Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ETIKA BISNIS SYARIAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bisnis Syariah

Dosen Pengampu: Ahmad Nilnal Munachifdlil ‘Ula, S.Pd.I, M.Pd

DI SUSUN OLEH :

1. (202111109) TAUFIQUL KAMAL


2. (202111116) RISKA AYU MAHARANI
3. (202111119) HARITSAH NUR SASMITA
4. (202111122) MOHAMMAD SEFA ADITIYA
5. (202111126) EVA ROVIKA AGUSTIN
6. (202111137) FUAN MAHARANI
7. (202111138) DWI SILPIA NINGRUM
8. (202111208) YENNIA KUSTIANI
9. (202111302) RIFUL MAULANA HAMDANI
10. (202111351) NIA ARISTIANTI

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

MANAJEMEN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkah rahmat, taufiq, hidayah
serta inayahNya kepada kita semua, sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan besar
Nabi Agung Muhammad SAW.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat, taufik serta hidayahNya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah “Etika Bisnis Syariah” ini dibuat guna melengkapi tugas
mata kuliah “ Bisnis Syariah ” Tahun Akademi 2022 / 2023.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:


1. Ahmad Nilnal Munachifdlil‘Ula, S.Pd.I, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Bisnis
Syariah yang telah memberikan bimbingan kepada kami.
2. Teman–teman dan semua pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Demi kesempurnaan makalah kami, kami bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada penulis dan pembaca pada umumnya. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika Bisnis Syariah merupakan suatu bidang ilmu ekonomi yang terkadang dilupakan banyak
orang, padahal melalui etika bisnis inilah seseorang dapat memahami suatu bisnis persaingan
yang sulit sekalipun, bagaimana bersikap manis, menjaga sopan santun, berpakaian yang baik
sampai bertutur kata, semua itu ada “meaning’nya. Bagaimana era global ini dituntut untuk
menciptakan suatu persaingan yang kompetitif sehingga dapat terselesaikannya tujuan dengan
baik, kolusi, korupsi, mengandalkan koneksi, kongkalikong menjadi suatu hal yang lumrah,
padahal pada etikanya tidak begitu. Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu
aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus dapat diingat dalam praktek
bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnis yang dijalankan. Etika
bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya.
Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak
hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok,
pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain. Dari sudut pandang etika, keuntungan bukanlah hal
yang buruk akan tetapi secara moral keuntungan merupakan hal yang baik dan diterima. Karena
pertama, secara moral keuntungan memungkinkan perusahaan bertahan (survei) dalam kegiatan
bisnisnya. Kedua, tanpa memperoleh keuntungan tidak ada pemilik modal yang bersedia
menanamkan modalnya, dan karena itu berarti tidak akan terjadi aktivitas ekonomi yang
produktif dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Ketiga, keuntungan tidak hanya
memungkinkan perusahaan survei melainkan dapat menghidupi karyawannya kearah tingkat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Etika Bisnis dalam Ekonomi Islam ?
2. Apa Teori dan sistematika etika bisnis?
3. Apa Ketentuan umum etika bisnis dalam ekonomi islam?
4. Apa Tujuan umum etika bisnis dalam islam?
5. Apa Pandangan islam tentang bisnis ?
6. Apa Prinsip moral pebisnis muslim?
7. Apa Bisnis terlarang dalan islam?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Etika Bisnis dalam Ekonomi Islam?
2. Untuk mengetahui Teori dan sistematika etika bisnis?
3. Untuk mengetahui Ketentuan umum etika bisnis dalam ekonomi islam?
4. Untuk mengetahui Tujuan umum etika bisnis dalam islam?
5. Untuk menegtahui Pandangan islam tentang bisnis?
6. Untuk mengetahui Prinsip moral pebisnis muslim?
7. Untuk mengetahui Bisnis terlarang dalan islam?
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ETIKA BISNIS DALAM EKONOMI ISLAM

Etika diartikan sebagai komponen pendukung para pebisnis yang beekaitan dengan
kepribadian, perilaku, dan Tindakan ( Kadir, 2013). Etika juga dianggap sebagai rambu rambu
untuk mengingatkan dan membimbing suatu anggota atau kelompok dalam melakukan Tindakan
terpuji yang harus dilaksanakan dan dipatuhi ( Zamzam & Aravik, 2020).
Bisnis merupakan suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan
dan menjual barang atau jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Dalam Etika Bisnis ekonomi islam, bisnis dan etika di pandang sebagai dua hal yang
berhubungan erat, sebab bisnis yang merupakan symbol urusan dunia juga dianggap sebagai
bagian integral dari hal-hal yang bersifat investasi akhirat.
Etika bisnis syariah merupakan aktivitas bisnis yang berbasis pada aturan-aturan syariah
dan bertujuan untuk selalu mengingat Allah SWT. Dalam rangka beribadah dan menghasilkan
maslahat tidak hanya bagi dirinya sendiri dan orang lain, namun juga terjauhkan dari berbagai
Tindakan-tindakan yang merugikan orang lain.
Etika bisnis islam bisa diartikan sebagai suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-hal
yang benar dan yang salah yang selanjutnya tentu melakukan hal yang benar sesuai dengan
syariat islam berkenaan dengan produk, pelayanan perusahaan dengan pihak yang
berkepentingan dengan tuntutan perusahaan.
Etika bisnis islam dijadikan kerangka praktis yang secara fungsional akan membentuk
suatu kesadaran beragama dalam melakukan setiap kegiatan ekonomi.
2. TEORI DAN SISTEMATIKA ETIKA BISNIS

Dikutip dari buku Etika Bisnis (2020) karya Eko Sudarmanto dan kawan-kawan, teori etika
membantu orang menilai keputusan etis. Teori ini digunakan untuk menilai benar atau tidaknya
sebuah keputusan moral. Secara garis besar, teori etika bisnis dapat dibagi menjadi empat jenis,
yaitu:
 Teori Utilitarianisme
Berasal dari Bahasa Latin, yakni ‘utilis’, artinya bermanfaat. Teori ini menjelaskan jika
sebuah perbuatan bisa dikatakan baik jika membawa manfaat untuk seluruh masyarakat.
Utilitarianisme juga sering disebut teori teleologis. Teori ini mengatakan jika kualitas etis
bisa didapatkan dari tercapainya tujuan.
 Teori Deontologi
Berasal dari Bahasa Yunani, yakni ‘deon’, berarti kewajiban. Hal ini berarti jika baik
buruknya suatu perbuatan didasarkan pada kewajiban. Perbuatan tidak selalu menjadi
baik hanya karena hasilnya baik, melainkan karena sebuah kewajiban yang harus
dilakukan.
 Teori hak
Jenis teori ini mengakar pada deontologi. Hak menyangkut martabat manusia, sehingga
manusia manapun tidak boleh dikorbankan untuk mencapai tujuan. Dalam etika bisnis,
teori hak menjadi salah satu teori yang sangat penting untuk dijalankan.
 Teori keutamaan
Teori ini lebih berfokus pada manusia sebagai pelaku moral. Teori keutamaan
memandang cara orang bersikap, seperti baik atau tidak, ramah atau tidak, jujur atau
tidak, dan lain sebagainya. Keutamaan dalam teori ini diartikan sebagai watak yang
diperoleh seseorang yang memungkinkannya bersikap baik secara moral.
3. KETENTUAN UMUM ETIKA BISNIS DALAM EKONOMI ISLAM

ketentuan umum etika berbisnis dalam Islam:

 Kesatuan (Tauhid/Persatuan)
Dalam hal ini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid yang
menggabungkan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang
ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen, serta mengutamakan konsep
konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh.
Dari konsep ini maka islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial
demi membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini pula maka etika dan bisnis menjadi
terpadu, vertikal maupun horisontal, membentuk suatu persamaan yang sangat penting
dalam sistem Islam.

 Keseimbangan (Equilibrium/Adil)
Islam sangat mengajurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis, dan melarang berbuat
curang atau berlaku dzalim. Rasulullah diutus Allah untuk membangun keadilan.
Kecelakaan besar bagi orang yang berbuat curang, yaitu orang-orang yang menerima
takaran dari orang lain meminta untuk dipuji, sementara kalau menakar atau menimbang
untuk orang selalu dikurangi. Kecurangan kepercayaan dalam bisnis pertanda kehancuran
bisnis tersebut, karena kunci keberhasilan bisnis adalah.
Al-Qur'an memerintahkan kepada kaum muslimin untuk menimbang dan mengukur
dengan cara yang benar dan jangan sampai melakukan penipuan dalam bentuk
pengurangan takaran dan timbangan.
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan pertimbangkanlah dengan
neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik hasilnya,” (QS al-
Isra': 35).
Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan untuk melakukan
yang adil, membuat pihak yang tidak disukai. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam
Surat Al-Maidah ayat 8 yang artinya: “Hai orang-orang percaya,hendaklah jadi orang-
orang yang selalu setia karena Allah SWT,menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-sekali kebencianmu terhadap suatu kaum yang mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil.Berlaku adillah karena adil lebih dekat dengan takwa.”

 Kehendak Bebas (Kehendak Bebas)


Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis islam, tetapi kebebasan
itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebaran. Tidak
ada batasan pendapatan bagi seseorang yang mendorong manusia untuk berkarya dan
bekerja dengan segala potensi yang dimiliki.
Kesukaan manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak
terbatas dikendalikan dengan kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya melalui
zakat, infak dan sedekah.

 Tanggung jawab (Tanggung Jawab)


Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang dilakukan oleh manusia karena tidak
menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas. untuk memenuhi tuntunan
keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertaggungjawabkan tindakannya secara logis
prinsip ini berhubungan dengan kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa
yang bebas dilakukan oleh manusia dengan tanggung jawab atas semua yang ada.

 Kebenaran: kebajikan dan kejujuran


Kebenaran dalam konteks ini selain makna kebenaran lawan dari kesalahan,
mengandung pula dua hal yang terkandung dalam kebajikan dan kejujuran. Dalam
konteks bisnis kebenaran sebagia niat, sikap dan perilaku yang benar-benar meliputi
proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh pengembangan maupun dalam
proses pencapaian atau penetapan keuntungan.
Dengan prinsip kebenaran ini maka etika bisnis Islam sangat menjaga dan berlaku
pencegahan terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan
transaksi, kerjasama atau perjanjian dalam bisnis.
4. TUJUAN UMUM ETIKA BISNIS DALAM ISLAM

Melakukan etika bisnis Islam tentu memiliki tujuan yang memang sudah diatur dan
ditentukan dengan sebaik mungkin. Di bawah ini adalah tujuan etika bisnis Islam

 Membangun kode etik bisnis yang islami


Kode etik ini nantinya akan bisa untuk mengatur, mengembangkan, dan
mencanangkan metode berbisnis dalam kerangka ajaran agama. Kode etik ini juga
menjadi simbol untuk melindungi pelaku bisnis dari risiko.
 Menjadi dasar hukum
Kode ini dapat menjadi dasar hukum dalam menetapkan tanggung jawab para pelaku
bisnis terutama bagi diri mereka sendiri, antara komunitas bisnis, masyarakat, dan di
atas segalanya adalah pertanggungjawabannya oleh Allah SWT.
 Menyelesaikan perselisihan
Kode etik ini memiliki persepsi sebagai dokumen hukum yang dapat menyelesaikan
konflik atau kerugian yang muncul, daripada harus diserahkan kepada pihak peradilan.
 Meningkatkan Ukhuwah Islamiah
Kode etik dapat memberi kontribusi dalam penyelesaian banyak persoalan yang
terjadi antara sesama pelaku bisnis dan masyarakat tempat mereka bekerja. Sebuah hal
yang mampu membangun persaudaraan atau ukhuwah dan kerja sama antara mereka
semua yang terlibat.

Tujuan utama bisnis pada dasarnya adalah mengejar keuntungan dan omset yang besar.
Keuntungan adalah pendapatan atau sesuatu yang diinginkan paling mendasar dari sebuah
bisnis untuk keberlangsungan usahanya, untuk meningkatkan perkembangan bisnis.
Keuntungan merupakan hal yang baik dan dapat diterima oleh semua kalangan. Yang paling
mendasar tujuan bisnis islami adalah keberkahan dan manfaat bagi orang lain yang sangat
memerlukan dari kegiatan yang dilakukan.
Alasan etika bisnis untuk membentuk kesadaran moral bagi para pelaku bisnis dan
memberikan batasan-batasan atas tindakan yang dapat menghancurkan bisnis bisnis yang
baik. Tujuan dari etika bisnis adalah pengorganisasian perusahaan agar lebih efektif,
menciptakan bisnis dalam persaingan yang sehat, , menerapkan kinerja yang unggul,
mengatur wilayah kerja menjalin hubungan kerja dengan mitra bisnis, menerapkan system
transparansi tanpa menutup nutupi.
Etika bisnis bertujuan untuk memberikan dorongan bagi kesadaran moral dan
memberikan batasan bagi para pengusaha atau pebisnis untuk dapat menjalankan bisnis secara
jujur dan adil serta menjauhi bisnis penipuan yang merugikan banyak orang atau pihak yang
memiliki keterikatan.

5. PANDANGAN ISLAM TENTANG BISNIS

Bisnis dalam padangan Al-Qur’an mempunyai visi masa depan yang tidak semata-mata
mecari keuntungan sesaat, melainkan mencari keuntungan yang hakiki, baik dan berakibat
baik pula bagi kesudahannya. Dasarnya adalah QS. At-Taubah : 111 yang intinya adalah
orang yang hanya bertujuan keuntungan semata dalam hidupnya, ditantang oleh Allah dengan
tawaran suatu bursa yang tidak mengenal kerugian atau penipuan.26 Maka dari itu, Islam
memberikan rambu-rambu atau prinsip (syariat) yang harus ditaati umatnya ketika
menjalankan bisnis. Beberapa prinsip yang harus dijalankan dalam praktik bisnis Islam,
diantaranya sebagai berikut. Pertama halal, Allah SWT telah memerintahkan kepada umatnya
untuk mencari rezeki yang halal. Dalam AlQur’an surah al-baqarah: 275 Allah SWT
berfirman:
…. M‫ ا‬Mَ‫ ب‬MِّM‫ر‬M‫ل‬M‫ ا‬M‫ َم‬MَّM‫ ر‬M‫ح‬Mَ M‫ َو‬M‫ َع‬M‫ ْي‬Mَ‫ ب‬M‫ ْل‬M‫ ا‬Mُ ‫ هَّللا‬MَّM‫ ل‬M‫ َأ َح‬M‫و‬Mَ ۚ

Artinya:“Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba” (Al Baqarah (2): (275)).

Kalau diamati selama ini, maka sangat sulit untuk melihat bisnis yang tanpa melibatkan
pinjaman bank, yang mengandung riba. Bahkan bisa dikatakan, kebanyakan bisnis sekarang
ini, khususnya yang berskala besar tidak bisa beroprasi tanpa pinjaman bank.28
Kedua,Thayyib. Selain mewajibkan bisnis yang halal, Islam juga mengutamankan bisnis yang
Thayyibah. Thayyibah atau tuuba (sebagai jamak) berarti sesuatu yang baik atau elok dan
memberikan manfaat tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga mitra bisnis dan masyarakat
luas.

6. PRINSIP MORAL PEBISNIS MUSLIM

Prinsip-prinsip Etika Bisnis Dalam Al-QURAN


Menurut Imaddudin (2007 : 156), ada lima dasar prinsip dalam etika Islam, yaitu :
kesatuan (unity), keseimbangan (equilibrium), kehendak bebas (free will), taggung jawab
(responsibility), kebenaran, kebajikan, dan kejujuran (truth, goodness, honesty).

a. Kesatuan (Tauhid/Unity)
Dalam hal ini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid yang
memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi,
politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen, serta mementingkan konsep konsistensi
dan keteraturan yang menyeluruh. Dari konsep ini maka Islam menawarkan keterpaduan
agama, ekonomi, dan sosial demi membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini pula
maka etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun horisontal, membentuk suatu
persamaan yang sangat penting dalam sistem Islam.30

b. Keseimbangan (Equilibrium/Adil)
Islam sangat mengajurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis, dan melarang berbuat
curang atau berlaku dzalim. Rasulullah diutus Allah untuk membangun keadilan.
Kecelakaan besar bagi orang yang berbuat curang, yaitu orang-orang yang apabila
menerima takaran dari orang lain meminta untuk dipenuhi, sementara kalau menakar atau
menimbang untuk orang selalu dikurangi. Kecurangan dalam berbisnis pertanda
kehancuran bisnis tersebut, karena kunci keberhasilan bisnis adalah kepercayaan. Al-
Quran memerintahkan kepada kaum muslimin untuk menimbang dan mengukur dengan
cara yang benar dan jangan sampai melakukan kecurangan dalam bentuk pengurangan
takaran dan timbangan.31
Dalam surah al Isra ayat 35 Allah SWT berfirman yang artinya : ³Dan sempurnakanlah
takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya
Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan untuk berbuat adil,tak
terkecuali pada pihak yang tidak disukai. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam
surah Al-Maidah ayat 8 yang artinya : 32
Hai orang-orang beriman, hendaklah kamu jadi
orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah SWT, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-sekali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil.Berlaku adillah karena adil lebih dekat dengan takwa

c. Kehendak Bebas (Free Will)


Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis islam, tetapi kebebasan itu
tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar. Tidak adanya
batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja
dengan segala potensi yang dimilikinya. Kecenderungan manusia untuk terus menerus
memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan adanya kewajiban
setiap individu terhadap masyarakatnya melalui zakat, infak dan sedekah.

d. Tanggungjawab (Responsibility)
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak
menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas. untuk memenuhi tuntunan
keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertaggungjawabkan tindakanya secara logis
prinsip ini berhubungan erat dengan kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa
yang bebas dilakukan oleh manusia dengan bertanggungjawab atas semua yang
dilakukannya.
7. BISNIS TERLARANG DALAN ISLAM

Bisnis menurut islam adalah suatu yang dihalalkan banhkan sangat dianjurkan oleh islam.
Bisnis bahkan dilakukan oleh Nabi dan Sahabat Rasulullah di zaman dahulu. Sangat banyak
sekali sahabt-sahabat Nabi yang merupakan para pembisnis dan dari hartanya tersebut dapat
memberikan manfaat yang sangat besar bagi perkembangan islam.
Islam memperbolehkan bisnis asalkan bukan hal hal yang mengarah kepada riba, judi,
penyediaan produk atau layanan yang mengandung barang-barang haram. Untuk itu di balik
bisnis menurut islam yang dihalalkan ini tentu saja ada etika dan manfaat yang dapat
diperoleh. Berikut adalah penjelasan mengenai Etika dan Manfaat dari Bisnis menurut Islam.
Islam pun mengharapkan agar bisnis ang dilakukan oleh seorang muslim tidak hanya
memiliki keuntungan untuk diri sendiri melainkan juga dapat memberikan manfaat yang
banyak kepada banyak orang. Hal ini sesuai dengan prinsip islam yang rahmatan lil alamin.
Islam pun mengatur etika-etika yang harus diperhatikan dalam menjalankan sebuah
bisnis. Ada batasan atau larangan yang harus dihindari, di antaranya sebagai berikut:
 Jahalah/Kesamaran.
Dalam menjalankan bisnis, tidak boleh ada unsur kesamaran atau ketidakjelasan baik
dari segi jumlah, jenis, ukuran, kehalalan dan keharaman, masa kadaluarsa dan lain
sebagainya, sehingga tidak ada pihak yang merasa tertipu.
Terdapat hadits Rasulullah SAW terkait hal ini, di antaranya dari Anas bin Malik r.a. ia
berkata: Rasulullah SAW melarang jual beli muhaqalah ( jual beli buah yang masih di
atas pohonnya), dan muhadharah (jual beli buah yang belum matang/masih hijau dan
belum jelas kualitasnya), jual beli raba (jual beli dengan tidak mengetahui ukuran, jenis,
dan kualitas barang), jual belilempar dan jual beli muzabanah”. (HR.Bukhari)
 Maisir/ Perjudian.
Hal lain yang dilarang dalam bisnis adalah yang mengandung perjudian. Hadits
Rasulullah SAW juga menegaskan hal itu.
"Dari Abdullah bin Amru, bahwasanya Rasulullah SAW melarang (meminum) khamar,
perjudian, menjual barang dengan alat dadu atau sejenisnya( jika gambar atau pilihannya
keluar maka ia berhak membeli) dan minuman keras yang terbuat dari biji-bijian (biji
gandum). (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
 AZ-Zhulmu/Kezaliman.
Dalam menjalankan bisnis, kita juga tidak boleh zalim. Kezaliman sangat dibenci oleh
Allah SWT. Bentuk kezaliman dalam bisnis seperti menipu, menimbun barang, dan
sebagainya.

 Mengandung Riba.
Jelas bahwa riba diharamkan oleh Islam. Dari Abi Hurairah r.a: dari Nabi Muhammad
SAW. bersabda: Jauhilah oleh kamu sekalian tujuh hal yang membinasakan, (para
sahabat bertanya) wahai Rasulullah apakah tujuh hal yang membinasakan itu? Rasulullah
SAW brsabda: menyekutukan Allah, sihir, membunuh nyawa (seseorang) yang
diharamkan kecuali karena kebenaran, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari
dari medan perang dan menuduh wanita terhormat lagi beriman berbuat zina. (HR.
Bukhari dan Muslim)
 Gharar/Penipuan/Kecurangan.
Segala bentuk penipuan dilarang dalam bisnis. Dalam hadits disebutkan: “Dari Abu
Hurairah r.a berkata : Rasulullah SAW melarang jual-beli dengan lempar kerikil dan jual-
beli gharar (spekulasi)”. (HR.Muslim).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
Etika Bisnis. Diakses dari https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/28/134641969/etika-
bisnis-pengertian-teori-prinsip-dan-contohnya?page=2. Diakses Pukul 14.06 tanggal 27
Febuari 2022
Ketentuan Etika Bisnis Dalam Islam. Diakses dari https://beritalangitan.com/inilah-5-ketentuan-
etika-bisnis-dalam-islam/. Diakses Pukul 13.14 tanggal 27 Febuari 2022
Etika Bisnis,Tujuan dan Prinsipnya. Diakses dari https://www.belumlama.com/etika-bisnis-
dalam-islam/?amp. Diakses Pukul 11.16 tanggal 27 Febuari 2022
Bisnis Dalam Pandangan Islam. Diakses dari
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/7050/3/BAB%20II.pdf. Diakses Pukul 13.11 tanggal
27 Februari 2022
Muhammad, Fauroni, R, Luqman, Visi Al-Qur'an Tentang Etika dan Bisnis, Jakarta, Salemba
Diniyyah, 2002.
Praktik Bisnis Yang Dilarang Oleh Islam. Diakses dari
https://www.kabarbisnis.com/read/2899180/praktik-bisnis-yang-dilarang-oleh-islam-dari-
hal-yang-samar-sampai-mengandung-perjudian. Diakses Pukul 11.15 tanggal 27 Februari
2022

Anda mungkin juga menyukai