UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
ACARA V: FILUM MOLLUSCA
LAPORAN
OLEH :
SRI HARIANTI ANUGRAH
D061191083
GOWA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Manfaat
Mollusca berasal dari Bahasa Latin yaitu molluscus yang berarti lunak. Oleh
karena itu ciri utama hewan yang tergolong phylum ini tubuhnya lunak, pada bagian
anterior terdapat kepala, kaki terletak di bagian ventral, dan bagian dorsal berisi
organ-organ viseral. Anggota phylum Mollusca antara lain remis, tiram, cumi-cumi,
octopus, dan siput. Berdasarkan kelimpahan spesiesnya, Mollusca memiliki
kelimpahan spesies terbesar disamping Arthropoda. Diperkirakan spesies Mollusca
yang hidup sampai saat ini sekitar 80.000 sampai 150.000 spesies, dan 350.000
spesies telah menjadi fosil. Berdasarkan habitatnya Mollusca memiliki rentangan
habitat yang cukup lebar mulai dari dasar laut sampai garis pasang surut tertinggi.
Selain itu ada yang hidup di air tawar, bahkan terkadang ditemukan di habitat
terestrial, khususnya yang memiliki kelembaban tinggi. Sifat hidup Mollusca
bervariasi, ada yang hidup bebas namun beberapa spesies lainnya bersifat parasite
pada organisme lain. (Kastawi, 2003, hlm.181).
Mollusca telah menyebar pada setiap tempat hidup air dan telah hidup hingga
ke darat. Sehingga merupakan jenis yang paling sukses hidup dari filum lainnya
sepanjang waktu geologi dan dipercaya sebagai penentu untuk fosil indeks. Muncul
sejak zaman kambrium hingga sekarang.
Adapun bagian-bagian tubuh dari filum mollusca terbagi menjadi dua, yaitu
bagian keras dan bagian lunak
1. Bagian yang keras
Adapun bagian-bagian tubuh yang keras, yaitu:
a. Periostracum: Lapisan terluar, terdiri dari Conchiolin, zat organik
kalsitisasi
b. Ostracum: Lapisan tengah, sebagai garis tumbuh, zat organik atau kalsit.
Garis tumbuh dapat dilihat pada pelecypoda.
c. Hypostracum: Lapisan dalam, kalsit atau gamping, sebagai lapisan yang
dihasilkan oleh Epithelium dari mantle.
2. Bagian yang lunak
Adapun bagian-bagian tubuh yang lunak, yaitu:
a. Tidak bersegmen atau ruas
b. Bilateral simetri di daerah Anterior (Antene)
c. Didaerah Anus sebagai Posterior
d. Didaerah kaki sebagai Ventral
e. Didaerah Mantle sebagai Dorsal
3. Bagian lunak yang lain
Adapun bagian-bagian lunak selain dari yang dijelaskan diatas, yaitu hati,
alat pencernaan, alat pembuangan. Alat respirasi berupa gills atau insang
yang terletak pada rongga antara mantle dan tubuh sesungguhnya.
2.4. Ukuran dan Bentuk Tubuh Filum Mollusca
Dasar pengklasifikasian filum mollusca yaitu pada bentuk, kedudukan, dan ada
tidaknya alat gerak (kaki), jumlah dan keadaan dari alat-alat pernafasan, perbedaan
sistem saraf, struktur dan tipe alat gentalis, struktur dan keadaan radulae, keadaan,
bentuk, dan struktur shell.
Adapun pembagian klas dari filum Mollusca berdasarkan bentuk, kedudukan,
dan ada tidaknya alat gerak adalah sebagai berikut.
Kelas Amphineura memiliki bentuk tubuh yang bulat, pipih, dan simetri
bilateral. Alat geraknya terletak pada bagian perut yang lebar dan rata. Saluran
pencernaan makanan terdiri atas mulut yang dilengkapi dengan lidah parut, yaitu
lidah dengan gigi yang tersusun dari zat kitin. Organ pernafasan yaitu insang dan
anus terletak pada bagian belakang (posterior). Kelas ini hidup sejak Ordovicium
hingga Holosen. Namun tidak banyak yang menjadi fosil. Kelas Amphineura terdiri
dari dua ordo utama yaitu: Ordo Polyplacophore dan Ordo Aplacophore. Salah satu
contoh dari kelas ini adalah Cryptochiton sp.
1. Ordo Polyplacophore
Adapun ciri-ciri umum dari ordo polyplacophore adalah sebagai berikut:
a. Berbentuk ellips memanjang
b. Ada perisai tampak dorsal terdiri dari 8 segmen atau valve
c. Lapisan atas yaitu tegmantum, komposisi conchiolin dan porous
d. Lapisan bawah yaitu articula mentum, komposisi kalsit dan non porous
e. Gridle atau mantle, berfungsi sebagai penghubung dari setiap valve.
2. Ordo Aplacophore
Adapun ciri-ciri umum dari ordo polyplacophore adalah sebagai berikut:
a. Berbentuk seperti cacing, dimana ada lapisan seperti mantle
b. Kaki berupa cilia.
c. Bagian ventral dari mulut sampai anus
d. Tidak ada shell, tapi bagian mantel ada specula, bersifat calcareous
e. Jarang hidup di laut dangkal
f. Umumnya bersimbiose dengan koral dan hydroida pada laut dalam
Adapun gambar anatomi dari Kelas Amphineura adalah sebagai berikut:
Adapun ciri bagian tubuh yang keras dari Kelas Pelecypoda adalah:
a. Terdiri dari 2 valve yang convex.
b. Umumnya calcareous
c. Tempat pertautan disebut hing line
d. Garis pertumbuhan disebut Beak
e. Dibelakang beak terdapat umbo.
f. Arah dimana beak terdapat menunjukkan arah anterior sedang arah lain
posterior.
g. Bagian terdapat Palial sinus maka daerah tersebut posterior.
h. Jika terdapat dua adductor muscle scar tidak sama besar maka bagian
besar adalah posterior.
i. Jika ada satu muscle scar maka terletak pada bagian posterior.
j. Jika dua muscle scar yang sama maka sulit menentukan yang mana
depan dan belakang.
1. Ordo Taksodonta
Mempunyai kisara umur Ordovisium-Resen, mempunyai gigi yang hampir
sama besar dan berjumlah 35 buah.
2. Ordo Anisomyaria
Mempunyai kisaran umur Ordovisium-Resen. Mempunyai dua muscle scar,
dimana muscle scar bagian belakang (posterior) lebih besar dibanding
anterior, serta mempunyai gigi dan socket dua buah
3. Ordo Eulamellibranchiata
Mempunyai anterior muscle scar yang lebih kecil dari posterior muscle
scar, tetapi umumnya sama besar dimana gigi dan susunan giginya tidak
sama besar
Adapun perbedaan antara Fosil Pelecypoda dan Fosil Brachiopoda adalah
sebagai berikut:
Disebut valve kanan dan kiri Disebut pedicle valve dan brachial
valve
Gigi dan socket terdapat pada masing- Gigi dan socket terdapat valve yang
masing valve berlawanan
Bidang simetri terletak pada kedua Bidang simetri memotong kedua valve
valve
Gastropoda dalam bahasa latin yaitu gaster, yang berarti perut dan podos
yang berarti kaki. Gastropoda adalah hewan yang menggunakan perut sebagai alat
gerak atau kakinya. Kelas ini terlindung dalam cangkang tunggal berbentuk spiral
memanjang melalui satu sumbu. Terdiri dari kepala, kaki, dan alat pencernaan, test
terdiri dari zat gampingan dan terputar secara spiral melalui satu garis lurus (putaran
involut dan evolut), dan arah putaran test gastropoda terdiri dari dextral searah
jarum jam) dan sinistral (berlawanan arah jarum jam).
Sebagian besar gastropoda adalah hewan laut, tetapi banyak juga spesies air
tawar, dan daratan. Kelas Filum Mollusca yang terbesar adalah gastropoda karena
memiliki lebih dari 40.000 spesies yang hidup. Filum ini merupakan salah satu dari
beberapa kelompok invertebrataa yang berhasil menghuni daratan. Contoh
spesiesnya adalah siput air (Lymnaea sp), remis (Corbicula javanica), dan bekicot
(Achatia fulica).
Adapun alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum pengenalan
fosil dan proses pemfosilan adalah sebagai berikut:
1. Alat tulis kerja (ATK)
2. Sampel fosil
3. Pensil warna
4. HCL
5. Kertas HVS
6. Lap kasar dan lap halus
7. LKP (Lembar Kerja Praktikum)
8. Buku Penuntun
STUDI LITERATUR
MEMBUAT LAPORAN
LAPORAN
Pembahasan pada bab ini didasarkan pada praktikum dimana dijumpai enam
sampel yang termasuk filum brachiopoda. Adapun pembahasan tersebut akan
dibahas sebagai berikut:
5.1. Kesimpulan
5.2 Saran
FILUM Mollusca
KELAS Cephalopoda
Pseudasterocerasi
FAMILI
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN dae
GENUS Pseudasteroceras
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Test 5. Apertur
2. Suture
3. Septa
4. Umbilicus
LINGKUNGAN
Laut dangkal
PENGENDAPAN
KETERANGAN:
CATATAN : PARAF
ACARA / MODUL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PRAKTIKUM
LABORATORIUM PALEONTOLOGI
FILUM Mollusca
KELAS Pelecypoda
FAMILI Glycymerisidae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
GENUS Glycymeris
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Test 5. Commisure
2. Ventral valve 6. Costae
3. Umbo
4. Growtline
LINGKUNGAN
Laut dangkal
PENGENDAPAN
KETERANGAN:
CATATAN : PARAF
ACARA / MODUL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PRAKTIKUM
LABORATORIUM PALEONTOLOGI
FILUM Mollusca
KELAS Schaphopoda
FAMILI Belemnitellaidae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
GENUS Belemnitella
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Test
2. Apex
LINGKUNGAN
Laut dangkal
PENGENDAPAN
KETERANGAN:
CATATAN : PARAF
ACARA / MODUL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PRAKTIKUM
LABORATORIUM PALEONTOLOGI
FILUM Mollusca
KELAS Gastropoda
Tympanotonosi
FAMILI
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN dae
GENUS Tympanotonos
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Test 5. Spire
2. Apex
3. Apertur
4. Last whorl
LINGKUNGAN
Laut dangkal
PENGENDAPAN
KETERANGAN:
CATATAN : PARAF
ACARA / MODUL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PRAKTIKUM
LABORATORIUM PALEONTOLOGI
FILUM Mollusca
KELAS Gastropoda
FAMILI Coelozonenidae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
GENUS Coelozone
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Test
2. Suture
3. Spire
4. Last whorl
LINGKUNGAN
Laut dangkal
PENGENDAPAN
KETERANGAN:
CATATAN : PARAF
ACARA / MODUL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PRAKTIKUM
LABORATORIUM PALEONTOLOGI
FILUM Mollusca
KELAS Gastropoda
FAMILI Turritellanidae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
GENUS Turritella
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Test 5. Last whorl
2. Aperture 6. Outer lip
3. Spire 7. Apex
4. Suture
LINGKUNGAN
Laut dangkal
PENGENDAPAN
KETERANGAN:
Turritella (mesalia) intermedia DESH termasuk ke dalam filum Mollusca, kelas Gastropoda,
ordo Sorbeoconcha, family Turritellanidae, dan genus Turritella.
Pada fosil ini terdapat beberapa bagian yaitu, Test, merupakan bagian fosil secara
keseluruhan. Suture yaitu garis pemisah antar kamar, apex yaitu bagian ujung pada
apertur, spire yaitu bagian atas dari tubuh fosil, dan apertur yaitu tempat masuknya
makanan dan tempat pembuangan kotoran, last whorl yaitu bagian bawah dari tubuh fosil,
dan outer lip yaitu bagian luar dari apertur.
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri pembusuk dan tidak
mengalami penguraian. Organisme ini akan mengalami transportasi oleh media geologi
berupa air, angin, atau es ke daerah cekungan selama transportasi, material-material yang
tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang
resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada daerah
cekungan yang relatif stabil. Bersamaan dengan itu, material-material sedimen juga ikut
tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah batuan akan terakumulasi, semakin lama
material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dan tekanan tersebut
akan mengakibatkan material terkompaksi (pemadatan), setelah itu material mengalami
sementasi. Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen
terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil.
Dalam pemfosilannya fosil ini mengalami jenis pemfosilan permineralisasi, dimana
tidak semua bagian tubuh dari fosil tergantikan seutuhnya oleh mineral, melainkan masih
ada bagian tubuh asli fosil tersebut. Bentuk dari fosil ini adalah Conical, dimana bentuk
dari fosil ini adalah meruncing disalah satu sisinya. Saat ditetesi dengan HCL terdapat
reaksi berupa buih pada fosil ini, maka bisa dikatakan bahwa fosil ini memiliki komposisi
kimia karbonatan. Umur untuk fosil ini berada di zaman Middle Eocene (±50-45 juta tahun
yang lalu). Lingkungan pengendapan fosil ini berada di laut dangkal (0-200m)
CATATAN : PARAF
ACARA / MODUL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PRAKTIKUM
LABORATORIUM PALEONTOLOGI
FILUM Mollusca
KELAS Gastropoda
FAMILI Conusidae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
GENUS Conus
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Test 5. Last whorl
2. Suture
3. Apex
4. Spire
LINGKUNGAN
Laut dangkal
PENGENDAPAN
KETERANGAN:
Conus brocchi BRONN termasuk ke dalam filum Mollusca, kelas Gastropoda, ordo
Neogastropoda, family Conusidae, dan genus Conus.
Pada fosil ini terdapat beberapa bagian yaitu, Test, merupakan bagian fosil secara
keseluruhan. Suture yaitu garis pemisah antar kamar, apex yaitu bagian ujung pada
apertur, spire yaitu bagian atas dari tubuh fosil, dan last whorl yaitu bagian bawah dari
tubuh fosil.
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri pembusuk dan tidak
mengalami penguraian. Organisme ini akan mengalami transportasi oleh media geologi
berupa air, angin, atau es ke daerah cekungan selama transportasi, material-material yang
tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang
resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada daerah
cekungan yang relatif stabil. Bersamaan dengan itu, material-material sedimen juga ikut
tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah batuan akan terakumulasi, semakin lama
material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dan tekanan tersebut
akan mengakibatkan material terkompaksi (pemadatan), setelah itu material mengalami
sementasi. Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen
terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil.
Dalam pemfosilannya fosil ini mengalami jenis pemfosilan permineralisasi, dimana
tidak semua bagian tubuh dari fosil tergantikan seutuhnya oleh mineral, melainkan masih
ada bagian tubuh asli fosil tersebut. Bentuk dari fosil ini adalah Conical, dimana bentuk
dari fosil ini adalah meruncing disalah satu sisinya. Saat ditetesi dengan HCL terdapat
reaksi berupa buih pada fosil ini, maka bisa dikatakan bahwa fosil ini memiliki komposisi
kimia karbonatan. Umur untuk fosil ini berada di zaman Upper Pliocene (±3,2-2,8 juta tahun
yang lalu). Lingkungan pengendapan fosil ini berada di laut dangkal (0-200m)
CATATAN : PARAF
ACARA / MODUL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PRAKTIKUM
LABORATORIUM PALEONTOLOGI
FILUM Mollusca
KELAS Pelecypoda
FAMILI Dreisennanidae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
GENUS Dreisenna
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Test
2. Growtline
3. Commisure
4. Dorsal valve
LINGKUNGAN
Laut dangkal
PENGENDAPAN
KETERANGAN:
CATATAN : PARAF