Sidang kedua BPUPKI berlangsung mulai tanggal 10 Juli sampai dengan 16 Juli
1945, menghasilkan kesepakatan rumusan dasar negara yang termuat dalam
naskah Piagam Jakarta (Jakarta Charter).
Dalam alinea keempat naskah Piagam Jakarta, terdapat rumusan dasar negara
yaitu :
Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan dasar negara yang tercantum dalam naskah ”Piagam Jakarta” tersebut,
dalam sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 mengalami perubahan. Rumusan
dasar negara yang diubah adalah sila pertama yang semula berbunyi ”Ketuhanan,
dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemelukpemeluknya”, diubah
menjadi ”Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Semangat kebangsaan merupakan semangat yang tumbuh dalam diri warga negara
untuk mencintai serta rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Pada
pendiri negara dalam perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara
telah menunjukkan komitmen kebangsaan.
Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah final. Bersifat
final karena telah menjadi kesepakatan nasional (konsensus) yang diterima secara
luas oleh seluruh rakyat Indonesia.
Norma adalah kaidah, aturan atau adat kebiasaan dan/atau hukum yang berlaku
dalam masyarakat. Norma yang dibuat oleh negara berupa peraturan tertulis,
sedangkan norma yang berkembang dalam masyarakat berupa aturan tidak tertulis.
Ada 4 norma yang digunakan sebagai kaidah atau aturan yang berlaku dalam
masyarakat, yaitu norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan norma
hukum.
Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang berkenaan dengan bisikan kalbu
dan suara hati nurani manusia. Kehadiran norma ini bersamaan dengan kelahiran
atau keberadaan manusia itu sendiri, tanpa melihat jenis kelamin dan suku
bangsanya.
Norma kesusilaan berkaitan dengan norma agama. Hal ini berarti bahwa ajaran
norma agama mengandung kaidah kesusilaan, seperti ”jaga kehormatan
keluargamu, niscaya hidupmu akan penuh martabat”. Norma kesusilaan memiliki
keterkaitan dengan norma hukum, seperti ”dilarang menghina nama baik
seseorang”. Karena akan dihukum pidana dan secara nilai kemanusiaan ini
merupakan pelanggaran kesusilaan.
Norma kesopanan adalah norma yang berhubungan dengan pergaulan manusia
dalam kehidupan sehari-hari. Norma kesopanan bersumber dari tata kehidupan atau
budaya yang berupa kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam mengatur kehidupan
kelompoknya.
Norma agama adalah sekumpulan kaidah atau peraturan hidup manusia yang
sumbernya dari wahyu Tuhan. Penganut agama meyakini bahwa apa yang diatur
dalam norma agama berasal dari Tuhan Yang Maha Esa, yang disampaikan kepada
nabi dan rasul-Nya untuk disebarkan kepada seluruh umat manusia di dunia.
Pelaksanaan norma agama bergantung pada agama yang dianutnya. Norma agama
bagi umat Islam bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad SAW, umat
Kristen dan Katolik bersumber pada Alkitab, umat Hindu bersumber pada Veda,
umat Buddha bersumber pada Tripitaka, umat Khonghucu bersumber pada Shishu
Wujing.
Berikut umat beragama melaksanakan ibadah menurut agamanya :
Keterangan :
1. : umat Islam
2. : umat Kristen
3. : umat Hindu
4. : umat Budha
5. : umat Konghucu
Norma hukum adalah peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan
masyarakat dan dibuat oleh badan-badan resmi negara serta bersifat memaksa
sehingga perintah dan larangan dalam norma hukum harus ditaati oleh masyarakat.
1. Faktor pribadi, berkaitan dengan sifat dan karakter dalam diri sendiri yang belum
memiliki kesadaran berlaku taat aturan
2. Faktor lingkungan, pengaruh lingkungan kehidupan seperti keluarga, masyarakat
yang belum memberikan dukungan terhadap pembentukan watak patuh aturan
Materi PKN Kelas 7 Bab 3 Perumusan dan Pengesahan UUD Negara Republik
Indonesia
Konstitusi tertulis adalah aturan pokok dasar negara, bangunan negara dan tata
negara yang mengatur perikehidupan satu bangsa dalam persekutuan hukum
negara. Konstitusi tidak tertulis (konvensi) adalah kebiasaan ketatanegaraan yang
sering timbul dalam sebuah negara. Konstitusi NKRI yaitu UUD 1945.
Sidang kedua BPUPKI tanggal 10 – 17 Juli 1945, membahas hal-hal teknis tentang
bentuk negara, pemerintahan baru dan dibentuk Panitia Hukum Dasar dengan
anggota 19 orang yang diketuai oleh Ir. Soekarno serta membentuk 3 (tiga) Panitia
Kecil untuk membahas dan mempersiapkan perumusan Undang Undang Dasar.
Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar, pada tanggal 13 Juli 1945 berhasil
membahas beberapa hal dan menyepakati antara lain ketentuan tentang Lambang
Negara, Negara Kesatuan, sebutan Majelis Permusyawaratan Rakyat dan
membentuk Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri atas Djajadiningrat, Salim, dan
Soepomo. Rancangan Undang Undang Dasar diserahkan kepada Panitia Penghalus
Bahasa.
Naskah Undang-Undang Dasar akhirnya diterima dengan suara bulat pada Sidang
BPUPKI tanggal 16 Juli 1945. Selain itu juga, diterima usul-usul dari panitia keuangan
dan Panitia Pembelaan Tanah Air. Dengan demikian, selesailah tugas panitia
BPUPKI.
Keterangan :
Hasil sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 :
1. Mengesahkan UUD 1945
2. Memilih Ir Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil
Presiden
3. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat.
Ada dua paham yang dimiliki pendiri negara dalam sidang BPUPKI, yaitu
nasionalisme dan agama. Paham nasionalisme menginginkan negara Indonesia
yang akan dibentuk merupakan negara nasionalis atau kebangsaan, sedangkan
golongan agama menginginkan didasarkan pada salah satu agama.
Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 menyatakan, ” …Kita hendak
mendirikan negara Indonesia, yang bisa semua harus melakukannya. Semua buat
semua!… ” Dari pendapat Ir. Soekarno tersebut terlihat bahwa para pendiri negara
berperan besar dalam mendirikan negara Indonesia, mereka memiliki latar belakang
suku dan agama yang berbeda.
Suku bangsa atau etnik adalah sekelompok manusia yang memiliki kesatuan
budaya dan terikat oleh kesadaran dan identitas tersebut. Kesadaran dan identitas
dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Ciri-ciri yang membedakan suku bangsa satu
dengan lainnya, yaitu bahasa daerah, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian
daerah, dan tempat asal. di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.
Keberagaman Agama dan Kepercayaan : Ajaran agama Hindu dan Budha dibawa
oleh bangsa India yang sudah lama berdagang dengan Indonesia. Ajaran agama
Islam dibawa oleh pedagang Gujarat dan Parsi sekitar abad ke13. Kedatangan
bangsa Eropa membawa ajaran agama Kristen dan Katolik, sedangkan pedagang
dari Cina menganut agama Kong Hu Chu.
Berbagai ajaran agama diterima oleh bangsa Indonesia karena masyarakat sudah
mengenal kepercayaan seperti animisme dan dinamisme. Agama mengajarkan
kepada umatnya agar berbuat baik dan benar. Melakukan kebaikan dan
menegakkan kebenaran adalah perintah Tuhan yang wajib dilaksanakan.
Ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan. Setiap
manusia memiliki perbedaan ras dengan manusia lainnya karena adanya perbedaan
ciri- ciri fisik, seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk muka, ukuran
badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata, dan ciri fisik yang lain.
Bhinneka Tunggal Ika ditemukan dalam Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu
Tantular pada abad XIV pada masa Kerajaan Majapahit. Dalam kitab tersebut Mpu
Tantular menulis ”Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring
apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka
tunggal ika tan hana dharma mangrwa.”
(Bahwa agama Buddha dan Siwa (Hindu) merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-
nilai kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal. Terpecah belah, tetapi satu
jua, artinya tak ada dharma yang mendua). Ungkapan dalam bahasa Jawa Kuno
tersebut, secara harfiah mengandung arti bhinneka (beragam), tunggal (satu), ika
(itu) yaitu beragam satu itu.
Tujuan nasional bangsa Indonesia yang ingin dicapai melalui upaya pembangunan
nasional tercantum dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
alinea keempat, yaitu :
Kerja sama adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan bersama. Semangat kerja sama dalam kehidupan dimasyarakat
terwujud dalam kegiatan gotong royong.
Gotong royong merupakan ciri khas dan budaya masyarakat Indonesia yang
didorong adanya kesadaran bahwa :
Perwakilan adalah suatu sistem dalam arti tata cara (prosedur) mengusahakan turut
sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara, antara lain
dilakukan dengan melalui badan-badan perwakilan.
Dalam kehidupan ekonomi kerja sama digambarkan pada pasal 23A UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 berbunyi, ”Pajak dan pungutan lain yang bersifat
memaksa untuk keperluan negara diatur dengan Undang Undang.”
Hal ini berarti dalam kegiatan usaha ekonomi digunakan prinsip kerjasama, saling
membantu dalam suasana demokrasi ekonomi untuk mencapai kesejahteraan
bersama secara adil.
Wujud badan usaha yang diharapkan dalam pasal 33 adalah koperasi. Sebagai
badan usaha, koperasi beranggotakan orang-orang dan badan hukum dengan
berlandaskan prinsip kerja sama dan kekeluargaan. Gotong royong dan
kekeluargaan merupakan salah satu asas koperasi.
Asas kekeluargaan mencerminkan adanya kes adaran manusia untuk melaksanak
an kegiatan koperasi oleh, dari, dan untuk semua anggota di bawah kepengurusan
koperasi. Kekeluargaan didasarkan rasa kekeluargaan, seperti rasa saling
menyayangi yang tinggi dan bertanggungjawab dalam mempertahankan nilai-nilai
keluarga.
Arti penting kerja sama dalam berbagai kehidupan di negara Indonesia bagi diri
sendiri, masyarakat, bangsa dan negara yaitu :
Ir. Soekarno meminta semua yang hadir menandatangani naskah proklamasi selaku
wakil bangsa Indonesia. Namun, Sukarni (pimpinan golongan pemuda)
mengusulkan agar Soekarno-Hatta menandatangani atas nama bangsa Indonesia.
Selanjutnya, Ir. Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi
dengan beberapa perubahan yang telah disetujui.
Terdapat lima daerah di Indonesia yang menyandang status otonomi khusus atau
istimewa, yaitu : Pemerintahan Aceh, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Daerah
Istimewa (DI) Yogyakarta, Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Pasal 18, 18A, dan 18B UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan
bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kesatuan dengan sistem
pemerintahan daerah yang berasaskan desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas
pembantuan.
MPR menyatakan ada 7 prinsip yang menjadi paradigma dan arah politik yang
mendasari pasal-pasal 18, 18A, dan 18B, yaitu :
1. Prinsip daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan
2. Prinsip menjalankan otonomi seluas-luasnya
3. Prinisp kekhususan dan keragaman daerah
4. Prinsip mengakui dan menghormati kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-
hak tradisionalnya
5. Prinisip mengakui dan menghormati pemerintahan daerah yang bersifat khusus dan
istimewa
6. Prinsip badan perwakilan dipilih langsung dalam suatu pemilihan umum
7. Prinsip hubungan pusat dan daerah dilaksanakan secara selaras dan adil
Seluruh daerah di Indonesia memiliki peranan penting dalam perjuangan merebut
dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Demikian juga dalam mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita nasional
dan tujuan negara saat ini.
Kesadaran akan arti penting daerah dalam perjuangan kemerdekaan memiliki
makna bagi pelaksanaan otonomi daerah yang bertanggung jawab dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah yaitu daerah otonom harus berperan
nyata dalam mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarkat melalui pelayanan
publik, pemberdayaan, partisipasi masyarakat, dan peningkatan daya saing daerah
dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan
suatu dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
KLS 8
Istilah Pancasila dikenal sejak abad XIV, terdapat dalam buku Nagarakertagama
karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Tantular. berasal dari bahasa
Sansakerta yaitu panca (lima) dan sila (sendi, asas), berarti batu sendi yang lima,
juga berarti pelaksanaan kesusilaan yang lima (Pancasila krama).
Pancasila memiliki dua pengertian, yaitu berbatu sendi yang lima dan
pelaksanaan kesusilaan yang lima, yaitu:
1. Dilarang melakukan kekerasan
2. Dilarang mencuri
3. Dilarang berjiwa dengki
4. Dilarang berbohong
5. Dilarang mabuk/minuman keras
Rumusan Pancasila yang terdapat dalam alinea keempat Pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 secara yuridis-konstitusional sah, berlaku, dan
mengikat seluruh lembaga negara, lembaga masyarakat, dan setiap warga negara,
tanpa kecuali.
Dasar Negara merupakan landasan dan fondasi negara. Dasar negara dijadikan
pedoman dan arah dalam gerak langkah penyelenggaraan pemerintahan negara.
Para pendiri negara Indonesia sudah mengatakan bahwa bangsa Indonesia
membutuhkan sebuah dasar bagi penyelenggaraan negara. Sehingga, dasar negara
disebut juga ideologi negara.
Ideologi adalah cita-cita, keyakinan, dan kepercayaan yang dijunjung tinggi oleh
suatu bangsa dan dijadikan pedoman hidup dan pandangan hidup dalam seluruh
gerak aktivitas bangsa tersebut.
Pancasila sebagai pandangan hidup disebut juga way of life, pedoman hidup, atau
petunjuk hidup. Pandangan hidup adalah prinsip/asas yang mendasari jawaban
terhadap pertanyaan “untuk apa seseorang itu hidup?” sehingga, dalam pandangan
hidup bangsa terkandung konsepsi mengenai kehidupan yang dicita–citakan, pikiran
terdalam dan gagasan mengenai kehidupan yang baik.
Pancasila berfungsi sebagai dasar negara. Hal ini mengandung maksud bahwa
Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan
ketatanegaraan negara, yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memiliki nilai universal dan
lestari. Universal mengandung arti bahwa diterima oleh bangsa-bangsa beradab di
dunia. Lestari adalah mampu menampung dinamika masyarakat dan akan tetap
menjadi landasan perjuangan bangsa.
3. Alinea ketiga mengandung makna pengukuhan makna dari proklamasi yang luhur,
didorong dari motivasi spiritual yang luhur, merupakan perwujudan sikap dan
keyakinan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
”Berdaulat” berarti sebagai negara, Indonesia sederajat dengan negara lain, bebas
menentukan arah dan kebijakan bangsa, tanpa campur tangan penjajah. ”Adil”
berarti negara Indonesia menegakkan keadilan bagi warga negaranya. ”Makmur”
berarti negara mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi warga negaranya.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-
pasal. Pembukaan berkedudukan lebih tinggi daripada pasal-pasal karena
Pembukaan merupakan pokok kaidah negara yang fundamental (staats-
fundamentalnorm) bagi negara Republik Indonesia.
Konstitusi dikatakan fleksibel (luwes) dan rigid (kaku) dapat ditinjau dari sudut
pandang : Dilihat dari cara mengubah Undang-Undang Dasar dan Mudah tidaknya
mengikuti perkembangan zaman.
Dalam melakukan perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, ada 5
kesepakatan dasar yaitu :
1. Tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
2. Tetap mempertahankan NKRI
3. Mempertegas sistem pemerintahan pre sidensial
4. Penjelasan memuat hal-hal normatif akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal (batang
tubuh)
5. Melakukan perubahan dengan cara adendum
Tata cara perubahan UUD ditegaskan dalam pasal 37 UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 :
1. Usul perubahan pasal-pasal diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah
anggota MPR dan disampaikan secara tertulis yang memuat bagian yang diusulkan
untuk diubah beserta alasannya
2. Sidang MPR untuk mengubah pasal-pasal dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 anggota
MPR
3. Putusan untuk mengubah disetujui oleh sekurang-kurangnya 50% ditambah satu
dari anggota MPR
4. Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat
dilakukan perubahan
Perppu diatur dalam UUD 1945 pasal 22 ayat (1, 2, dan 3) yang memuat ketentuan :
1. Presiden berhak mengeluarkan Perppu dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa
2. Perppu harus mendapat persetujuan DPR dalam masa persidangan berikutnya
3. Apabila Perppu tidak mendapat persetujuan DPR, maka Perppu harus dicabut
4. Apabila Perppu mendapat persetujuan DPR, Perppu ditetapkan menjadi undang-
undang
Peraturan pemerintah (PP) adalah peraturan perundangan-undangan yang
ditetapkan oleh presiden untuk melaksanakan Undang-Undang. Peraturan Presiden
(Perpres) adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden
untuk menjalankan perintah peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau
dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.
Tahun 1908, bangsa Indonesia mulai bangkit. Kebangkitan ini ditandai dengan
berdirinya Boedi Oetomo (Budi Utomo) atas inisiatif dan dorongan Dr. Wahidin
Soedirohoesodo. Berdirinya Budi Utomo mendorong munculannya organisasi –
organisasi pemuda.
Boedi Oetomo (Budi Utomo) didirikan oleh dr. Soetomo pada tanggal 20 Mei 1908.
Pendirian Budi Utomo tidak terlepas dari penggagas atau pendorong lahirnya Boedi
Oetomo yaitu dr. Wahidin Soedirihusodo. Presiden Soekarno pada tanggal 20 Mei
1948 menetapkan hari kelahiran Budi Utomo sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Program Budi Utomo adalah mengusahakan perbaikan pendidikan dan pengajaran.
Akan tetapi, programnya lebih ber sifat sosial karena saat itu belum di mungkinkan
melaksanakan gerakan yang bersifat politik.
Di zaman media sosial sekarang ini, kita seringkali dihadapkan dengan pemberitaan
yang negatif dan menjelekjelekan satu sama lain. Sebagai pelajar, kalian tidak boleh
terpengaruh info yang menyesatkan (hoax).
Apabila hal negatif terjadi di Indonesia, kita tidak boleh menjelek-jelekan bangsa
sendiri. Apabila prestasi yang diraih, sepatutnya kita bangga dan mensyukurinya
sebagai perwujudan rasa cinta tanah air (nasionalisme). Nasionalisme yang tinggi
membawa kita menjadi bangsa yang lebih baik dengan terus berkarya dan
membangun kebanggaan untuk bangsa dan negeri tercinta Indonesia.
Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Celebes : Jong Ambon didirikan pada tahun
1918. Selanjutnya, antara tahun 1918–1919, berdiri Jong Minahasa dan Jong
Celebes. Salah satu tokoh yang lahir dari persatuan pemuda Minahasa adalah Sam
Ratulangi
Kongres Pemuda II, atau dikenal sebagai Kongres Pemuda 28 Oktober 1928,
dilaksanakan dalam tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh penggagasnya, organisasi
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari
seluruh wilayah Indonesia.
Kongres Pemuda II dihadiri oleh para wakil organisasi kepemudaan, yaitu Jong Java,
Jong Batak, Jong Celebes, Jong Sumateranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong
Ambon, dan lainnya serta pengamat dari pemuda Tionghoa seperti Kwee Thiam
Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang, dan Tjoi Djien Kwie.
Sumpah Pemuda merupakan babak baru bagi perjuangan bangsa Indonesia karena
perjuangan yang bersifat lokal kedaerahan berubah menjadi perjuangan yang
bersifat nasional.
Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting
pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga
puluh) tahun.
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 bukan hanya menggerakkan para
pemuda untuk meraih kemerdekaan, tetapi juga mempertegas jati diri bangsa
Indonesia sebagai sebuah negara. Sumpah Pemuda telah menjadi jiwa dan
semangat yang terus terpatri dalam hati sanubari para pemuda.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis oleh Moehammad Yamin pada selembar kertas
ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir
kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian
dijelaskan secara panjang lebar oleh Muh. Yamin.
Terjadinya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 itu sendiri menunjukkan
bahwa pemuda Indonesia memiliki :
1. Potensi : memiliki potensi untuk melakukan perubahan karena pemuda memiliki
keinginan kuat untuk belajar dan berubah menjadi lebih baik
2. Tanggung Jawab : muncul dari kesadaran, dan pendorong untuk melakukan
perubahan adalah keberanian
3. Hak : Hak itu sendiri diikuti dengan kewajiban. Bahkan tidaklah baik apabila
menuntut hak sedangkan kewajibannya dikesampingkan. Pemuda di tahun 1928
lebih mendahulukan kewajiban berjuang demi bangsa dan negara daripada
menuntut hak pribadinya
4. Karakter : Pemuda yang melakukan perubahan adalah pemuda yang memiliki
karakter berani, menyukai tantangan, kreatif, pekerja keras, dan inovatif
5. Aktualisasi Diri : ketepatan seseorang di dalam menempatkan dirinya sesuai dengan
kemampuan yang ada di dalam dirinya. Pemuda di tahun 1928 telah mampu
mengaktualisasikan dirinya dengan baik
6. Cita-Cita : Cita-citalah yang akan melangkah seseorang meraih masa depan yang
lebih baik. Pemuda akan memiliki cita-cita yang tinggi karena memang pemuda
hidup di dunia gagasan. Jangan takut bermimpi. Takutlah kalau tidak punya mimpi
Tahun 1927 PNI membentuk badan koordinasi untuk menggalang kesatuan aksi
melawan penjajahan. Badan tersebut diberi nama Pemufakatan Perhimpunan Politik
Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Tahun 1929, PNI melakukan kongres dan
mencetuskan cita-cita sosialisme dan semangat nonkooperasi. Berita ini pun mulai
memicu reaksi dari pemerintahan kolonial Belanda.
Pemerintah Belanda menangkap para pemimpin PNI, yakni Ir. Soekarno, Gatot
Mangkupraja, Maskun, dan Suriadinata. Kemudian, keempat tokoh tersebut
disidangkan di pengadilan Bandung pada tahun 1930. Dalam persidangan itu, Ir.
Soekarno mengajukan pembelaan dengan menyampaikan pidato yang berjudul
Indonesia Menggugat.
I Gusti Ngurah Rai : tertarik dengan militer sejak kecil, bergabung dengan HIS
Denpasar, melanjutkan MULO di Malang, kemudian bergabung dengan sekolah kader
militer, Prayodha Bali, Gianyar. Pada 1940, Ngurah Rai dilantik sebagai Letnan II yang
kemudian melanjutkan pendidikan di Corps Opleiding Voor Reserve Officieren (CORO),
Magelang dan pendidikan Artileri, Malang.
Simbol-simbol negara :
a. Bendera Negara : Merah Putih
b. Bahasa : Indonesia
Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang dimulai sejak
zaman Prasejarah berdasarkan penemuan ”Manusia Jawa”. Secara geologi, wilayah
Nusantara merupakan pertemuan antara tiga lempeng benua, yaitu Lempeng
Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik.
Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu
Jawa Dwipa di pulau Jawa dan Sumatera sekitar 200 SM. Bukti fisik awal yang
menyebutkan mengenai adanya dua kerajaan bercorak Hinduisme pada abad ke-5,
yaitu Kerajaan Tarumanagara yang menguasai Jawa Barat dan Kerajaan Kutai di
pesisir Sungai Mahakam, Kalimantan.
Kejayaan Sriwijaya dan Majapahit merupakan sejarah awal pengenalan wilayah
kepulauan Nusantara yang merupakan tanah air bangsa Indonesia. Sebutan
nusantara diberikan oleh seorang pujangga pada masa Kerajaan Majapahit,
kemudian pada masa penjajahan Belanda, sebutan ini diubah oleh pemerintah
Belanda menjadi Hindia Belanda.
Dalam buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (2012) dijelaskan
bahwa Indonesia berasal dari Bahasa Latin indus dan nesos yang berarti India dan
pulau-pulau. Indonesia merupakan sebutan yang diberikan untuk pulau-pulau yang
ada di Samudra India.
Tahun 1900, nama Indonesia menjadi lebih umum di kalangan akademik di luar
Belanda, dan golongan nasionalis Indonesia menggunakan nama Indonesia untuk
ekspresi politiknya. Adolf Bastian dari Universitas Berlin memopulerkan nama
Indonesia melalui bukunya Indonesien oder die inseln des malayischen arcipels
(1884-1894).
Kerajaan Majapahit merupakan cikal bakal negara Indonesia. Sumpah Palapa yang
dinyatakan Gajah Mada merupakan bukti semangat yang kuat untuk menggapai
cita-cita Kerajaan Majapahit untuk mempersatukan Nusantara. Semangat berarti
tekad dan dorongan hati yang kuat untuk menggapai keinginan atau hasrat tertentu.
Para pendiri negara merupakan contoh yang baik dari orang-orang yang memiliki
semangat yang kuat dalam membuat perubahan, yaitu perubahan dari negara
terjajah menjadi negara yang merdeka dan sejajar dengan negaranegara lain di
dunia. Salah satu pendiri negara memiliki semangat untuk memperbaiki kehidupan
yang lebih baik bagi diri, bangsa, dan negara.
Penjara, dibuang, dan hidup dalam penderitaan tidak membuat semangat dan tekad
Soekarno untuk kemerdekaan dan kejayaan bangsa Indonesia surut. Komitmen
untuk hidup berjuang menciptakan perubahan yang lebih baik sudah seharusnya
ada dalam diri semua bangsa Indonesia. Penderitaan anggaplah sebagai sebuah
tantangan untuk menjadi lebih baik.
Drs. Moh. Hatta : Pengetahuan politiknya berkembang dengan cepat saat Hatta
sering menghadiri berbagai ceramah dan pertemuan-pertemuan politik. Secara
berkelanjutan, Hatta melanjutkan kiprahnya terjun di dunia politik. Di Perhimpunan
Indonesia, Hatta mulai meniti karier di jenjang politiknya sebagai bendahara pada
tahun 1922 dan menjadi ketua pada tahun 1925.
Saat terpilih menjadi Ketua PI, Hatta mengumandangkan pidato inagurasi yang
berjudul ”Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan Kekuasaan”. Pernah dipenjara
dan diasingkan. Karena perjuangannya bagi Republik Indonesia sangat besar, Hatta
mendapatkan anugerah tanda kehormatan tertinggi ”Bintang Republik Indonesia
Kelas I” yang diberikan oleh Presiden Soeharto.
Gambaran tentang nilai-nilai 45 yang berkembang pada setiap zamannya,
diadakan periodisasi :
1. Periode I (Masa sebelum Pergerakan Nasional)
Nusantara dimiliki oleh kerajaan yang merdeka dan berdaulat. Kehidupan dalam
kerajaan juga diisi oleh kerukunan dan kedamaian antara pemeluk agama, baik
Hindu, Buddha, Islam, Katolik, Kristen, Konghucu dan Penganut Kepercayaan.
Sudah mulai timbul jiwa, semangat, dan nilai-nilai kejuangan.
Dalam masa pergerakan nasional jiwa merdeka makin menggelora. Timbullah jiwa,
semangat, nilai kejuangan, nilai harkat dan martabat manusia, semangat
kepahlawanan, kesadaran antipenjajah, kesadaran persatuan dan kesatuan
perjuangan.