Anda di halaman 1dari 103

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN

PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS DADOK TUNGGUL HITAM PADANG

Skripsi
Diajukan ke Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Kebidanan

Oleh

AISHA YULIAN SARI


No.BP. 1410331015

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG 2019

i
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri


dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Aisha Yulian Sari


No.BP : 1410331015
Tanda Tangan :

iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN


PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS DADOK TUNGGUL HITAM PADANG TAHUN 2018

OLEH :
AISHA YULIAN SARI
No.BP. 1410331015

Hasil Penelitian Skripsi ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk dipertahankan
dihadapan tim penguji proposal penelitian skripsi Program Studi S1 Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Padang, 21 Desember 2018


Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Bobby Indra Utama Sp.OG (K) Bd. Lusiana El Sinta Bustami, SST, M.Keb
NIP. 19740814 200801 1 010 NIP. 19850121 201504 2 002

iv
PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi ini telah disahkan dan disetujui oleh

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Bobby Indra Utama Sp.OG (K) Bd. Lusiana El Sinta Bustami, SST, M.Keb
NIP. 19740814 200801 1 010 NIP. 19850121 201504 2 002

Disahkan oleh
Koordinator Prodi S1 Kebidanan FK Unand

Bd. Yulizawati, SST, M.Keb


NIP. 198107202014042001

Diketahui oleh
Dekan Fakultas Kedokteran Unand

DR.dr. Wirsma Arif H, Sp.B (K)-Onk


NIP. 196610211994121001

v
PERNYATAAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi dengan judul :


HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN
PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS DADOK TUNGGUL HITAM PADANG TAHUN 2018

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

AISHA YULIAN SARI


No.BP 1410331015

Telah diuji dan dipertahankan didepan Tim Penguji skripsi Program Studi S1
Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas pada tanggal 11 Januari
2019 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Panitia Penguji

Nama Jabatan Tanda tangan

Bd. Yulizawati, SST, M.Keb Ketua Tim Penguji

Abdiana, SKM, M.Epid Sekretaris

dr. Bobby Indra Utama, Sp.OG (K) Anggota

Bd. Lusiana El Sinta Bustami, SST, M.Keb Anggota

vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Andalas, saya yang bertanda tangan


dibawah ini :
Nama : Aisha Yulian Sari
No.BP : 1410331015
Program Studi : S1 Kebidanan
Fakultas : Kedokteran
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Andalas Hak Bebas Royalti Nonekskulsif (non-exclusisive royalty
free right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN
PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS DADOK TUNGGUL HITAM PADANG TAHUN 2018
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas royalty
noneksklusif ini. Universitas Andalas berhak menyimpan, mengalihmedia/format-
kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai Hak Cipta

Dibuat di : Padang
Pada tanggal : Januari 2019

Yang menyatakan

Aisha Yulian Sari

vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Aisha Yulian Sari

Tempat/Tanggal Lahir : Bukittinggi/ 21 Juli 1996

Alamat : Jalan Sanjai Dalam, Bukittinggi

No Telp/HP : 085668950009

E-mail : aishayulian@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. TK Pertiwi Al-Wustha, lulus tahun 2002

2. SD N 09 Manggis Ganting, lulus tahun 2008

3. SMP N 8 Bukittinggi, lulus tahun 2011

4. SMA N 1 Bukittinggi, lulus tahun 2014

5. S1 Kebidanan FK UNAND

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya serta shalawat yang selalu tercurahkan kepada

Rasullullah SAW. Berkat Rahmat dan karuni-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif

dengan Perkembangan Bayi Usia 6-11 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas

Dadok Tunggul Hitam Padang Tahun 2018”. Skripsi ini disusun dalam rangka

memperoleh gelar Sarjana Program Statra Satu (S1) Program Studi S1 Kebidanan,

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan,

bimbingan dan doroongan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. dr. Wirsma Arif H, Sp. B (K) Onk, Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Andalas yang telah memfasilitasi dan membimbing penulis

selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

2. Ibu Bd. Yulizawati, SST, M.Keb, Ketua Program Studi S1 Kebidanan

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan juga sebagai dosen

pembimbing akademik penulis yang telah memfasilitasi dan membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak dr. Bobby Indra Utama, Sp.OG (K) dan Ibu Bd. Lusiana El Sinta

Bustami, SST, M.Keb selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah

bersedia mengorbankan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membimbing

dan memberikan saran pada penulisan skripsi ini.

ix
4. Bapak dr. Puja Agung Antonius, Sp.OG, Ibu Bd. Yulizawati, SST, M.Keb

dan Ibu Abdiana, SKM, M.Epid, selaku tim penguji skripsi yang telah

memeriksa dan memberikan saran serta masukan untuk skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran

Universitas Andalas yang berkontribusi membantu penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Ayah, Ibu dan seluruh keluarga penulis yang selalu memberikan doa,

semangat dan dukungan moril maupun materil kepada penulis untuk

kelancaran pembuatan skripsi ini.

7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dorongan dan

semangat dalam penyusunan skripsi ini.

8. Teman-teman S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

angkatan 2014 (D14gnostik), terima kasih segala bantuan, semangat dan

sudah saling mengingatkan selama ini.

9. Kepada semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan proposal

penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih.

Penulis menyadari skripsi ini tidak lepas dari berbagai kekurangan.

Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikan skripsi

penelitian ini.

Padang, Januari 2019

Penulis

x
BACHELOR OF MIDWIFERY PROGRAM
FACULTY OF MEDICINE
ANDALAS UNIVERSITY

Undergraduate Theses, January 2019

AISHA YULIAN SARI, No. BP. 1410331015

RELATIONSHIP BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING WITH INFANT


DEVELOPMENT IN AGE 6- 11 MONTHS IN DADOK TUNGGUL HITAM HEALTH
CENTER, PADANG FOR 2018
83 xix + pages, 8 tables, 3 pictures, 11 attachments

ABSTRACT
Background and Research Objectives
The first 1000 days of life which will have an impact on the growth and development of
children. One of factor that assosiated development is nutritional intake during where
exclusive breastfeeding is the best nutrition received by a infant in the first 6 months of
life. The highest number of unsuitable development children in the city of Padang is in
Dadok Tunggul Hitam Public Health Center working area. The purpose of this study was
to determine the relationship of exclusive breastfeeding with infant development aged 6-
11 months in Dadok Tunggul Hitam Padang Health Center working area in 2018.

Method
Analytical research with cross sectional study, carried out in the working area of Dadok
Tunggul Hitam health center in February 2018 until January 2019. Samples were infant
aged 6-11 months as many as 66 people. The samples was taken by using multistage
random sampling technique. Data collection by interviewed and assessed by using KPSP.
A data analysis was univariate and bivariate using the chi square test with p-value ≤ 0.05

Results
The results of this study show that the percentage of infant who were given exclusive
breastfeeding was 53 %. And the percentage of suitable infant development was 71,2 %.
The results of bivariate analysis show that p-value between exclusive breastfeeding and
infant development was 0,013 (p-value ≤ 0.05)

Conclusion
There is a relationship between exclusive breastfeeding and infant development aged 6-11
months . Therefore breastfeeding mothers must give exclusive breastfeeding to infant so
that the infant can get their develompent optimally .

Bibliography : 113 (2003-2018 )


Keyword : The first 1000 days of life, infant developmnet, exclusive breastfeeding,
KPSP

xi
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS

Skripsi, Januari 2019

AISHA YULIAN SARI, No.BP 1410331015

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI


USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DADOK TUNGGUL
HITAM PADANG TAHUN 2018
xix + 83 halaman, 8 tabel, 3 gambar, 11 lampiran

ABSTRAK
Latar Belakang dan Tujuan Penelitian
Periode 1000 hari pertama kehidupan sangat pentig untuk prtumbuhan dan perkembangan
anak. Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah gizi dimana gizi
terbaik pada bayi adalah pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama. Pencapaian
tertinggi anak yang memiliki perkembangan yang tidak sesuai di Kota Padang berada
pada wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi
usia 6-11 bulan di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang Tahun 2018.

Metode
Penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Dadok Tunggul Hitam dari bulan Februari 2018 sampai Januari 2019. Sampel
penelitian adalah bayi usia 6-11 bulan sebanyak 66 orang. Teknik penggunaan sampel
menggunakan multistage random sampling. Pengumpulan data dengan wawancara dan
penilaian menggunakan KPSP. Analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan
uji chi square dengan p-value ≤ 0,05

Hasil
Hasil penelitian menunjukkan persentase pemberian ASI eksklusif sebesar 53%. Dan
persentase perkembangan bayi yang sesuai sebesar 71,2 %. Hasil analisis bivariat
didapatkan nilai p-value antara pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi di
wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam sebesar 0,013 (p value ≤ 0,05)

Kesimpulan
Terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi usia 6-11
bulan. Oleh karena itu ibu menyusui harus memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi
agar bayi dapat tumbuh optimal.

Daftar Pustaka : 113 (2003-2018)


Kata kunci : 1000 hari pertama kehidupan, perkembangan bayi, pemberian ASI
eksklusif, KPSP

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iv

PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................................................v

PERNYATAAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI SKRIPSI............................... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

ABSTRACT ........................................................................................................... xi

ABSTRAK ............................................................................................................ xii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xx

BAB I .......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6
1.4.1 Bagi Peneliti ....................................................................................................... 6
1.4.2 Bagi Institusi Kesehatan dan Tenaga Kesehatan ............................................... 6
1.4.3 Bagi Masyarakat ................................................................................................ 6
BAB 2 ......................................................................................................................7

xiii
TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................................7

2.1 Perkembangan ............................................................................................... 7


2.1.1 Definisi Perkembangan .............................................................................. 7
2.1.2 Ciri-ciri Perkembangan .............................................................................. 7
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan ................................... 8
2.1.4 Aspek-aspek perkembangan .................................................................... 11
2.1.5 Periode Perkembangan ............................................................................. 12
2.1.6 Tahapan Pekembangan............................................................................. 15
2.1.7 Teknik Pemantauan Perkembangan ......................................................... 21
2.2 ASI .............................................................................................................. 23
2.2.1 Definisi ASI ............................................................................................. 23
2.2.2 Komposisi ASI ......................................................................................... 23
2.2.3 Definisi ASI Ekslusif ............................................................................... 28
2.2.4 Manfaat ASI Ekslusif ............................................................................... 28
2.3 Hubungan ASI Eksklusif dengan Perkembangan ....................................... 31
BAB 3 ....................................................................................................................33

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN .......................33

3.1 Kerangka Konsep ....................................................................................... 33


3.2 Hipotesis Penelitian..................................................................................... 33
BAB 4 ....................................................................................................................34

METODE PENELITIAN .......................................................................................34

4.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 34


4.2 Lokasi dan waktu penelitian........................................................................ 34
4. 3 Populasi, sampel, besar sampel dan teknik pengambilan sampel .............. 34
4.3.1 Populasi ............................................................................................................ 34
4.3.2 Sampel.............................................................................................................. 34
4.3.3 Besar sampel .................................................................................................... 35
4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel ........................................................................... 36
4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................. 39
4.4.1 Variabel Penelitian ........................................................................................... 39
4.4.2 Definisi Operasional ........................................................................................ 39
4.5 Instrumen Penelitian.................................................................................... 40
4.5.1 Intrumen ........................................................................................................... 40
xiv
4.5.2 Uji Validitas ..................................................................................................... 41
4.5.3 Uji Reliabilitas ................................................................................................. 41
4.6 Proses Pengambilan atau Pengumpulan Data ............................................. 42
4.6.1 Persiapan Penelitian ......................................................................................... 42
4.6.2 Sumber Data..................................................................................................... 42
4.6.3 Alur Pelaksanaan Penelitian............................................................................. 42
4.7 Cara pengolahan dan analisis data .............................................................. 43
4.7.1 Pengolahan Data .............................................................................................. 43
4.7.2 Analisi Data ..................................................................................................... 44
BAB 5 ....................................................................................................................45

HASIL PENELITIAN ............................................................................................45

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................... 45


5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden............................................ 46
5.3 Analisis dan Hasil Penelitian ...................................................................... 47
5.3.1 Analisis Univariat ............................................................................................ 47
5.3.2 Analisis Bivariat............................................................................................... 48
BAB 6 ....................................................................................................................49

PEMBAHASAN ....................................................................................................49

6.1 Pembahasan Hasil Peneltian ....................................................................... 49


6.1.1 Analisis Univariat ............................................................................................ 49
6.1.2 Analisis Bivariat............................................................................................... 54
6.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 57
BAB 7 ....................................................................................................................58

PENUTUP ..............................................................................................................58

7.1 Kesimpulan ................................................................................................. 58


7.2 Saran ............................................................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................59

Lampiran 1. JADWAL KEGIATAN .....................................................................64

Lampiran 2. LEMBAR PENJELASAN .................................................................65

xv
Lampiran 3. LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT) ......................................................................................66

Lampiran 4. ETHICAL CLEARANCE .................................................................67

Lampiran 5. KUESIONER PENELITIAN ............................................................68

Lampiran 6. MASTER TABEL .............................................................................73

Lampiran 7. ANALISIS DATA SPPS ...................................................................77

Lampiran 8. DOKUMENTASI ..............................................................................80

Lampiran 9. SURAT IZIN PENGAMBILAN DATA AWAL ..............................81

Lampiran 10. SURAT IZIN PENELITIAN ...........................................................82

Lampiran 11. SURAT SELESAI PENELITIAN ...................................................83

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Konsentrasi Mineral dalam ASI ............................................................ 26

Tabel 4.1 Jumlah anak usia 6-11 bulan pada setiap posyandu terpilih dan jumlah

sampel yang dibutuhkan ................................................................................... 38

Tabel 4.2 Definisi Operasional..............................................................................39

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu menurut Pendidikan, Pekerjaan

dan Umur di Wilayah Kerja Dadok Tunggul Hitam Padang .................................46

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Bayi menurut Jenis Kelamin di

Wilayah Kerja Dadok Tunggul Hitam Padang ......................................................47

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 6-11

bulan di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang........................47

Tabel 5.4 Distriubsi Frekuensi Perkembangan Bayi Usia 6-11 Bulan di Wilayah

Kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang ..................................................47

Tabel 5.5 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembanan Bayi Usia 6-

11 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang ................48

xvii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori..................................................................................32

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 33

Gambar 4.1 Skema Pengambilan Sampel..............................................................37

xviii
DAFTAR SINGKATAN

ASI : Air Susu Ibu

AA : Arachidonic acid

Depkes : Departemen Kesehatan

DHA : Docosahexaenoi acidc

Dinkes : Dinas Kesehatan

EPA : Eicosapentaenoic

IDAI : Ikatan Dokter Indonesia

IgA : Immunoglobin A

IgG : lmunoglobin G

IQ : Intelligence Quotient

Kemenkes : Kementrian Kesehatan

KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

LCPUFAs : long-chain polyunsaturated fatty acids

MPASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu

Pusdatin : Pusat Data dan Informasi

SPSS : Statistical Package Social for Social Science

UNICEF : United Nations Children's Fund

WHO : World Health Organization

xix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan .................................................................................64

Lampiran 2. Lembar Penjelasan .............................................................................65

Lampiran 3. Lembar Persetujuan ...........................................................................66

Lampiran 4. Ethical Clearance ...............................................................................67

Lampiran 5. Kuesioner Penelitian ..........................................................................68

Lampiran 6. Master Tabel ......................................................................................73

Lampiran 7. Analisis Data SPPS............................................................................77

Lampiran 8. Dokumentasi......................................................................................80

Lampiran 9. Surat Izin Pengambilan Data

Awal.....................................................81

Lampiran 10. Surat Izin Penelitian.........................................................................82

Lampiran 11. Surat Selesai Penelitian...................................................................83

xx
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Periode 1000 hari pertama kehidupan sangat penting untuk pertumbuhan

dan perkembangan anak (UNICEF, 2017). Pada masa ini terjadi pertumbuhan

dan perkembangan yang pesat serta bermakna dan merupakan fondasi utama

untuk kehidupan di tahap selanjutnya. (UNICEF, 2017; Kemenkes 2016).

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian

atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat

(Kemenkes, 2016). Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan

(skills) struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang

teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan/maturitas.

(Soetjiningsih, 2013).

Perkembangan bersifat progresif, artinya setiap kegiatan dalam tugas

perkembangan mengalami kemajuan perkembangan dari tahap perkembangan

sebelumnya. (Pieter dan Namora, 2011). Perkembangan yang baik pada masa

bayi akan mempengaruhi segala aspek kehidupan anak. Di masa-masa awal

kehidupan seseorang, ada istilah yang di sebut jendela kesempatan (window

of opportunity), yaitu masa-masa tertentu perkembangan otak sangat peka

dengan rentang waktu yang cukup singkat, sehingga kesempatan ini perlu

dimanfaatkan agar perkembangan otak terbentuk secara optimal (Soenarwo,

2012). Perkembangan anak yang optimal akan menciptanya anak yang

berkualitas (Uce, 2017).

1
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan (IDAI,

2013). Keterlambatan perkembangan adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan kondisi dimana ketika perkembangan anak tertunda di satu

atau lebih area dibandingkan dengan anak-anak lain (Imran, 2016). Jika

keterlambatan dalam perkembangan berlanjut, maka anak dapat mengalami

keterlambatan perkembangan umum (Global Developmental Delay) dimana

terdapat 2 atau lebih perkembangan yang tidak terpenuhi pada usia yang

seharusnya (IDAI, 2013)

Pada tahun 2016 diperkirakan sekitar 250 juta anak (43%) di negara

berkembang tidak dapat mengetahui potensi perkembangan mereka

sepenuhnya (WHO, 2016). Grantham et al (2007) memperkirakan lebih dari

200 juta anak di bawah 5 tahun gagal mencapai potensi perkembangan

mereka. Di Indonesia data kejadian keterlambatan perkembangan belum

diketahui secara pasti, namun anak yang mengalami keterlambatan

perkembangan diperkirakan 5-10 % dan sekitar 1-3 % anak di bawah usia 5

tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum (IDAI, 2013).

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah genetik dan

faktor lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik, psikososial, keluarga

dan adat istiadat (Soetjiningsih, 2013). Faktor lingkungan merupakan faktor

yang sangat menentukan tercapai tidaknya potensi genetik (Soetjiningsih,

2013). Salah satu faktor lingkungan yang berperan penting dalam

perkembangan adalah gizi (Soetjiningsih, 2013). Menurut WHO (2003) pada

bayi usia 0-6 bulan, kebutuhan bayi sudah tercukupi dengan pemberian air

susu ibu tanpa tambahan apapun (ASI Eksklusif). Pemberian ASI eksklusif

2
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
selama 6 bulan pertama kehidupan mendukung pertumbuhan dan

perkembangan bayi. Mulai usia 6 bulan sudah boleh diberi Makanan

Pendamping ASI (MPASI) karena kebutuhan bayi tidak terpenuhi jika

diberikan ASI saja. Pemberian MPASI disesuaikan dengan umur bayi mulai

dari cair hingga padat, tetapi tetap diiringi dengan pemberian ASI sampai

umur 2 tahun. Menurut penelitian Tasnim (2014), anak yang diberikan ASI

memiliki IQ yang lebih tinggi daripada anak yang tidak menyusui.

Berdasarkan data United Nations Childrend’s Fund (UNICEF),

persentase bayi berusia enam bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif pada

tahun 2015 di dunia sekitar 43 %. Di kawasan Asia Timur dan Pasifik pada

tahun 2015 persentase ASI Eksklusif yaitu 30% dan persentase tertinggi pada

kawasan Asia Selatan mencapai 55% (UNICEF, 2018). WHO menargetkan

pada tahun 2025 capukan pemberian ASI Eksklusif dalam enam bulan

pertama paling sedikit 50% (WHO, 2014). Indonesia merupakan salah satu

negara yang berada di kawasan Asia Timur dan Pasifik yang masih memiliki

cakupan ASI Eksklusif dibawah target. Pada tahun 2016 cakupan ASI

Eksklusif di Indonesia yaitu 29,5 %. Sumatera Barat adalah salah satu

Provinsi di Indonesia dengan cakupan ASI Eksklusif pada tahun 2016 yaitu

67,9% dan meningkat pada tahun 2017 yaitu 65,7%, cakupan ini masih rendah

karena di bawah target nasional yaitu 80% (Dinkes Provinsi Sumatera Barat,

2017; 2018). Kota Padang sebagai salah satu Kota di Sumatera Barat memiliki

cakupan ASI Eksklusif yang masih belum mecapai target yaitu 74,77 %

(Dinkes Kota Padang, 2018)

3
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Menurut penelitian Lisa (2012) bayi yang tidak mendapatkkan ASI

Eksklusif beresiko 5,6 kali mengalami gangguan perkembangan motorik kasar

dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif. Hal ini sejalan dengan

penelitian Siagian dan Herlina (2018) dari 37 bayi yang tidak mendapatkan

ASI Eksklusif, 24 bayi (64,9%) mengalami keterlambatan perkembangan.

Salah satu upaya dalam pembentukan perkembangan yang optimal

sangat bergantung pada pemberian ASI karena tidak hanya sebagai nutrisi

tetapi juga sebagai stimulasi untuk anak (Lisa, 2012). Hal ini sejalan dengan

program permerintah dalam peningkatan pencapaian ASI Eksklusif yang

diatur dalam Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal

128 dan Undang-Undang No 33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI

Eksklusif.

Berdasarkan data rekapitulasi stimulasi deteksi dan intervensi tumbuh

kembang anak Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2017, telah dilaksanakan

pemantauan pada 15.607 bayi, 48.709 balita dan 24.314 anak prasekolah.

Hasil pemantauan tersebut didapatkan 126 anak mengalami gangguan

perkembangan motorik kasar, 82 anak mengalami gangguan motorik halus,

165 anak mengalami gangguan bicara/bahasa dan 242 anak mengalami

gangguan sosialisasi kemandirian. Prevalensi tertinggi anak yag mengalami

gangguan perkembangan rata-rata adalah wilayah kerja Puskesmas Dadok

Tunggul Hitam yaitu sebanyak 51 anak (2,88%) mengalami gangguan motorik

kasar, 41 anak (2,32%) mengalami gangguan motorik halus, 59 anak (3,34%)

mengalami gangguan bicara atau bahasa dan 176 anak (9,95%) mengalami

gangguan sosialisasi kemandirian. Sedangkan prevalensi terendah berada pada

4
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
wilayah kerja Puskesmas Pengambiran yaitu hanya 1 anak yang mengalami

gangguan perkembangan yaitu perkembangan motorik kasar.

Tahun 2017 pencapaian ASI Eksklusif pada wilayah kerja Puskesmas

Dadok Tunggul Hitam tergolong rendah (Dinas Kesehatan Kota Padang,

2017). Berdasarkan rekapitulasi data per 6 bulan Puskesmas Dadok Tunggul

Hitam bulan Agustus 2017 pencapaian pemberian ASI Eksklusif sebesar 65,

54 %. Pada bulan Februari 2018 pencapaiannya sebesar 60, 4%. Dari

rekapitulasi data tersebut terlihat terdapat penurunan pencapaian ASI

Eksklusif sebanyak 5,14%.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan

pemberian ASI Eksklusif dengan perkembangan bayi usia 6-11 bulan di

wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Kota Padang?

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan pemberian ASI

Eksklusif dengan perkembangan bayi usia 6-11 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan perkembangan bayi

usia 6-11 bulan di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui distribusi frekuensi pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia

6-11 bulan

5
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
1.3.2.2 Mengetahui distribusi frekuensi perkembangan bayi usia 6-11 bulan

1.3.2.3 Mengetahui hubungan pemberian ASI Eksklusif terhadap perkembangan

bayi usia 6-11 bulan di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam

Padang

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman serta menambah

pengetahuan bagi peneliti khususnya tentang hubungan pemberian ASI

Eksklusif terhadap perkembangan bayi dan peneliti juga dapat menerapkan

ilmu yang telah di pelajari serta memperdalam ilmu tentang metode

penelitian.

1.4.2 Bagi Institusi Kesehatan dan Tenaga Kesehatan

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada petugas kesehatan

mengenai hubungan pemberian ASI Eksklusif terhadap perkembangan bayi

serta memberikan informasi kepada petugas kesehatan alasan terjadinya

penurunan pemberian ASI Eksklusif.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat memberikan motivasi serta menginformasikan kepada

masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif karena dapat

mempengaruhi perkembangan bayi dan anak.

6
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan

2.1.1 Definisi Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skills) struktur

dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat

diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan/maturitas (Soetjiningsih,

2013). Perkembangan merupakan proses di mana bayi dan anak-anak

mengeksplorasi dan belajar dan tumbuh menjadi dewasa (Reddihough et al.,

2009).

2.1.2 Ciri-ciri Perkembangan

Menurut Hurlock EB dalam Soetjiningsih (2013) ciri-ciri

perkembangan adalah:

1) Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap

pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkebangan

intelegensia pada seorang anak akan menyertai perumbuhan otak dan

serabut saraf.

2) Perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya

Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan

sebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang

anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak

tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan dan bagian tubuh lain

yang terkait dengan fungsi berdiri akan terhambat. Karena itu,

7
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan

perkembangan selanjutnya.

3) Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda

Perkembangan memiliki kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam

perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada setiap anak.

4) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun juga

akan berlangsung pesat. Dimana akan terjadi peningkatan metal,

memori, daya nalar, asosiasi, dan lain-lain. Anak sehat akan bertambah

umur, berat dan tinggi badan, dan bertambah kepandaiannya.

5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap

Perkembangan organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,

yaitu perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah kepala, kemudian

menuju kearah kaudal atau anggota tubuh dan perkembangan terjadi

lebih dahulu didaerah proksimal lalu berkembang kebagia distal seperti

jari-jari yag mempunyai kemampuan gerak halus.

6) Perkembangan memiliki tahap yang yang berurutan

Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan

berurutan. Semua tahap-tahap tidak bisa terjadi terbalik. Setiap area

perkembangan mempunyai potensi risiko

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah genetik,

lingkungan, psikososial,keluarga dan adat istiadat (Soetjiningsih, 2013).

8
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
1) Faktor genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai akhir proses

tumbuh kembang anak. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat

berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga didapatkan hasil

yang optimal.

2) Faktor lingkungan

Dalam faktor lingkungan itu sendiri ada beberapa yang

mempengaruhinya yaitu ada faktor biologis, faktor lingkungan fisik,

faktor psikososial dan faktor keluarga serta adat-istiadat.

a. Faktor biologis

Faktor biologis terdiri dari ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur,

gizi, perawatan kesehatan, kerentanan terhadap penyakit, kondisi

kesehatan kronis, fungsi metabolisme, dan hormon. Menurut

Amstrong (2006) ada bukti yang berkembang bahwa anak-anak yang

dirawat karena sejumlah penyakit kronis dapat mengalami cedera

pada proses dan fungsi otak karena tidak segera terdeteksi pada saat

cedera. Dimana efek utamanya adalah gangguan perkembangan

struktur otak dan proses yang biasanya terjadi setelah waktu

perawatan diberikan, gangguan yang dapat mempengaruhi

munculnya kemampuan fungsional di seluruh kehidupan anak.

Beberapa contoh penyakit dan proses pengobatan yang lebih umum

terkait dengan ketidakmampuan berkembangnya sistem syaraf ini

mencakup mekanisme dan perawatan penyakit yang mengganggu

9
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
pembentukan mielin dan pengembangan jaringan struktur

penghubung misalnya terapi radiasi kranial untuk tumor otak

(Reddick et al., 2000; Mulhern et al., 2001 dalam Amstrong; 2006),

menghasilkan perubahan imunologis yang biasanya mendukung

perubahan perkembangan dan fungsi otak yang khas (misalnya,

infeksi HIV, penekanan kekebalan yang berkepanjangan terkait

dengan sel induk atau transplantasi organ padat) (Escolar et al., 2005

dalam Amstrong; 2006), mengganggu jalur biokimia yang

mendukung perkembangan dan fungsi otak tipikal (misalnya anti-

folat yang digunakan dalam pengobatan leukemia), atau

mengganggu proses biologis yang mendukung perkembangan otak

(misalnya fungsi paru yang buruk mengakibatkan hipoksia saat tidur;

anemia kronis yang mengarah pada aliran oksigen ke otak kronis

yang tidak memadai) (Kurnatowski et al., 2006 dalam Amstrong;

2006).

Sebagian besar akibat dari penyakit kronis dan perawatan ini

tidak jelas namun mereka hanya muncul dari waktu ke waktu, dan

hanya terlihat pada titik ketika lintasan perkembangan saraf

mencapai titik ketika seorang anak yang berkembang biasanya

menunjukkan ketidakmampuan dalam perkembangannya atau

keterlambatan dalam perkembangan seperti keterlambatan kognitif.

b. Faktor lingkungan fisik

Faktor lingkungan fisik terdiri dari cuaca, musim, keadaan geografis

suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah dan radiasi.

10
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
c. Faktor psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi adalah stimulasi, motivasi

belajar, ganjaran atau hukuman yang wajar, kelompok sebaya,

sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak-orang tua.

d. Faktor keluarga

Faktor keluarga yang mempengaruhi adalah pekerjaan/pendapatan

orangtua, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam

keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah.ibu, pola

pengasuhan, adat istiadat, agama, urbanisasi dan kehidupan politik.

2.1.4 Aspek-aspek perkembangan

Menurut Kemenkes RI (2016), ada 4 aspek tumbuh kembang yang

perlu dibina/dipantau, yaitu:

1) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan pergerakan dengan sikap tubuh yang

melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dsb.

2) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian

tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otor kecil tetapi memerlukan

koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis,

dsb.

3) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,

berkomunikasi, mengikuti perintah dsb.

11
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
4) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainanan

selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungan, dsb. Menurut Berk (2013)

perkembangan emosi dan sosial meliputi perubahan komunikasi

emosional, pemahaman terhadap diri sendiri, skill interpersonal, moral

serta sikap.

2.1.5 Periode Perkembangan

Periode tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut:

1) Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).

Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :

a. Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2

minggu.

b. Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu.

c. Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir

kehamilan.

Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu:

 Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai

trimester kedua kehidupan intra uterin. Pada masa ini terjadi

percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia

sempurna. Alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi.

 Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini

pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-

fungsi. Terjadi transfer lmunoglobin G (Ig G) dari darah ibu

12
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
melalui plasenta. Akumulasi aasam lemak esensial seri Omega 3

(Docosa Hexanic Acid) dan Omega 6 (Arachldonic Acid) pada

otak dan retina.

2) Masa bayi (infancy) umur 0 - 11 bulan.

Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi

perubahan sirkulasi darah, sertamulainya berfungsi organ-organ. Masa

neonatal dibagi menjadi 2 periode:

a. Masa neonatal dini,umur 0 - 7 hari.

b. Masa neonatal lanjut, umur 8 - 28 hari.

c. Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan.

Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses

pematangan berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya

fungsi sistem saraf. Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan

keluarga sebagai unit pertama yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang

mempunyai orang tua yang hidup rukun, bahagia dan memberikan yang

terbaik untuk anak. Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan

kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh,

diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI sesuai umurnya,

diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai. Masa

bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin,

sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat

besar.

13
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
3) Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan).

Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan

terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak

halus) serta fungsi ekskresi.

Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan,

pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan

terjadi pertumbuhan serabut serabut syaraf dan cabang-cabangnya,

sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan

pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan sangat

mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar

berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi.

Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa,

kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat

cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.

Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga

dibentuk pada masa ini, sehingga setiap kelalnan/penyimpangan sekecll

apapun apablla tidak dideteksl apalagi tidak ditangani dengan baik, akan

mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian hari.

4) Masa anak prasekolah (anak umur 60 - 72 bulan).

Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi

perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan

meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir. Memasuki masa

prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya, seiring dengan

14
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini, selain lingkungan di

dalam rumah maka lingkungan di luar rumah mulai diperkenalkan. Anak

mulai senang bermain di luar rumah. Anak mulai berteman, bahkan

banyak keluarga yang menghabiskan sebagian besar waktu anak bermain

di luar rumah dengan cara membawa anak ke taman-taman bermain,

taman-taman kota, atau ke tempat-tempat yang menyediakan fasilitas

permainan untuk anak.

Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasana

bermain yang bersahabat untuk anak (child friendly environment).

Semakin banyak taman kota atau taman bermain dibangun untuk anak,

semakin baik untuk menunjang kebutuhan anak.

Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca

indra dan sistim reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus

sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu diperhatikan

bahwa proses belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain. Orang

tua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan

perkembangan anaknya, agar dapat dllakukan intervensl dini bila anak

mengalami kelainan atau gangguan.

2.1.6 Tahapan Pekembangan

Menurut Soetjiningsih (2013), anak memiliki tahapan perkembangan

di setiap golongan umurnya mulai dari perkembangan kognitif,

perkembangan motorik yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu motorik/gerak

kasar dan motorik/gerak halus, perkembangan personal sosial dan

perkembangan bahasanya. Tahapan perkembangan anak adalah:

15
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
1) Anak usia 0-3 bulan

a. Gerak Kasar

Mengangkat kepala setinggi 45° serta menggerakkan kepala dari

kiri/kanan ke tengah

b. Gerak Halus

Melihat dan menatap wajah ibu dan merespon dengan tersenyum

c. Bicara dan bahasa

Merespon dengan bersuara dan tersenyum

d. Sosialisasi dan kemandirian

Mengenal orang terdekat melalui penglihatan, penciuman, dan

pendengaran, kontak.

2) Anak usia 3-6 bulan

a. Gerak Kasar

Berbalik dari telentang ke telungkup dan sebaliknya dan

mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.

b. Gerak Halus

Menggenggan jari orang lain, meraih benda yang ada dalam

jangkauannya, memegang tangannya sendiri, menengok ke kanan dan ke

kiri serta ke atas dan ke bawah, berusaha memperluan pandangannya,

mengarahkan matanya kepada benda-benda kecil.

c. Bicara dan bahasa

Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.

d. Sosialisasi dan kemandirian

16
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain

sendiri.

3) Anak usia 6-9 bulan

a. Gerak kasar

Duduk sendiri dengan kedua tangan menyangga tubuhnya, belajar

berdiri, kedua kakinya menyanggah sebagian berat badan, merangkak,

meraih mainan atau medekati seseorang.

b. Gerak halus

Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya, memungut dua

benda, masing masing tangan pegang satu benda pada saat bersamaan,

memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.

c. Bicara dan bahasa

Bersuara tanpa arti seperti mamama, bababa, dadada, tatatata.

d. Sosialisasi dan kemandirian

Mencari mainan/benda yang dijatuhkan, bermain tepuk tangan/cilukba,

makan kue sendiri.

4) Anak usia 9-12 bulan

a. Gerak kasar

Mengangkat badannya pada posisi berdiri, belajar berdiri selama 30 detik

atau berpegangan pada kursi/meja, dapat berjalan dengan dituntun.

b. Gerak halus

Memasukkan benda ke mulut dan menggenggam erat pensil.

c. Bicara dan bahasa

17
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Mengulang/menirukan bunyi yang didengar, menyebut 2 - 3 suku kata

yang sama tanpa arti, bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan

d. Sosialisasi kemandirian

Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan,

senang diajak bermain ciluk ba, mengenal anggota keluarga, takut pada

orang yang belum dikenal, mengeksporasi sekitar, ingin tahu, ingin

menyentuh apa saja.

5) Anak usia 12-18 bulan

a. Gerak kasar

Berdiri sendiri tanpa berpegangan, berjalan mundur 5 langkah dan

membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali.

b. Gerak halus

Menumpuk 2 kubus

c. Bicara dan bahasa

Memanggil ayah dengan kata papa”, memanggil ibu dengan kata

“mama”.

d. Sosialisasi kemandirian

Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek dengan cara

anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan

ibu, memperlihatka rasa cemburu atau bersaing.

6) Anak usia 18-24 bulan

a. Gerak kasar

Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik.

18
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
b. Gerak halus

Menumpuk 4 buah kubus, memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari

telunjuk serta menggelindingkan bola ke arah sasaran.

c. Bicara dan bahasa

Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti

d. Sosialisasi kemandirian

Memegang cangkir sendiri, belajar makan - minum sendiri, bertepuk

tangan, melambai-lambai, membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga

dan mengetahui jenis kelamin diri sendiri perempuan atau laki-laki

7) Anak usia 24-36 bulan

a. Gerak kasar

Naik tangga sendiri dan dapat bermain dan menendang bola kecil.

b. Gerak halus

Mencoret-coret kertas menggunakan pensil.

c. Bicara dan bahasa

Bicara dengan baik menggunakan 2 kata, dapat menunjuk satu atau lebih

bagian tubuhnya ketika diminta, melihat gambar dan dapat menyebut

dengan benar nama 2 benda atau lebih, membantu memungut

mai48nannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika di minta.

d. Sosialisasi kemandirian

Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah dan melepas pakaiannya

sendiri.

8) Anak usia 36-48 bulan

19
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
a. Gerak kasar

Berdiri 1 kaki selama 2 detik, melompat serta mengayuh sepeda roda tiga

b. Gerak halus

Menggambar garis lurus dan menumpuk 8 buah kubus.

c. Bicara dan bahasa

Menyebut nama, umur, tempat, mengenal 2-4 warna, mengerti arti kata

di atas, di bawah, di depan, mendengarkan cerita.

d. Sosialisasi kemandirian

Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri, bermain bersama

teman,mengikuti aturan permainan, mengenakan sepatu sendiri,

mengenakan celana panjang,kemeja, baju, mengetahui anggota tubuh

yang tidak boleh disentuh atau dipegang orang lain kecuali oleh orang tua

dan dokter.

9) Anak usia 48-60 bulan

a. Gerak kasar

Berdiri 1 kaki selama 6 detik dan melompat-lompat 1 kaki.

b. Gerak halus

Menari, menggambar tanda silang, menggambar lingkaran, menggambar

orang dengan 3 bagian tubuh dan mengancingkan baju atau pakaian

boneka.

c. Bicara dan bahasa

Menyebut nama lengkap tanpa dibantu, senang menyebut kata-kata baru,

senang bertanya tentang sesuatu, menjawab pertanyaan dengan kata-kata

yang benar, bicaranya mudah dimengerti, bias

20
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya,

menyebut angka, menghitung jari, menyebut nama-nama hari.

d. Sosialisasi kemandirian

Berpakaian sendiri tanpa dibantu, bereaksi tenang dan tidak rewel ketika

ditinggal ibu.

10) Anak usia 60-72 bulan

a. Gerak kasar

Berjalan lurus, berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik.

b. Gerak halus

Menggambar dengan 6 bagian tubuh, mengambar orang lengkap.

c. Bicara dan bahasa

Mengerti lawan kata, mengenal warna-warni, mengerti pembicaraan yang

menggunakan 7 kata atau lebih dan mengenal angka.

d. Sosialisasi kemandirian

Mengungkapkan simpati, mengikuti aturan permainan dan berpakaian

sendiri tanpa dibantu.

2.1.7 Teknik Pemantauan Perkembangan

Perkembangan anak dapat di pantau dengan Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan (KPSP). Tujuannya untuk mengetahui perkembangan anak

normal atau ada penyimpangan. Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh

tenaga kesehatan, guru TK dan petugas PAUD terlatih. Jadwal

skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah : setiap 3 bulan pada anak < 24

bulan dan tiap 6 bulan pada anak usia 24 - 72 tahun (umur 3, 6, 9, 12, 15,

18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan).

21
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai

masalah tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining

maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining yang lebih

muda dan dianjurkan untuk kembali sesuai dengan waktu pemeriksaan

umurnya.

Formulir ini berisi 9 -10 pertanyaan tentang kemampuan

perkembangan yang telah dicapai anak dimana terbagi atas 2 bagian

pertanyaan yaitu pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak dan

perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas melaksanakan tugas yang

tertulis pada KPSP. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan dengan

menggunakan alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar

bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah,

kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0.5 - 1 cm.

Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa, kemudian

menentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak

lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh: bayi

umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3 bulan 15

hari, dibulatkan menjadi 3 bulan.

Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan

umur anak. KPSP. Selanjutnya jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-

ragu atau takut menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak

mengerti apa yang ditanyakan kepadanya. Tanyakan pertanyaan yang ada

pada KPSP secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1

jawaban, ya atau tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir. Pertanyaan

22
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
yang berikutnya diajukan setelah ibu/pengasuh anak menjawab pertanyaan

terdahulu. Dan yang terakhir teliti kembali apakah semua pertanyaan telah

dijawab.

Setelah semua pertanyaan dijawab, hitung berapa jumlah jawaban

ya. Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh menjawab anak bisa atau pemah atau

sering atau kadang-kadang melakukannya. Jawaban Tidak, bila

ibu/pengasuh menjawab anak belum pernah melakukan atau tidak pemah

atau ibu/pengasuh anak tidak tahu. Jumlah jawaban 'Ya' = 9 atau 10,

perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S). Jumlah

jawaban 'Ya' = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M). Jumlah

jawaban 'Ya' = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P). Untuk

jawaban 'Tidak', perlu dirinci jumlah jawaban 'Tidak' menurut jenis

keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan

kemandirian).

2.2 ASI

2.2.1 Definisi ASI

ASI adalah suatu cairan yang dihasilkan oleh kedua payudara ibu

berupa emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam

organik yang berfungsi sebagai makanan utama bagi bayi (Soetjiningsih,

2012). ASI merupakan nutrisi lengkap untuk bayi karena mengandun

berbagai macam zat gizi yan berguna untuk pertumbuhan dan perkembagan

bayi (Andreas et al., 2015).

2.2.2 Komposisi ASI

1) Karbohidrat

23
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
90% energi yang terdapat dalam ASI terdapat dalam karbohidrat dan

lemak, dan 10% berasal dari protein (Fitri, 2014). Karbohidrat utama

yang terdapat dalam ASI adalah laktosa dengan kadar 6.7 to 7.8 g/dL

(Ballard dan Morrow, 2014). Laktosa berfungsi untuk menstimulus

mikroogganisme dalam memproduksi asam laktat. Adanya asam laktat

akan memberikan suasana asam yang berfungsi untuk menghambat

bakteri patogen (Fikawati et al, 2015). Laktosa juga berfungsi

meningkatkan penyerapan kalsium, magnesium dan fosfor yang penting

untuk pertumbuhan tulang dan gigi (Fitri, 2014).

Selain laktosa, juga terdapat glukosa (1,4g/100 ml ASI), galaktosa

(1,2 g/100 ml ASI) dan glukosamin (0,7 g/100 ml ASI). Galaktosa

berfungsi untuk pertumbuhan otak seperti pembentukan mielin dan

sintesis galaktosida. Kandungan glukosamin juga akan memicu

pertumbhan bakteri baik (Lactobacilus Bifidus) (Fikawati et al, 2015).

2) Protein

Protein berfungsi sebagai pengatur dan pembangun tubuh bayi.

Komponen dasar dari protein adalah asam amino yang berfungsi

sebagai pembentuk struktur otak, sehingga pemberian ASI sangat

penting selama tahun pertama kehidupan bayi karena pada saat itu

pertumbuhan bayi dan perkembangan bayi sangat cepat (Maryunani,

2012).Kandungan rata-rata protein dalam ASI sekitar 1,2 g / dL

(Australian Breastfeeding Association, 2017). Kadar protein dalam ASI

akan semakin berkurang mulai dari kolustrum hingga susu matur.

24
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Kadar protein dalam kolostrum (2%), transisi (1,5%), dan matur (1%)

(Fikawati et al, 2015).

Protein dalam ASI terdiri dari caseindan whey (Martin et al., 2016).

Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey (60%). Hal ini

menguntungkan bagi bayi karena mudah dicerna. Sedangkan pada susu

sapi lebih tinggi kasein (80%) yang lebih sulit dicerna oleh bayi

(Fikawati et al, 2015).Protein whey yang banyak terdapat dalam ASI

diantaranya alpha-lactalbumin, lactoferin and imonoglobulin A (IgA)

(Martin et al., 2016). alpha-lactalbumin berfungsi sebagai zat anti

mikrobaa, laktoferin mempunyai kemampuan bakteriostatik, antiviral,

antiinflamasi, dan mempercepat pematangan saluran cerna, sedangkan

IgA berfungsi menghancurkan bakteri dan melindungi permukaan

mukosa usus bayi (Wuryanti et al.,2015; Palmeira dan Sampaio, 2016).

ASI juga mengandung asam amino esensial taurin yang tinggi yang

berfungsi untuk pertumbuhan otak, retina, dan konjugasi bilirubin

(Fikawati et al, 2015).

3) Lemak

Lemak merupakan smber energi utama dalam ASI yaitu sekitar 44%

dari total energi dimana 93%-97% berbentuk trigliserida (Palmeira dan

Sampaio, 2016; Mosca dan Gianni, 2017). Selain sumber energi, lemak

juga membantu dalam perkembangan sistem saraf pusat bayi (Martin et

al., 2016). Rata-rata kandungan lemak dalam ASI yaitu 3,5-4,5 g dalam

100 ml ASI (Fikawati et al, 2015). ASI juga mengandung asam lemak

esensial seperti asam arachidonic (AA), asam docosahexaenoic (DHA)

25
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
asam eicosapentaenoic (EPA) yang sangat penting untuk proses

pertumbuhan, respon inflamasi, sistem imun, kecerdasan dan

perkembangan sistem motorik pada bayi baru lahir (Martin et al.,

2016).

Bayi yang mengkonsumsi ASI memiliki kadar kolesterol yang lebih

tinggi. Studi pada hewan menunjukkan bahwa kadar kolesterol yang

lebih tinggi dapat menjaga kolesterol ketika dewasa. Kolesterol

berfungsi sebagai mielinisasi susunan saraf pusat dan mencegah

arteriosklerosis (Fikawati et al, 2015).

4) Mineral

Mineral merupakan komponen terpenting dalam ASI meskipun tidak

terlibat secara langsung dalam metabolisme energi (Zhang, 2017). ASI

mengandung mineral yang lengkapwalaupun kadarnya relatif rendah,

namun dapat memenuhi kebutuhan bayi sampai umur 6 bulan

(Maryunani, 2012; Fikawati et al, 2015). Mineral utama yang terdapat

dalam ASI antara adalah zat besi, kalsium, seng, magnesium dan

tembaga. Kekurangan mineral ini dapat menyebabkan beberapa

gangguan seperti gangguan pertumbuhan fisik dan kecerdasan,

pertumbuhan tulang, transmisi impuls saraf, gangguan fungsi imunologi

dan perubahan dalam sistem enzimatik, mielinisasi dan hemoglobin

(Andrade et al, 2014). Tingkat zat besi, seng dan tembaga dalam ASI

lebih tinggi daripada susu sapi (Zhang, 2017).

Tabel 2.1. Konsentrasi mineral dalam ASI


No Mineral Konsentrasi (mg/dL)
1. Kalsium 142,3
2. Tembaga 0,4
26
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
3. Besi 2,7
4. Magnesium 39,8
5. Seng 3,6
Sumber : Andrade et al, 2014

5) Vitamin

ASI mengandung vitamin yang cukup untuk pertumbuhan bayi,

kecuali vitamin D dan vitamin K. Vitamin D berfungsi sebagai

mineralisasi tulang, sedangkan vitamin K berguna dalam proses

pembekuan darah (Martin et al, 2016). Oleh karena itu, untuk

mencukupi kebutuhan bayi akan vitamin D dan vitamin K, pada saat

lahir bayi dilakukan suntik vitamin K dan pada pagi hari bayi perlu

dijemur dibawah sinar matahari selama 1 jam (sebelum jam 9)

(Fikawati et al, 2015).

ASI mengandung vitamin A dan betakaroten yang cukup tinggi yang

berguna untuk kesehatan mata, kekebalan tubuh dan pertumbuhan,

sehingga bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan

daya tahan tubuh yang baik (Naylor dan Wester, 2014). Selain itu,

kandungan vitamin E pada ASI cukup tinggi, terutama pada kolostrum

dimana fungsinya untuk ketahanan dinding sel darah merah (Adinda,

2016). Kandungan vitamin A dan E dalam 100 ml ASI masing-masing

41 mg dan 0,25 mg (Fikawati et al, 2015).

Umumnya, vitamin yang larut dalam air yang terdapat dalam ASI

diantaranya Vitamin C, Vitamin D dan asam folat yang berfungsi untuk

perkembangan otak dan daya tahan tubuh (Adinda, 2016). Kandungan

vitamin B1 dan B2 cukup tinggi, sedangkan vitamin B6 dan B12 serta

asam folat memiliki kandungan yang sedikit terutama pada ibu yang
27
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
kekurangan gizi. Oleh karena itu, ibu yang menyusui perlu tambahan

vitamin tersebut (Wiji, 2013).

2.2.3 Definisi ASI Ekslusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa

tambahan apapun kecuali obat dan vitamin atau mineral yang diberikan

selama 6 bulan pertama kehidupan (WHO, 2018). Komposit pertanyaan

menyusui eksklusif adalah: bayi masih disusui, tidak mendapat makanan

atau minuman selain ASI, selama 24 jam terakhir bayi hanya disusui

(Pusdatin Kemenkes RI, 2014).

2.2.4 Manfaat ASI Ekslusif

UNICEF (2010) menyebutkan manfaat dari ASI Eksklusif adalah

sebagai berikut:

1) Kelangsungan hidup bayi

Ada semakin banyak bukti bahwa inisiasi menyusui dini memiliki

dampak yang signifikan terhadap penurunan mortalitas neonatal secara

keseluruhan. Studi terbaru dari Ghana dan Nepal menunjukkan bahwa

inisiasi dini dalam satu jam pertama kehidupan dapat mencegah sekitar

20% kematian neonatal. Anak-anak yang mendapat ASI memiliki

setidaknya enam kali kesempatan lebih besar untuk bertahan hidup pada

bulan-bulan awal dibandingkan anak-anak yang tidak disusui. Dalam

enam bulan pertama kehidupan, bayi yang mendapat ASI enam kali

lebih kecil kemungkinannya meninggal karena diare dan 2,5 kali lebih

kecil kemungkinannya meninggal akibat infeksi pernapasan akut.

Menyusui melindungi bayi terhadap diare melalui dua mekanisme: (1)

28
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
mengurangi risiko bakteri dari formula yang terkontaminasi, cairan lain

dan makanan pendamping dan (2) transfer antibodi ibu melalui ASI.

Dalam keadaan darurat, menyusui menyelamatkan hidup di antara bayi

yang paling rentan di bawah enam bulan dengan menghindari patogen

penyebab penyakit dalam susu buatan, meningkatkan sistem kekebalan

tubuh mereka dan menyediakan semua nutrisi yang dibutuhkan dan

cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi.

2) Status gizi bayi

Menyusui melindungi bayi terhadap penurunan berat badan karena

diare. Pemberian ASI eksklusif sering berarti bahwa bayi akan

menyusui lebih banyak, yang membantu menjaga produksi ASI agar

mereka mendapat lebih banyak nutrisi. Pemberian air bersama dengan

ASI dalam enam bulan pertama berarti air menggantikan ASI, sehingga

bayi kurang menyusui dan ibu memproduksi lebih sedikit ASI. Karena

dampaknya yang besar pada pengurangan penyakit infeksi, menyusui

berperan dalam pengurangan stunting, suatu kondisi di mana penyakit

menular merupakan penentu penting. Namun, anak yang mendapat ASI

akan menjadi stunted jika mereka tidak menerima kuantitas dan kualitas

makanan pelengkap yang cukup dari usia enam bulan ke depan.

3) Mengurangi risiko terhadap penyakit/kondisi kronis

Menyusui menurunkan risiko bayi untuk penyakit/kondisi kronis di

kemudian hari dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula,

termasuk asma, kelebihan berat badan dan obesitas, diabetes, penyakit

jantung dan faktor risiko jantung seperti hipertensi dan kadar kolesterol

29
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
tinggi, dan kanker seperti leukemia pada masa kanak-kanak dan kanker

payudara di kemudian hari.

4) Perkembangan intelektual, motorik dan emosional bayi.

Banyak penelitian yang menegaskan bahwa anak-anak yang disusui

lebih baik pada tes kognitif dan perkembangan motorik, serta hasil

akademis, daripada anak-anak yang tidak mendapat ASI, dan bayi yang

diberi ASI cenderung memiliki skor IQ yang lebih tinggi. Sebuah

penelitian baru-baru ini menambah literatur yang menyimpulkan bahwa

anak-anak yang disusui selama lebih dari enam bulan memiliki risiko

masalah kesehatan mental yang lebih rendah saat mereka memasuki

masa remaja mereka. Aspek lain dari pemberian ASI eksklusif lebih

sulit diukur tetapi sangat bermanfaat. Ini termasuk peluang tambahan

untuk ikatan ibu dan bayi dikarenakan lebih banyak waktu bersama

melalui kontak kulit-ke-kulit dan kontribusi waktu kedekatan fisik yang

aman ini membuat bayi menjadi sehat

5) Untuk kesehatan ibu.

Inisiasi menyusui segera setelah melahirkan membantu mengontraksi

uterus, mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan. Menyusui

dapat menyebabkan lebih cepatnya pengembalian berat badan ke berat

badan sebelum kehamilan.

Pemberian ASI eksklusif dalam enam bulan pertama dapat menunda

kembalinya kesuburan, sehingga mengurangi paparan risiko kesehatan

ibu yang terkait dengan jarak kelahiran yang pendek. Dalam jangka

30
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
panjang, ibu yang menyusui cenderung berisiko lebih rendah terkena

kanker payudara pra-menopause dan kanker ovarium.

6) Ekonomi dan sosial

Menyusui adalah metode pemberian makan bayi yang paling murah.

Bagi sebagian keluarga yang kurang mampu, tingginya biaya pengganti

ASI, memberi makan dan mensterilkan peralatan dan bahan bakar

merupakan pengurasan sumber daya rumah tangga yang langka.

Ditambahkan lagi dengan biaya perawatan kesehatan untuk bayi yang

sakit karena terkontaminasi makanan campuran atau air selain ASI.

Ketika ibu tidak bekerja untuk merawat bayi yang sakit, majikan dan

ekonomi juga terlibat. Selain itu, menyusui adalah hak asasi manusia

yang mendasar, sehingga praktik menyusui eksklusif yang efektif harus

tersedia bagi semua, termasuk populasi yang rentan dan terpinggirkan.

Menyusui dapat membantu menjembatani kesenjangan ekonomi dan

sosial.

2.3 Hubungan ASI Eksklusif dengan Perkembangan

Secara umum, mekanisme yang mendasari perkembangan anak adalah

maturitas sistem saraf dengan fungsi yang baik, lingkungan yang kondusif

untuk setiap tahap perkembangan anak, dan satu set gen yang unik. Jadi,

perkembangan anak mencerminkan keadaan genetik, otak, dan lingkungan.

(Soetjiningsih, 2013). ASI mengandung berbagai nutrisi yang sangat

bermanfaat untuk perkembangan otak karena ASI memiliki long-chain

polyunsaturated fatty acids (LCPUFAs) seperti docosahexaenoic acid (DHA)

dan arachidonic acid (AA) (Carlson dan Colombo, 2016). Jadi, secara tidak

31
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
langsung, hal ini menunjukkan bahwa ASI memberikan pengaruh terhadap

perkembangan anak. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fauziyah

(2015) menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara status pemberian

ASI eksklusif dengan perkembangan motorik kasar anak usia 7-12 bulan di

Desa Tohudan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar dengan nilai

p= 0,043.

Sesuai dengan pola


perkembangan

ASI Eksklusif Perkembangan


bayi

Faktor Faktor
genetik lingkungan

Biologis Lingkungan Psikososial Keluarga dan


fisik adat istiadat

Jenis Suku Umur Perawatan Penyakit


Nutrisi
Kelamin Bangsa Kesehatan

Gambar 2.1 Kerangka Teori (Soetjiningsih, 2013)

32
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini adalah:

ASI Eksklusif Perkembangan pada bayi


usia 6-11 bulan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan perkembangan

bayi usia 6-11 bulan di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam.

33
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan Cross Sectional

dimana variabel terikat dan variabel bebas dikumpulkan sekaligus pada waktu

yang bersamaan (Hidayat, 2014).

4.2 Lokasi dan waktu penelitian

Pengambilan data dan penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Dadok Tunggul Hitam Padang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Februari 2018 sampai Januari 2019.

4. 3 Populasi, sampel, besar sampel dan teknik pengambilan sampel

4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 6-11 bulan yang

berada di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel pada penelitian ini adalah sebagian

bayi usia 6-11 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Dadok

Tunggul Hitam Padang yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk

kedalam kriteria eksklusi.

Kriteria inklusi:

1) Ibu yang memiliki bayi usia 6-11 bulan

2) Ibu yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul

Hitam

34
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
3) Ibu bersedia di wawancarai oleh peneliti

4) Ibu bersedia bayinya untuk dinilai perkembangannya

Kriteria eksklusi:

1) Responden tidak berada di tempat selama 3x kunjungan berturut-turut

2) Bayi yang memiliki cacat kongenital

3) Bayi yang menderita penyakit kronis

4.3.3 Besar sampel

Rumus yang digunakan untuk menghitung besar sampel adalah:

Keterangan : N = besar populasi

n = jumlah sampel minimal

Zα2 = derajat kepercayaan = 1,96

P = proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi:

0,53

Q = 1 - P = 1 – 0,53 = 0,47

d = derajat ketepatan 0,1

Untuk sampel dari penelitian adalah 66 orang.

35
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah multistage random

sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan tingat wilayah secara

bertahap (Notoatmodjo, 2010). Wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul

Hitam terdiri dari dua Kelurahan, yaitu Kelurahan Bungo Pasang dan

Kelurahan Tunggul Hitam dengan total seluruh posyandu sebanyak 29

posyandu.

Penentuan posyandu tempat penelitian dilakukan dengan teknik simple

random sampling yaitu diambil 30% posyandu dari masing-masing

kelurahan. Setelah diambil secara simple random sampling, didapatkan total

9 posyandu terpilih dari kedua kelurahan. Kemudian diambil pengambilan

data untuk mengetahui jumlah anak usia 6-11 bulan pada setiap posyandu

terpilih.

36
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Puskesmas Dadok Tunggul Hitam

Kelurahan Bungo Pasang Kelurahan Tunggul Hitam

Tulip 1 Merpati 1
1
Tulip 2 Merpati 2
32

Tulip 3 Merpati 3

Tulip 4 Merpati 4

Tulip 5 Merpati 5

Tulip 6 Merpati 6
7
Tulip 7 Merpati 7
7
Tulip 8 Merpati 8
8
Tulip 9 Merpati 9
10
Tulip 10 Merpati 10
11
Tulip 11 Merpati 11

Tulip 12 Merpati 12

Tulip 13 Merpati 13

Tulip 14 Merpati 14

Merpati 15

= Posyandu terpilih

Gambar 4.1 Skema Pengambilan Sampel

37
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Selanjutnya ditentukan proporsi pengambilan sampel pada setiap

posyandu terpilih dengan menggunakan rumus proporsi, yaitu:

Jumlah sampel di posyandu X = Jumlah sasaran di posyandu X x jumlah

sampel yang dibutuhkan

Jumlah seluruh sasaran

Jadi sampel yang dibutuhkan untuk setiap posyandu, yaitu:

Tabel 4.1 Jumlah anak usia 6-11 bulan pada setiap posyandu terpilih dan

jumlah sampel yang dibutuhkan

No. Nama Posyandu Jumlah Jumlah Sampel yang


Sampel dibutuhkan
1. Tulip 1 8 9/96x66 = 6

2. Tulip 3 12 12/96x66 =8

3. Tulip 5 9 9/96x66 = 6

4. Tulip 9 10 10/96x66 = 7

5. Merpati 3 9 9/96x66 = 6

6. Merpati 6 11 11/96x66 = 8

7. Merpati 10 15 15/96x66 = 10

8. Merpati 13 12 12/96x66 = 8

9. Merpati 14 10 10/96x66 = 7

TOTAL 96 66

Kemudian ditentukan responden yang memenuhi kriteria inklusi dan

dipilih secara acak dengan teknik simple random sampling sesuai dengan

jumlah sampel yang dibutuhkan pada masing-masing posyandu sehingga

diperoleh sampel terpilih dari masing-masing posyandu. Jika jumlah sampel

38
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
tidak terpenuhi pada satu posyandu, maka akan dilakukan pengumpulan

data dari rumah ke rumah hingga kebutuhan sampel pada tersebut terpenuhi.

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

4.4.1 Variabel Penelitian

4.4.1.1 Variabel Independen

Variabel independen penelitian ini adalah pemberian ASI Eksklusif

4.4.1.2 Variabel Dependen

Variabel dependen penelitian ini adalah perkembangan bayi

4.4.2 Definisi Operasional

Tabel 4.2 Definisi Operasional

NO Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Penelitian Operasional Ukur
1. Pemberian Pemberian Kuesioner Wawancara 1. ASI Ordinal
ASI ASI eksklusif Eksklusif
Eksklusif adalah (Jika skor
pemberian yang
ASI saja didapat =
kepada bayi 8)
tanpa
tambahan 2. Tidak ASI
apapun kecuali Eksklusif
obat dan (Jika skor
vitamin atau yang
mineral yang didapatkan
diberikan <8)
selama 6 bulan
pertama
kehidupan (Sari,
(WHO, 2018) 2017).

2. Perkemba Bertambahnya KPSP Observasi 1. Sesuai Ordinal


ngan bayi kemampuan (Jika skor
struktur dan didapatkan
fungsi tubuh 9-10
yang lebih jawaban
kompleks, “YA” dan
39
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
dalam pola adanya
yang teratur pengulang
dan dapat an pada
diramalkan, skor 7-8
sebagai hasil (meraguka
dari proses n) setelah
pematangan 2 minggu
atau maturitas. dengan
(Soetjiningsih, hasil skor
2013) 9-10
jawaban
“YA”

2. Tidak
sesuai
(Jika skor
didapatkan
<9
jawaban
“YA” dan
adanya
pengulang
an pada
skor 7-8
(meraguka
n) setelah
2 minggu
dengan
hasil skor
tetap pada
angka 7-8
jawaban
“YA”

(Kermenke
s, 2016)

4.5 Instrumen Penelitian

4.5.1 Intrumen

Instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan kuesioner untuk menanyakan apakah ibu

40
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
mermberikan ASI Eksklusif pada anaknya dan Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan (KPSP) menurut umur yang berisi 10 pertanyaan tentang

perkembangan anak yang telah dicapai, serta dilengkapi dengan alat-alat

yang diperlukan di kuesioner seperti wool merah, kismis, kacang atau uang

logam, dua kubus dan mainan.

4.5.2 Uji Validitas

Uji validitas adalah pengujian terhadap alat ukur yang digunakan

dalam penelitian supaya bisa mengukur dengan benar apa yang ingin diukur.

Mengetahui validitas suatu instrumen (kuesioner) dilakukan dengan cara

menghitung korelasi antara skors masing-masing pertanyaan dengan skors

total (Notoatmodjo, 2010). Uji validitas dalam penelitian ini digunakan

terhadap kuesioner pemberian ASI eksklusif dengan menggunakan uji

korelasi Pearson dengan menggunakan Statistical Package Social for Social

Science (SPSS) (Riwidikdo, 2012).

Teknik yang digunakan adalah korelasi Product Moment dimana

instrumen dikatakan valid apabila nilai koefisien korelasinya r hitung > r

tabel. Berdasarkan uji validitas terhadap kuesioner yang digunakan untuk

mengukur pemberian ASI Eksklusif yang terdiri dari 8 item pertanyaan

didapatkan bahwa semua pertanyaan dalam kuesioner valid dengan nilai r

hitung lebih > r tabel dimana r tabel untuk 15 responden yaitu sebesar

0,5140.

4.5.3 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini untuk melihat apakah

41
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap kriteria yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama

(Notoatmodjo,2010).

Berdasarkan uji realibilitas yang dilakukan pada kuesioner, nilai uji

Statistik Cronbach Alpha didapatkan hasil pada variable ASI Eksklusif

adalah 0,799. Hal ini menyatakan bahwa variabel dinyatakan reliabel.

4.6 Proses Pengambilan atau Pengumpulan Data

4.6.1 Persiapan Penelitian

Peneliti membuat surat izin penelitian terlebih dahulu yang dikeluarkan oleh

pihak fakultas atau prodi di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul

Hitam.

4.6.2 Sumber Data

Sumber data meliputi data primer dan data sekunder. Data primer

didapatkan langsung dari hasil wawancara peneliti dengan responden

dengan menggunakan kuesioner. Peneliti mewawancarai ibu responden di

wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam. Sebelum kuesioner

diberikan, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kemudian ibu

responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan (informed

concent). Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait dengan

penelitian ini misalnya laporan profil kesehatan kota dan data puskesmas.

4.6.3 Alur Pelaksanaan Penelitian

Alur pelaksanaan penelitian adalah:

1) Pengajuan surat izin penelitian kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota

Padang dan Puskesmas Dadok Tunggul Hitam.

42
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
2) Koordinasi dengan pihak puskesmas, kaderm pihak posyandu dan

penanggung jawab posyandu setempat untuk penentuan subjek

penelitian.

3) Menentukan subjek penelitian secara random dan berdasarkan kriteria

inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada subjek penelitian dan melakukan

sosialisasi tentang penelitian.

5) Membagikan lembaran informed consent penelitian dan pengembalian

lemmbaran tersebut yang telah ditandatangi orangtua.

6) Melakukan wawancara dan pengamatan dengan menggunakan

kuesioner kepada ibu dari subjek penelitian dan melakukan pengolahan

data kuesioner.

7) Melakukan analisis statistik univariat dan bivariat sehingga didapatkan

hasil penelitian

4.7 Cara pengolahan dan analisis data

4.7.1 Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan kemudian diolah dengan cara sebagai berikut:

1) Pengecekan Data (Editing)

Data diperiksa kelengkapannya dan kejelasannya terlebih dahulu.

Langkah editing ini bertujuan untuk menjaga kualitas data agar dapat

diproses lebih lanjut.

2) Pengkodean data (Coding)

Proses pengkodean pada kuesioner yaitu menguah dari bentuk huruf

menjadi angka untuk mempermudah pengolahan.

43
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
3) Memasukkan data (Entry)

Proses memasukan data yaitu memasukan kode jawaban pada program

pengolahan data menggunakan komputer ke dalam program SPPS

(Statistical Package for the Social Science).

4) Pengolahan Kembali (Cleaning)

Pembersihan data berupa pengecekan kembali data yang sudah di entry,

sehingga data siap untuk di analisis.

4.7.2 Analisi Data

4.7.2.1 Analisis Univariat

Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel yang diteliti. Pada umumnya dalam analisis ini

menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel. Hasil

analisis ini dapat disajikan dalam bentuk tabel ataupun dalam bentuk

grafik atau diagram.

4.7.2.2 Analisis Bivariat

Dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau

berkorelasi. Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan variabel bebas

(pemberian ASI Eksklusif) dan variabel terikat (perkembangan bayi)

dengan menggunakan uji chi square pada pengolahan data SPSS dengan

menggunakan derajat kepercayaan 95% dan derajat kemaknaan 5% atau p

value ≤0,05 untuk melihat ada tidaknya hubungan diantara kedua variabel

(Notoatmodjo, 2010).

44
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Dadok Tunggul Hitam terletak di Jalan Kesehatan No. 50

Kecamatan Koto Tangah. Wilayah kerja puskesmas ini terdiri atas dua

kelurahan yaitu Kelurahan Tunggul Hitam dan Kelurahan Bungo Pasang.

Keluruhan Tunggul Hitam mempunyai 14 posyandu dan Kelurahan Bungo

Pasang mempunyai 15 posyandu, jadi terdapat total 29 posyandu di wilayah

kerja Puskesmas Tunggul Hitam. Batas wilayah kerja Puskesmas Dadok

Tunggul Hitam adalah sebagai berikut:

- Sebelah utara berbatasan dengan wilayah kerja dengan wilayah kerja

Puskesmas Lubuk Buaya

- Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah kerja dengan wilayah kerja

Puskesmas Nanggalo

- Sebelah barat berbatasan dengan wilayah kerja dengan wilayah kerja

Puskesmas Lubuk Buaya

- Sebelah timur berbatasan dengan wilayah kerja dengan wilayah kerja

Puskesmas Ikur Koto

Puskesmas Dadok Tunggul Hitam teregristrasi ke Kementrian

Kesehatan pada Bulan Desember tahun 2017. Jumlah tenaga kesehatan

Puskesmas Dadok Tunggul Hitam sebanyak 29 orang terdiri dari 1 orang

dokter, 2 orang dokter gigi, 6 orang perawat, 1 orang perawat gigi, 9 orang

bidan, 2 orang tenaga kesehatan masyarakat, 2 orang tenaga kesehatan

45
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
lingkungan, 1 orang rekam medis, 2 orang tenaga kesehatan di bidang gizi, 2

orang farmasi dan 1 orang fungsional umum.

5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah bayi usia 6-11 bulan yang

berada di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang yang

berjumlah 66 orang. Adapun karakteristik responden dalam penelitiani ini

dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai berikut:

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu menurut Pendidikan,


Pekerjaan dan Umur di Wilayah Kerja Dadok Tunggul
Hitam
Padang
Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)
Pendidikan
Tinggi 17 25,8
Menengah 28 42,4
Rendah 21 31,8
Total 66 100
Pekerjaan Ibu
Bekerja 11 16,7
Tidak Bekerja 55 83,3
Total 66 100
Umur Ibu
≤20 tahun 3 4,5
21-30 tahun 31 47
31-40 tahun 31 47
>40 tahun 1 1,5
Total 66 100

Tabel 5.1 di atas menunjukkan pendidikan ibu terbanyak yaitu

kategori menengah (SMA atau sederajat) yaitu sebesar 42,4 % (28 orang) dan

pada umumnya Ibu tidak bekerja yaitu 83,3 % (55 orang). Serta umur ibu

paling banyak yaitu rentang 21-30 tahun sebanyak 47 % (31 orang) dan 31-40

tahun juga sebanyak 47 % (31 orang).

46
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Bayi menurut Jenis
Kelamin
di Wilayah Kerja Dadok Tunggul Hitam Padang
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 34 51,5
Perempuan 32 48,5
Total 66 100

Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa responden laki-laki (51,5 %) lebih

banyak di bandingkan dengan responden perempuan (48,5%).

5.3 Analisis dan Hasil Penelitian

5.3.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mnegetahui distribusi frekuensi dari

variabel bebas (pemberian ASI Eksklusif) dan variabel terikat

(perkembangan bayi) yang diteliti.

5.3.1.1. Pemberian ASI Eksklusif

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia
6-11 bulan di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul
Hitam
Padang
Pemberian ASI Eksklusif Frekuensi Persentase (%)
ASI Eksklusif 35 53
Tidak ASI Eksklusif 31 47
Total 66 100

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat dilihat bahwa dari 66 responden, 35

orang (53 %) mendapatkan ASI secara eksklusif.

5.3.1.2 Perkembangan Bayi

Tabel 5.4 Distriubsi Frekuensi Perkembangan Bayi Usia 6-11 Bulan di


Wilayah Kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang
Perkembangan Bayi Frekuensi Persentase (%)
Sesuai 47 71,2
Tidak sesuai 19 28,8
Total 66 100

47
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat dilihat bahwa dari 66 bayi usia 6-11

bulan, 47 orang (71,2%) mengalami perkembangan sesuai usianya.

5.3.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel bebas

(pemberian ASI Eksklusif) dengan variabel terikat (perkembangan bayi)

menggunakan analisis chi square dengan derajat kepercayaan 95% α=0,05.

5.3.2.1 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan Bayi

Usia 6-11 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang

Berdasarkan analisis bivariat, hubungan pemberian ASI Eksklusif

dengan perkembangan bayi usia 6-11 bulan di wilayah kerja Puskesmas

Dadok Tunggul Hitam Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan


Bayi Usia 6-11 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Dadok
Tunggul Hitam Padang
Perkembangan Bayi Jumlah p
Pemberian ASI Sesuai Tidak Value
Eksklusif Sesuai
f % f % f %
ASI Eksklusif 30 85,7 5 14,3 35 100
0,013
Tidak ASI Eksklusif 17 54,8 14 45,2 31 100

Total 47 71,2 19 28,8 66 100

Tabel 5.5 menujukkan bahwa persentase perkembangan bayi usia 6-11

bulan yang sesuai lebih besar pada bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif

(85,7%) dari pada bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif (54,8%).

Hasil uji statistik diperoleh hasil p value ≤ 0,05 (p = 0,013), artinya

terdapat hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan perkembangan

bayi usia 6-11 bulan di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam

Padang.
48
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan Hasil Peneltian

6.1.1 Analisis Univariat

a. Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian lebih dari setengah bayi usia 6-11

bulan di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam yang

mendapatkan ASI Eksklusif (53%). Sedangkan sisanya tidak diberikan

ASI Eksklusif (47%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

Asfaw di Debre Berhan, Euthopia Tengah (2015) dimana bayi yang

mendapatkan ASI Eksklusif (68,6%) lebih banyak dibandingkan dengan

bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif (31,4%). Jika dibandingkan dengan

persentase Indonesia, persentase ASI Eksklusif di Puskesmas Dadok

Tunggul Hitam lebih tinggi yaitu 29,5%. Hal ini kemungkinkan

disebabkan oleh cakupan pengambilan data secara nasional lebih luas

dibandingkan dengan cakupan wilayah pada penelitian. Sedangkan hasil

penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan persentase pencapaian

ASI esklusif Sumatera Barat yaitu 65,7% dan Kota Padang yaitu 74,77

%. (Dinkes Sumatera Barat, 2018; Dinkes Kota Padang, 2018). Hal ini

kemungkinan disebabkan karena pada pencapaian ASI Eksklusif

Sumatera Barat dan Kota Padang ada beberapa wilayah tempat

pengambilan data yang memiliki pencapaian yang tinggi sehingga

mempengaruhi hasil pencapaian keseluruhan. Selain itu kemungkinan

49
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
juga disebabkan karena ada beberapa Ibu-Ibu di Puskesmas Dadok

Tunggul Hitam mengatakan ia memberikan ASI Eksklusif kepada

bayinya selama 6 bulan namun ada beberapa ibu-ibu juga memberikan

makanan lain seperti air putih walaupun dalam jumlah sedikit, hal ini

menyebabkan ibu tersebut terhitung tidak memberikan ASI Eksklusif.

Pencapaian pemberian ASI Eksklusif dapat dipengaruhi oleh faktor

pendidikan, dimana menurut penelitian Sihombing (2018) yang

dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Hinai Kir mengatakan bahwa

semakin baik pendidikan ibu maka akan semakin baik pula penyerapan

informasi ibu tentang gizi anak khususnya dan akan mendukung

pemberian ASI eksklusif (Sihombing, 2018). Pada hasil penelitian ini

pendidikan ibu sebagian besar berpendidikan menengah (SMA atau

sederajat) sebesar 42,4 %. Selain itu, faktor pekerjaan ibu juga akan

mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif dimana ibu yang tidak

melakukan pekerjaan di luar rumah akan memiliki lebih banyak waktu

dan kesempatan dalam pemberian ASI eksklusif (Suleman, 2013). Jika

dilihat dari hasil penelitian pada umumnya ibu tidak bekerja (83,3%).

Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa masih ada ibu yang tidak

memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi. Berdasarkan hasil

wawancara, penyebabnya antara lain ibu tidak mengetahui jika

pemberian ASI saja dilakukan sampai bayi berusia 6 bulan sebanyak

38,71 %, beberapa ibu mengatakan kalau ASI tidak keluar pada awal

menyusui sebanyak 12,9 %, beberapa ibu mengaanggap bayinya masih

lapar kalau sering menangis sebanyak 29,03 % , dan beberapa ibu hanya

50
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
mencoba-coba mengenalkan makanan kepada bayinya setelah berumur 4

bulan sebanyak 19,35 %.

Penelitian yang mendukung gagalnya praktik pemberian ASI

eksklusif yaitu penelitian yang dilakukan oleh Chairani (2018) di

Puskesmas Air Dingin, Padang dimana ibu memberikan makanan

prelakteal ketika bayi baru lahir. Alasan ibu memberikan prelakteal

adalah ASI tidak keluar (18,9%), ASI tidak cukup (24,3%), bayi tidak

ingin menyusu (4,1%), bayi terus menangis (4,1%), masalah pada

payudara ibu (4 %), saran dari teman (2,7%), saran dari tenaga kesehatan

(8,1 %), saran dari orangtua (20,3%) serta alasan lain yaitu ibu susah

bergerak setelah operasi secar, memberikan susu formula, untuk

kesehatan bayi dan menghindari bayi dari kejang masing-masingnya

sebesar 5,4%, 4,1%, 2,7% dan 1,3 %. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan di Kota Motta, Daerah Gojjam Timur, Ethiopia tahun

2017 bahwa alasan tidak diberikan ASI Eksklusif pada bayi adalah

penurunan pengeluaran ASI (18,8%), bayi tidak puas dengan ASI

(30,2%), bayi mudah haus (12,4%), kurangnya waktu Ibu untuk

menyusui bayi (22,8%), ibu yang menderita penyakit (12,9%) serta

masalah pada payudara ibu (3%) (Tewabe et al, 2017).

Penelitian lain yang dilakukan pada balita usia 6-24 bulan di

Kecamatan Penanggalan kota Subulussalam provinsi Aceh didapatkan

bahwa makanan selain ASI yang sering diberikan ibu yaitu madu dengan

alasan anak masih lapar. Selain itu, juga diberikan seperti air tajin, susu

formula dan bubur saring (Lestari et al, 2014). Berdasarkan hasil

51
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
wawancara yang dilakukan, pemberian makanan selain ASI yang

diberikan ibu paling banyak yaitu air putih sebanyak 28 orang, kemudian

susu formula sebanyak 20 orang, pisang sebanyak 14 orang, bubur susu

sebanyak 13 orang, biskuit sebanyak 11 orang, air teh sebanyak 9 orang

dan bubur nasi sebanyak 8 orang.

b. Perkembangan Bayi

Pada penelitian ini didapatkan presentase perkembangan bayi yang

sesuai sebesar 71,2%. Sedangkan persentase perkembangan bayi yang

tidak sesuai yaiu sebesar 28,8%. Jika dibandingkan dengan data nasional,

persentasi perkembangan yang tidak sesuai di wilayah kerja Puskesmas

Dadok Tunggul Hitam lebih tinggi dibandingkan dengan data nasional

(1-3%) dan lebih rendah dibandingkan data global (43%) (IDAI, 2013;

WHO, 2016). Sedangkan jika dibandingkan dengan data rekapitulasi

stimulasi deteksi dan intervensi tumbuh kembang anak Dinas Kesehatan

Kota Padang tahun 2017, persentase kejadian perkembangan bayi yang

tidak sesuai di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam masih

lebih tinggi (18,25%) (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2017). Hal ini

mungkin disebabkan oleh cakupan wilayah yang cukup luas dan lebih

banyaknya sasaran pada saat pengambilan data secara global, nasional,

maupun regional.

Hasil penelitian ini lebih rendah jika dibandingkan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Febriana (2015) di Puskesmas Gamping I

Sleman dengan persentase bayi yang memiliki perkembangan sesuai

usianya sebesar 86,7 % dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan

52
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
penelitian yang dilakukan Zulyana (2016) di wilayah kerja Puskesmas

Anak Air Kota Padang dengan perkembangan bayi yang sesuai usianya

sebesar (70,2%).

Berdasarkan hasil penelitian bayi yang memiliki perkembangan

tidak sesuai yaitu sebanyak 19 orang (28,8%). Pemantauan

perkembangan pada penelitian ini menggunakan KPSP usia 6 bulan dan

9 bulan dimana sebanyak 7 orang memiliki perkembangan yang tidak

sesuai berdasarkan pemantauan KPSP 6 bulan dan sebanyak 12 orang

berdasarkan pemantauan KPSP 9 bulan. Dari hasil pemantauan tersebut,

pada bayi yang memiliki perkembangan tidak sesuai melalui

pemamntauan KPSP 6 bulan sebanyak 57,1 % tidak dapat melakukan

pertanyaan 6 dan 8 dimana pertanyaan 6 termasuk dalam aspek gerak

halus dan pertanyaan 8 adalah aspek bicara dan bahasa. Sedangkan pada

KPSP 9 bulan, sebanyak 66,7 % bayi yang memiliki perkembangan tidak

sesuai tidak dapat melakukan pertanyaan nomor 10 yaitu tentang aspek

gerak kasar.

Perkembangan bayi yang tidak sesuai bisa disebabkan karena

nutrisi yang tidak adekuat pada masa kehamilan dan pada periode awal

kehidupan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bayi umur 4-12

bulan di Pakdast Country menunjukkan bahwa nutrisi bayi

mempengaruhi perkembangan bayi. Nutrisi yang di maksud dalam

penelitian ini dibagi menjadi 3 kelompok yaitu nutrisi yang didapatkan

dari pemberian ASI secara eksklusif, pemberian ASI disertai dengan susu

53
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
formula serta nutrisi yang didapatkan hanya dari susu formula

(Saahmahdi et al, 2015).

Menurut hasil penelitian Pem (2015) yang dilakukan di Buthan,

faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah pemberian ASI

eksklusif, makanan pendamping ASI, stimulasi dan lingkungan yang

aman. Penelitiaan Pratamai dan Tri (2013) menyatakan bahwa bayi yang

tidak mendapatkan ASI Eksklusif beresiko 9,5x mengalami

perkembangan yang tidak sesuai usianya.

6.1.2 Analisis Bivariat

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan Bayi Usia

6-11 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa yang perkembangannya

sesuai lebih besar pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif yaitu

sebanyak 30 bayi (85,7%), dibandingkan dengan bayi yang tidak

mendapatkan ASI eksklusif. Hasil uji statistik diperoleh p value = 0,013

(p<0,05) berarti terdapat hubungan yang bermakna anatara pemberian ASI

eksklusif dengan perkembangan bayi usia 6-11 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang. Hal ini dikarenakan bayi yang

mendapatkan ASI Eksklusif akan mendapatkan nutrisi yang penting untuk

perkembangan otak yang akan berpengaruh dalam perkembangan bayi

dalam mencapai tugas-tugas perkembangan sesuai dengan usia. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian Nurlaila (2017) tentang hubungan

pemberian ASI eksklusif terhadap perkembangan bayi di Desa Karangmojo

Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen. Pada penelitian ini

54
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
p=0,000. Hal ini disebabkan karena kesamaan dalam metode penelitian yang

digunakan.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Azhim (2016) di wilayah kerja Puskesmas Alai Kecematan Padang Utara

yang menyatakan bahwa tidak ada huungan bermakna antara pemberian ASI

eksklusif dengan perkembangan bayi usia 7-12 bulan. Hasil uji statistik

menggunakan uji chisquare diperoleh p value sebesar 0, 088. Perbedaan

hasil penelitian ini dapat disebabkan karena berbedanya penggunaan metode

penelitian serta instrumen untuk menilai perkembangan bayi, dimana Azhim

menggunakan metode case-control serta kuesioner Denver II.

Mekanisme yang mendasari perkembangan anak adalah maturitas

sistem saraf dengan fungsi yang baik, lingkungan yang kondusif untuk

setiap tahap perkembangan anak, dan satu set gen yang unik. Jadi,

perkembangan anak mencerminkan keadaan genetik, otak, dan lingkungan.

(Soetjiningsih, 2013). ASI mengandung berbagai nutrisi yang sangat

dibutuhkan oleh bayi seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan

mineral serta mengandung antibodi yang akan melindungi bayi dari bahaya

infeksi. Protein pada ASI terdiri atas whey sebesar 60% dan casein 40%.

Dibandingkan dengan susu formula, protein pada susu formula mengandung

lebih banyak casein (60-80%) di banding whey hal ini menyebabkan protein

lebih sulit dicerna bayi. Sedangkan protein pada ASI lebih cepat dan mudah

di cerna dikarenakan keseimbangan antara kedua protein yang terdapat

dalam ASI. ASI juga mengandung karbohidrat. Laktosa merupakan

karbohidrat utama pada ASI. Sedangkan lemak pada ASI dibutuhkan untuk

55
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
perkembangan otak, retina dan perkembangan sistem syaraf. Lemak yang

terkandung di dalam ASI yaitu long-chain polyunsaturated fatty acids

(LCPUFAs) yang terdiri atas docosahexaenoic acid (DHA) dan arachidonic

acid (AA) (Carlson dan Colombo, 2016). DHA sangat berperan penting

dalam perkembangan kognitif. Menurut Lauritzan et al (2016), bayi yang

mendapatkan ASI memiliki kandungan DHA dalam sel darah merah yang

lebih tinggi di bandingkan dengan bayi yang mendapatkan susu formula.

DHA yang terdapat dalam sel darah merah ini akan membentuk komunikasi

antar sel sehingga menimbulkan sinyal yang akan menstimulasi

pertumbuhan sistem syaraf, khususnya syaraf pada otak. Karena nutrisi yang

dibutuhkan oleh bayi dapat dipenuhi oleh ASI maka nutrisi tersebut akan

membantu perkembangan otak yang akan berpengaruh terhadap capaian

bayi pada setiap tahap perkembangan.

Selain nutrisi pada ASI, ketika bayi menyusu pada ibunya maka akan

terbentuk interaksi antara keduanya dimana ini merupakan salah satu cara

yang baik untuk menstimulasi bayi dan menyebabkan terbentuk ikatan

antara ibu dan bayi (UNICEF, 2016). Ikatan tersebut akan membuat bayi

menjadi nyaman berada di samping Ibu karena ia merasa di cintai, serta

apabila ibu menyentuh bayi ketika menyusui, sentuhan tersebut merupakan

salah satu bentuk stimulasi dimana sentuhan tersebut akan mengirim sinyal

ke otak bayi yang akan memberitahu otak untuk tumbuh dan membuat

koneksi (Lurich, 2011). Jadi, pemberian ASI eksklusif akan memberikan

pengaruh terhadap perkembangan anak.

56
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
6.2 Keterbatasan Penelitian

Secara teoritis terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan

perkembangan bayi. Ada kemungkinan variabel lain seperti faktor ibu dan

keluarga, nutrisi yang tidak adekuat, lingkungan fisik serta psikologisi yang

terkait namun tidak diikutsertakan dalam penelitian ini karena berbagai

pertimbangan dan keterbatasan. Variabel yang diteliti hanya terbatas pada

variabel pemberian ASI eksklusif.

57
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
BAB 7

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pemberian ASI

Eksklusif dengan perkembangan bayi usia 6-11 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Dadok Tunggul Hitam maka diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1) Lebih dari separuh bayi diberikan ASI Eksklusif .

2) Lebih dari separuh bayi memiliki perkembangan yang sesuai di wilayah

kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang.

3) Terdapat hubungan bermakna antara pemberian ASI Eksklusif dengan

perkembangan bayi usia 6-11 bulan.

7.2 Saran

1) Diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas ruang lingkup

penelitian dengan menambahkan variabel lain seperti faktor keluarga,

pemberian stimulasi serta adat istiadat.

2) Diharapkan kepada institusi kesehatan dan tenaga kesehatan untuk

memberikan penyuluhan kembali mengenai ASI Eksklusif agar Ibu

memahami bahwa bayi dikatakan mendapatkan ASI Eksklusif jika hanya

mendapatkan ASI saja tanpa tambahan makanan lain seperti air putih.

3) Diharapkan kepada ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya

agar perkembangan bayi akan lebih optimal karena berdasarkan penelitian

diketahui bahwa pemberian ASI Eksklusif dapat mempengaruhi

perkembangan bayi.

58
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
DAFTAR PUSTAKA

Adinda, F. 2016. Peran Asi bagi Tumbuh Kembang Anak. World Breastfeeding
Week. Jakarta.

Amstrong, F.D. 2006. Neurodevelopment And Chronic Illness: Mechanisms Of


Disease And Treatment. Pubmed Central. 12(3):168-73.

Andrade, M.T.S., L.A.D. Ciampo., I. R. L. Ciampo., I. S. Ferraz., F.B. Junior.


2014. Breast Milk Micronutrients in Lactating Mothers from Ribeirao Preto
(SP), Brazil. Food and Nutrition Sciences vol 5: 1196-1201.

Andreas, N.J., B. Kampmann., dan K.M.L. Doare. 2015. Human breast milk: A
Review on Its Composition and Bioactivity. Journal Elsevier 91(11), 629–
635.

Asfaw, M et al. 2015. Factors Associated with Exclusive Breastfeeding Practice in


Debre Berhan District Central Ethiopia. International Breastfeeding Journal
10 (23).

Australian Breastfeeding Association. 2017. Breastmilk Composition.


https://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/breastmilk-composition. 3 Mei
2018 (20:21).

Azhim, F. 2016. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan


Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Skripsi.

Ballard, M., dan A. L., Morrow. 2013. Human Milk Composition: Nutrients and
Bioactive Factors. Pediatry Clin North Am 60(1): 49–74.
doi:10.1016/j.pcl.2012.10.002.

Berk, L.E. 2013. Child Development. 9th ed. Pearson Education. USA.

Carlson, S.E dan J. Colombo. 2016. Docosahexaenoic Acid and Arachidonic Acid
Nutrition in Early Development. PubMed Central 63 (1): 453-471.
doi:10.1016/j.yapd.2016.04.011.

Chairani, Y., Y. Lestari. 2017. Association Between Mother Factors With


Prelacteal Feeding Practice To Newborn In Working Area Of Air Dingin
Primary Health Center 2017. Journal of Midwifery. 2: 2.

Dinas Kesehatan Kota Padang. 2017. Profil Kesehatan Kota Padang 2016.
Padang.

Dinas Kesehatan Kota Padang. 2018. Profil Kesehatan Kota Padang 2017.
Padang.

59
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. 2017. Profil Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat 2016. Padang.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. 2018. Profil Kesehatan Provinsi


Sumatera Barat 2017. Padang.

Fauziyah, Yoda. 2015. Hubungan antara Status Pemberian ASI dengan


Perkembangan Motorik Kasar pada Bayi Usia 7-12 Bulan di Desa
Tohudan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.
http://eprints.ums.ac.id/39820/9/09%20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
28 Juni 2018 (20:05).

Febriana. 2015. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan Bayi


Usia 9-12 Bulan di Puskesmas Gamping I Sleman. 21 November 2018
(01:00).

Fikawati, S,. A. Syafiq,. K, Karima. 2015. Gizi Ibu dan Bayi. PT Rajagrafindo
Persada : Jakarta.

Fitri, D, I,. 2014. Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Tumbuh Kembang
Bayi Umur 6 Bulan di Puskesmas Nanggalo. Jurnal Kesehatan Andalas
3(2): 136-140.

Grantham et al. 2007. Development potential in the first five years for children in
development countries. The Lancet. 369: 67.

Hidayat, A.A.A. 2014. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data.
Edisi kedua. Salemba Medika. Jakarta.

IDAI. 2013. Mengenal Keterlambatan Perkembangan Umum pada Anak. Jakarta.


http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-
keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak. 15 April 2018 (20.15).

Imran, Laraib. 2016. Impact Of The Children With Global Developmental Delay
On Functions Of A Family Unit. The Explorer Islamabad: Journal of
Social Sciences ISSN (2): 291-294.

Lauritzen, L et al. 2016. DHA Effects in Brain Development and Function.


PubMed Central. 8(1): 6.

Lestari, W., A. Margawati, dan M.Z. Rahfiludin. 2014. Faktor risiko stunting pada
anak umur 6-24 bulan di kecamatan Penanggalan kota Subulussalam
provinsi Aceh. Jurnal Gizi Indonesia (ISSN : 1858-4942), 3(1): 37-4.

Lisa, U.F. 2012. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan


Motorik Kasar Balita di Kelurahan Brontokusuman Kecematan
Mergangsan Yogyakarta. Jurnal Ilmiah STIKES U’Budiyah 1 (2): 34-37.

60
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Kementrian Kesehatan RI. 2016. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. 2014. InfoDATIN (Pusat Data dan Informasi


Kementerian Kesehatan RI):Situasi dan Analisis ASI eksklusif. Kemenkes
RI. Jakarta.

Martin C.R., P.R. Ling., dan G.L. Blackburn. 2016. Review of Infant Feeding:
Key Features of Breast Milk and Infant Formula. Journal Nutrients, 8,
279; doi:10.3390/nu8050279.

Maryunani, A. 2012. Inisiasi Menyusu Dini, Asi Eksklusif dan Manajemen


Laktasi. CV Trans Info Media. Jakarta.

Mosca, F., dan M. L. Gianni. 2017. Human milk: composition and health benefits.
Medical and Surgical Pediatrics 39 (155): 47-52.

Naylor, A.J., dan R.A. Wester. 2014. Lactation Management Self-Study Modules,
Level I, Fourth Edition. Shelburne, Vermont : Wellstart International.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka cipta. Jakarta.

Nurlaila, N, et al. 2017. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan


Perkembangan Motorik. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. 13 (2).

Palmeira, P., dan M.C. Sampaio. 2016. Immunology of Breast Milk. Ev Assoc
Med Bras 2016; 62(6):584-593.

Pem, Deki. 2015. Factors Affecting Early Childhood Growth and Development
Golden 1000 days. Journal of Advanced Practices in Nursing 1:101. doi:
10.4172/2573-0347.1000101.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014


Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan dan Gangguan Tumbuh
Kembang Anak. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Pemberian Air


Susu Ibu Eksklusif. 1 Mareet 2012. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 58. Jakarta.

Pieter, H., dan N. L. Lubis. 2011. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan.


Kencana. Jakarta.

Pratamai, A.M dan T. Budiati. 2013. Perkembangan Bayi yang Diberikan ASI
Eksklusif dan Tidak ASI Eksklusif. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

61
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Reddihough, D., C. Marraffa, M. Rowell, R. Carne, dan L. Ferguson. 2009.
Development Delay. The Royal Children’s Hospital. Merlbourne.

Riwidikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan. Belajar Mudah Teknik Analisis Data


Dalam Penelitian Kesehatan. Nuha Medika :Jakarta.

Sari, S.P. 2017. Hubungan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan
pemberian ASI Eksklusif selama Enam Bulan dan Faktor Lain yang
Mempengaruhi di Wilayah Kerja Puskesmas Alai Kota Padang Tahun
2017. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Skripsi.

Shaahmadi, F et al. 2015. Developmental Delay and Its Effective Factors in


Children Aged 4 to 12 Months. http://ijp.mums.ac.ir 396-402.

Siagian, D.S., dan S. Herlina. 2018. Analisis Hubungan Pemberian ASI Eksklusif
dan Pendidikan Ibu terhadap Perkembangan Bayi di Kota Pekanbaru.
Jurnal Kesmas 1 (1): 26-30.

Sihombing S. 2018. Hubungan Pekerjaan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pemberian


Asi Ekslusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Hinai KiriTahun 2017. Midwife
Journal 5(1): 40-45.

Soenarwo, B. M. 2012. Tiga Ratus Enam Puluh Pekan Masa Keemasan Anak.
AMP Press. Yogyakarta.

Soetjiningsih. 2013. Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. EGC. Jakarta.

Suleman, N. 2013. Faktor-Faktor yang Menghambat Praktik ASI Eksklusif pada


Bayi Usia 6 Bulan di Puskesmas Perawatan Hila Kecamatan Leihitu
Kabupaten Maluku Tengah. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Hasanuddin.

Tasnim, S. 2014. Effect of Breast Feeding On Child Development: At Birth and


Beyond. South East Asia Journal of Public Health 4(1): 4-8.

Tewabe, T et al. 2017. Exclusive breastfeeding practice and associated factors


among mothers in Motta town, East Gojjam zone, Amhara Regional State,
Ethiopia. Internasional Breastfeeding Journal 12:12.

Uce, L. 2017. The Golden Age: Masa Efektif Merancang Kualitas Anak. UIN Ar-
Raniry. 8 Mei 2018.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.


Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 144. Jakarta.

UNICEF. 2010. Improving Exclusive Breastfeeding Practices.


http://nutritioncluster.net/wp-content/uploads/sites/4/2013/12/C4D-in-EBF-
manual-6-15-2010-final.pdf. 3 Juli 2018 (08:45).

62
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
UNICEF. 2016. Breastfeeding and Early Childhood Development.
https://www.unicef.org/nutrition/files/BAI_bf_ecd_brief_final.pdf. 10
November 2018 (21:15).

UNICEF. 2017. First 1000 Days The Critical Window to Ensure That Children
Survive and Thrive.
https://www.unicef.org/southafrica/SAF_brief_1000days.pdf. 15 Agustus
2018 (20:05)

UNICEF. 2018. Adopting optimal feeding practices is fundamental to a child’s


survival, growth and development, but too few children benefit. Tersedia:
https://data.unicef.org/topic/nutrition/infant-and-young-child-feeding/. 15
Maret 2018 (21:35)

Wiji, R.N. 2013. Asi dan Panduan Ibu Menyusui. NuhaMedika :Yogyakarta.

Wuryanti, T., Sumadiono.,dan T. Wibowo. 2015. ASI Eksklusif sebagai Faktor


Protektif Rinitis Alergi pada Anak. Sari Pediatri, Vol. 17, No. 1.

WHO. 2003. Global Strategy For Infant And Young Child Feeding.
http://Apps.Who.Int/Iris/Bitstream/10665/42590/1/9241562218.Pdf. 5
Mei 2018 (22:20).

WHO. 2014. Global nutrition targets 2025: policy brief series


(WHO/NMH/NHD/14.2). Geneva. WHO.

WHO. 2016. Early Child Development. http://www.who.int/topics/early-child-


development/en/. 5 Mei 2018 (22:30).

WHO. 2018. Reducing Stnting in Children. Geneva: WHO.

Zhang, M. 2017. Nutrition of Breast Milk Components in Humans. EC Nutrition


10(6) :224-227.

Zulyana, Septi. 2016. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Pertumbuhan


dan Perkembangan Bayi Usia 6-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Anak Air Padang. Universitas Andalas. Skripsi. 30 April 2018 (15:40).

63
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 1. JADWAL KEGIATAN

Bulan

No Kegiatan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Jan

2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2019

1 Pengajuan judul

2 Persetujuan judul

3 Penyusunan proposal

4 Seminar proposal dan revisi

5 Pelaksanaan penelitian

6 Pengolahan data

7 Sidang hasil

8 Perbaikan hasil

64
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 2. LEMBAR PENJELASAN

LEMBAR PENJELASAN
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Saya, Aisha Yulian Sari, Mahasiswi semester VIII Prodi S1 Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, saat ini sedang melakukan penelitian
yang berjudul “Hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan perkembangan bayi
usia 6-11 bulan di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan
perkembangan bayi usia 6-11 bulan di wilayah kerja Puskesmas Dadok Tunggul
Hitam
Saya mengharapkan keikutsertaan dan kerjasama dari ibu untuk memberikan
jawaban yang sebenar-benarnya dalam penelitian ini. Jawaban yang ibu berikan
hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini dan tidak akan
disalahgunakan untuk maksud lain. Identitias ibu akan dirahasiakan dan tidak
akan dipublikasikan.
Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini sangat saya harapkan. Partisipasi ibu
bersifat bebas dan tanpa ada paksaan. Ibu berhak untuk menolak berpartisipasi
tanpa dikenakan sanksi apapun.
Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaan ibu,
saya ucapkan terima kasih.
Padang,.................2018

(Aisha Yulian Sari )

65
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 3. LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama :
Umur :
Alamat :
Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya
tentang penelitian,
Judul Penelitian : Hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan perkembangan
bayi usia 6-11 bulan di wilayah kerja Puskesmas Dadok
Tunggul Hitam.
Nama Peneliti : Aisha Yulian Sari
Instansi Peneliti : Prodi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas.
Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subjek penelitian dengan
sukarela tanpa paksaan.
Padang,..........................2018

( )

66
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 4. ETHICAL CLEARANCE

67
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 5. KUESIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN
Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan Bayi Usia 6-11
Buulan di Wilayah Kerja Puskesmas Dadok Tunggu Hitam Kota Padang
Tahun 2018

Petunjuk Pengisian Kuesioner


1. Isilah kuesioner dengan sejujur-jujurnya karena jawaban responden akan
dijamin kerahasiaannya.
2. Jawablah pertanyaan dengan mengisi salah satu jawaban yang menurut
responden benar dengan memberi tanda (X) atau (O) pada jawaban yang
responden pilih.
3. Bila ada pengisian kuesioner yang kurang jelas responden dapat bertanya
pada peneliti

No. Responden :
Tanggal wawancara :
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama ibu :
No. HP :
Alamat :
a. Karakteristik Ibu
1. Tanggal lahir/umur ibu : / tahun
2. Pendidikan : 1. Tidak pernah sekolah/Tidak tamat SD
2. Tamat SD/MI/sederajat
3. Tamat SMP/sederajat
4. Tamat SMA/sederajat
5. Tamat Perguruan Tinggi/sederajat

68
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
3. Pekerjaan : 1. Tidak bekerja/Ibu rumah tangga
2. Petani
3. Buruh
4. PNS/Pegawai swasta
5. Wiraswasta
6. Lainnya (sebutkan): .........................
b. Identitas bayi
1. Nama bayi :
2. Umur bayi :

B. PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


1. Apakah ibu memberikan ASI eksklusif atau pemberian ASI saja tanpa
tambahan makanan lain sampai bayi usia 6 bulan?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
Jika tidak apa alasannya.....................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
2. Apakah ibu memberikan susu formula sebelum bayi berusia 6 bulan?
a. Ya (0)
b. Tidak (1)
3. Apakah ibu memberikan air teh sebelum bayi berusia 6 bulan?
a. Ya (0)
b. Tidak (1)
4. Apakah ibu memberikan air putih sebelum bayi berusia 6 bulan?
a. Ya (0)
b. Tidak (1)
5. Apakah ibu memberikan makanan padat seperti pisang sebelum bayi
berusia 6 bulan?
a. Ya (0)
b. Tidak (1)

69
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
6. Apakah ibu memberikan makanan padat seperti bubur susu sebelum
bayi berusia 6 bulan?
a. Ya (0)
b. Tidak (1)
7. Apakah ibu memberikan biskuit sebelum bayi berusia 6 bulan?
a. Ya (0)
b. Tidak (1)
8. Apakah ibu memberikan bubur nasi sebelum bayi berusia 6 bulan?
a. Ya (0)
b. Tidak (1)

70
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
71
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
72
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 6. MASTER TABEL

MASTER TABEL
Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Perkembangan Bayi Usia 6-11 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Dadok Tunggul
Hitam Padang
ASI Eksklusif Perkembangan Bayi

Nama Bayi
Pendidikan
Nama Ibu

Pekerjaan

Kelamin
P P P P P P P P P P P P P P P P P P1
Umur

Umur

Jenis

Kategori
Kategori
No

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 7 9 0

Jumlah

Jumlah
5 6 8

1 E 3 2 2 A 6 P 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 2
2 H 3 2 2 K 9 P 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1
3 N 2 2 1 A 11 L 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
4 E 2 1 1 L 9 L 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1
5 R 2 2 2 B 11 L 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 2
6 S 3 2 2 A 7 L 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
7 E 3 1 2 A 7 L 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 2
8 C 3 2 2 M 9 L 1 0 1 0 1 1 1 1 6 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1
9 N 3 2 2 A 8 L 0 1 1 1 0 0 0 0 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
10 R 3 3 2 C 8 P 1 1 1 0 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 2
11 S 2 3 2 A 6 L 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1
12 D 3 2 2 R 6 P 1 0 1 1 1 0 0 0 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
13 N 3 1 2 J 11 P 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
14 R 2 1 1 T 9 L 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
15 B 2 1 1 Z 11 P 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
16 Y 2 1 1 C 11 P 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1

73
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
17 A 3 3 2 R 8 L 1 1 1 0 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 2
18 D 3 1 2 K 11 L 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
19 I 3 3 2 K 9 L 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 6 2
20 R 2 1 2 A 11 P 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
21 R 2 2 2 F 6 P 0 0 1 0 1 1 1 1 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
22 N 2 2 2 M 6 L 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 6 2
23 Y 3 3 2 A 11 P 1 0 0 0 0 1 1 1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
24 V 3 2 2 F 9 P 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 2
25 P 1 3 2 G 6 L 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1
26 T 2 3 2 F 9 P 0 0 1 0 0 0 1 0 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
27 T 2 2 2 V 6 P 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1
28 M 3 3 2 A 6 P 1 1 1 0 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 2
29 F 3 2 2 F 7 P 1 1 1 0 0 1 1 1 6 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1
30 E 2 3 2 K 11 L 0 1 0 0 0 0 0 1 2 2 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 5 2
31 C 3 2 2 M 6 L 0 0 1 0 1 1 1 1 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
32 N 3 2 2 Z 8 P 0 1 1 0 0 0 0 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
33 S 3 2 2 R 6 L 0 0 1 0 1 0 0 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
34 M 3 3 2 R 6 L 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
35 M 1 3 2 R 11 L 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
36 E 3 2 2 S 11 P 0 1 0 0 1 1 1 1 5 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 2
37 M 2 3 2 A 8 L 0 0 0 0 1 1 0 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1
38 I 2 2 1 M 11 P 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1
39 N 3 3 2 A 9 L 1 1 0 0 1 1 1 1 6 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 2
40 E 3 2 2 S 11 P 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 2
41 R 2 2 2 H 11 L 1 1 1 0 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 2

74
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
42 E 3 3 2 T 9 P 0 0 1 0 1 1 1 1 5 2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7 2
43 N 1 3 2 R 11 P 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
44 A 4 3 2 S 10 L 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
45 N 2 3 2 N 9 P 0 0 0 0 0 0 1 1 2 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7 2
46 G 2 1 2 H 12 P 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
47 N 2 3 2 M 6 L 0 0 1 0 0 1 1 1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
48 S 2 2 1 S 9 P 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
49 T 3 2 2 P 12 L 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
50 Y 2 2 2 K 6 L 1 0 0 1 0 0 0 0 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
51 A 3 2 1 S 11 P 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
52 R 3 2 2 D 6 P 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
53 T 2 1 1 H 9 L 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
54 H 2 2 2 G 9 P 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
55 R 2 3 2 P 11 P 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
56 Y 2 3 2 T 6 P 1 1 1 0 1 1 1 1 7 2 1 1 1 1 0 1 1 8 1 1 8 2
57 E 3 1 2 A 6 L 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
58 E 3 3 2 A 11 P 1 0 1 0 1 1 1 1 6 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 2
59 W 2 2 2 M 8 L 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
60 M 2 1 2 K 6 L 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
61 R 3 1 1 B 7 P 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
62 T 2 2 2 A 11 P 0 0 1 0 1 1 1 1 5 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 2
63 A 2 1 2 N 10 L 1 0 1 0 1 1 1 1 6 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
64 I 2 1 2 Z 11 L 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
65 I 3 1 1 F 6 L 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
66 R 2 1 2 L 11 L 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1

75
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Keterangan:
Pendidikan Pekerjan ibu Pemberian ASI Perkembangan
Ibu Eksklusif

1 : Tinggi 1 : Bekerja 1 : ASI eksklusif 1: Sesuai


2: Menengah 2: Tidak 2 : Tidak ASI eksklusif 2: Tidak sesuai
Bekerja

3: Rendah

76
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 7. ANALISIS DATA SPPS

Lampiran 7. Analisis Data SPSS


Analisis Univariat
1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu menurut Pendidikan, Pekerjan
dan Umur

Statistics
Pendidikan Pemberian Perkembanga
Ibu Pekerjaan Ibu Jenis Kelamin ASI Eksklusif n
N Valid 66 66 66 66 66
Missing 0 0 0 0 0

Pendidikan Ibu
Frequenc
y Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tinggi 17 25.8 25.8 25.8
Menengah 28 42.4 42.4 68.2
Rendah 21 31.8 31.8 100.0
Total 66 100.0 100.0

Pekerjaan Ibu
Frequenc
y Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Bekerja 11 16.7 16.7 16.7
Tidak bekerja 55 83.3 83.3 100.0
Total 66 100.0 100.0

Umur Ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid "<20" 3 4.5 4.5 4.5
"21-30" 31 47.0 47.0 51.5
31-40 31 47.0 47.0 98.5
>40 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

77
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Bayi menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid L 34 51.5 51.5 51.5
P 32 48.5 48.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

3. Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-11


Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam
Pemberian ASI Eksklusif
Frequenc Percent Valid Cumulative Percent
y Percent
Vali ASI Eksklusif 35 53.0 53.0 53.0
d Tidak ASI 31 47.0 47.0 100.0
Eksklusif
Total 66 100.0 100.0

4. Distribusi Frekuensi Perkembangan Bayi Usia 6-11 Bulan di Wilayah


Kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang
Perkembangan
Frequenc Percent Valid Cumulative Percent
y Percent
Vali Sesuai 47 71.2 71.2 71.2
d Tidak sesuai 19 28.8 28.8 100.0
Total 66 100.0 100.0

Analisis Bivariat
Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan Bayi Usia 6-11
bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam Padang
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pemberian ASI
Eksklusif * 66 100.0% 0 .0% 66 100.0%
Perkembangan

Pemberian ASI Eksklusif * Perkembangan Crosstabulation

78
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Perkembangan
Tidak
Sesuai sesuai Total
Pemberian ASI Eksklusif Count 30 5 35
ASI % within Pemberian ASI
Eksklusif 85.7% 14.3% 100.0%
Eksklusif
Tidak ASI Count 17 14 31
Eksklusif % within Pemberian ASI
54.8% 45.2% 100.0%
Eksklusif
Total Count 47 19 66
% within Pemberian ASI
71.2% 28.8% 100.0%
Eksklusif

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 7.645a 1 .006
Continuity Correctionb 6.213 1 .013
Likelihood Ratio 7.839 1 .005
Fisher's Exact Test .007 .006
Linear-by-Linear
7.529 1 .006
Association
N of Valid Casesb 66
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,92.
b. Computed only for a 2x2 table

79
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 8. DOKUMENTASI

Gambar 1. Pengumpulan data responden oleh peneliti

Gambar 2. Pemantauan perkembangan anak menggunakan KPSP oleh peneliti

80
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 9. SURAT IZIN PENGAMBILAN DATA AWAL

81
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 10. SURAT IZIN PENELITIAN

82
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 11. SURAT SELESAI PENELITIAN

83
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas

Anda mungkin juga menyukai