Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sirosishepatis adalah penyakit hati kronis yang tidak diketahaui

penyebabnya dengan pasti. Telah diketahui bahwa penyakit ini merupakan

stadium akhir dari penyakit hati kronis. Di negara maju, hepatitis C kronis

dan konsumsi alkohol yang berlebihan merupakan penyebab paling umum

dari sirosis. Sirosis ditandai dengan fibrosis jaringan dan konversi hati yang

normal menjadi nodul struktural yang abnormal. Akibatnya, bentuk hati yang

normal akan berubah disertai terjadinya penekanan pada pembuluhan darah

dan terganggunya aliran darah vena porta mengakibatkan hipertensi portal

(Pinzani et al, 2011). Penyakit sirosis hepatis merupakan penyakit yang

menular. Sirosishepatis disebabkan oleh virus hepatitis, bakteri, proses

autoinmun, obat-obat, pengaruh aklohol dan toksik (Padila, 2013).

Sirosishepatis ditularkan secara parenteral melalui transfunsi darah

atau produk darah yang terinfeksi atau melalui peralatan yang terinfeksi jarum

suntik, bisa juga ditularkan melalui fekol oral, kemudian hepatosit ( sel epital

hati) dirusak secara langsung oleh virus atau oleh respon imun tubuh terhadap

virus. Terjadinya perubahan seluler yang menimbulkan peradangan pada hati

sehingga menyebabkan ada peregangan pada kaspslu hati yang dapat

mengakibatkan pembesaran hati akan menggangu proses metabolisme nutrisi,

1
2

pengeluaran zat sisa, dan penyimpanan nutrisi yang ditandai dengan anoreksia

(mual dan muntah) yang dapat mengakibatkan kurangnya kandungan nutrisi

yang dibutuhkan tubuh. Sehingga pasien mengalami gangguan pemenuhan

nutrisi (Nurarif & kusuma, 2013).

Sirosishepatis merupakan salah satu penyebab utama beban kesehatan

didunia. Menurut studi Global Burden Disease 2010, sirosis hepatis

menyebabkan 31 juta kecacatan sesuai tahap kehidupan atau Disabilitty

Adjusted Life Years (DALYs) atau 1,2% dari DALYs dunia dan 2% dari

seluruh kematian di dunia pada tahun 2010. Sirosis hepatis termasuk dalam

20 penyebab kematian terbanyak di dunia, mencakup 1,3% dari seluruh dunia

dan 5 besar penyebab kematian di Indonesia (WHO, 2010). Sirosis hepatis

berada di peringkat ke 9 sebagai penyebab utama dan berperan sekitar 1,2%

dari Amerika Serikat (Wolf, 2015).

Data Riskesdas menunjukan adanya peningkatan prelevensi hepatitis di

Indonesia dari 0,6% tahun 2007 menjadi 1,2% tahun 2013. Lima provinsi

hepatitis yang tertinggi di Indonesia yaitu Nusa Tenggara Timur (4,3%),

Papua (2,9%), Sulawesi Tengah (2,3%), Maluku (2,3%). Di Jawa Timur

memiliki prelevansi penyakit hepatitis sebesar (1%) (Rikesdas,2013). Laporan

dari rumah sakit pemerintah di Indonesia, prelevansi rata-rata sirosis hati

adalah 3,5% diseluruh Indonesia yang dirawat dibangsal Penyakit Dalam,

yang memiliki angka yang cukup tinggi mencapai 47,4% dari seluruh pasien

penyakit hati yang dirawat. Dari data diatas menunjukan bahwa sirosis adalah
3

stadium lanjut dari hepatitis yang paling sering terjadi adalah hepatitis b dan c

yang memiliki riwayat kematian pada pasien yang paling tinggi diantara yang

lain diperkirakan terdapat 28 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi

(Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Menurut Hadi (2008) penderita sirosishepatis sangat membutuhkan

nutrisi yang baik untuk mencegah terjadi kerusakan hati lebih lanjut karena di

Asia faktor pemegang nutrisi memegang peranan penting untuk timbulnya

sirosis hepatis dan penderita mengalami kekurangan protein. Menurut Black

dan Hwaks (2009) dengan kondisi perut asites menyebabkan penekanan pada

diafragma selain itu terganggunya fungsi hati dalam metabolisme protein dan

karbohidrat berakibat pada rendahnya kadar protein plasma.Pasien sirosis

hepatis mengalami masalah nutrisi dikarenakan beberapa hal, yaitu

kehilangan nafsu makan (anoreksia) disebabkan oleh nyeri abdomen, mual,

terasa penuh pada abdomen. Terjadinya gangguan pencernaan, absorpsi

nutrisi, dan meningkatnya kebutuhan energi. Kondisi ini dapat memicu terjadi

komplikasi berupa asites dan ensefalopati hepatikum (Tsiaousi, dkk 2008).

Menurut penelitian yang dilakuakan Taylor et al (2011) yang menjelaskan

bahwa konsumsi 100 gr putih telur setiap hari selama 6 minggu (42 hari)

dapat meningkatkan 0,19 g/dL. Menggambarkan bahwa setiap setiap

konsumsi 2,3 gr putih telur perhari dapat meningkatkan kadar serum albumin

sebesar 0,005 g/dL. Menurut Ndraha (2011) pada pasien sirosishepatis


4

mengalami gizi kurang akan mengalami perbaikan gizi jika berikan diet

jumlah kalori 35-40 kal / kg BB dan 1,5 gr protein / kg BB.

Nutrisi itu sebagai zat pembangun pada tubuh kita saat sakit ataupun

sehat. Konsumsi makanan adalah sesuatu proses di dalam tubuh manusia yang

bertujuan menerima makan dan mengubah makan tersebut menjadi energi

yang digunakan untuk beraktivitas dan mengeluarkan sisa yang tidak perlu

lagi menurut Tarwoto, (2006) dalam (Dewi, 2016). Nutrisi adalah asupan

utama bagi tubuh seorang untuk melakukan kegiatan sebagai energi, fungsi

nutrisi itu sendiri sangat beragam seperti mengatur metabolisme pada tubuh,

membentuk kerangka dan jaringan tubuh. Nutrisi juga dikenal dengan nama

nutrien yang berfungsi sebagai energi untuk motabolisme, mengatur

komponen-komponen pada tubuh, dan material yang digunakan dalam

pembentukan jaringan tubuh (Ambarwati, 2014).

Upaya yang dilakukan oleh perawat berikan asuhan keperawatan sesuai

dengan standar keperawatan dalam menangani pasien dengan diagnosia medis

sirosis hepatis dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi :

kurang dari kebutuhan tubuh, salah satunya dengan pemberian nutrisi

melalui peroral, tetapi tindakan ini tidak efektif karena klien tidak nafsu

makan sehingga akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi. Dengan menggunakan cara modifikasi untuk memulihkan kesehatan

klien dapat dilakukan dengan mengubah menu diet (makanan) yang diperoleh

klien dari rumah sakit tetapi tetap mengacu pada indikasi sesuai dengan
5

penyakit yang derita oleh klien. Terapi ini dilakukan dengan cara menanyakan

pada klien makan apa yang di sukai oleh klien, mengkaji adanya alergi

makanan tertentu, dan dalam menyajikan makanan harus memperhatikan

makanan klien, secara menarik dan merangsang selera makan semaksimal

tetapi tetap memperhitungkan konsisten dan tekstur, nilai energi, zat gizi, dan

jumlah (Nurarif dan Kusuma, 2015).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun

karya ilmiah yang diberi judul tentang “ Asuhan Keperawatan pada Pasien

Dewasa sirosishepatis Dengan Masalah : Ketidakseimbangan Nutrisi

Kurang Dari Kebutuhan Tubuh “.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis dapat

merumuskan suatu masalah yaitu “ Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada

Klien Penderita Sirosishepatis Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang

Dari Tubuh ? ”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk melakukan Asuhan Keperawatan Pada Sirosishepatis yang mengalami

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengkaji masalah kesehatan pada pasien sirosishepatis.


6

2. Menganalisis dan mensintesis masalah keperawatan pada penderita

sirosishepatis, terutama pada gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari tubuh.

3. Merencanakan tindakan keperawatan pada penderita sirosishepatis, terutama

pada gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh.

4. Melakukan tindakan keperawatan pada penderita sirosishepatis, terutama

pada gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh.

5. Melakukan evaluasi keperawatan pada penderita sirosishepatis, terutama pada

gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat teoritis

1. Bagi IPTEK

Penelitian lebih lanjut sebagai dasar untuk memantapkan dan memberikan

informasi terkait kebutuhan nutrisi pada penderita sirosishepatis.

2. Bagi Peneliti

Laporan studi kasus ini diharapakan dapat mengembangkan ilmu

pengetahuan dan keterampilan yang telah didapatkan selama kuliah serta

dapat menambah wawasan secara nyata tenang asuhan keperawatan pada

pasiean dewasa sirosishepatis dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari tubuh.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi pasien
7

Dapat dijadikan sebagai pengetahuan asuhan kepewaratan komperehensif

pada penderita sirosishepatis pada memenuhi nutrisi.

2. Bagi rumah sakit

Diharapkan dapat di gunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

yang sesuai dengan standar profesi keperawatan sehingga.

3. Bagi perawat

Sebagai kaji ilmu keperawatan yang digunakan sebagai referensi landasan

dan pedoman dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan yang efek dan

komprehensif.

4. Bagi institusi (Fakultas Ilmu Kesehatan)

Dapat digunakan sebagai informasi dan pembelajaran bagi dunia keperawatan

khususnya prodi DIII Keperawatan Univeritas Muammadiyah Ponorogo untuk

pengembangan mutu dimasa yang datang.

5. Bagi peneliti selanjutnya.

Penelitan ini dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya dalam

mengembangkan penelitian yang terkait dengan ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari tubuh pada pasien dewasa sisrosihepatis.

Anda mungkin juga menyukai

  • Dakpus Fraktur
    Dakpus Fraktur
    Dokumen1 halaman
    Dakpus Fraktur
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Bab 5 Fraktur
    Bab 5 Fraktur
    Dokumen1 halaman
    Bab 5 Fraktur
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 Fraktur
    Bab 4 Fraktur
    Dokumen2 halaman
    Bab 4 Fraktur
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Fraktur
    Bab 2 Fraktur
    Dokumen27 halaman
    Bab 2 Fraktur
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Cva
    Bab 1 Cva
    Dokumen5 halaman
    Bab 1 Cva
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Fraktur
    Bab 3 Fraktur
    Dokumen26 halaman
    Bab 3 Fraktur
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Fraktur
    Bab 2 Fraktur
    Dokumen28 halaman
    Bab 2 Fraktur
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Geriatri Asuhan
    Geriatri Asuhan
    Dokumen25 halaman
    Geriatri Asuhan
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Fraktur
    Bab 1 Fraktur
    Dokumen4 halaman
    Bab 1 Fraktur
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 Fraktur
    Bab 4 Fraktur
    Dokumen2 halaman
    Bab 4 Fraktur
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Cva
    Bab 2 Cva
    Dokumen30 halaman
    Bab 2 Cva
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Fraktur
    Bab 1 Fraktur
    Dokumen4 halaman
    Bab 1 Fraktur
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Samuel Wesley T-WPS Office
    Samuel Wesley T-WPS Office
    Dokumen1 halaman
    Samuel Wesley T-WPS Office
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 HT
    Bab 1 HT
    Dokumen3 halaman
    Bab 1 HT
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 HT
    Bab 3 HT
    Dokumen43 halaman
    Bab 3 HT
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • MATERI
    MATERI
    Dokumen2 halaman
    MATERI
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 HT
    Bab 2 HT
    Dokumen32 halaman
    Bab 2 HT
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • LATIHAN KASUS GERONTIK
    LATIHAN KASUS GERONTIK
    Dokumen33 halaman
    LATIHAN KASUS GERONTIK
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Hipertensi
    Asuhan Hipertensi
    Dokumen6 halaman
    Asuhan Hipertensi
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Samuel Wesley-Bhs. Ind
    Samuel Wesley-Bhs. Ind
    Dokumen2 halaman
    Samuel Wesley-Bhs. Ind
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Samuel Wesley-Bhs. Ind
    Samuel Wesley-Bhs. Ind
    Dokumen2 halaman
    Samuel Wesley-Bhs. Ind
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Menjelaskan Akibat Lanjut Hipertensi
    Menjelaskan Akibat Lanjut Hipertensi
    Dokumen2 halaman
    Menjelaskan Akibat Lanjut Hipertensi
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Cara Membuat Infused Water Mentimun dan Seledri
    Cara Membuat Infused Water Mentimun dan Seledri
    Dokumen2 halaman
    Cara Membuat Infused Water Mentimun dan Seledri
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Materi Tuk 3 Demons
    Materi Tuk 3 Demons
    Dokumen1 halaman
    Materi Tuk 3 Demons
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Sap HT
    Sap HT
    Dokumen2 halaman
    Sap HT
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Materi Tuk 1
    Materi Tuk 1
    Dokumen1 halaman
    Materi Tuk 1
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen19 halaman
    Bab 2
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    ThessalonikaBS
    Belum ada peringkat