Anda di halaman 1dari 6

BAB II

ISI

A. Perasaan
1. Pengertian Perasaan
Perasaan adalah suatu keadaan manusia dalam kesadaran yang
bernilai positif dan negatif, untuk merasakan senang atau tidak senang
dan kepada perangsang dan alat-alat indra. Sedangkan menurut Hukstra,
perasaan adalah suatu fungsi jiwa yang dapat mempertimbangkan dan
mengukur sesuatu menurut rasa senang dan tidak senang." Perasaan
merupakan suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena
pengaruhpengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan negatif.
yang tidak bergantung.
Sementara menurut Koentjaraningrat, perasaan adalah suatu
keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh
pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan negatif." Selain itu
dalam pandangan Dirganusa, perasaan (feeling) mempunyai dua arti.
Ditinjau secara fisiologis, perasaan adalah penginderaan, sehingga
merupakan salah satu fungsi tub uh untuk mengadakan kontak dengan
dunia luar Dalam psikologis, perasaan mempunyai fungsi menilai, yaitu
penilaian terhadap sesuatu hal.
2. Macam-macam Perasaan Menurut Para Ahli
a) Menurut Bigot dkk. (1950) dalam Sumadi Suryabrata
Membagi perasaan menjadi dua golongan, yaitu:
 Perasaan rendah (Jasmaniah) meliputi perasaan indriah, yaitu
perasaan yang berhubungan dengan penginderaan, misalnya:
rasa panas, dingin dan sakit, dan perasaan vital, yaitu perasaan
yang berhubungan dengan keadaan tubuh misalnya : rasa lesu,
segar.
 Perasaan luhur (rohaniah) yang meliputi perasaan intelektual,
perasaan kesusilaan, perasaan keindahan, perasaan sosial,
perasaan harga diri, perasaan keagamaan.
b) Menurut W. Stren
 Perasaan yang bersangkutan dengan masa kini, misalnya
perasaan senang yang diperlihatkan masa sekarang dalam
hubungan dengan rangsangan-rangsangan yang dialami pada
waktu sekarang juga.
 Perasaan yang bersangkutan dengan masa lampau, misalnya
perasaan senang pada waktu sekarang yang ditimbulkan oleh
suatu peristiwa di masa lampau.
 Perasaan yang bersangkutan dengan masa yang akan datang,
misalnya perasaan senang sehubungan dengan peristiwa-
peristiwa yang akan datang.

3.
B. Emosi
1. Pengertian Emosi
Emosi adalah suatu perasaan ingin melebihi dari sifat individu
terhadap suatu objek sehingga cenderung berupaya untuk
mengekspresikan dan mengaplikasikannya. Seperti, emosi dalam takut,
khawatir, marah, sebal, frustasi, cemburu, iri hati, duka cita, afeksi atau
sayang, bahagia.
Emosi ditunjukkan oleh setiap individu dalam bentuk tindakan
dengan tujuan untuk memenuhi harga diri individu dan ia boleh
dikatakan sebagai keadaan di mana perasaan tercermin dalam proses
fisiologi dan psikologi individu (Mahmood Nazar, 1992). Peter
Salovey (Harvard University) dan John Mayer (New Hamsphire
University).
2. Tingkah Laku Emosional
Tingkah laku emosional dapat dibagi menjadi tiga:
a) Marah dan permusuhan, orang bergerak menentang sumber frustasi.
b) Takut, cemas, khawatir, orang bergerak meninggalkan sumber
frustasi.
c) Rasa bersalah dan rasa duka, orang menghentikan respon-respon
terbukanya dan mengalihkan emosi ke dalam dirinya sendiri.
3. Ciri-ciri Emosi
a) Pengalaman emosional bersifat pribadi. Emosional seseorang dapat
muncul dan berkembang berdasarkan pengalaman emosional
pribadinya. Seperti, takut pada sesuatu, padahal tidak semestinya ia
takuti.
b) Adanya perubahan aspek jasmaniah. Ketika lagi emosi seseorang
akan mengalami perubahan jasmani, seperti sewaktu marah jantung
berdebar, dan lain-lain.
c) Emosi diekspresikan dalam perilaku.
d) Emosi sebagai motif. Motif merupakan suatu tenaga yang
mendorong seseorang untuk melakukan kegiata
4. Fungsi Emosi
a) Emosi berfungsi sebagai pembangkit energi. Tanpa emosi,
manusia tidak sadar atau sama dengan orang mati, karena hidup
artinya merasai, mengalami, bereaksi, dan bertindak. Dengan
emosi, manusia bisa membangkitkan dan memobilisasi energi
yang dimilikinya: marah menggerakkan untuk menyerang, takut
menggerakkan untuk lari, cinta mendorong manusia untuk
mendekat dan bermesraan, dan seterusnya.
b) Emosi berfungsi sebagai pembawa informasi (messenger).
Keadaan diri sendiri dapat diketahui melalui emosi yang dialami.
Misalnya, marah berarti sedang dihambat atau diserang orang lain,
sedih menandakan sedang hilangnya sesuatu yang disenangi atau
dikasihi, bahagia berarti memperoleh sesuatu yang disenangi atau
berhasil menghindari hal yang tak disukai.
c) Emosi berfungsi sebagai komunikasi intrapersonal dan
interpersonal sekaligus. Berbagai penelitian menunjukan bahwa
emosi dapat dipahami secara universal. Dalam retorika misalnya,
diketahui bahwa pembicara yang menyertakan seluruh emosinya
dalam berpidato dipandang lebih hidup, lebih dinamis, dan bahkan
dianggap lebih meyakinkan.
d) Emosi berfungsi sebagai informasi tentang keberhasilan yang telah
dicapai. Ketika kita mendambakan kesehatan yang prima, kondisi
badan yang sehat menandakan bahwa apa yang kita dambakan
berhasil. Kita mencari keindahan dan mengetahui telah
memperolehnya ketika kita merasakan kenikmatan estetis dalam
diri kita.

5. Proses Terjadinya Emosi

Proses terjadinya emosi melibatkan faktor psikologis maupun factor


fisiologis. Kebangkitan emosi kita pertama kali muncul akibat adanya
stimulus atau sebuah peristiwa, yang bisa netral, positif, ataupun negatif.
Stimulus tersebut kemudian ditangkap oleh reseptor kita, lalu melalui
otak. Kita menginterpretasikan kejadian tersebut sesuai dengan kondisi
pengalaman dan kebiasaan kita dalam mempersepsikan sebuah kejadian.
Interpretasi yang kita buat kemudian memunculkan perubahan secara
internal dalam tubuh kita. Perubahan tersebut misalnya napas tersengal,
mata memerah, keluar air mata, dada menjadi sesak, perubahan raut
wajah, intonasi suara, cara menatap dan perubahan tekanan darah kita.
Pandangan teori kognitif menyebutkan emosi lebih banyak ditentukan
oleh hasil interpretasi kita terhadap sebuah peristiwa. Kita bias
memandang dan menginterpretasikan sebuah peristiwa dalam persepsi
atau penilai negatif, tidak menyenangkan, menyengsarakan,
menjengkelkan, mengecewakan.
Persepsi yang lebih positif seperti sebuah kewajaran, hal yang indah,
sesuatu yang mengharukan, atau membahagiakan. Interpretasi yang kita
buat atas sebuah peristiwa mengkondisikan dan membentuk perubahan
fisiologis kita secara internal, ketika kita menilai sebuah peristiwa secara
lebih positif maka perubahan fisiologis kita pun menjadi lebih positif.

6. . Hubungan antara Perasaan dan Emosi

Menurut pandangan Dirgagunarsa, perasaan (feeling) mempunyai dua


arti. Ditinjau secara fisiologis, perasaan berarti pengindraan, sehingga
merupakan salah satu fungsi tubuh untuk mengadakan kontak dengan
dunia luar. Dalam arti psikologis, perasaan mempunyai fungsi menilai,
yaitu penilaian terhadap suatu hal. Makna penilaian ini tampak, misalnya,
dalam ungkapan berikut: “Saya rasa nanti sore akan hujan”. Ungkapan itu
berarti bahwa menurut penilaian saya, nanti sore hari akan hujan.
Di lain pihak, emosi mempunyai arti yang agak berbeda. Di dalam
pengertian emosi sudah terkandung unsur perasaan yang mendalam
(intese). Perkataan emosi sendiri berasal dari perkataan “emotus” atau
“emovere” yang artinya mencerca (to stir up), yaitu sesuatu yang
mendorong terhadap sesuatu.

7. Perbedaan antara Perasaan dan Emosi

Perbedaan antara perasaan dan emosi tidak dapat dinyatakan dengan


tegas, karena keduanya merupakan suatu kelangsungan kualitas yang
tidak jelas batasnya. Pada suatu saat tertentu, suatu warna efektif dapat
dikatakan sebagai perasaan, tetati juga dikatakan sebagai emosi. Oleh
karena itu, yang dimaksudkan dengan emosi di sini bukan terbatas pada
pada emosi atau perasaan saja, tetapi meliputi setiap keadaan pada setiap
diri seseorang yang disertai dengan warna efektif, baik pada tingkat yang
lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang kuat (mendalam).
DAFTAR PUSTAKA

Miswari. 2017. Mengelola Self Efficacy, Perasaan dan Emosi dalam


Pembelajaran

Melalui Manajemen Diri. Cendekia Vol. 15 No. 1, Hal 73-76.

Hude, M. Darwis. 2006. Emosi. Jakarta : Erlangga.

Suryabrata Sumad i (2009), Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada , Jakarta

Anda mungkin juga menyukai