Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI FOREIGN DIRECT

INVESTMENT (FDI) DI ENAM KORIDOR EKONOMI INDONESIA:


MARKET SEEKING ATAU RESOURCE SEEKING?

Iriani Trisna Rahayu 1 dan Ernawati Pasaribu 2


1
Badan Pusat Statistik Propinsi Papua Barat, Jakarta
2
Dosen Statistika, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Jakarta
e-mail: 2ernapasaribu@stis.ac.id

Abstrak

Pembangunan ekonomi suatu negara sangat tergantung pada besarnya penanaman modal asing langsung
atau Foreign Direct Investment (FDI), termasuk di enam koridor ekonomi Indonesia. Kesenjangan
kondisi di koridor ekonomi diperkirakan akan membawa perbedaan yang mempengaruhi arus masuk
FDI ke dalam koridor. Penelitian ini menggunakan regresi data panel untuk menganalisis faktor-faktor
di balik arus masuk FDI di setiap koridor ekonomi dan untuk menentukan karakteristik FDI di setiap
koridor ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi belanja modal pemerintah, jumlah
angkatan kerja berpendidikan tinggi, keterbukaan perdagangan, dan proporsi ekspor minyak dan mineral
hanya mempengaruhi arus masuk FDI di beberapa koridor ekonomi. Lebih jauh lagi dapat diindikasikan
bahwa sementara “market seeking FDI” terjadi di semua koridor ekonomi Indonesia, “resource seeking
FDI” hanya ditemukan di koridor ekonomi Sulawesi, Maluku dan Papua.

Kata kunci: FDI, Koridor Ekonomi, data panel, market seeking, resource seeking

Abstract

The economic development of a country depends on the amount of foreign direct investment (FDI),
including in the Indonesian six economic corridors. The huge gaps of conditions in economic corridors
are expected to differences infactors affecting the FDI-inflow into the corridors. This study uses a panel
data regression to analyze factors behind the FDI-inflow in each economic corridor and to determine
the FDI characteristic in each economic corridor. It shows that the proportion of government capital
expenditure, number of highly-educated labor force, trade openness, and the proportion of oil and
mineral export affect the FDI-inflow only in some economic corridors. Furthermore, it indicates that,
while market seeking FDI occurred in all Indonesian economic corridors, resource seeking FDI was
only found in Sulawesi, Maluku and Papua economic corridors..

Keywords: Foreign Direct Investment (FDI), Indonesian economic corridors, panel data regression,
market seeking, resource seeking

Faktor – faktor yang Memengaruhi Foreign Direct Investment… / Rahayu IT dan Pasaribu E | 31
PENDAHULUAN MP3EI tersebut tentu membutuhkan sumber
daya dan dana yang tidak sedikit. Sumber
Pasca krisis tahun 1997, pemerintah
daya alam yang berlimpah serta jumlah
mulai memperbaiki diri, terutama untuk
penduduk yang sangat besar mungkin bukan
membangkitkan perekonomian yang
merupakan masalah. Namun dana yang
terpuruk. Hasil dari pembangunan yang
dapat disediakan oleh pemerintah sangatlah
terus digalakkan pemerintah, baik di pusat
terbatas. Oleh sebab itu, dibutuhkan suntikan
maupun di daerah tersebut, dapat terlihat
dana dari swasta, baik dari dalam negeri
dari perkembangan ekonomi Indonesia yang
maupun dari luar negeri.
pada umumnya mengalami pertumbuhan
Salah satu sumber dana yang besar dan
yang positif.
dapat segera digunakan adalah Investasi
Akan tetapi, mulai tahun 2007, tingkat
Asing Langsung atau Foreign Direct
pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin
Investment (FDI). Investasi jenis ini lebih
melambat. Hal ini menunjukkan bahwa
menguntungkan dibandingkan dengan
program pembangunan ekonomi yang
investasi yang tidak langsung. Berbeda
selama ini dijalankan oleh pemerintah
dengan investasi tak langsung, seperti
kurang memberikan hasil yang maksimal
investasi porto folio yang bisa tiba-tiba
untuk percepatan pembangunan ekonomi
ditarik oleh investor, FDI lebih bersifat
Indonesia dalam jangka panjang. Oleh
komitmen jangka panjang, sehingga
karena itu, pemerintah mencoba melakukan
dianggap lebih bernilai bagi suatu negara.
transformasi ekonomi, yaitu pengalihan
Namun, realisasi FDI di Indonesia
perekonomian Indonesia yang awalnya
ternyata belum merata di semua koridor
didasari oleh konsumsi menjadi
ekonomi. Selaras dengan pembangunan
perekonomian yang didasari oleh investasi
yang berpusat di Jawa, FDI yang masuk ke
(Bappenas, 2011).
Indonesia pun sebagian besar masih berada
Di sisi lain, dalam upaya menjadikan
di koridor Jawa. Bahkan persentase (share)
Indonesia sebagai negara maju dan sejahtera
FDI di koridor Jawa dalam periode 1997-
tahun 2025, pemerintah menyusun rencana
2014 selalu lebih dari 50% dari total FDI
pembangunan yang difokuskan pada
Indonesia.
pengembangan sejumlah kegiatan ekonomi
utama masing-masing wilayah Indonesia.
Rencana tersebut tertuang dalam Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) melalui
Peraturan Presiden Nomor 32 tahun 2011.
MP3EI tersebut membagi wilayah Indonesia
menjadi koridor-koridor ekonomi
berdasarkan pada keunggulan dan potensi
sektoral masing-masing wilayah. Sistem
koridor ini mengacu pada kesuksesan sistem
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM,
koridor ekonomi yang diterapkan negara- diolah)
negara Asia lainnya. Indonesia menetapkan Gambar 1. Persentase Realisasi FDI di
enam koridor ekonomi, yaitu Koridor Indonesia menurut Jawa dan
Sumatera, Koridor Jawa, Koridor Luar Jawa, 1997-2014
Kalimantan, Koridor Bali dan Nusa
Tenggara, Koridor Sulawesi, serta Koridor Oleh karena itu, penelitian ini
Maluku dan Papua. Dengan adanya korodor bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor
ini, para investor akan lebih mudah dalam yang memengaruhi FDI di masing-masing
menentukan jenis investasi yang akan koridor ekonomi Indonesia. Penelitian ini
dilakukan, yaitu pada sektor ekonomi apa juga bertujuan untuk menganalisis motivasi
dan di mana. apakah yang melatarbelakangi investor
Transformasi ekonomi yang asing untuk menanamkan modalnya di
digunakan sebagai alat untuk merealisasikan
32 | Jurnal Aplikasi Statistika & Komputasi Statistik V.9.1.2017, ISSN 2086-4132
Indonesia, apakah market seeking atau (Asiedu, 2002). Dengan demikian,
resource seeking. Indonesia yang merupakan salah satu negara
dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia
KAJIAN PUSTAKA merupakan sebuah pasar besar bagi investasi
asing.
Menurut Todaro & Smith (2003), FDI Meskipun PDB per kapita Indonesia
merupakan investasi yang dilakukan oleh tidak termasuk ke dalam golongan
pihak swasta asing, yang mana dana-dana pendapatan tinggi, namun pola konsumsi
investasinya langsung digunakan untuk masyarakat Indonesia masih cenderung
menjalankan kegiatan bisnis seperti konsumtif. Hal tersebut terbukti dari
mendatangkan mesin-mesin dan membeli besarnya konsumsi masyarakat dilihat dari
bahan baku produksi. Teori elektikal unsur PDB pengeluaran, dibandingkan
Dunning (1993) menyebutkan bahwa dengan pengeluaran untuk investasi.
keunggulan yang harus dimiliki oleh suatu Rendahnya investasi dan tingginya
negara untuk menarik investasi asing adalah konsumsi inilah yang menjadi salah satu
antara lain biaya produksi rendah (termasuk penyebab mengapa pembangunan ekonomi
transportasi), tersedianya pasar yang besar di Indonesia tidak bisa berlangsung pesat.
(market size), sumber daya yang melimpah Tingginya pola konsumsi masyarakat
(meliputi SDA dan tenaga kerja berupah Indonesia dan ditambah dengan upah yang
rendah yang terampil), serta minimnya masih rendah menjadi faktor lain yang dapat
hambatan perdagangan dan tingkat menarik FDI ke Indonesia. Perusahaan
keterbukaan ekonomi. Multinasional bisa saja memberikan upah
Dunning (1993) kemudian yang sedikit lebih tinggi dibandingkan
menyimpulkan bahwa beberapa hal yang dengan upah dari perusahaan dalam negeri,
melatarbelakangi investor asing untuk ataupun perusahaan pesaing, yang mana
menanamkan modalnya di suatu negara sebenarnya jika dibandingkan dengan upah
dapat dikelompokkan ke dalam alasan di negara asalnya masih jauh lebih rendah.
market seeking dan atau resource seeking. Tenaga kerjanya pun mempunyai skill yang
Market seeking merupakan jenis investasi cukup bagus jika dibandingkan dengan
asing yang ditujukan untuk mencari pasar negara berkembang lainnya.
baru atau mempertahankan pasar lama. Selain akses terhadap SDM, akses
Sedangkan resource seeking adalah jenis terhadap Sumber Daya Alam (SDA) di
investasi yang dilakukan untuk Indonesia juga cukup mudah karena masih
mendapatkan faktor-faktor produksi yang melimpahnya SDA di Indonesia. Bagi
berbentuk sumber daya alam atau tenaga negara sedang berkembang,seperti
kerja yang lebih efisien di negara lain Indonesia, ketersediaan SDA merupakan
dibandingkan dengan di negara sendiri. daya tarik bagi investor asing, terutama yang
Penelitian terdahulu menunjukkan bergerak di industri primer (Jadhav, 2012).
adanya beberapa faktor penting yang Sebaliknya, langkanya SDA di negara-
berpengaruh terhadap masuknya FDI ke negara maju memberikan peluangbagi
suatu negara, yaitu market size, ketersediaan produk ekspor negara sedang berkembang
Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber yang bernilai ekonomis.(Asiedu & Lien,
Daya Manusia (SDM), infrastruktur, dan 2010). Investor asing akan lebih memilih
kebijakan perdagangan serta kondisi untuk terjun langsung sebagai pengekspor di
perekonomian negara tujuan (Jadhav, 2012; negara tujuan karena akan memberikan
Hsiao & Hsiao, 2004; Asiedu, 2006, keuntungan yang lebih besar dibandingkan
Rohmana, 2011; Sarwedi, 2002; Setiawan, dengan mengimpor di negaranya sendiri.
2002). Besarnya pasar atau market size akan Faktor lain yang menjadi penarik
memengaruhi keputusan investor untuk investor asing adalah kemudahan akses,
menanamkan modalnya ke negara tujuan, melalui ketersediaan fasilitas umum dan
khususnya bagi investor yang ingin infrastruktur. Kemudahan akses ini menjadi
mengembangkan jangkauan pasarnya faktor penting bagi investor, khususnya di
Faktor – faktor yang Memengaruhi Foreign Direct Investment… / Rahayu IT dan Pasaribu E | 33
Indonesia, tterbukti dari realisasi FDI yang : intersep
lebih dari 50% di koridor Jawa yang : koefisien regresi variabel
disebabkan karena selama ini pembangunan independen
infrastruktur yang masih berpusat di koridor FDIait : nilai realisasi FDI pada
Jawa. Kemudahan akses serta tersedianya koridor a propinsi i tahun t
fasilitas dan infrastruktur akan memudahkan (triliun rupiah)
investor, baik dalam proses produksi BMait : proporsi nilai pengeluaran
maupun dalam pendistribusian produk. belanja modal pemerintah
Akan tetapi, masuknya investasi asing, daerah dibagi dengan nilai
khususnya FDI juga sangat tergantung pada total pengeluaran belanja
kebijakan makroekonomi dan kebijakan pemerintah daerah pada
perdagangan di negara tujuan. Suatu negara koridor a propinsi i tahun t
yang menganut sistem ekonomi tertutup (persen)
tidak akan membuka peluang bagi investor ANGKERait : jumlah angkatan kerja
asing untuk menanamkan modal di negara berpendidikan tinggi pada
tersebut. Semakin terbuka sebuah negara koridor a propinsi i tahun t
dalam perdagangan internasional (ekspor (orang)
dan impor), maka akan semakin banyak FDI OPENait : tingkat keterbukaan
yang masuk ke negara tersebut (Jadhav, perdagangan pada koridor a
2012). propinsi i tahun t (persen)
XMIGASait : proporsi nilai ekspor minyak,
DATA DAN METODE gas, dan mineral terhadap
nilai total ekspor pada koridor
Data a propinsi i tahun t (persen
Data yang digunakan adalah data rupiah)
tahunan 2006-2014 di 32 propinsi di PDRBait : nilai Produk Domestik
Indonesia yang bersumber dari Badan Regional Bruto riil pada
Koordinator Penanaman Modal (BKPM), koridor a propinsi i tahun t
Badan Pusat Statistik (BPS), dan Direktorat (triliun rupiah)
Jenderal Perimbangan Keuangan : error term untuk koridor a
Kementerian Keuangan (DJPK Kemenkeu). propinsi i tahun t
Variabel dependen yang digunakan a : koridor 1,2,…,6 (1=koridor
yaitu realisasi FDI (triliyun rupiah), Sumatera, 2=koridor Jawa,
sedangkan variabel independen adalah 3=koridor Bali-Nusa
proporsi pengeluaran belanja modal Tenggara, 4=koridor
terhadap total belanja pemerintah daerah Kalimantan, 5=koridor
(dalam persen), jumlah angkatan kerja Sulawesi, 6=koridor Maluku-
berpendidikan SMA keatas (dalam Papua)
logaritma natural), tingkat keterbukaan i : Aceh,..., Papua
perdagangan (dalam persen), proporsi t : 2006,..., 2014
ekspor migas dan mineral terhadap total
ekspor (dalam persen), dan PDRB riil tahun
dasar 2000 (dalam triliun rupiah). HASIL DAN PEMBAHASAN
Total FDI yang direalisasikan di
Metode masing-masing koridor ekonomi dari tahun
Penelitian ini menggunakan metode ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada
regresi data panel untuk masing-masing koridor Jawa, peningkatan tersebut diiringi
koridor ekonomi Indonesia. dengan share FDI yang semakin menurun.
Artinya, penanaman modal asing pada
koridor di luar Jawa semakin berkembang
dan merata.
di mana:
34 | Jurnal Aplikasi Statistika & Komputasi Statistik V.9.1.2017, ISSN 2086-4132
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM, diolah)

Gambar 2. Total FDI di Masing-Masing Koridor Ekonomi Indonesia Tahun 2006-2014

Proporsi belanja modal terbesar


berada di koridor Sumatera dan koridor Jumlah tenaga kerja yang memiliki
Jawa. Akan tetapi, pemerintah daerah pendidikan tinggi di Indonesia dari tahun
cenderung mengalokasikan belanja modal 2006-2014 terus mengalami peningkatan.
dengan proporsi yang sama setiap tahun. Dari tahun ke tahun koridor Jawa selalu
Beberapa koridor malah memiliki proporsi memiliki jumlah terbesar dibandingkan
belanja modal yang cenderung menurun. dengan koridor-koridor lain. Koridor
Hanya koridor Jawa yang selama lima tahun Sumatera juga mempunyai jumlah angkatan
terakhir memiliki proporsi belanja modal kerja berpendidikan tinggi yang cukup
yang cenderung semakin membesar. banyak. Sebaliknya, koridor Kalimantan,
Koridor Bali-Nusa Tenggara, Koridor
Sulawesi, dan Koridor Maluku-Papua
memiliki jumlah angkatan kerja
berpendidikan tinggi yang masih sedikit.

Sumber: Direktorat Jendral Perimbangan


Keuangan Kementrian Keuangn (DJPK
Kemenkeu, diolah)
Gambar 3. Proporsi Belanja Modal Sumber: BPS (diolah)
terhadap Total Belanja Gambar 4. Jumlah Angkatan Kerja
Pemerintah Daerah di Berpendidikan Tinggi di
Masing-Masing Koridor Masing-Masing Koridor
Ekonomi Indonesia Tahun Ekonomi Indonesia Tahun
2006-2014 (%) 2006-2014
Faktor – faktor yang Memengaruhi Foreign Direct Investment… / Rahayu IT dan Pasaribu E | 35
Dari tahun 2006 hingga tahun 2014 tahun 2006 sebesar Rp29,75 triliyun menjadi
jumlah nilai PDRB riil tertinggi adalah di Rp51,98 triliyun di tahun 2014. Dalam
koridor Jawa, yang pada tahun 2006 sebesar kurun waktu 9 tahun, PDRB koridor
Rp1.081,4 triliyun, meningkat hingga Maluku-Papua hanya meningkatkan share
menjadi Rp1.729,4 triliyun di tahun 2014. PDRB-nya dari sebesar 1,66% menjadi
Sebaliknya, PDRB riil terkecil berada di 1,78% dari total PDB nasional.
koridor Maluku-Papua, yang mana pada

Sumber: BPS (diolah)

Gambar 5. Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 di Masing-
Masing Koridor Ekonomi Indonesia Tahun 2006-2014

Tingkat keterbukaan perdagangan Secara umum, koridor Maluku-Papua


koridor Kalimantan merupakan koridor yang adalah koridor yang memiliki proporsi
paling tinggi, yaitu mencapai 0,82 di tahun ekspor migas dan mineral tertinggi
2014, sedangkan koridor Bali-Nusa dibandingkan dengan koridor lain,
Tenggara dan koridor Sulawesi merupakan sedangkan koridor Jawa adalah koridor
koridor yang cenderung paling tertutup. dengan proporsi ekspor migas dan mineral
Koridor Sumatera, koridor Jawa, dan koridor terendah. Proporsi ekspor migas dan mineral
Maluku-Papua memiliki tingkat koridor Maluku-Papua terhadap total eskpor
keterbukaan yang hampir sama, yaitu masih koridor ini terus menurun, walaupun selalu
berfluktuatif sekitar 0,5. lebih dari 99% hingga tahun 2009. Di tahun
2014, proporsi eskpor migas dan mineral
koridor ini masih sangat besar, yaitu 0,94
(atau 94%).
Analisis inferensia dengan model
regresi data panel menunjukkan bahwa
model yang terpilih untuk koridor Sumatera
yaitu Fixed Effect Model dengan
SeeminglyUnrelated Regression (FEM-
SUR), begitu juga untuk model koridor Jawa
dan Sulawesi. Sedangkan untuk koridor
Bali-Nusa Tenggara hanya menggunakan
Fixed Effect Model. Untuk koridor
Gambar 6. Tingkat Keterbukaan Kalimantan menggunakan Fixed Effect
Perdagangan (Trade Model dengan Weighted Least Square
Openness) di Masing-Masing (FEM-WLS). Sedangkan pada koridor
Koridor Ekonomi Indonesia Maluku-Papua terpilih model Common
Tahun 2006-2014
36 | Jurnal Aplikasi Statistika & Komputasi Statistik V.9.1.2017, ISSN 2086-4132
Effect Model dengan Weighted Least Square
(CEM-WLS).

Gambar 7. Proporsi Ekspor Migas dan Mineral terhadap Total Ekspor di


Masing-Masing Koridor Ekonomi Indonesia Tahun 2006-2014

Analisis inferensia dengan model Fixed Effect Model. Untuk koridor


regresi data panel menunjukkan bahwa Kalimantan menggunakan Fixed Effect
model yang terpilih untuk koridor Sumatera Model dengan Weighted Least Square
yaitu Fixed Effect Model dengan (FEM-WLS). Sedangkan pada koridor
SeeminglyUnrelated Regression (FEM- Maluku-Papua terpilih model Common
SUR), begitu juga untuk model koridor Jawa Effect Modeldengan Weighted Least Square
dan Sulawesi. Sedangkan untuk koridor (CEM-WLS).
Bali-Nusa Tenggara hanya menggunakan

Tabel 1. Hasil estimasi untuk masing-masing koridor ekonomi


Koridor Sumatera Jawa Bali-Nusa Kalimantan Sulawesi Maluku-
Variabel Tenggara Papua
R-square 0.54128 0.83090 0.83964 0.74482 0.73076 0.32286

F-statistik 0.47534 0.83410 0.83964 0.79079 0.65064 0.32329

Prob. 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00431

Koefisien:

• Kontanta -19.78570 -214.68580 6.59222 -35.58441 -31.86938 22.41631

• BM -0.04195* -0.53512* -0.03111 0.01272 -0.03072* -0.07743


(0,0205) (0,0143) (0,5204) (0,8501) (0,0756) (0,2800)
• LNANGKER 1.87009* 14.62105* -0.66160 0.41216 2.52456* -1.75210
(0,0039) (0,0587) (0,7486) (0,9413) (0,0130) (0,3818)
• OPEN -0.03082* 0.03064 -0.16459* 0.00598 -0.11929* -0.16917*
(0,0611) (0,8894) (0,0000) (0,2373) (0,0026) (0,0015)
• XMIGAS -0.02881* 0.10944 -0.00702 -0.06619* 0.02729* 0.06167*
(0,0463) (0,3430) (0,5924) (0,0123) (0,0105) (0,0490)
• PDRB 0.00892* 0.10077* 0.42783* 0.78313* 0.12673* 0.46480*
(0,0032) (0,0000) (0,0015) (0,0008) (0,0001) (0,0010)
*signifikan pada level 5%

Faktor – faktor yang Memengaruhi Foreign Direct Investment… / Rahayu IT dan Pasaribu E | 37
Berdasarkan hasil analisis inferensia, koridor Maluku dan Papua. Sedangkan di
proporsi belanja modal, jumlah angkatan koridor Jawa dan koridor Kalimantan,
kerja berpendidikan tinggi, dan tingkat tingkat keterbukaan perdagangan tidak
keterbukaan perdagangan mempunyai berpengaruh signifikan terhadap FDI.
pengaruh yang berbeda-beda di masing- Pengaruh tingkat keterbukaan
masing koridor ekonomi Indonesia. perdagangan terhadap FDI tergantung pada
Proporsi belanja modal pemerintah jenis FDI yang masuk ke wilayah tersebut.
daerah hanya berpengaruh signifikan Pada market seeking FDI, tingkat
terhadap FDI di koridor Sumatera, koridor keterbukaan perdagangan akan cenderung
Jawa, dan koridor Sulawesi. Sedangkan di untuk berpengaruh negatif terhadap FDI.
koridor Bali dan Nusa Tenggara, koridor Hal tersebut biasa terjadi pada negara-negara
Kalimantan, dan koridor Maluku dan Papua, maju, yang mana cenderung memiliki
proporsi belanja modal pemerintah daerah tingkat keterbukaan yang lebih kecil
tidak berpengaruh signifikan terhadap FDI. dibandingkan dengan negara-negara
Sebaliknya, jumlah angkatan kerja berkembang (Briguglio, 2016). Sebaliknya,
berpendidikan tinggi berpengaruh signifikan pada resource seeking FDI, tingkat
dan positif terhadap FDI di koridor keterbukaan perdagangan cederung
Sumatera, koridor Jawa, dan koridor berpengaruh positif terhadap FDI. Akan
Sulawesi. Hal ini kemungkinan terjadi tetapi, tingkat keterbukaan bisa berpengaruh
karena koridor Jawa dan koridor Sumatera terhadap FDI bertipe market seeking apabila
memiliki jumlah angkatan kerja pasar yang dicari oleh investor bukan hanya
berpendidikan tinggi terbanyak. Sedangkan berada di dalam wilayah tersebut, melainkan
koridor Sulawesi memiliki proporsi juga wilayah disekitarnya.
angkatan kerja berpendidikan tinggi terbesar Motivasi market seeking dan resource
dibandingkan dengan koridor-koridor lain. seeking di setiap koridor ekonomi Indonesia
Di samping itu, seperti halnya variabel disimpulkan berdasarkan signifikansi dan
proporsi belanja modal, jumlah angkatan pengaruh variabel-variabel proksi terhadap
kerja berpendidikan tinggi juga tidak FDI. Adanya motivasi market seeking dan
berpengaruh signifikan terhadap FDI di resource seeking adalah apabila variabel-
koridor Bali dan Nusa Tenggara, koridor variabel proksi untuk market size dan natural
Kalimantan, dan koridor Maluku dan Papua. resource availability, yaitu PDRB dan
Tingkat keterbukaan perdagangan proporsi ekspor migas dan mineral,
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap berpengaruh signifikan dan positif terhadap
FDI di koridor Sumatera, koridor Bali dan FDI.
Nusa Tenggara, koridor Sulawesi, dan

Gambar 9. Nilai Slope dan Pengaruh PDRB Terhadap FDI di Seluruh Koridoe
Ekonomi Indonesia

38 | Jurnal Aplikasi Statistika & Komputasi Statistik V.9.1.2017, ISSN 2086-4132


Dari hasil pengujian signifikansi masing koridor di Indonesia bersifat market
variabel untuk masing-masing koridor, seeking. Hal ini didukung dengan tidak
variabel proksi untuk market size, yaitu signifikannya variabel proksi untuk natural
PDRB, signifikan dan positif di semua resource availability, yaitu proporsi ekspor
koridor. Hasil tersebut mengindikasikan migas dan mineral di koridor Jawa dan
bahwa tipe FDI yang masuk ke masing- koridor Bali dan Nusa Tenggara.

Gambar 10. Nilai Slope dan Pengaruh Proporsi Ekspor Migas dan Mineral
Terhadap FDI di Seluruh Koridor Ekonomi Indonesia

Variabel proporsi migas dan mineral KESIMPULAN DAN SARAN


berpengaruh negatif terhadap realisasi FDI
di koridor Sumatera. Hal tersebut berarti Perkembangan realisasi FDI masih
bahwa FDI yang masuk ke koridor Sumatera didominasi oleh koridor Jawa, namun
bukanlah tipe resource seeking. Hasil serupa dikoridor lain sudah mulai tumbuh.
juga didapatkan di koridor Kalimantan, yang Pengeluaran belanja modal, jumlah
mana natural resource availability juga angkatan kerja berpendidikan tinggi, dan
menunjukkan hasil signifikan namun PDRB juga masih didominasi oleh koridor
negatif. Hasil ini berbeda dengan fungsi Jawa. Tingkat keterbukaan perdagangan
koridor Kalimantan yang merupakan sentra yang paling tertinggi berada di koridor
produksi dan pengolahan hasil tambang Kalimantan. Sedangkan proporsi ekspor
yang seharusnya merupakan faktor penarik migas dan mineral terbesar ada di koridor
utama bagi investor untuk menanamkan Maluku dan Papua.
modalnya disana. Faktor-faktor yang memengaruhi FDI
Di sisi lain, natural resource berbeda-beda untuk masing-masing koridor.
availability menunjukkan hasil yang Di koridor Sumatera, koridor Jawa, dan
signifikan dan positif di koridor Sulawesi koridor Sulawesi, belanja modal
dan koridor Maluku dan Papua. Hal ini berpengaruh negatif terhadap realisasi FDI,
menunjukkan bahwa, selain FDI yang sedangkan jumlah angkatan kerja memiliki
bertipe market seeking, ada juga FDI yang pengaruh yang positif. Faktor tingkat
masuk ke koridor Sulawesi dan koridor keterbukaan perdagangan berpengaruh
Maluku-Papua dengan tipe resource negatif di koridor Sumatera, koridor Bali dan
seeking. Hal ini sesuai dengan hipotesis Nusa Tenggara, koridor Sulawesi, dan
bahwa FDI yang masuk ke koridor Maluku- koridor Maluku dan Papua. Di koridor
Papua akan bertipe resouce seeking karena Sumatera dan koridor Kalimantan, ekspor
sumber daya alamnya yang masih migas dan mineral berpengaruh negatif
melimpah. terhadap realisasi FDI, sebaliknya ekspor
migas berpengaruh positif terhadap realisasi
FDI di koridor Sulawesi dan koridor Maluku
Faktor – faktor yang Memengaruhi Foreign Direct Investment… / Rahayu IT dan Pasaribu E | 39
dan Papua. PDRB berpengaruh positif Badan Pusat Statistik. (2006-2014).
terhadap realisasi FDI di semua koridor Keadaan Angkatan Kerja di
ekonomi. Indonesia. Jakarta: BPS
FDI yang bermotivasi market seeking Badan Pusat Statistik. (2007-2015). Statistik
ditemukan di semua koridor ekonomi Indonesia. Jakarta: BPS
Indonesia. Sementara itu, FDI dengan Briguglio, L. 2016. Small States And The
motivasi resource seeking hanya ditemukan European Union: Economic
di koridor Sulawesi dan koridor Maluku dan Perspectives New York: Routledge
Papua. Dunning, J. H. 1993. The Globalization of
Pemerintah perlu mengevaluasi Business. (diaskses 25 Juni 2016).
penggunaan pengeluaran belanja modal http://unctad.org/en/PublicationChapt
daerah agar tepat sasaran. Pemerintah juga ers/iteiitv3n1a3_en.pdf
perlu meningkatkan kebijakan tentang Jadhav, P. 2012. Determinants of Foreign
pendidikan, terutama untuk pendidikan Direct Investment in BRICS
tinggi, dan kebijakan yang dapat economies: Analysis of Economics,
meningkatkan PDRB. Selain itu, pemerintah Institutional, and Political Factor.
perlu mencari alternatif pengganti sumber Procedia – Social and Behavioral
daya alam di Maluku-Papua yang masih Science. 37, 5-14. (diakses 26 Januari
menjadi incaran para investor asing agar bisa 2016).
dimanfaatkan dengan baik dan http://www.sciencedirect.com/science
menghasilkan nilai tambah yang akan lebih /article/pii/S1877042812007495
menguntungkan wilayah setempat. Selain Kemenkeu. 2011. Klasifikasi Jenis Belanja.
itu, motivasi resource seeking yang masih (diakses 29 Juni 2016).
ditemukan di koridor Maluku-Papua juga http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullT
belum sesuai dengan tujuan pemerintah yang ext/2011/101~PMK.02~2011PerLam
ingin mengembangkan kegiatan ekonomi di p%20III
masing-masing wilayah Indonesia. Rohmana, Y. 2011. Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Investasi Asing
DAFTAR PUSTAKA Langsung di Indonesia Periode 1980-
2008. Jurnal Sains dan Terapan. 6(2).
Asiedu, E. 2002. On the Determinants of Universitas Pendidikan Indonesia
Foreign Direct Investment to (UPI) Bandung. (diakses 8 Februari
Developing Countries: Is Africa 2015).
Different?. World Development. http://jurnal.upi.edu/2022/view/1119/
30(1), 107-119. (diakses 2 Agustus analisis-faktor-faktor-yang-
2016). people.ku.edu/~asiedu/FDI-in- mempengaruhi-investasi-asing-
Africa-WD.pdf langsung-di-indonesia-periode-1980-
Asiedu, E. 2006. Foreign Direct Investment 2008.html
in Africa: The Role of Natural Sarwedi. 2002. Investasi Asing Langsung di
Resources, Market Size, Government Indonesia dan Faktor yang
Policy, Institutions and Political Mempengaruhinya. Jurnal Akuntansi
Instability. working paper. United & Keuangan. 4(1), 17–35 Jurusan
Nation University. (diakses 25 Juni Ekonomi Akuntansi, Fakultas
2016). people.ku.edu/~asiedu/world- Ekonomi - Universitas Kristen Petra.
economy.pdf Setiawan, G. 2002. The Impact of Foreign
Asiedu, E. dan Lien, D.D. 2010. Democracy, Direct Investment on Indonesian
Foreign Direct Investment and Natural Economic Growth. Tesis. Seoul: KDI
Resources. Working paper. (Korea Development Institute) School
(diakses 1 Agustus 2016). of Public Policy and Management.
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cf Todaro, M.P. dan Smith, S.C. 2003.
m?abstract_id=1726587 Pembangunan Ekonomi di Dunia
Ketiga: Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
40 | Jurnal Aplikasi Statistika & Komputasi Statistik V.9.1.2017, ISSN 2086-4132

Anda mungkin juga menyukai