Anda di halaman 1dari 10

Kesehatan Mental Remaja di Masa Pandemi

Oleh:

Ni Kadek Pebri Dwi Maharani (20/XI MIPA 1)

SMA N 2 ABIANSEMAL

Tahun Pelajaran

2021/2022
1

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat dan rahmat-Nya
Penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Kesehatan Mental Remaja di Masa
Pandemi” dengan baik.

Karya ilmiah ini memberikan panduan praktis dalam mengetahui kesehatan mental. Penulis
menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa
diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga karya ilmiah ini
mampu memberikan pengetahuan tentang pola makan dan berat badan yang sehat.
2

Daftar Isi

Judul.....................................................................................................................1

Kata Penganta.....................................................................................................2

Daftar Isi..............................................................................................................3

BAB I. Pendahuluan...........................................................................................4

A. Latar Belakang...............................................................................................4

B. Rumusan Masalah..........................................................................................4

C. Tujuan..........................................................................................................4

BAB II. Pembahasan..........................................................................................5

BAB III. Penutup................................................................................................8

A. Kesimpulan...................................................................................................8

B. Saran............................................................................................................8

Daftar Pustaka....................................................................................................9
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini dunia sedang landa pandemi. Pandemi sudah mengubah sebagian besar kehidupan
masyarakat. Tak terkecuali kesehatan mental para remaja. Selain kesehatan fisik, kesehatan
juga harus diperhatikan. Ada banyak sekali kasus di mana orang melakukan tindak kekerasan
terhadap orang lain dan diri sendiri dikarenakan mentalnya yang bermasalah. Pandemi
COVID-19 telah memengaruhi hampir setiap aspek dalam kehidupan, termasuk aktivitas
harian masyarakat, terutama kelompok anak dan remaja. Bagaimana tidak, penerapan
physical distancing dan penutupan sekolah membuat mereka tidak dapat beraktivitas normal.

Jika normalnya mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman dan aktivitas di
sekolah, kini terpaksa berada di rumah dalam waktu yang tidak ditentukan. Awalnya
mungkin beberapa remaja merasa hal ini adalah kesempatan mereka untuk berlibur. Seiring
dengan berjalannya waktu dampak pandemi ternyata berpengaruh terhadap mental remaja.

B. Rumusan Masalah

Secara umum, rumusan masalah pada karya ilmiah ini dapat dirumuskan pada pertanyaan
berikut.

1. Apa saja yang menyebabkan mental remaja di masa pandemi terganggu?


2. Bagaimana cara agar para remaja bisa memiliki mental yang sehat?

C. Tujuan
Secara umum tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini dapat dirumuskan menjadi berikut.

1. Mengetahui penyebab mental menjadi tergantung


2. Menambah wawasan tentang kesehatan mental

BAB II

PEMBAHASAN

Masa pandemi akibat virus Covid-19 tidak hanya berdampak bagi orang dewasa, namun juga
anak-anak dan remaja. Masa remaja yang seharusnya dijalani dengan sejuta kegiatan, namun
karena adanya Covid-19 maka segala aktivitas menjadi terbatas.

Dihentikannya sekolah, dibatalkannya berbagai acara, hilang kesempatan untuk bermain


bersama teman sebaya membuat hampir seluruh remaja tak hanya di Indonesia tapi juga
dunia kehilangan masa-masa emasnya.

Akibat perubahan hidup yang drastis ini tak dapat dipungkiri timbul rasa takut, cemas, dan
khawatir yang mana perasaan ini dapat mempengaruhi kesehatan mental/jiwa seseorang.

Untuk menyikapi keadaan yang demikian, ada sejumlah hal yang dapat dilakukan untuk
menjaga kesehatan mental agar tetap waras di masa pandemi yang tidak tahu kapan akan
berakhirnya.

1. Cemas adalah hal yang wajar


Sadari bahwa rasa cemas yang kamu alami bukan hanya terjadi pada dirimu sendiri tapi
hampir seluruh remaja di dunia. Kehilangan momen penting dalam hidup memang berat,
tidak salah jika kamu mengalami rasa cemas karena itu adalah hal wajar. Kecemasan adalah
fungsi normal dan sehat yang bisa membuat kita waspada terhadap ancaman, dan
membantu kita untuk mengambil tindakan untuk melindungi diri. Rasa cemas dapat
membantu mengambil keputusan yang harus dibuat saat ini, seperti tidak menghabiskan
waktu bersama orang lain atau dalam kelompok besar, mencuci tangan dan tidak
menyentuh wajah. Sementara itu, untuk mengatasi kecemasan akibat Covid-19, bisa diatasi
dengan mencari informasi terkini dari sumber yang akurat dan terpercaya seperti situs dan
media sosial milik pemerintah atau media yang terpercaya.

2. Cari pengalihan
Di dalam hidup tak jarang kita harus berhadapan dengan kondisi yang sulit untuk dilalui.
Namun, cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya adalah mengenali masalah terlebih.
5
dahulu. Masalah yang timbul bisa hal-hal yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat
dikendalikan seperti saat ini. Oleh sebab itu, kita memerlukan pengalihan untuk
mengatasinya seperti mencari kegiatan yang positif dan menemukan keseimbangan dalam
kehidupan sehari-hari. Contohnya seperti mengerjakan tugas, membaca buku atau novel,
menonton film, memasak, membuat kue, berolahraga, bernyanyi, menari, melukis atau
bahkan membuat kreativitas baru.

3. Temukan cara baru untuk berkomunikasi


Di zaman yang sudah modern saat ini, berkomunikasi tidak harus dilakukan secara langsung.
Kamu bisa memanfaatkan media sosial untuk berinteraksi dengan keluarga jauh atau teman-
teman.

Meski peran media sosial baik, tapi jangan sampai kebablasan dalam penggunaannya.
Tetap diperlukan pengaturan waktu atau screen time dalam kesehariannya. Karena
memiliki akses tanpa batas ke layar kaca atau media sosial itu juga bukan hal yang
bagus. Itu hal yang tidak sehat dan tidak cerdas, dan bahkan bisa menambah rasa
kecemasan.

4. Fokus pada diri sendiri


Jika sebelum pandemi kamu begitu disibukkan dengan berbagai kegiatan, kini saatnya kamu
fokus pada dirimu sendiri. Kamu bisa memanfaatkan waktu ini untuk menambah
kemampuan dengan cara banyak membaca atau mengikuti kursus Online.

5. Rasakan perasaanmu
Untuk mengatasi rasa kekecewaan adalah dengan membiarkan diri merasakan kekecewaan
karena satu-satunya jalan keluar adalah berusaha melaluinya. Tetap melanjutkan hidup dan
jika bisa membiarkan diri merasa sedih, akan lebih cepat pula merasa lebih baik. Tentu
perasaan kecewa tidak dapat dipungkiri manakala kita kehilangan kesempatan untuk
mengikuti acara-acara dengan teman, kegiatan untuk menyalurkan hobi, atau pertandingan
olahraga, tapi ini bisa diatasi. Beberapa anak akan menyalurkan perasaan mereka dengan
membuat karya seni, sementara beberapa lainnya memilih berbicara dengan teman-teman
mereka dan menggunakan kesedihan yang dirasakan bersama sebagai cara untuk merasa
terhubung di tengah situasi ketika mereka tidak bisa bertemu secara fisik.

6
6. Berbuat baik
Tidak dapat dipungkiri akibat virus Covid 19, beberapa remaja mengalami aksi bullying. Cara
terbaik untuk mengatasi hal ini adalah dengan jadi pembela untuk setiap jenis bullying. Bagi
anak yang menjadi target bullying tidak seharusnya diminta untuk melawan para
pelaku bullying secara langsung tetapi mendorong mereka untuk mencari pertolongan dan
dukungan dari teman dan orang dewasa.
7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dukungan dari orang sekitar juga sangat berpengaruh dalam masalah mental. Ketika
seseorang merasa ingin didengarkan, maka dia sebenarnya sedang mengalami
masalah yang cukup sulit sehingga harus di bagi dengan orang lain. Sebagai
pendengar berilah saran dan dukungan yang bisa membuat seseorang merasa lebih
nyaman. Dari sini kita tahu bahwa kesehatan mental bukan hal yang sepele. Menjadi
lebih baik dari sebelumnya juga membutuhkan banyak waktu dan pengertian.

B. Saran

Penulis memberikan saran yang ditunjukkan untuk:

1. Diri sendiri: Pahamilah karakter dan masalahmu, jangan pernah ragu untuk
bercerita dengan orang lain yang kamu anggap teman.
2. Masyarakat: Agar tidak membully orang yang sedang mengalami masalah
mental hanya karna dia berbeda.
3. Teman, sahabat, keluarga: Dengarkan curhatan hati dari seseorang yang
sedang bercerita, berikan dia tempat yang nyaman dan jangan hina dia.
8

Daftar Pustaka

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. 20 November 2021. Jaga Kesehatan Mental
Anak dan Remaja Selama Pandemi. Diakses pada 23 Februari 2022, dari
https://dinkes.kalbarprov.go.id/jaga-kesehatan-mental-anak-dan-remaja-selama-pandemi/
9

Anda mungkin juga menyukai