Anda di halaman 1dari 7

Naskah Akademik: Perda Keamanan dan Ketertiban Umum Provinsi NTT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Penyelenggaraan Ketentraman, Ketertiban Umum dan perlindungan
masyarakat merupakan kewajiban pemerintah sebagaimana diamanatkan
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Ketentraman, Ketertiban
Umum dan p e r l i n d u n g a n masyarakat merupakan manifestasi dari hak
asasi manusia d alam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara sebagaimana dijamin dalam Pasal 28I ayat [2) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Ketentuan
tersebut mengandung makna kewajiban setlap orang untuk tunduk kcpada
pembatasan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan
dalam rangka menjalankan hak dan kebebasannya. Tujuan pembatasan ini
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral. nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum
dalam suatu masyarakat demokrat:is.
Dengan adanya desentralisasi, maka kewajiban penyelenggaraan
ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat
tersebut juga menjadi kewajiban pemerintah daerah dalam rangka
melindungi keamanan dan kenyamanan masyarakatnya. Kewenangan ini
diselenggarakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sebagai bagian
dari perangkat daerah dalam penegakan peraturan daerah dan
penyelenggaraan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan
masyarakat.
Pengaturan tentang penyelenggaraan ketentraman, ketertiban
umum dan perlindungan masyarakat di N T T s ebelumya tidak diatur s ecara
tegas dan jela s , namun seiring dengan perkembangan dinamika dan
kebutuhan masyarakat, maka k o n d i s i ini dianggap kurang dapat mewadahi
kegiatan penyelenggaraan ketentraman, ketertiban umum dan
KOMISI 1 DPRD Provinsi NTT 2018--------------------------------------------------------------------------------------------I - 1
Naskah Akademik: Perda Keamanan dan Ketertiban Umum Provinsi NTT

perlindungan masyarakat. Kekosongan pengaturan dalam Peraturan Oaerah


N T T tidak sesuai dengan dinamika masyarakat menyebabkan
le m a h ny a hukum yang dapat menjadi landasan tindakan Satuan
Polisi Pamong Praja.
Dengan adanya perkembangan kebijakan dan peraturan perundang-
undangan dalam upaya mencapai ketentraman, ketertiban umum dan
perlindungan masyarakat, khususnya di daerah, maka penataan kelembagaan
dan kewenangan Satuan Polisi Pamong Praja sebagai perangkat daerah yang
berwenang dalam melakukan penegakan hukum terhadap kebijakan daerah
perlu ditinjau kembali. Hal ini didasarkan pada permasalahan yang dihadapi
oleh Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas dan
kewenangannya untuk menciptakan kondisi yang kondusif dalam
penyelenggaraan pemerlntahan daerah.
Kondisi yang mencuat dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di NTT
terkait dengan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan hukum antara lain
terlihat dalam hal-hal sebagai berikut:
Pertama, rendahnya kesadaran hukum Internal dan eksternal menyebabkan
kemandekan dalam penegakan hukum. Keadilan, kepastian dan kemanfaatan
merupakan tiga pilar utama dalam bidang penegakan hukum. Budaya hukum
internal berkaitan dengan pemahaman dan praktek lembaga-lembaga yang
bertanggung jawab di bidang penegakan hukum seperti polisi, jaksa, hakim,
pengacara untuk mengimplementasikan ketiga pilar tersebut. Keadilan dalam
penegakan hukum menuntut pemahaman dan praktek untuk menegakkan hak
dan kewajiban semua pihak tanpa memandang status. Kepastian, berhubungan
dengan konsistensi dalam menerapkan kaidah-kaidah hukum tanpa dipengaruhi
kekuatan lain seperti uang, relasi kekuasaan dan status sosial ekonomi para pihak.
Dasar manfaat menghendaki supaya penegakan hukum perlu dilihat manfaatnya
bagi pengembangan sistem hukum nasional atau sub sistem hukum daerah, dan
manfaatnya bagi kepentingan masyarakat yang lebih luas.
Kedua,, rendahnya komitmen dan koordinasi aparat penegak hukum dalam
melakukan penegakan hukum, khususnya penegakan hukum terhadap tindakan
KKN dan pelanggaran HAM.
KOMISI 1 DPRD Provinsi NTT 2018--------------------------------------------------------------------------------------------I - 2
Naskah Akademik: Perda Keamanan dan Ketertiban Umum Provinsi NTT

Ketiga, tercatat pula sederetan masalah yang berkaitan dengan penegakan


supremasi hukum. Negara hukum dimaknakan sebagai tidak satupun kekuasaan
dapat memaksakan kehendak dan kepatuhan publik atas kehendak itu tanpa
dilandasi oleh hukum yang berlaku – yang proses pembuatan dan
penetapannyapun diatur oleh hukum yang telah dibuat sebelumnya, baik dalam
kedudukannya yang lebih tinggi maupun yang setara.
Bersamaan dengan tampilnya pemerintahan baru pada masa reformasi,
tercetus pula spirit penegakan hukum. Harapan yang terbersit dari pemerintahan
baru ini semula mendapatkan sambutan hangat dan tarikan napas legah, karena
nasib bangsa ini senantiasa dirundung malang akibat hukum yang sesungguhnya
menjadi sukma kehidupan bangsa telah terkoyak dan seakan tertelan bumi.
Penegakan hukum telah menjadi momok dalam kehidupan bangsa Indonesia,
kendatipun prinsip Negara Hukum menjadi salah satu pilar ketatanegaraan.
Keempat, terlihat sederetan persoalan hukum yang berimplikasi pada masalah
ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan hukum di NTT antara lain,
masalah pencurian ternak dan hasil laut, konflik tanah dan warisan, perbatasan
antar negara, masalah integrasi bangsa Indonesia, merebaknya pelanggaran HAM,
terutama pemerkosaan terhadap hak perempuan dan anak, merebaknya KKN,
masalah pelaksanaan otonomi daerah, krisis kepercayaan masyarakat terhadap
lembaga peradilan, tata ruang dan perijinan yang semrawut. Deretan persoalan
tersebut mengindikasikan penegakan hukum belum dijamah secara serius oleh
berbagai komponen penegak hukum.
Terkait dengan realitas yang digambarkan di atas, keabsahan tindak
pemerintah dalam melakukan tugas adalah wewenang. substansi
dan prosedur. Berdasarkan sejumlah Peraturan Daerah di Provinsi
NTT dan hampir di seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia pengaturan
prosedur pengawasan dan penegakan hukum dilakukan secara parsial
dalam masing-masing peraturan daerah dan dilakukan oleh Satuan
Polisi Pamong Praja sebagai SKPD yang diberi tugas dan wewenang
menegakan peraturan daerah dan/atau bekerjasama (koordinasi)
dengan instansi (SKPD) teknis. Koordinasi dan kerjasama ini seringkali sulit
dilakukan sehlngga menimbulkan kelemahan dalam melakukan
KOMISI 1 DPRD Provinsi NTT 2018--------------------------------------------------------------------------------------------I - 3
Naskah Akademik: Perda Keamanan dan Ketertiban Umum Provinsi NTT

pengawasan, sehingga keadaan ini menimbulkan pelanggaran peraturan


daerah merupakan suatu ha! yang wajar bagi masyarakat.
Pengawasan dan penegakan hukum terhadap peraturan daerah
merupakan suatu peraturan yang mengurangi hak rakyat dan dapat
menimbulkan keadaan saling bermusuhan, oleh karena itu perlu adanya
dasar hukum yang jelas dan prosedur yang tetap agar pengawasan
dan penegakan hukum tersebut merupakan upaya terakhir dalam
mewujudkan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di Provinsi
NTT. Terkait dengan hal tersebut, terungkap sejumlah permasalahan yang dihadapi
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi NTT (2017:44-45), sebagai berikut
1.1.1 Masih kurangnya pemahaman terhadap prosedur kerja;
1.1.2 Masih rendahnya peranserta masyarakat dalam meningkatkan ketertiban
umum dan ketentraman masyarakat;
1.1.3. Masih tingginya pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur;
1.1.4. Masih kurangnya sarana dan prasarana untuk motivasi kerja apparat
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi NTT.
Dengan kondisi yang dideskripsikan di atas, maka tergambar
realitasketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat di NTT yang
masih mengkuatirkan kehidupan masyakat NTT sekarang maupun masa depan.
Fenomena tersebut berkontribusi terhadap pelaksanaan otonomi daerah tidak
efektif dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat dan tujuan otonomi
daerah yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat NTT. Hal
tersebut, ditandai dengan kemiskinan, kemelaratan dan penderitaan yang meliliti
kehidupan masyarakat. Kondisi ini akan semakin parah ketika masyarakat NTT
harus bersaing dalam percaturan ekonomi yang memasuki era globalisasi.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH


Beranjak dari latar belakang yang dipaparkan di atas, kajian dan
penyusunan naskah akademik Rancangan Peraturan Daerah Provinsi NTT tentang
Penyelenggaraan Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat
ini mengarahkan perhatian pada masalah pokok “Kurang efektif dan efisiennya
Penyelenggaraan Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat
KOMISI 1 DPRD Provinsi NTT 2018--------------------------------------------------------------------------------------------I - 4
Naskah Akademik: Perda Keamanan dan Ketertiban Umum Provinsi NTT

di Provinsi NTT”. Masalah pokok tersebut dapat diidentifikasi lebih jauh dalam
pertanyaan-pertaanyaan, sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penyelenggaraan Ketentraman, Ketertiban Umum, dan
Perlindungan Masyarakat yang efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan
kesejateraan masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur?
2. Siapasajakah Aktor-aktor yang terlibat dan berperilalu bermasalah dalam
penyelenggaraan Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan
Masyarakat, serta apakasajakah faktor penyebab dan solusi terhadap masalah
sosial tersebut di Provinsi NTT ?
3. Apasajakah pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis dan yuridis
pembentukan rancangan peraturan daerah Provinsi NTT tentang
Penyelenggaraan Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan
Masyarakat di Provinsi NTT?
4. Apasajakah yang menjadi sasaran yang hendak diwujudkan, ruang lingkup
pengaturan, jangkauan pengaturan, dan arah pengaturan Peraturan Daerah
Provinsi NTT tentang Penyelenggaraan Ketentraman, Ketertiban Umum, dan
Perlindungan Masyarakat ?

1.3. Tujuan dan Kegunaan


1. 3.1. Tujuan
Berdasarkan masalah sosial yang telah dipaparkan pada latar belakang,
yaitu masalah kurang “Kurang efektif dan efisiennya Penyelenggaraan
Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat di Provinsi NTT”,
maka salah satu alternatif untuk memecahkan masalah sosial tersebut adalah
dengan membuat Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang
Penyelenggaraan Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat di
Provinsi NTT”. Dengan solusi tersebut, diharapkan masyarakat, pengusaha dan
Pemerintah Daerah dapat menikmati kehidupan yang baik dan terlindungi, yang
merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diperjuangkan pemenuhannya dengan upaya sadar dan menyeluruh
oleh Pemerintah Daerah, Swasta serta masyarakat Provinsi NTT.

KOMISI 1 DPRD Provinsi NTT 2018--------------------------------------------------------------------------------------------I - 5


Naskah Akademik: Perda Keamanan dan Ketertiban Umum Provinsi NTT

Sasaran yang akan diwujudkan dengan dibentuknya peraturan daerah ini


adalah meningkatkan taraf kehidupan masyarakat melalui penyelenggaraan
Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat yang semakin baik.

1.3.2. Kegunaan
Pembuatan naskah akademik ini adalah sebagai acuan atau referensi
penyusunan dan pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi NTT tentang
Penyelenggaraan Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat di
Provinsi NTT.

1.4. METODE PENDEKATAN

Data pengamatan lapangan khususnya yang berkaitan dengan penyebab


lemahnya penyelenggaraan ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat
dikumpulkan untuk memperoleh informasi yang lebih komprehensif tentang
permasalahan yang mencuat dewasa ini. Sumber informasi utama adalah
dokumensi Santuan Polisi Pamong Praja Provinsi NTT, Pengusaha, dan LSM, dan
menjaring aspirasi masyarakat. Selain itu, dokumen diskusi-diskusi, laporan dan
hasil rapat kerja, dan lain-lain yang diselenggarakan Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi NTT dalam berbagai aktivitasnya.
Data dan fakta lapangan tersebut selanjutnya dikompilasi dengan literatur
lain yang sesuai seperti buku-buku dan kebijakan publik, peraturan perundang-
undangan yang tersedia (termasuk rancangan) guna dijadikan acuan dalam diskusi
terbatas untuk menentukan prioritas pengaturan dalam rancangan Peraturan
Daerah. Di dalam diskusi terbatas para peserta diajak untuk memadukan referensi
yang telah dikumpulkan dan diidentifikasi dengan realitas Ketentraaman,
ketertiban umum dan perlindungan masyarakat di Provinsi NTT. Langkah ini
dimaksudkan untuk menganalisis seluruh permasalahan kepariwisataan di Provinsi
NTT. Diskusi sejak awal hingga terakhir merupakan proses penajaman terhadap
berbagai aspek mulai dari perumusan masalah, identifikasi pemegang peranan
(Role Occupant-RO) dan lembaga pelaksana (Implementing Agency-IA), menyusun
hipotesa tentang sebab munculnya perilaku bermasalah, mencari solusi alternatif,
analisis biaya dan manfaat untuk solusi yang diusulkan, dan rekomendasi yang
KOMISI 1 DPRD Provinsi NTT 2018--------------------------------------------------------------------------------------------I - 6
Naskah Akademik: Perda Keamanan dan Ketertiban Umum Provinsi NTT

ditawarkan. Langkah-langkah tersebut dilakukan dalam konteks penerapan metode


pemecahan masalah dalam penyusunan peraturan perundang-undangan bidang
pengawasan keuangan negara dari Aan Seidmann, dkk. Perumusan hipotesa
penyebab perilaku bermasalah dari setiap RO dan IA serta solusi yang ditawarkan
untuk setiap hipotesis penyebab dianalisis dengan menggunakan pendekatan yang
dikenal dengan PKKPKKI yaitu: P: Peraturan (Rule); K: Kesempatan (Opportunity);
K: Kemampuan (Capacity); P: Proses (Process); K: Komunikasi (Communication);
K: Kepentingan (Interest); I: Ideologi (Ideology).
Hasil analisis selanjutnya dijadikan acuan dalam menentukan strategi
pemecahannya. Rekomendasi tersebut disusun berdasarkan pengelompokkan
solusi yang selanjutnya akan digunakan sebagai bentuk dan struktur dasar
pembentukan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Penyelenggaraan
Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat di Provinsi NTT.

KOMISI 1 DPRD Provinsi NTT 2018--------------------------------------------------------------------------------------------I - 7

Anda mungkin juga menyukai