PERSEDIAAN
Persediaan barang dagangan adalah elemen yang sangat penting dalam penentuan
harga pokok penjualan pada perusahaan dagang eceran, maupun perusahaan
dagang partai besar.
KLASIFIKASI PERSEDIAAN
Dalam perusahaan dagang hanya dikenal satu klasifikasi persediaan, yaitu
persediaan barang dagangan. Perusahaan manufaktur juga memiliki persediaan.
Akan tetapi berbeda halnya dengan persediaan pada perusahaan dagang, pada
perusahaan manufaktur tidak semua persediaan siap untuk dijual. Oleh karena itu
persediaan diklasifikasi menjadi tiga katagori, yaitu : persediaan barang jadi,
persediaan barang dalam proses, dan persediaan bahan baku.
30
Faktor Nama Rekening Pengaruh terhadap
harga perolehan
Harga faktur Pembelian Menambah
Biaya angkut Biaya angkut pembelian Menambah
Potongan tunai pembelian Potongan Tunai pembelian Mengurangi
Retur dan potongan Retur dan potongan Mengurangi
pembelian pembelian
Langkah 1 Langkah 2
PERSEDIAAN AKHIR HARGA POKOK PENJUALAN
31
Metoda identifikasi khusus biasanya diterapkan pada perusahaan yang
menjual barang yang mahal harganya tetapi jumlah dan jenisnya terbatas sehingga
dapat diidentifikasi dengan jelas sejak saat barang dibeli hingga terjual kembali.
Barang-barang semacam itu misalnya mobil, alat-alat music, barang-barang
elektronika, dan barang-barang antic.
PT PINATUBO
Radio type Z202
Unit HP per Total HP
unit
1/1 Persediaan awal 100 Rp. 10 Rp. 1.000
15/4 Pembelian 200 11 2.200
24/8 Pembelian 300 12 3.600
27/11 Pembelian 400 13 5.200
1.000 Rp. 12.000
Selama tahun ini telah dijual 550 unit, dan persediaan pada tanggal 31 Desember
berjumlah 450 unit.
32
First-in, First out (FIFO)
Metoda FIFO menganggap bahwa barang yang lebih dahulu dibeli, akan dijual
lebih dahulu. Dengan demikian harga perolehan barang yang lebih dulu dibeli,
dianggap akan menjadi harga pokok penjualan lebih dulu juga. Beberapa
penulisan menerjemahkan FIFO ke dalam bahasa Indonesia menjadi masuk
pertama keluar pertama (MPKP).
Pengalokasian PT. Pinatubo dengan metode FIFO adalah sebagai berikut:
Langkah 1 Langkah 2
PERSEDIAAN AKHIR HARGA POKOK PENJUALAN
33
Last-in, First-out (LIFO)
Metoda LIFO didasarkan pada anggapan bahwa barang yang dibeli lebih akhir
akan dijual atau dikeluarkan lebih dahulu. Dengan demikian harga perolehan
barang yang dibeli lebih akhir akan dialokasikan lebih dahulu sebagai harga
pokok penjualan.
Pengalokasian harga perolehan barang tersedia pada PT. Mahameru,
seandainya perusahaan tersebut menggunakan sistem persediaan periodik dengan
metode LIFO, akan nampak sebagai berikut:
Langkah 1 Langkah 2
PERSEDIAAN AKHIR HARGA POKOK PENJUALAN
34
Metoda rata-rata
Metoda rata-rata didasarkan pada anggapan bahwa barang tersedia untuk dijual
adalah homogin. Pada metoda ini, pengalokasian harga perolehan barang yang
tersedia untuk dijual dilakukan atas dasar harga perolehan rata-rata tertimbang.
Rumus dan perhitungan harga perolehan rata-rata tertimbang per unit adalah
sebagai berikut :
Harga
Rata-rata
perolehan Jumlah unit
tertimbang
barang tersedia : tersedia =
per unit
dijual Rp. dijual 1.000
Rp. 12,00
12.000,00
Langkah 1 Langkah 2
PERSEDIAAN AKHIR HARGA POKOK PENJUALAN
HP/ Total
Unit Unit HP Tersedia dijual Rp 12.000
450 X Rp 12 Rp5.400 Persediaan akhir Rp 5.400
Harga Pokok
Penjualan
Harga rata-rata dapat juga ditentukan dengan cara lain, yang disebut rata-
rata sederhana. Perhitungan rata-rata sederhana per unit adalah sebagai berikut :
Rp 10,00+ Rp 11,00+ Rp12,00+ Rp 13,00
=Rp 11,50
4
35
harga beli per unit yang ekstrim tinggi atau ekstrim rendah. Oleh karena itu harga
rata-rata tertimbang lebih dianjurkan untuk digunakan.
36
Jurnal untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut:
Sistem Perpetual Sistem Periodik
Persediaan Awal, 1 Juni
Rekening persediaan menunjukkan Rekening persediaan menunjukkan
barang yang ada dalam persediaan barang yang ada dalam persediaan
sebesar Rp 12.000,00 sebesar Rp 12.000,00
Ayat jurnal untuk Mencatat Pembelian
Persediaan 36.000 Pembelian 36.000
Utang Dagang 36.000 Utang Dagang 36.000
Ayat jurnal untuk Mencatat Penjualan
Piutang Dagang 35.000 Piuang Dagang 35.000
Penjualan 35.000 Penjualan 35.000
Harga pokok
penjualan 21.000
Persediaan 21.000
Jurnal Penyesuaian Pada Akhir Periode
Tidak diperlukan jurnal penyesuaian. HPP 12.000
Rekening persediaan menunjukkan Persediaan 12.000
saldo yang ada pada akhir periode yaitu HPP 36.000
Rp 27.000 Pembelian 36.000
(Rp 12.000+Rp 36.000-Rp 21.000) Persediaan 27.000
HPP 27.000
Catatan: HPP = Harga Pokok Penjualan
PENETAPAN HARGA PEROLEHAN PADA SISTEM PERPETUAL
Agar lebih jelas, marilah kita lihat penerapan ketiga metoda tersebut pada sebuah
perusahaan dagang yang menggunakan sistem perpetual. Dimisalkan PT Cendana
memiliki data mengenai barang dagangan berupa condenser TX321, berikut ini :
37
Perpetual – FIFO
Pembelian Penjualan Saldo
Tgl
Unit HP Total Unit HP Total Unit HP Total
3/4 4.000 Rp 8,00 Rp 32.000 4.000 Rp 8,00 Rp 32.000
Rata-rata Bergerak
Metoda penentuan harga perolehan rata-rata pada sistem persediaan periodik
seperti telah diuraikan diatas, disebut rata-rata tertimbang yang perhitungkannya
dilakukan setiap akhir periode (akhir bulan atau akhir tahun). Pada sistem
38
perpetual, harga perolehan rata-rata tidak dilakukan pada akhir periode, melainkan
pada setiap terjadi transaksi pembelian.
Rata-rata Bergerak
Pembelian Penjualan Saldo
Tgl
Unit HP Total Unit HP Total Unit HP Total
3/4 4.000 Rp 8,00 Rp 32.000 4.000 Rp 8,00 Rp 32.000
Radio:
Listrik 48.000 45.000 45.000
Transistor 15.000 14.000 14.000
Jumlah 63.000 59.000 59.000
Jumlah Rp 168.000 Rp 166.000 Rp 159.000 Rp 164.000 Rp 166.000
39
Persediaan
PENAKSIRAN PERSEDIAAN
Dalam situasi tertentu, persesuaian tidak dihargai menurut harga perolehan yang
sesungguhnya, melainkan dengan harga yang ditaksir. Keadaan yang mendorong
perusahaan untuk menaksir persediaannya adalah : (1) manajemen berkeinginan
untuk menyusun laporan keuangan bulanan atau triwulanan, tetapi perhitungan
fisik persediaan hanya dilakukan pada akhir tahun saja; (2) terjadi musibah
(misalnya kebakaran atau kebanjiran) yang tidak memungkinkan untuk
melakukan perhitungan fisik persediaan.
Harga
Taksiran Harga
Perolehan Taksiran
Langkah 2 - = Perolehan
Barang HPP
Persediaan Akhir
tersedia dijual
40
Metoda laba kotor tidak dapat digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
perusahaan akhir tahun. Metoda ini hanya digunakan untuk penyusunan laporan
keuangan interim (bulanan atau triwulanan), dan biasanya hanya digunakan untuk
keperluan intern perusahaan tetap harus mendasarkan pada hasil perhitungan fisik
persediaan.
Metode Harga Eceran
Agar metode ini dapat digunakan perusahaan harus memiliki catatan yang
menunjukkan harga perolehan barang yang tersedia dijual dan sekaligus juga
harga ecerannya (harga jualnya). Data harga eceran hanya merupakan pelengkap,
sehingga tidak perlu dibukukan. Pada metode harga eceran ini, taksiran harga
perolehan persediaan akhir ditarik dari rumus berikut:
Persediaan
Barang tersedia
Penjualan akhir
Tahap 1 dijual berdasar - =
Bersih berdasar
harga eceran
harga eceran
Perbandingan
Barang
Barang tersedia harga
tersedia dijual
Tahap 2 dijual berdasar : = perolehan
berdasar harga
harga perolehan terhadap
eceran
harga eceran
Perbandingan Taksiran
Persediaan akhir harga harga
Tahap 3 berdasar harga x perolehan = perolehan
eceran terhadap harga persediaan
eceran akhir
41
keempat unit tersebut adalah Rp 40,00 dan harga perolehannya adalah Rp 28,00
(70% x Rp 40,00) yang sama dengan total harga perolehannya yaitu 4 x Rp 7,00 =
Rp 28,00. Penerapan metode harga eceran dapat dilukiskan sebagai berikut:
42
Atas Dasar HP Atas dasar eceran
Persediaan awal Rp 14.000,00 Rp 21.500,00
Pembelian 61.000,00 78.500,00
Barang tersedia dijual Rp 75.000,00 Rp 100.000,00
Penjualan bersih 70.000,00
(1) Persediaan akhir berdasar harga eceran Rp 30.000,00
(2) Perbandingan harga perolehan terhadap harga
eceran = Rp 75.000 : Rp 100.000 = 75%
(3) Taksiran harga perolehan persediaan akhir
(75% x RP 30.000,00) = Rp 22.500,00
43
LATIHAN
Latihan 1
Berikut ini informasi yang diambil dari catatan akuntansi PT Kerinci untuk tahun
2000 :
Persediaan awal Rp 15.000.000,00
Persediaan akhir 19.500.000,00
Pembelian 100.000.000,00
Potongan tunai pembelian 2.500.000,00
Retur dan potongan pembelian 4.000.000,00
Penjualan 153.000.000,00
Retur dan potongan penjualan 3.000.000,00
Biaya pengangkutan pembelian 1.000.000,00
Diminta :
1. Hitunglah harga pokok penjualan untuk tahun 2000!
2. Hitunglah laba kotor tahun 2000!
Latihan 2
PT. Merapi mempunyai informasi yang berhubungan dengan persediaan barang
dagangan sebagai berikut:
Persediaan 1 Januari 200 unit @ Rp 15.000,00 / unit
Pembelian selama bulan Januari
5 Januari 100 unit @ Rp 14.000,00 / unit
8 Januari 150 unit @ Rp 16.000,00 / unit
15 Januari 150 unit @ Rp 20.000,00 / unit
20 Januari 200 unit @ Rp 21.000,00 / unit
Penjualan bulan Januari 500 unit
Persediaan 31 Januari 300 unit
44
Perusahaan menggunakan metode fisik (periodik) dalam mencatat persediaan.
Diminta:
Hitunglah harga pokok penjualan dan persediaan akhir bulan Januari, apabila
perusahaan menggunakan metode:
1. Identifikasi khusus (dianggap 1/4 dari persediaan awal, semua barang yang
dibeli tanggal 5,8 dan 15 januari dan 1/4 dari barang yang dibeli tanggal
20 Januari telah terjual)
2. FIFO (MPKP)
3. LIFO (MTKP)
4. Rata-rata tertimbang
Latihan 3
Berikut ini data yang berhubungan dengan persediaan pada PT Sindoro :
1 januari – Persediaan awal 110 unit @ Rp320.000,00
8 januari – dibeli 50 unit @ Rp325.000,00
9 januari – dijual 120 unit
13 januari – dibeli 80 unit @ Rp328.000,00
19 januari – dijual 60 unit
23 januari – dibeli 100 unit @ Rp330.000,00
25 januari – dijual 20 unit
Diminta :
1. Dengan menggunakan metoda periodik – FIFO, hitunglah harga pokok
persediaan akhir dan harga pokok barang yang dijual.
2. Dengan menggunakan metoda perpetual – FIFO, hitunglah harga pokok
persediaan akhir dan harga pokok penjualan.
3. Dengan menggunakan metoda periodik – FIFO, hitunglah harga pokok
persediaan akhir dan harga pokok penjualan
4. Dengan menggunakan metoda perpetual – LIFO, hitunglah harga pokok
persediaan akhir dan harga pokok penjualan
45
Latihan 4
Berikut ini persediaan barang dagangan PT Lawu pada tanggal 31 Desember
2000:
Jenis Barang Jumlah Unit Harga pokok/unit Harga Pasar
A 400 Rp12.000,00 Rp10.500,00
B 120 50.000,00 54.000,00
C 680 8.000,00 9.000,00
D 160 32.000,00 30.000,00
E 240 25.000,00 29.000,00
F 300 19.000,00 18.000,00
Diminta :
Hitunglah nilai persediaan akhir dengan menggunakan nilai terendah antara harga
pokok dengan harga pasar (LCM) yang ditetapkan (a) per jenis persediaan, dan
(b) keseluruhan persediaan.
Latihan 5
PT. Kinibalu menggunakan metode laba kotor untuk menaksir persediaan akhir.
Berikut ini data yang tersedia pada tanggal 31 Maret 2000.
1. Data untuk periode 1 Januari – 31 Maret:
Pembelian Rp 69.500.000.00
Retur pembelian 6.700.000.00
Potongan pembelian 1.200.000.00
Biaya angkut pembelian 400.000.00
Penjualan 89.800.000.00
Potongan penjualan 1.600.000.00
Retur penjualan 2.900.000.0
2. Data lainnya
Persediaan pada tanggal 1 Januari berjumlah Rp 18.600.000.00.Berdasarkan
pengalaman untuk 4 tahun terakhir, rata-rata persentase laba kotor terhadap
penjualan bersih adalah 20%.
Diminta
Hitunglah persediaan pada tanggal 13 Maret dan harga pokok penjualan.
46
Latihan 6
Bromo Department Store menggunakan metoda harga eceran dalam menaksir
nilai persediaan akhir. Berikut ini data yang tersedia pada tanggal 30 Juni 2000:
Harga Perolehan Harga Eceran
Persediaan, 1 Juni Rp11.000.000,00 Rp20.000.000,00
Pembelian bulan Juni 86.000.000,00 129.000.000,00
Retur pembelian 6.000.000,00 9.000.000,00
Penjualan bulan Juni 115.000.000,00
Diminta :
1. Hitunglah persediaan pada tanggal 30 Juni!
2. Hitunglah harga pokok penjualan bulan Juni!
3. Hitunglah laba kotor bulan Juni!
Latihan 7
Pada tanggal 1 April 2000, perusahaan mengalami kebakaran yang menghabiskan
seluruh gedung perusahaan termasuk persediaan yang tersimpan di dalamnya,
namun beberapa catatan akuntansi terutama yang berhubungan dengan persediaan
masih dapat diselamatkan. Berikut ini informasi yang dikutip dari catatan
akuntansi tersebut :
47