yang bergerak dalam dari hasil kuesioner yang akan disebar
bidang otomotif dengan produk pegas kemudian disusun, kemudian dianalisis
atau spring otomotif, yang terdiri dari berdasarkan teori dan konsep yang
leaf spring (pegas daun) dan coil spring mendukung dan ditarik kesimpulannya,
(pegas spiral atau pegas ulir) yang sehingga dapat mengetahui hasil dari
diproduksi dengan proses dingin maupun penelitian ini. Untuk memperoleh data-
panas, dengan lisensi dari Mitsubishi Steel data yang diperlukan dalam penelitian
Manufacturing, Jepang. Perasaan puas ini, maka penelitian dilakukan di PT.
yang dirasakan konsumen atau pelanggan Indospring, Tbk yang berlokasi di Jalan
mencerminkan bahwa karyawan sudah Mayjen Sungkono No: 10 Gresik Provinsi
menunjukkan kinerja yang baik dalam Jawa Timur.
memberikan pelayanan.
Definisi Operasional Variabel
Dalam mencapai tingkat
keberhasilan kinerja karyawan maka Sebagai pembatasan permasalahan
manajemen PT. Indospring, Tbk perlu serta variabel yang digunakan untuk
menerapkan budaya Kaizen. Dengan memanfaatkan model yang ada, perlu
adanya budaya Kaizen maka perusahaan dikemukakan kriteria pengukuran variabel
bisa menambah nilai produktivitas yang telah ditentukan yaitu :
sehingga perusahaan akan dapat bersaing 1. Seiri atau pemilihan (X1)
dengan perusahaan pegas lainnya dalam 2. Seiton atau penataan (X2)
kualitas tenaga kerja maupun kualitas 3. Seiso atau pembersihan (X3)
mutu produk. Budaya Kaizen dapat 4. Seiketsu atau pemantapan/perawatan
memberikan motivasi yang luar biasa bagi (X4)
karyawan untuk memberikan kemampuan 5. Shitsuke atau pembiasaan (X5)
terbaiknya dalam memanfaatkan 6. Kinerja karyawan (Y),
kesempatan yang diberikan oleh

186
Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan
PT. Indospring, Tbk di Gresik

Indikator Variabel Penelitian orang dengan menggunakan standar


Pengukuran instrumen yang deviasi sebesar 10%, maka jumlah sampel
dipakai dalam penelitian ini menggunakan dari penelitian ini adalah 94 responden.
skala Likert dengan pengisian kuesioner
yang disusun dalam bentuk kalimat Metode Analisis Data
pertanyaan dan responden diminta mengisi Uji Validitas
daftar pertanyaan tersebut dengan cara Dalam pengujian validitas
memberi tanda silang ( X ) pada lembar instrumen penelitian, dilakukan dengan
jawaban kuesioner. Jawaban setiap item cara memasukkan butir-butir hasil
instrumen yang digunakan skala Likert jawaban responden untuk masing-masing
mempunyai gradasi dari sangat positif variabel ke dalam perhitungan reliability
sampai sangat negatif, yang dapat berupa analysis program SPSS.Kemudian nilai r
kata-kata, antara lain : hasil perhitungan dibandingkan dengan
Sangat Setuju = Skor 5 nilai rtabel dalam tabel signifikasi 5%, jika
Setuju = Skor 4 rhitung lebih besar dari rtabel maka valid.
Ragu-ragu = Skor 3 Menurut Sugiyono (2014:126), jika nilai
Tidak Setuju = Skor 2 korelasi lebih besar dari 0,3 maka hasil
Sangat tidak Setuju = Skor 1 instrumen penelitian yang dilakukan
adalah valid.
Selanjutnya dari keseluruhan nilai Mencari rhitung dapat ditentukan
yang dikumpulkan akan dijumlahkan. dengan rumus sebagai berikut:
Seluruh skor yang diperoleh kemudian
dilakukan perhitungan regresi untuk
mencari pengaruh antar variabel.

Populasi Dimana ;
Populasi adalah keseluruhan rxy = Koefisien korelasi untuk variable x
objek penelitian, dalam hal ini dan y atau nilai validitas
populasinya adalah seluruh karyawan n = Banyaknya sampel
PT.Indospring, Tbk yang berjumlah 1600 y = Skor total atau total variabel
orang. Pengambilan jumlah sampel pada x = Skor kuesioner atau item
penelitian ini mengacu pada rumus Slovin
(dalam Umar 2007:78) yaitu : Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan
untuk mengetahui adanya konsistensi
alat ukur dalam penggunaannya. Atau
dengan kata lain alat ukur tersebut
Dimana :
mempunyai hasil yang konsisten apabila
n = Jumlah sampel
digunakan berkali-kali pada waktu yang
N = Jumlah populasi
berbeda. Kuesioner dikatakan reliabel
e = Standar deviasi/kesalahan pengambilan
jika dapat memberikan hasil relatif sama
sampel yang masih dapat ditolelir
pada saat dilakukan pengukuran kembali
(10%)
pada obyek yang berlainan pada waktu
yang berbeda atau memberikan hasil
Berdasarkan rumus diatas, jika
yang tetap.
diketahui jumlah populasi adalah 1600

187
Volume 06, Nomor 02, Desember 2017

Uji reliabilitas dilakukan dengan antara anggota serangkaian data observasi


rumus cronbach alpha sebagai berikut: yang diurutkan menurut waktu (time
series) atau ruang (cross sectional).
Hal ini mempunyai arti bahwa suatu
tahun tertentu dipengaruhi oleh tahun
sebelumnya atau dipengaruhi oleh series
dan cross sectional menyebabkan uji
Apabila koefisien  Cronbach F dan uji t menjadi tidak akurat. Gejala
Alpha  (ri)≥0,7 maka dapat dikatakan autokorelasi mengakibatkan hasil analisis
instrumen tersebut reliabel (Johnson & regresi tidak lagi efisien atau varian
Christensen, 2012). tidak lagi maksimum. Untuk mengetahui
ada atau tidaknya autokorelasi, dapat
Dimana : dilakukan uji “Durbin Watson” dengan
ri = Reliabilitas instrumen ketentuan berikut:
K = Jumlah item dalam instrumen
Pi = Proporsi banyaknya subyek yang D - W < 1,08 = ada autokorelasi
menjawab pada item 1 1,08 ≤ D - W ≤ 1,66 = tanpa kesimpulan
1,66 ≤ D - W ≤ 2,34 = tidak ada
Uji Asumsi Klasik autokorelasi
2,34 ≤ D - W ≤ 2,92 = tanpa kesimpulan
Asumsi - asumsi model klasik D - W > 2,92 = ada autokorelasi
dimaksudkan untuk menguji dan
mendeteksi ada tidaknya auto korelasi, 3. Uji Heteroskedastisitas
multikolinearitas dan heteroskedastisitas,
Uji heterokedatisitas bertujuan
karena apabila terjadi penyimpangan
menguji apakah dalam model regresi
terhadap asumsi klasik tersebut uji t dan uji
terjadi ketidaksamaan variance dari
F dilakukan sebelumnya menjadi tidak valid
residual satu pengamatan ke pengamatan
dan secara statistik dapat mengacaukan
yang lain. Statistik dasar dalam pengujian
kesimpulan yang diperoleh.
heterokedatisitas dalam satu regresi dapat
dilakukan dengan pengujian korelasi
1. Uji Normalitas
Rank Spearman (RS) dasar analisisnya
Uji normalitas digunakan untuk adalah :
mengetahui apakah suatu data mengikuti
sebaran normal atau tidak. Pedoman 1. Apabila nilai signifikan hitung (sig)
dalam pengambilan keputusan apakah > tingkat signifikan α = 0,05 maka
sebuah distribusi data mengikuti distribusi H0 diterima, berarti tidak terjadi
normal adalah : heterokedatisitas
2. Apabila nilai signifikan (sig) < tingkat
a. Jika nilai signifikan (nilai
signifikan α = 0,05 maka H0 ditolak,
probabilitasnya) lebih kecil dari 5%,
berarti tidak terjadi heterokedatisitas
maka distribusi adalah tidak normal.
b. Jika nilai signifikan (nilai Selain itu, gejala heteroskedastisitas
probabilitasnya) lebih besar dari 5%, terjadi sebagai akibat ketidaksamaan data,
maka distribusi adalah normal. atau bervariasinya data yang diteliti. Salah
satu cara untuk mendeteksi kemungkinan
2. Uji Autokorelasi terjadinya gejala tersebut adalah dengan
Pengujian autokorelasi dimaksudkan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
untuk mengetahui apakah terjadi korelasi scatterplot diagram, di mana sumbu

188
Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan
PT. Indospring, Tbk di Gresik

X adalah Y yang telah di prediksi, dan angka 1 maka dinyatakan tidak terjadi
sumbu X adalah residual yang telah multikolinearitas.
distudentized. Dasar pengambilan
keputusan berdasarkan scatterplot Analisis Regresi Berganda
diagram adalah: Analisis ini bertujuan untuk
1. Jika ada pola tertentu, seperti mengetahui hubungan dan pengaruh
titik - titik (poin - poin) yang ada antara dua variabel, dalam penelitian ini
membentuk suatu pola tertentu yang digunakan model regresi sebagai berikut
teratur (bergelombang, melebar (2011,Sugiyono:277) :
kemudian menyempit), maka telah
terjadi heteroskedastisitas. Y = a +b1 X1 + b2 X2 +........+bi Xi + e
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta
titik - titik menyebar di atas dan di Dimana :
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka Y = Variabel terikat (kinerja karyawan)
tidak terjadi heteroskedastisitas. Xi = Variabel bebas (budaya organisasi)
bi = Parameter arah
4. Uji Multikolinieritas e = Standard error
Uji multikolinearitas bertujuan Uji Hipotesis
untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel Hipotesis penelitian diuji dengan
bebas (independen). Model regresi yang menggunakan analisis regresi linierdengan
baik seharusnya tidak terjadi korelasi menggunakan uji–F, uji–t dan koefisien
antara variabel independen. Salah determinan. Metode analisis regresi linear
satu cara untuk mengetahui adanya berganda berfungsi untuk mengetahui
multikolinearitas adalah dengan melihat pengaruh atau hubungan dari variabel
variance inflation factor (VIF), yaitu: bebas dengan variabel terikat. Pengolahan
data akan dilakukan denganmenggunakan
1. Jika VIF > 10, maka terjadi alat bantu aplikasi software SPSS for
multikolinearitas windows. Model persamaan regresi
2. Jika VIF < 10, maka tidak terjadi untuk menguji hipotesis, dengan formula
multikolinearitas sebagai berikut:

Multikolinieritas menunjukkan Y = a + b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5


adanya korelasi antar variabel bebas dalam
persamaan regresi yang menyebabkan Keterangan:
standart error menjadi tinggi dan sensitif Y = Skor dimensi variabel kinerja
terhadap perubahan data, sehingga karyawan
koefisien regresi menjadi kurang teliti,dan a = Konstanta atau titik perpotongan
tingkat signifikansi yang salah juga dengan sumbu y, bila x = 0
semakin besar. Cara untuk mengetahui X1 = Skor dimensi variabel pendidikan
ada atau tidaknya gejala multikolinieritas dan latihan
antara lain dengan melihat nilai Variance X2 = Skor dimensi variabel hubungan kerja
Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance X3 = Skor dimensi variabel tempat kerja
yang dihasilkan dari analisis regresi yang X4 = Skor dimensi variabel penyelia
dilakukan. Dimana jika nilai VIF kurang X5 = Skor dimensi variabel kedisiplinan
dari 10 dan nilai tollerance mendekati kerja

189
Volume 06, Nomor 02, Desember 2017

b1 = Koefisien regresi pendidikan dan k = Jumlah variabel


latihan n = Banyaknya sampel
b2 = Koefisien regresi hubungan kerja 2. Dengan hipotesis
b3 = Koefisien regresi tempat kerja
b4 = Koefisien regresi penyelia Fh >Ft maka H0 ditolak dan H1diterima
b5 = Koefisien regresi kedisiplinan kerja Fh < Ft maka H0 diterima dan
H1ditolak
Uji t 3. Nilai kritis yaitu nilai yang didapat
1. Untuk menguji koefisien regresi dari tabel distribusi F dengan
secara parsial guna mengetahui menggunakan tingkat signifikansi 5%
apakah variabel bebas secara individu dimana F tab = F (a : K-1. K (n-1)).
berpengaruh terhadap variabel
terikat digunakan uji t dengan rumus Analisis Korelasi
(Sugiyono:184) : Hubungan antara variabel tersebut
ada dua yaitu hubungan yang positif dan
r n−2 hubungan yang negatif. Ukuran yang
t= dipakai untuk mengetahui kuat atau
1− r2 tidaknya hubungan antara X dan Y disebut
Dimana : koefisien korelasi (r). Nilai koefisien
r = Korelasi produk moment korelasi terdapat dalam batas -1≤ r ≤ 1.
n = Jumlah responden Tanda positif menunjukan adanya korelasi
t = Uji hipotesis (pengaruh) positif atau korelasi langsung,
sedangkan tanda negatif menunjukan
2. Dengan hipotesis adanya korelasi (pengaruh) negatif atau
Th >Tt maka H0 ditolak dan H1diterima korelasi tidak langsung.
Th < Tt maka H0 diterima dan Untuk mencari nilai korelasinya
H1ditolak penyusun menggunakan rumus korelasi
3. Nilai kritis atau nilai tingkat berdasarkan Pearson Product Moment
signifikansi 5% dimana t tab = t (a / sebagai berikut:
2 : n-k-1).
 n   n  n 
n ∑ X iYi  −  ∑ X i  ∑ Yi 
 i =1   i =1  i =1 
Uji F rxy =

 n  n
2
   n 2  n  
2

n∑ X i −  ∑ X i  n∑ Yi −  ∑ Yi  
2

1. Untuk mengetahui apakah variabel 


 i =1  i =1  
 i =1  i =1  

bebas secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap
Keterangan :
variabel terikat F digunakan rumus
rxy = Koefisien Korelasi
(Sugiyono, 2012 :21) :
ΣXY = Jumlah perkalian variabel x dan y
ΣX = Jumlah nilai variabel x
ΣY = Jumlah nilai variabel y
ΣX2 = Jumlah pangkat dua nilai
variabel x
Dimana : ΣY 2
= Jumlah pangkat dua nilai
F = F hitung selanjutnya dibanding variabel y
F tabel n = Banyaknya Sampel
R = Koefisien determinasi
2

190
Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan
PT. Indospring, Tbk di Gresik

Adapun pedoman untuk Interval


memberikan interpretasi koefisien korelasi Perhitungan interval dari pengaruh
atau seberapa besar pengaruh veriabel- persepsi konsumen dan budaya masyarakat
variabel bebas (Independent) terhadap terhadap keputusan pembelian yang diambil
variabel terikat (Dependent), digunakan adalah dengan cara mengklasifikasikan
pedoman yang dikemukakan oleh menjadi kategori yaitu persepsi konsumen
Sugiyono (2014:242) sebagai berikut : baik dan persepsi konsumen buruk,
budaya masyarakat baik dan budaya
Tabel Pedoman Interpretasi Koefisien masyarakat buruk maka produktifitas baik
Korelasi dan produktifitas buruk. Kriteria buruk
Interval Koefisien Tingkat Hubungan kategorinya adalah dengan memperhatikan
0,00 – 0,199 Sangat Tidak Setuju skoring kuisioner yang ditetapkan dalam
0,20 – 0,399 Tidak Setuju penelitian yaitu skor 1 sebagai nilai
terendah dan skor 5 sebagai nilai tertinggi.
0,40 – 0,599 Ragu-Ragu
Dengan demikian interval menurut Azwar
0,60 – 0,799 Setuju dalam Prasetio (2007:55) setiap kategori
0,80 – 1,000 Sangat Setuju ditetapkan sebagai berikut :

Analisis Determinasi
Setelah korelasi diketahui,
maka selanjutnya adalah menghitung
determinasi, yaitu untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel X1
Jadi intervalnya adalah = 2
(budaya Kaizen), terhadap variabel
Y (kinerja karyawan). Adapun rumus
Dengan interval yang diperoleh
koefisien determinasi adalah sebagai
diatas, maka interval masing-masing
berikut:
variabel sebagai berikut :
Kd = R2 x 100% 3 < 5 = Baik
1 < 3 = Buruk
Keterangan:
Kd : Koefisien determinasi atau seberapa Analisis Crosstab
jauh perubahan variabel terkait Menurut Silalahi (2009:334),
(keputusan pembelian). apabila masalah dan hipotesis tentang
R : Korelasi product moment. adanya hubungan antara dua atau lebih
variabel, kerangka analisisnya akan
Kriteria untuk analisis koefisien menjurus pada usaha menguji ada
determinasi adalah: tidaknya hubungan antara dua atau lebih
1. Jika Kd mendekati nol, maka pengaruh variabel. Kerangka tabel yang digunakan
variabel independent terhadap untuk tujuan ini tentu saja memuat dua
variabel dependent lemah. atau lebih unsur atau lebih variable
2. Jika Kd mendekati satu, maka pengamatan yang disusun dalam satu
pengaruh variabel independent tabel yang disebut tabel silang, kadang-
terhadap variabel dependent kuat. kadang tabel kontigensi (contingency
table).

191
Volume 06, Nomor 02, Desember 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Responden Berdasarkan Tingkat


Pendidikan
PT. Indospring, Tbk adalah Pendidikan Jumlah Persentase
perusahan industri yang bergerak dalam
SLTP sederajat 8 8,5%
bidang otomotif dengan produk pegas
atau spring otomotif, yang terdiri dari SLTA sederajat 86 91,5%
leaf spring (pegas daun) dan coil spring Akademi sederajat 0 0%
(pegas spiral atau pegas ulir) yang S-1 0 0%
diproduksi dengan proses dingin maupun
Total 94 100%
panas, dengan lisensi dari Mitsubishi
Steel Manufacturing, Jepang.
Tabel Responden Berdasarkan Masa
Deskripsi Responden kerja
Masa kerja Jumlah Per sentase
Responden pada penelitian ini
sebanyak 94 orang. Jumlah sampel yang 0-5 tahun 13 13,8 %
didapat berdasarkan rumus Slovin. Data 6-10 tahun 58 61,7%
populasi diperoleh dari data karyawan 11-15 tahun 15 16%
yang diperoleh dari departemen HRD
16-20 tahun 8 8,5%
PT Indospring, Tbk yang diberi nomor
1 sampai dengan 94 orang. Setiap Total 94 100%
responden diberi kuesioner untuk
memberikan jawaban atas pertanyaan Variabel Penelitian Berdasarkan
yang telah disediakan. Analisis deskriptif Karateristik Responden
responden dalam penelitian ini akan Instrumen yang digunakan dalam
mendeskriptifkan data karakteristik penelitian ini adalah kuesioner, jumlah
responden berdasarkan usia, tingkat pernyataan berupa 12 butir pernyataan
pendidikan, masa kerja dan alasan untuk variabel X dan 3 pernyataan untuk
mengikuti Budaya Kaizen. Pengungkapan variabel Y, jumlah seluruh pernyataan
analisis deskriptif responden dalam adalah 15 butir. Hasil olahan data primer
bentuk data persentase. yang merupakan deskriptif penelitian
berdasarkan pernyataan yang telah
Tabel Responden Berdasarkan Usia diberikan terhadap budaya kaizen.
Usia Jumlah Persentase 1. Deskripsi jawaban responden
17 – 25 Tahun 16 17% berdasarkan indikator Seiri diketahui
bahwa penilaian responden terhadap
26 – 30 Tahun 57 60,6% indikator Seiri adalah sebesar 4,29,
dengan rata-rata tersebut, maka
31 – 35 Tahun 14 14,9%
responden setuju dengan pernyataan
36 – 40 Tahun 6 6,4% di atas, dengan pengertian para
karyawan percaya bahwa melalui
41 – 45 Tahun 1 1,1%
Budaya Kaizen maka kinerja
Total 94 100% karyawan meningkat.
2. Deskripsi jawaban responden
berdasarkan indikator Seiton terlihat
bahwa pernyataaan yang diberikan

192
Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan
PT. Indospring, Tbk di Gresik

kepada responden ditanggapi dengan 2. Deskripsi jawaban responden


baik dan hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan indikator kualitas dapat
responden menganggapseiton yang dideskripsikan bahwa responden
benar akan membuat kinerja karyawan setuju bahwa dengan 5-S karyawan
akan semakin baik, sehingga akan bisa membuat produk yang baik
menaikan nilai dari produktivitas. dan berkualitas . Hal ini dinyatakan
Hal ini bisa dilihat rata-rata indikator dengan rata-rata nilai indikator diet
Seiton sebesar 4,58. buruh 4,54.
3. Deskripsi jawaban responden 3. Deskripsi jawaban responden
berdasarkan indikator Seiso dapat berdasarkan indikator ketepatan
dilihat bahwa responden menilai waktu dapat dideskripsikan bahwa
Budaya Kaizen membuat disiplin responden setuju bahwa 5-S karyawan
kerja karyawan meningkat sehingga melakukan tugasnya dengan
tempat kerja menjadi nyaman. Hal ketepatan waktu sesuai standar yang
ini ditunjukkan dengan penilaian telah ditetapkan perusahaan. Hal ini
responden terhadap indikator tampilan dinyatakan dengan rata-rata nilai
sebesar 4,44. indikator tunjangan sosial 4,45.
4. Deskripsi jawaban responden
berdasarkan indikator seiketsu bahwa Uji Validitas dan Reliabilitas
bisa dikatakan responden setuju Validitas merupakan alat
dengan pernyataan-pernyataan di atas ukur yang digunakan untuk menguji
terkait Seiketsu. Mayoritas responden instrumen dalam sebuah penelitian
menyatakan bahwa bolos kerja yang dilakukan korelasi bivariate antara
mempengaruhi kinerja , sehingga bisa masing-masing skor indikator dengan
mempengaruhi nilai produktivitas total skor konstrak. Adapun hasil SPSS
. Hal tersebut bisa dilihat dari rata- versi 18.00 forwindow untuk uji validitas
rata nilai pada indikator bolos kerja terhadap instrumen data kuesioner
menunjukan angka 4,22. didapat hasil uji validitas instrumen
5. Deskripsi jawaban responden variabel produktivitas didapatkan r
berdasarkan indikator shitsuke hitung >nilai r kritis (0,3). Jadi seluruh
bahwa karyawan menyetujui bahwa butir pertanyaan dari variabel keputusan
shitsuke bisa memotivasi karyawan pembelian terbukti valid, semua butir
agar kinerja karyawan bisa lebih pertanyaan tersebut dapat digunakan dan
baik , hal tersebut bisa dilihat dari dapat dipercaya.
nilai rata-rata indikator keluhan kerja
sebesar 4,48. Setelah dilakukan uji validitas,
maka dilakukan uji reliabilitas yang
Variabel Kinerja bertujuan untuk mengetahui tingkat
reliabel suatu alat ukur. Setelah dilakukan
1. Deskripsi jawaban responden uji reliabilitas dengan menggunakan
berdasarkan indikator kuantitas dapat program SPSS versi 18.00 for windows
dideskripsikan bahwa responden terhadap variabel-variabel penelitian
setuju bahwa kuantitas yang tinggi yang digunakan, hasilnya dapat dilihat
bisa dilakukan oleh karyawan dengan pada tabel dibawah ini:
baik. Hal ini dinyatakan dengan rata-
rata nilai indikator 4,24

193
Volume 06, Nomor 02, Desember 2017

Tabel Hasil Uji Reliabilitas Berdasarkan persamaan regresi di


Cronbach atas dapat dijelaskan bahwa:
Variabel R Tabel Keterangan
Alpha 1. Konstanta (a) sebesar 6,616
Seiri 0,741 0,60 Reliabel menyatakan bahwa jika Budaya
Kaizen (X) sama dengan nol maka
Seiton 0,782 0,60 Reliabel
Produktivitas (Y) sebesar 6,616.
Seiso 0,817 0,60 Reliabel 2. Nilai koefisien regresi (b) variabel
Seiketsu 0,712 0,60 Reliabel Seiri (X1) adalah sebesar 0,246 artinya,
jika Seiri (X2) berubah 1% maka
Shitsuke 0,708 0,60 Reliabel
variabel kinerja (Y) akan berubah
Kinerja 0,765 0,60 Reliabel 0,246 satuan. Tanda positif pada
nilai koefisien regresi melambangkan
Analisis Regresi Linier Berganda hubungan yang searah antara X2 dan
Y, artinya peningkatan variabel Seiri
Berdasarkan hasil pengolahan
akan menyebabkan peningkatan pada
data melalui program SPSS version
variabel kinerja.
18.00 for windows, dengan menggunakan
program analisis regresi sederhana, maka 3. Nilai koefisien regresi (b) variabel
didapatkan hasil sebagai berikut: Seiton (X2) adalah sebesar 0,092 maka
diartikan hubungan antara seiridengan
Tabel Hasil Analisis Regresi Linier kinerjatidak searah.
Berganda 4. Nilai koefisien regresi (b) variabel
Coefficientsa Seiso (X3) adalah sebesar 0,165 artinya,
Model Unstandardized Standardized T Sig.
jika Seiso (X3) berubah 1% maka
Coefficients Coefficients variabel kinerja (Y) akan berubah
B Std. Beta 0,165 satuan. Tanda positif pada
Error nilai koefisien regresi melambangkan
6,616 2,095 3,158 ,002 hubungan yang searah antara X2 dan
(Constant)
Y, artinya peningkatan variabel Seiso
,246 ,116 ,229 2,123 ,037 akan menyebabkan peningkatan pada
TOTALX1
variabel kinerja.
TOTALX2
-,092 ,139 -,069 -,663 ,509 5. Nilai koefisien regresi (b) variabel
Seiketsu (X4) adalah sebesar -0,121
,165 ,164 ,114 1,008 ,316 maka diartikan hubungan antara
TOTALX3
seiketsu dengan kinerjatidak searah.
TOTALX4
-,121 ,183 -,075 -,663 ,509 6. Nilai koefisien regresi (b) variabel
Shitsuke (X5) adalah sebesar 0,284
TOTALX5 ,284 ,130 ,251 2,183 ,032 artinya, jika Seiso (X5) berubah
a. Dependent Variable: TOTALY6 1% maka variabel kinerja (Y)
b Dependent Variable: Kinerja Karyawan akan berubah 0,284 satuan. Tanda
positif pada nilai koefisien regresi
Dari tabel di atas, maka dapat melambangkan hubungan yang searah
dibuat persamaan regresi linier sederhana antara X2 dan Y, artinya peningkatan
sebagai berikut: variabel Shitsuke akan menyebabkan
peningkatan pada variabel kinerja.

194
Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan
PT. Indospring, Tbk di Gresik

KoefisienKorelasi dan Koefisien variabel pengganggu masing-masing


Determinasi variabel bebas saling mempengaruhi.
Untuk mengetahui besarnya Adapun hasil pengujian autokorelasi
pengaruh antara variabel independent adalah sebagai berikut:
terhadap variabel dependent, maka
Tabel Uji Autokorelasi
digunakan analisis koefisien korelasi, Model Summaryb
sedangkan koefisien determinasi
Model R R Adjusted Std. Durbin-
bertujuan untuk mengukur seberapa jauh Square R Square Error Watson
kemampuan model dalam menerangkan of the
Estimate
variasi variabel terikat.
1 ,352a ,124 ,074 1,20333 2,001

Tabel Model Summary a. Predictors: (Constant), X5, X1, X2, X3, X4


Model R R Adjusted Std. Error b. Dependent Variable: Y
Square R Square of the
Estimate
1 ,393a ,154 ,106 1,19237 Diketahui nilai dL = 1,5542
dan dU = 1,7776 (n = 94, variabel
a. Predictors: (Constant), TOTALX5, TOTALX1,
TOTALX2, TOTALX3, TOTALX4
independen = 5) dan taraf signifikansi
b Predictors: (Constant), 5%). Maka dari itu hasil tersebut
menjadi 1,6518 > 1,326 maka tidak
1. R sebesar 0,393 artinya hubungan terjadi autokorelasi.
antara variabel bebas variasi produk
terhadap variabel Budaya Kaizen 2. Uji Multikolinearitas
yaitu sebesar 39,3%. Untuk mendeteksi adanya
2. Nilai R Square yang diperoleh multikolinearitas dapat dilihat dari Value
adalah sebesar 0,154 atau 15,4%. Inflaction Factor(VIF). Apakah nilai VIF
Angka tersebut memberikan arti > 10 maka terjadi multikolinearitas. Dan
bahwa perubahan kinerja dipengaruhi sebaliknya apabila VIF < 10 maka tidak
oleh Budaya Kaizen (5-S) sebesar terjadi multikolinearitas.
15,4%, sedangkan sisanya sebesar Dari hasil pengujian
84,6% dipengaruhi faktor lain di luar multikolinearitas yang dilakukan,
pembahasan ini. bahwa nilai Variance Inflation
Factor(VIP) kedua variabel, yaitu lebih
Uji Asumsi Klasik kecil dari 10, sehingga bisa diduga
1. Uji Autokorelasi bahwa tidak ada multikolinearitas
antara variabel independen dalam
Pengujian ini dilakukan untuk
model regresi.
menguji suatu model apakah antara
Tabel Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 17,181 7,258 2,367 ,021
Etos ,238 ,127 ,228 1,866 ,067 1,000 1,000
Budaya ,293 ,118 ,304 2,484 ,016 1,000 1,000
a. Dependent Variable: Kinerja

195
Volume 06, Nomor 02, Desember 2017

3. Uji Normalitas menghasilkan grafik pola penyebaran titik


Pengujian normalitas dilakukan (scatterplot) seperti tampak pada gambar
dengan menggunakan pengujian grafik berikut.
P.P Plot untuk pengujian residual model
regresi yang tampak pada gambar
berikut.

Scatterplot Untuk Kinerja

Gambar diatas menunjukkan


bahwa tidak ada pola yang jelas, di mana
titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, sehingga model
regresi linier berganda yang dihasilkan
tidak terjadi heteroskedastisitas.

5. Uji-t (Parsial)
Pembuktian hipotesis koefisien
secara individu (parsial) digunakan uji-t
yaitu untuk mengatahui pengaruh variabel
bebas secara parsial atau individu terhadap
variabel terikat dalam satu model. Hasil t
hitung didapat dari program SPSS versi
17.00 for Windows.
Grafik normal probability plot
Tabel Coefficientsa
menunjukkan bahwa data penyebar
Model Unstandardized Standardized T Sig.
disekitar garis diagonal. Maka model Coefficients Coefficients
regresi memenuhi asumsi normalitas.
B Std. Beta
Error
4. Uji Heteroskedastisitas
(Constant) 6,616 2,095 3,158 ,002
Uji heteroskedastisitas bertujuan
TOTALX1 ,246 ,116 ,229 2,123 ,037
untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian TOTALX2 -,092 ,139 -,069 -,663 ,509
dari suatu pengamatan kepengamatan TOTALX3 ,165 ,164 ,114 1,008 ,316
lain cara mendeteksinya adalah dengan
TOTALX4 -,121 ,183 -,075 -,663 ,509
melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik Scatterplot antara SRESID dan TOTALX5 ,284 ,130 ,251 2,183 ,032
ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang a. Dependent Variable: TOTALY6
telah diprediksi. Uji heteroskedastisitas

196
Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan
PT. Indospring, Tbk di Gresik

Dari hasil perhitungan regresi karyawan tidak memperdulikan


dengan menggunakan program SPSS kebersihan di area sekitarnya.
versi 17.00 for windows, diperoleh Dari hasil perhitungan regresi
nilai t hitung X1 sebesar 2,123 dengan dengan menggunakan program SPSS versi
tingkat p value sebesar 0,002. Dengan 17.00 for windows, diperoleh nilai t hitung
menggunakan batas signifikansi α = 0,05 X4 sebesar -0,663 dengan tingkat p value
dan f untuk pembilang N1 = 94 – 6 = 88 serta sebesar 0,509. Dengan menggunakan
df untuk penyebut N2= 6 -1 = 5 didapat t batas signifikansi α = 0,05 dan df untuk
tabel sebesar 1,986 . Dari hasil tersebut pembilang N1= 94 – 6 = 88 serta df
maka t hitung > t tabel yang artinya H0 untuk penyebut N2= 6 – 1 = 5 didapat t
ditolak dan H1 diterima. Berarti variabel tabel sebesar 1,986 . Dari hasil tersebut
Seiri mempunyai pengaruh yang positif maka t hitung > t tabel yang artinya H0
dan signifikan dalam meningkatkan ditolak dan H1diterima. Berarti variabel
kinerja, yang berarti bahwa semakin Seiketsutidak mempunyai pengaruh
baik Seirimaka kinerja karyawan di PT yang signifikan dalam meningkatkan
Indospring, Tbk semakin baik. kinerja PT Indospring, Tbk, hal ini
Dari hasil perhitungan regresi dikarenakan karyawan tidak merawat
dengan menggunakan program SPSS versi barang dan perlengkapan yang lainnya
17.00 for windows, diperoleh nilai t hitung diareasekitarnya.
X2sebesar -663 dengan tingkat p value Dari hasil perhitungan regresi
sebesar 0,037. Dengan menggunakan dengan menggunakan program SPSS
batas signifikansi α = 0,05 dan df untuk versi 17.00 for windows, diperoleh
pembilang N1= 94 – 6 = 88 serta df nilai t hitung X5 sebesar 2,183 dengan
untuk penyebut N2= 6 – 1 = 5 didapat t tingkat p value sebesar 0,032. Dengan
tabel sebesar 1,986. Dari hasil tersebut menggunakan batas signifikansi α = 0,05
maka t hitung > t tabel yang artinya H0 dan df untuk pembilang N1= 94 – 6 = 88
ditolak dan H1 diterima. Berarti variabel serta df untuk penyebut N2= 6 - 1 didapat
seiton tidak mempunyai pengaruh yang t tabel sebesar 1,986 . Dari hasil tersebut
signifikan dalam meningkatkan kinerja maka t hitung > t tabel yang artinya H0
PT Indospring, Tbk, hal ini dikarenakan ditolak dan H1 diterima. Berarti variabel
karyawan tidak memperdulikan kerapian shitsuke mempunyai pengaruh yang
di area sekitarnya. positif dan signifikan dalam meningkatkan
Dari hasil perhitungan regresi kinerja,yang berarti bahwa semakin
dengan menggunakan program SPSS versi baikShitsukemaka kinerja karyawan di
17.00 for windows, diperoleh nilai t hitung PT Indospring, Tbk semakin baik.
X3 sebesar 1,008 dengan tingkat p value
sebesar 0,509. Dengan menggunakan 6. UJI F
batas signifikansi α = 0,05 dan df untuk Untuk mengetahui apakah variabel
pembilang N1 = 94 – 6 = 88serta df bebas secara bersama-sama berpengaruh
untuk penyebut N2= 6 – 1 = 5 didapat t signifikan terhadap variabel terikat F
tabel sebesar 1,986. Dari hasil tersebut digunakan rumus (Sugiyono, 2012 :21) :
maka hitung > t tabel yang artinya H0
ditolak dan H1 diterima. Berarti variabel Dari hasil perhitungan regresi
Seisotidak mempunyai pengaruh yang diperoleh nilai F hitung sebesar 3,215
signifikan dalam meningkatkan kinerja dengan tingkat p value sebesar 0,000.
PT Indospring, Tbk, hal ini dikarenakan Dengan menggunakan batas signifikansi

197
Volume 06, Nomor 02, Desember 2017

α = 0,05 dan df untuk pembilang N1= 94 menjawab positif sebanyak 86 responden.


– 6 = 88 serta df untuk penyebut N2 = 6 Sedangkan jawaban negatif paling banyak
– 1 = 5 didapat t tabel sebesar 2,32 . Dari didapat dari pendidikan SLTA sebanyak 14
hasil tersebut maka F hitung > F tabel responden. Crosstabs Kinerja berdasarkan
yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima. pendidikan dapat disimpulkan bahwa
Berarti ada pengaruh atau signifikan 94 reponden menjawab positif terhadap
antara variabel bebas terhadap variabel pernyaatan, dan pendidikan SLTA paling
terikat, yang berarti bahwa secara bersama banyak menjawab positif sebanyak 86
– sama variabel 5-S memiliki pengaruh responden. Sedangkan jawaban negatif
terhadap Y. paling banyak didapat dari pendidikan
SLTA sebanyak 6 responden. Sedangkan
Tabel 4.20 responden sebanyak 80 menjawab positif
ANOVAa terhadap pernyaatan, dan pendidikan
Model Sum of Df Mean F Sig. masa kerja 11-15 tahun paling banyak
Squares Square
menjawab positif sebanyak 26 responden.
Regression 22,855 5 4,571 3,215 ,010b Sedangkan jawaban negatif paling
Residual 125,113 88 1,422 banyak didapat dari masa kerja 11-15
Total 147,968 93 tahun sebanyak 14 responden. Crosstabs
dari kinerja berdasarkan masa kerja
a. Dependent Variable: TOTALY6
dapat disimpulkan bahwa 94 reponden
b. Predictors: (Constant), TOTALX5, TOTALX1, TOTALX2,
TOTALX3, TOTALX4
menjawab positif terhadap pernyaatan ,
dan pendidikan masa kerja 6 -10 tahun
paling banyak menjawab positif sebanyak
7. Skala Interval
58 responden.
Dari skala interval didapat
disimpulkan bahwa 12 pernyataan Pembahasan
tentang variabel Budaya Kaizen yang
diajukan pada 94 responden, rata-rata Berdasarkan penelitian dan
mereka menyujui pernyataan terbut. Hal analisis yang peneliti lakukan dengan
tersebut bisa dilihat dari nilai masing- menggunakan alat bantu SPSS versi
masing pernyataan yang semua bernilai 17.000 for windows, maka peneliti dapat
diatas skor 4 dengan total rata-rata 4,43. menyimpulkan hasil dari penelitian ini,
Sementara skala interval 3 pernyataan sebagai berikut:
tentang variabel kinerja karyawan yang 1. Berdasarkan tabel validitasdiatas
diajukan pada 94 responden, rata-rata di ketahui bahwa nilai setiap item
mereka menyetujui pernyataan tersebut. pertanyaan pada variabel Budaya
Hal tersebut bisa dilihat dari nilai masing- Kaizen (5–S) dan variabel kinerja
masing pernyataan yang semua bernilai pada kolom koefisien korelasi (r
diatas skor 4 dengan total rata-rata 4,41. hitung) > nilai r kritis (0,3), sehingga
setiap item dinyatakan valid serta
8. Crosstabs semua butir pertanyaan tersebut dapat
Crosstabs responden berdasarkan digunakan dan dapat dipercaya.
usia 94 reponden menjawab positif 2. R sebesar 0,393 artinya hubungan
terhadap pernyaatan, dan dari rentan usia antara variabel bebas variasi produk
26-30 tahun paling banyak menjawab terhadap variabel Budaya Kaizen yaitu
positif sebanyak 57 responden. Dari sebesar 39,3% dan nilai R Square yang
sisi pendidikan SLTA paling banyak diperoleh adalah sebesar 0,154 atau

198
Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan
PT. Indospring, Tbk di Gresik

15,4%. Angka tersebut memberikan N1 = 94 – 6 = 88 serta df untuk


arti bahwa perubahan kinerja penyebut N2 = 6 – 1 = 5 didapat
dipengaruhi oleh Budaya Kaizen(5-S) t tabel sebesar 1,986. Dari hasil
sebesar 15,4%, sedangkan sisanya tersebut maka hitung > t tabel yang
sebesar 84,6% dipengaruhi faktor lain artinya H0 ditolak dan H1 diterima.
di luar pembahasan ini. Berarti variabel Seisotidak
3. Dari hasil perhitungan regresi dengan mempunyai pengaruh yang
menggunakan program SPSS versi signifikan dalam meningkatkan
17.00 for windows, diperoleh nilai t kinerja PT Indospring, Tbk, hal
hitung ini dikarenakan karyawan tidak
a. X1 sebesar 2,123 dengan tingkat memperdulikan kebersihan
p value sebesar 0,002. Dengan diareasekitarnya.
menggunakan batas signifikansi d. X4 sebesar -0,663 dengan tingkat
α = 0,05 dan f untuk pembilang p value sebesar 0,509. Dengan
N1 = 94 – 6 = 88 serta df untuk menggunakan batas signifikansi
penyebut N2 = 6 -1 = 5 didapat α = 0,05 dan df untuk pembilang
t tabel sebesar 1,986 . Dari hasil N1= 94 – 6 = 88 serta df untuk
tersebut maka t hitung > t tabel penyebut N2= 6 – 1 = 5 didapat
yang artinya H0 ditolak dan H1 t tabel sebesar 1,986 . Dari hasil
diterima. Berarti variabel Seiri tersebut maka t hitung > t tabel yang
mempunyai pengaruh yang artinya H0 ditolak dan H1diterima.
positif dan signifikan dalam Berarti variabel Seiketsutidak
meningkatkan kinerja, yang mempunyai pengaruh yang
berarti bahwa semakin baik signifikan dalam meningkatkan
Seirimaka kinerja karyawan di PT kinerja PT Indospring, Tbk, hal
Indospring, Tbk semakin baik ini dikarenakan karyawan tidak
b. X2 sebesar -663 dengan tingkat merawat barang dan perlengkapan
p value sebesar 0,037. Dengan yang lainnya diarea sekitarnya.
menggunakan batas signifikansi e. X5 sebesar 2,183 dengan tingkat
α = 0,05 dan df untuk pembilang p value sebesar 0,032. Dengan
N1= 94 – 6 = 88 serta df untuk menggunakan batas signifikansi
penyebut N2= 6 – 1 = 5 didapat α = 0,05 dan df untuk pembilang
t tabel sebesar 1,986. Dari hasil N1= 94 – 6 = 88 serta df untuk
tersebut maka t hitung > t tabel yang penyebut N2= 6 - 1 didapat t
artinya H0 ditolak dan H1 diterima. tabel sebesar 1,986 . Dari hasil
Berarti variabel seitontidak tersebut maka t hitung > t tabel
mempunyai pengaruh yang yang artinya H0 ditolak dan
signifikan dalam meningkatkan H1 diterima. Berarti variabel
kinerja PT Indospring, Tbk, hal shitsuke mempunyai pengaruh
ini dikarenakan karyawan tidak yang positif dan signifikan dalam
memperdulikan kerapian diarea meningkatkan kinerja,yang berarti
sekitarnya. bahwa semakin baik Shitsuke
c. X3 sebesar 1,008 dengan tingkat maka kinerja karyawan di PT
p value sebesar 0,509. Dengan Indospring, Tbk semakin baik.
menggunakan batas signifikansi 4. F hitung sebesar 3,215 dengan tingkat
α = 0,05 dan df untuk pembilang p value sebesar 0,000. Dengan
menggunakan batas signifikansi α =

199
Volume 06, Nomor 02, Desember 2017

0,05 dan df untuk pembilang N1= 94 b. Untuk variabel Seiton (X2)


– 6 = 88 serta df untuk penyebut N2 = sebesar -0,663,tidak terdapat
6 – 1 = 5 didapat t tabel sebesar 2,32 pengaruh antara variabel Seiton
. Dari hasil tersebut maka F hitung > (X2) terhadap kinerja karyawan
F tabel yang artinya H0 ditolak dan PT. Indospring, Tbk.
H1 diterima. Berarti ada pengaruh c. Untuk variabel Seiso (X3) sebesar
atau signifikan antara variabel bebas 1, 008, sehingga variabel Seiso
terhadap variabel terikat, yang berarti (X3) tidak terdapat pengaruh
bahwa secara bersama – sama variabel positif dan signifikan dalam
5-S memiliki pengaruh terhadap Y. meningkatkan kinerja karyawan
PT. Indospring, Tbk.
PENUTUP d. Untuk variabel Seiketsu (X4)
sebesar -0,663, tidak terdapat
Kesimpulan pengaruh signifikan yang kuat
Berdasarkan hasil analisis dan antara variabel Seiketsu (X4)
pembahasan maka dapat dibuat kesimpilan terhadap kinerja karyawan PT.
sebagai berikut : Indospring, Tbk.
e. Untuk variabel Shitsuke (X5)
1. Variabel-variabel Budaya kaizen sebesar 2,183, sehingga variabel
yang terdiri dari Seiso(X1), Seiton Shitsuke (X5)mempunyai pengaruh
(X2), Seiso(X3), Seiketsu (X4) positif dan signifikan dalam
dan Shitsuke(X5) secara simultan meningkatkan kinerja karyawan
atau bersama-sama mempunyai PT. Indospring, Tbk.
pengaruh positif terhadap kinerja 3. Dari uji t juga dapat diketahui bahwa
(Y) karyawan PT. Indospring, Tbk variabel Shitsuke(X5) mempunyai
pada taraf nyata α = 0.05. sehingga pengaruh dominan karena mempunyai
menolak Ho dan menerima H1. Hal t hitung yang paling besar dengan
ini juga membuktikan bahwa budaya tingkat signifikan terendah.
kaizen dapat dikatakan berkembang 4. Hasil pengujian hipotesis dengan
secara baik di PT. Indospring, Tbk menggunakan Uji F, diperoleh nilai F
dan membuktikan bahwa pada hitung sebesar 3,215 dengan tingkat
obyek penelitian terdapat perbaikan p value sebesar 0,000. Dengan
proses secara terus menerus dan menggunakan batas signifikansi
berkelanjutan. α = 0,05 dan df untuk pembilang
2. Berkaitan dengan variabel X, maka (N1) dalah 88 (94 - 6) serta df untuk
dari analisis penelitian yang dilakukan penyebut (N2) adalah 5 (6 - 1) didapat
dapat dikemukakan: t tabel sebesar 2,32 . Dari hasil
a. Hasil pengujian hipotesis dengan tersebut maka hitung > t tabel yang
menggunakan Uji t, dapat artinya H0 ditolak dan H1 diterima.
diketahui bahwa nilai thitung untuk Berarti ada pengaruh positif dan kuat
variabel Seiri (X1) sebesar 2,123, atau signifikan antara variabel bebas
sehingga variabel Seiri (X1) terhadap variabel terikat.
mempunyai pengaruh positif dan 5. Dari analisis diperoleh nilai R sebesar
signifikan dalam meningkatkan 0,393 artinya terdapat hubungan antara
kinerja karyawan PT. Indospring, variabel bebas variasi produk terhadap
Tbk. variabel Budaya Kaizen yaitu sebesar

200
Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan
PT. Indospring, Tbk di Gresik

39,3% sehingga dapat dikatakan 3. Untuk penelitian selanjutnya,


hubungan variabel X terhadap Y disarankan menambah variabel
adalah cukup kuat. Sedangkan R penelitian lain yang mempengaruhi
square (R2) sebesar 0.124 hal ini kinerja pegawai, mengingat variabel
menunjukkan bahwa variabel bebas 5-S, dimana pengaruh kelima
secara bersama-sama memberikan variabel tersebut memiliki konstribusi
konstribusi atau sumbangan terhadap terhadap peningkatan kinerja pegawai
perubahan variabel terikat Y sebesar PT.Indospring, Tbk. Sedangkan
12.4% dan sisanya sebesar 87.6% sisanya dipengaruhi variabel lain yang
dipengaruhi oleh variabel lain dalam berpengaruh terhadap kinerja pegawai,
lingkup permasalahan yang lain sehingga hal ini dapat memberikan
misalnya : Gugus Kendali Mutu masukan kepada pihak manajemen
(GKM), Sumbang Saran (SS), Total untuk meningkatkan perhatiannya
Quality Management (TQM)yang terhadap varibel penelitian tersebut
tidak dimasukkan dalam penelitian misalnya: : Gugus Kendali Mutu
ini (GKM), Sumbang Saran (SS), dan
Total Quality Management (TQM).
Saran
Berdasarkan hasil kajian dari bab
sebelumnya, selanjutnya peneliti dapat
memberikan sumbangan saran dalam
penelitian ini yaitu:
1. Pihak manajemen PT. Indospring,
Tbk hendaknya lebih meningkatkan
pemberian arahan untuk melakukan
kedisiplinan untuk pegawainya
melalui peningkatan berbagai
macam motivasi. Mengingat hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa
Seiri memiliki pengaruh yang
sangat signifikan pada penelitian ini,
hendaknya pihak manajemen SDM
juga memperhatikan Seiri dalam arti
yang luas seperti: mengatur segala
sesuatu, memilah sesuai aturan dan
prinsip, serta membuang yang tidak
diperlukan.
2. Budaya Kaizenjuga berpengaruh
signifikan dalam meningkatkan
kinerjapegawai, oleh karena itu, pihak
manajemen PT, Indospring, Tbk
hendaknya juga memperhatikan faktor
pelatihan, mengajarkan perilaku yang
baik, pengajaran kedisiplinan terhadap
pegawai. Pada prinsipnya faktor 5-S
masih membutuhkan perbaikan.

201

Anda mungkin juga menyukai