Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBIMBINGAN

MODUL 1. MAKHLUK HIDUP


MATERI : KP 1. CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

Disusun oleh :

LISTYAWATI UTAMI

(857832667)

KELAS 1B PGSD-BI

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURAKARTA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
A. JUDUL PERCOBAAN
Gerak pada Tumbuhan

B. TUJUAN

1. Mengamati gerak seismonasti

2. Mengamati gerak niktinasi

C. ALAT DAN BAHAN

Seismonasti dan Niktinasti

1. Tanaman putri malu

1. Kotak karton atau kardus 1 buah

2. Stop watch atau jam tangan 1 buah

3. Alat-alat tulis dan penggaris

D. LANDASAN TEORI

Tumbuhan dapat melakukan gerak, namun gerak yang dilakukan sulit untuk
diamati. Beberapa tumbuhan tertentu dapat diamati pergerakannya, seperti putri malu
(Mimosa pudica) yang dapat melakukan gerak seismonasti dan niktinasi. Gerak pada
tumbuhan dibagi atas gerak taksis, nasti, dam tropisme. Gerakan pada tumbuhan
sangat terbatas. Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan hanya dilakukan pada bagian
tertentu. Misalnya bagian ujung tunas, bagian ujung akar, ataupun pada bagian lembar
daun tertentu (Rumanta, 2021).

Seismonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsanganberupa


sentuhan/tekanan. Contoh dari seismonasti: membuka dan menutupnya daun putri
malu. Gerak nasti adalah gerak sebagian organ tumbuhan yang arah geraknya tidak
dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Salah satu gerak nasti adalah gerak
niktinasti. Gerak niktinasti adalah gerak nasti yang terjadi karena pengaruh gelap.
Contoh dari gerak ini adalah daun yang menutup pada famili leguminosae pada waktu
malam hari. Gerak tersebut terjadi karena adanya perubahan pada tekanan turgor sel
penggerak tumbuhan ( Cambell, 2004).

E. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Seismonasti

a. Menyediakan alat dan bahan

b. Melakukan sentuhan halus hingga sentuhan yang paling kasar terhadap daun–
daun putri malu tersebut

c. Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan

2. Niktinasti

a. Menyediakan 2 tanaman putri malu

b. Memberi tanda A pada tanaman putri malu pertama dan B pada putri malu
kedua

c. Letakan tanaman putri malu A di tempat terang dan terbuka

d. Sedangkan tanaman putri malu B ditutup dengan menggunakan kardus yang


kedap cahaya dengan hati–hati agar tidak menyentuhnya. Biarkan tertutup
selama kurang lebih setengah jam.

e. Setelah setengah jam dibuka dengan hati-hati agar tidak tersentuh Mengamati
yang terjadi pada putri malu B dan membandingkan dengan putri malu A.

f. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.


F. HASIL PERCOBAAN

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Seismonasti


Jenis Sentuhan
No. Pada Daun Putri Reaksi Daun Putri Malu Keterangan
Malu
Dari pangkal daun ke
ujung, hanya anak daun di
1. Halus Waktu cukup lama
ujung saja yang mengatup/
melipat

2. Sedang Seluruh daun menutup Waktu agak cepat

Arah gerak daun dengan


sentuhan kasar pada ujung
3. Kasar daun akan melipat dari Waktu lebih cepat
ujung hinga pangkal daun
dengan cepat.

Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Niktinasti

Reaksi putri malu


No Pot putri malu
Mula-mula ½ jam kemudian
1 Disimpan di tempat terang Membuka Tetap membuka
Ditutup dengan penutup
2 Membuka Menutup
yang kedap cahaya

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Sebutkan 2 Jenis tanaman lain yang dapat melakukan niktinasti! Jawaban:
Jawaban : Contoh tanaman lain yang dapat melakukan gerak niktinasti selain putri malu
adalah polong-polongan (Leguminosaceae) seperti bunga merak (Caesalpinia
pulcherima), daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea), tanaman petai cina (Cassia
corymbosa) dan pohon turi.
2. Apa perbedaan niktinasti dan seismonasti pada percobaan? Jawaban:
Jawaban : Gerak niktinasti terjadi karena pengaruh perubahan gelap/terang, sedangkan
gerak seismonasti terjadi karena pengaruh rangsangan sentuhan.
3. Pada percobaan geotropisme yang telah Anda lakukan sebenarnya anda juga sekaligus
telah membuktikan adanya gerak fototropisme. Mengapa? Jenis fototropisme apakah
yang terjadi? Jelaskan!
Jawaban : Pada percobaan geotropisme di atas sekaligus membuktikan fototropisme
karena arah tumbuh batang menuju ke arah cahaya matahari. Jenis fototropisme yang
terjadi adalah fototropisme positif karena arah tumbuh batang menuju sumber rangsang
cahaya.

H. PEMBAHASAN

a. Seismonasti

Berdasarkan data pengamatan, terdapat tiga rangsangan yang diberikan pada


tanaman putri malu yaitu rangsangan sentuhan halus, sedang, dan kasar. Putri malu ketika
diberikan rangsangan halus, hanya anak daun saja yang daunnya mengatup/ melipat dan
membutuhkan waktu yang lebih lama. Daun putri malu mengatup seluruhnya ketika
diberikan sentuahn sedang dengan waktu yang agak cepat dibandingkan dengan
rangsangan halus. Selanjutnya, Arah gerak daun dengan sentuhan kasar pada ujung daun
akan melipat dari ujung hinga pangkal daun dengan cepat dan sempurna. Sebab itulah
putri malu dikatakan salah satu tumbuhan yang peka terhadap rangsang/ iritabilitas.

b. Niktinasi

Niktinasi dapat dikatakan sebagai gerak tidur, karena gerakan nasti dilakukan
pada suasana gelap. Selain disebabkan oleh suasana gelap, erak “tidur” daun-daun
tersebut dapat terjadi akibat perubahan tekanan turgor didalam persendian daun.
Berdasarkan data pengamatan, putri malu yang ditempatkan di tempat yang kedap
cahaya, daun-daunya mula-mula terbuka tetpai dalam waktu 30 menit kemudian daun
putri malu daunnya menutup. Hal tersebut terjadi karena gerak tidur pada putri malu.
Gerk tidur atau niktinasi terjadi karena sel-sel motor dipersendian tangkai daun(anak
majemuk) memompa ion K+ dari bagian satu kebagian yang lainnya, sehingga
menyebabkan perubahan tekanan turgor. Perubahan turgor ini disebabkan oleh adanya
perubahan suhu ruangan. Gerak niktinasi banyak terjadi pada tumbuhan yang memiliki
daun majemu seperti putri malu.

I. KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa salah


satu ciri makhluk hidup memiliki kemampuan untuk bergerak untuk kelangsungan
hidupnya. Seismonasti Seismonasti adalah gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh
rangsang berupa getaran. Niktinasti adalah gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh
rangsang berupa gelap. Sedangkan geotropisme adalah gerak pada tumbuhan yang
dipengaruhi oleh gravitasi bumi (jika arah pertumbuhan menjauhi titik pusat bumi disebut
geotropisme negatif).

J. DAFTAR PUSTAKA
Campbell.( 2002). Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Rumanta,M.(2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
K. KESULITAN YANG DIALAMI
Tidak ada kesulitan dalam praktikum ini.
L. FOTO
Tahap Persiapan
Gamabar 1. Mempersiakan alat dan bahan

Gambar 2. Tanaman putri malu


Tahap inti

Gambar 3. Mengamati putri malu ditempat terang


Gambar 4. Menganati putri malu ditempat terang

Tahap Akhir

Gambar 5. Putri malu ditempat terang setelah diberi perlakuan.


Gambar 6. Putri malu ditempat gelap setelah 30 menit

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBIMBINGAN


MODUL 1 CIRI MAKHLUK HIDUP

MATERI : KP3. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


Disusun oleh :

LISTYAWATI UTAMI

857832667

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2022

A. JUDUL PERCOBAAN
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati pertumbuhan dan perkecambahan kacang tolo
C. ALAT DAN BAHAN
a. Biji kacang tolo 6 buah

b. Gelas kaca 2 buah

c. Mangkuk plastik 1 buah

d. Tissu secukupnya

e. Kertas label secukupnya

f. Gunting 1 buah

g. Penggaris 1 buah

h. Alat tulis

i. Alat dokumentasi 1 buah

D. LANDASAN TEORI

Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume dan jumlah sel yang


mengakibatkan bertambah besarnya organisme. Pertambahan jumlah sel terjadi karena
adanya pembelahan mitosis, dan bersifat irreversiabel artinya organisme yang tumbuh
tidak akan kembali ke bentuk semula. Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya
pembelahan mitosis. Perkembangan adalah suatu proses kemajuan yang terjadi secara
berangsur- angsur dari kompleksitas rendah ke kompleksitas tinggi dan terjadi
diferensiasi. Perkembangan dapat dinyatakan melalui berbagai cara, mulai dari bagian
tertentu suatu tanaman sampai jumlah total perkembangan tanaman.

Perkecambahan atau germinasi ditandai dengan keluarnya bakal akar atau radikal
dari kulit biji. Perkecambahan meliputi peristiwa-peristiwa fisiologis dan morfologis
antara lain yaitu imbibisi dan absorbsi air, hidrasi jaringan, absorbsi O2, pengaktifan
enzim dan pencernaan, transpor molekul yang terhidrolisis ke sumbu embrio, peningkatan
respirasi dan asimilasi, inisiasi pembelahan dan pembesaran sel dan munculnya embrio
(Gardner, 1991: 291).

Kacang merah adalah tanaman yang tergolong dalam suku papilionaceae atau suku
polong-polongan. kacang merah merupakan komoditas tanaman kacang-kacangan yang
banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Proses pertumbuhan kacang merah terjadi melalui
tiga tahap, yaitu perkecambahan, pertumbuhan primer, dan pertumbuhan sekunder. Proses
perkecambahan ditandai dengan munculnya radikula atau plumula dari dalam biji.

Proses pertumbuhan kacang merah ini tidak terlepas dari berbagai macam faktor
yang mempengaruhi salah satu faktor yang sangat berpengaruh adalah cahaya. Cahaya
merupakan faktor mutlak yang diperlukan tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis.
Pada tanaman semakin banyak cahaya yang di peroleh dari lingkungan akan
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dari tanaman itu sendiri karena cahaya akan
merusak kerja dari hormon pertumbuhan (auksin) sehingga tanaman yang memperoleh
cahaya yang baik memiliki batang yang lebih pendek dari pada tanaman yang tidak
memperoleh cahaya.

E. PROSEDUR PERCOBAAN
Merendam biji
kaacang

menanam
dengan media
tisu

meletakan
ditempat yang
aman

Mengamai
perkecambahan

F. HASIL PENGAMATAN

Hari Panjang (mm) Keterangan


ke Akar Batang
0 0 0 Akar dan batang belum mengalami pertumbuhan

1 15 5 Kulit biji pecah dan mulai tumbuh akar


2 20 15 Tumbuh batang dan akar semakin panjang
3 40 35 Kulit biji mulai terlepas dari kotiledon dan daun
mulai tumbuh , tetapi masih kuncup
4 70 110 Daun muda yang tumbuh berwarna hijau muda

5 160 140 Daun semakin lebar dan panjang

6 170 160 Akar, batang dan daun semakin panjang

7 190 170 Pertumbuhan akar, batang dan daun semain


panjang, serta warna daun menjadi hijau tua
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Pada hari keberapa akar kecambah kacang tolo mulai tumbuh?


Jawaban :Kacang tolo mulai tumbuh pada hari ke 1 setelah di tanam pada tisu
2. Perhatikan arah pertumbuhan akar setiap kecambah tersebut. Adakah yang arah
pertumbuhannya ke atas?Mengapa demikian.
Jawaban : Tidak Ada. Hal tersebut dipengaruhi gaya gravitasi bumi karena terjadi
redistribusi hormon auxin di ujung akar, serta pertumbuhan akar dipengaruhi sumber air
yang letaknya berada di bawah.

H. PEMBAHASAN
Berdasarkan data pengamatan yang kami peroleh, maka diketahui bahwa biji kacang
tolo tumbuh pada hari pertama setelah ditanam di tissue yang telah ditambahkan air. Terlihat
akar mulai tumbuh disertai kulit kacang tolo yang mulai pecah dan membuka. Terdapat 3 dari
6 biji kacang tolo yang akarnya sudah tumbuh di hari pertama. Selanjutnya, kami mengambil
1 sampel biji yang fase perkecambahannya paling cepat. Pada hari kedua, mulai tumbuh
batang yang panjangnya mencapai 15 mm dan panjang akarnya 20 mm. Pada hari ketiga,
panjang batang mencapai 35 mm dan akar 40 mm, disertai kulit kacang yang terlepas dari
bakal daun dan mulai tumbuh daun yang masih kuncup. Di hari keempat daun kacang tolo
mulai terangkat keatas dan terdapat 2 helai daun yang berwarna hijau muda, disertai batang
dan akar yang semakin panjang yaitu 110 mm dan 70 mm. Selanjutnya pada hari ke lima
hingga ke tujuh nampak daun semakin berwarna hijau tua disertai pertumbuhan akar dan
batang yang semakin panjang. Maka dapat diketahui bahwa ,pertumbuhan dan perkecambahan
kacang tolo pada kelompok kami menunjukkan perubahan yang signifikan dari hari pertama
hingga ke tujuh. Akar dan batang mengalami pertambahan panjang yang cukup signifikan, hal
ini dikarenakan terdapat pertumbuhan primer di bagian organ tanaman tersebut. Terdapat
aktivitas di jaringan apikal sehingga pada ujung batang dan ujung akar mengalami
pembelahan serta sel-selnya mengalami perpanjangan dan pembesaran.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan yaitu faktor luar dan


faktor dalam. Adapun faktor luar yaitu air, temperature, oksigen, cahaya. Sedangkan, faktor
dalam yaitu tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi dan penghambat
perkecambahan. Dalam hal ini, fkctor yang dapat kami ketahui dari percobaan yang telah
kami lakukan yaitu air, dalam percobaan kami air yang kami tambahkan selalu konsisten
sehingga tisu tidak kering dan perkecambahan tidak terhambat pertumbuhannya. Faktor yang
lain, yaitu cahaya . percobaan yang kami lakukan ditempatkan di dekat jendela dengan kaca
tertutup, sehingga cahaya matahari tidak mengenai langsung pada kecambah kacang tolo dan
perkecambahan tumbuh dengan baik.

I. KESIMPULAN

Berdasarkan data pengamatan yang kami peroleh, maka dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan dan perkecambahan kacang tolo dalam satu minggu menunjukkan perubahan
yang signifikan. Terlihat dari pertumbuhan akar dan batang yang semakin panjang, disertai
pertumbuhan daun yang semakin lebar dan panjang dengan warna yang menjadi lebih tua.

J. DAFTAR PUSTAKA

http://seminar.uny.ac.id/sembiouny2017/sites/seminar.uny.ac.id.sembiouny2017/files/ B
%207a.pdf diakses pada 17 April 2021 pukul 18.30 WIB.

Rumanta,M.(2020). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka


K. KESULITAN YANG DIALAMI

` Pada praktikum ini kesulitan yang dialami adalah kesulitan mencari kertas saring dan
mencari biji kacang merah. Sehingga, sebagai alternatifnya dapat menggunakan tissue sebagai
pengganti kertas saring dan menggunakan kacang tolo sebagai pengganti kacang merah.

L. FOTO PRAKTIKUM
Tahap Awal

Gambar 1.Menyiapkan Alat dan Bahan

Proses Kegiatan

Gambar 2. Merendam biji kacang tolo

Gambar 3. Menambahkan air secukupnya pada gelas

Gambar 4. Menyisipkan biji kacang tolo pada sela-sela tisu


Tahap Akhir
Mencatat ke tabel pengamatan di buku modul
halaman 1.41

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBIMBINGAN


MATERI : MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA
Disusun oleh :

Listyawati Utami (857832667)


KELAS B-PGSD BI (MASUKAN SARJANA)

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURAKARTA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2022

KEGIATAN PRAKTIKUM 1
 Percobaan 1
A. JUDUL
Ekosistem Darat
B. TUJUAN
Membandingkan komponen-komponen yang terdapat pada ekosistem darat alami dan
buatan.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Seperangkat alat tulis
2. Kaca pembesar/ lup
3. Barometer
4. Lingkungan sekitar
D. LANDASAN TEORI

Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara komponen biotik dengan


komponen abiotik. Komponen biotik terdiri dari makhluk hidup yang hidup di ekosistem
tersebut. Sedangkan komponen abiotik meliputi udara, air, dan tanah. Ekosistem dibagi
menjadi 2 yaitu ekosistem alami dan buatan. Ekosistem alami misalnya hutan, padang
rumput laut, dan decomposer. Ekosistem buatan contohnya kolam ikan , sawah,
lading/kebun, dan akuarium (Rumanta, 2021).

Ekosistem darat adalah ekosistem yang linkungan fisiknya berupa daratan.


Ekosistem darat dibedakan menjadi bebrapa bioma, yaitu bioma gurun, bioma padang
rumput, hutan basah, hutan gugur, taiga, dan tundra. Secara struktural dalam suatu
ekosistem terdapat komponen biotik yang terdiri dari produsen (tumbuhan), konsumen
(hewan), dan dekomposer (pengurai), serta komponen abiotik yang terdiri daribahan
anorganik, bahan organik, dan kondisi iklim. Dengan demikian setiap ekosistem
mempunyai keenam jenis komponen pembentuknya yang saling berinteraksi
(Resosoedarmo, 1992).

Ekosistem darat dibagi menjadi dua yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan.
Ekosisem alami tentunya merupakan lingkungan yang didominasi oleh perairan. Cahaya
matahari yang masuk dapat memengaruhi ekosistem ini. Ekosistem perairan ini bisa
dibagi menjadi dua, yaitu ekosistem perairan tawar dan laut. Air tawar merupakan
perairan yang memiliki konsentrasi garam yang rendah atau kurang dari 1%. Ekosistem
air tawar meliputi danau, sungai, dan rawa-rawa. Danau atau kolam merupakan perairan
tawar yang memiliki luasan tertentu. Sementara sungai adalah badan air yang mengalir
dari hulu ke hilir. Kemudian, rawa-rawa sendiri merupakan genangan air yang
mendukung kehidupan tanamantanaman air (Husnul Abdi, 2021).

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menentukan Ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal
2. Mengamati komponen abiotik meliputi suhu udara, pencahayaan, angin dan jenis/warna
tanah
3. Menggunakan barometer untuk mengetahui suhu udara, untuk mengetahui keadaan
pencahayaan, angin, atau tanah menggunakan perkiraan saja.
4. Mencatat data pada tabel dalam lembar kerja
5. Mengamati komponen biotik, meliputi makhluk hidup yang ada di sekitar
6. Mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada dengan nama latinnya
7. Mencatat jenis hewan sebagai konsumen yang ada di ekosistem, baik yang tetap maupun
yang singgah, termasuk hewan-hewan yang berukuran kecil
8. Mengamati lebih teliti hewan-hewan kecil yang mungkin terdapat dalam tanah/dekat
permukaan atau pada sela-sela daun/batang, dengan menggunakan kaca pembesar jika
perlu. 
9. Mencatat data pada lembar kerja
10. Membuat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua sistem tersebut.
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 2.1 Komponen Abiotik Ekosistem Darat Alami
NO Komponen Abiotik Kondisi/keadaan
1 Suhu 30 °C
2 Cahaya Sangat Cukup
3 Tanah Subur
4 Air Cukup
5 Angin Semilir
6 Batu

Tabel 2.2 Komponen Biotik Ekosistem Darat Alami


No Jenis Tumbuhan Jenis Hewan Pengurai
1 Peganggan Semut Rayap
2 Rumput liar Burung Cacing
3 Putri Malu Kupu Jamur
4 Bambu Ulat Bakteri
5 Pohon beringin Katak

Tabel 2.3 Komponen Abiotik Ekosistem Darat Buatan


No Komponen Abiotik Kondisi/ Keadaan
1 Air Cukup
2 Tanah Subur
3 Suhu 30°C
4 Angin Semilir
5 Cahaya Cukup

Tabel 2.4 Komponen Biotik ekosistem darat buatan


No Jenis Tumbuhan Jenis Hewan Pengurai
1 Padi Tikus Jamur
2 Jagung Burung Bakteri
3 Cabai Katak Cacing
4 Tanaman Kedelai Belalang
5 Pisang Ular

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Menurut pendapat Anda ekosistem manakah yang mempunyai jenis komponen biotik
lebih banyak? Mengapa demikian? Jelaskan secara singkat!
Jawab : Komponen biotik pada ekosistem darat alami lebih banyak dibandingkan dengan
ekosistem darat buatan. Karena Ekosistem darat alami jumlah populasi, dan jenis
makhluk hidupnya tidak dikendalikan oleh manusia.
H. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, diketahui bahwa komponen
biotik pada ekosistem darat alami jumlahnya lebih melimpah. Hal ini menunjukkan,
bahwa komponen biotik pada ekosistem darat alami dipengaruhi oleh luas lahan dan
faktor biotik lain yang saling berkaitan. Terdapat sejumlah tumbuhan dan hewan pada
komponen biotiknya, yaitu jenis tumbuhan berupa peganggan, rumput liar,putri
malu,bambu, dan beringin. Tumbuhan tersebut berperan sebagai produsen yang mampu
mengasilkan makanannya sendiri(autotroph). Selanjutnya, terdapat hewan yang berperan
sebagai konsumen yaitu semut, burung, ulat, kupu, dan katak. Sementara, cacing, bakteri,
dan jamur berperan sebagai pengurai atau decomposer. Komponen abiotik yang kita
amati yaitu suhu, cahaya, tanah, air, angin, dan batu. Komponen abiotik diperlukan
untuk menunjang keberlangsungan hidup komponen biotiknya. Sebagai contoh,
tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis, kemudian
tumbuhan dan hewan perlu air untuk tetap hidup. Ekosistem selalu terjadi interaksi
hubungan antar mahluk hidup yang mendiami ekosistem tersebut. Interaksi ini dapat
terlihat dalam peristiwa rantai makanan maupun jaring-jaring makanan.
Salah satu ekosistem darat buatan terdapat pada sawah. Komponen abiotic yang
terdapat pada sawah adalah suhu, angin, air, tanah, cahaya. Komponen biotik pada sawah
antara lain tanaman padi, jagung, kedelai, cabai, pohon pisang, burung, belalang, capung,
katak, ulat. Dengan dekomposernya berupa jamur, cacing, dan bakteri. Pada ekosistem
darat buatan, jumlah tanaman dan hewan yang ada jumlahnya lebih sedikit. Jenis hewan
yang terdapat dalam ekosistem buatan cenderung lebih sedikit jumlahnya, bila
dibandingkan dengan ekosistem darat alami, karena manusia cenderung membasmi
hewan yang merugikan pada tanaman tersebut. Komponen abiotik pada ekosistem darat
alami dan buatan tidak berbeda jauh. Keduanya memiliki tanah yang subur. Akan tetapi,
pada ekosistem buatan dapat dilakukan penyiraman sehingga menimbulkan tanah
menjadi lembab. Berbeda halnya dengan ekosistem alami, dikarenakan faktor lahan yang
begitu luas, maka tidak memungkinkan untuk dilakukan penyiraman secara berkala.
Kemudian, komponen abiotik berupa angin tidak berbeda jauh, karena sama-sama
terdapat pohon dan tanaman yang cukup banyak sehingga menyebabkan angin yang
sejuk. Begitu pula suhu udara pada keduanya, sama karena lokasi yang tidak begitu jauh,
Selanjutnya untuk cahaya pada ekosistem alami dan buatan ini cukup terang.
Ekosistem darat alami dan ekosistem darat buatan terdapat perbedaan jika dilihat
dari jenis tumbuhan dan jenis hewan. Pada jenis tumbuhan, ekosistem darat alami
pertumbuhannya tidak disengaja oleh manusia atau tumbuh secara alami, sedangkan jenis
tumbuhan di ekosistem darat buatan sengaja ditanam oleh manusia untuk tujuan
konsumsi atau astetik saja. Dengan demikian setiap komponen biotik maupun abiotic di
kedua jenis ekosistem tersebut berbeda.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Ekosistem darat alami dan buatan memiliki komponen abiotik yang sama, meliputi tanah
yang kering, angin yang sejuk, dan cahaya yang terang. Hanya berbeda pada komponen
biotiknya.. Penyusun ekosistem darat alami lebih lengkap dibandingkan ekosistem darat
buatan. Hal ini terjadi akibat adanya energi yang cukup melimpah, serta komponen biotik
dan abiotik yang saling berkaitan.
J. DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/mobile/firlitanurulkharisma/laporan-ekosistem-darat-buatan-
perairanm diakses pada hari Rabu, 13 April 2022 pukul 20.00 WIB.
https://hot.liputan6.com/read/4513270/mengenal-macam-macam-ekosistem-dan-
contohnya- dari-alami-hingga diakses pada Senin, 13 April 2022 pukul 21.30 WIB.

Rumanta,M.(2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

K. KESULITAN YANG DIALAMI


Kesulitan yang kami temui dalam melakukan kegiatan percobaan ekosistem darat adalah
mendokumentasikan subjek pengamatan. Percobaan selanjutnya akan mempersiapkan
alat dan bahan secara matang.
L. FOTO/VIDEO PERCOBAAN

Pohon Bambu
Rumput liar

Putri malu

Pohon beringin

Padi dan peganggan


Ulat

Kupu-kupu

 PERCOBAAN 2
A. JUDUL
Ekosistem perairan
B. TUJUAN
Mengamati komponen-komponen yang terdapat pada ekosisten perairan.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat tulis
2.  Kaca Pembesar
3. Barometer
4. Termometer
D. LANDASAN TEORI
Ekosistem merupakan hubungan timbale balik antara komponen abiotik dengan
komponen biotik. Ekosistem dibagi menjadi 2:
1. Ekosistem Darat, yaitu hubungan timbale balik antara komponen abiotik dengan
komponen biotik yang terjadi di lingkungan darat. Contoh : Sawah, Hutan dan taman.
2. Ekosistem Perairan, yaitu hubungan timbal balik antara komponen abiotik dengan
komponen biotik yang terjadi di perairan. Contoh :Kolam, Laut, Danau, dan lain-lain.
E. CARA KERJA
1. Menentukan satu ekosistem buatan disekitar
2. Mengamati komponen abiotiknya yang meliputi air, udara dan cahaya.
3. Mengamati komponen biotiknya
4. Mencatat data pada tabel dalam lembar kerja
5. Membuat kesimpulan secara singkat
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 2. 5 komonen abiotik ekosistem perairan
NO Komponen Abiotik Kondisi/keadaan
Air Sedikit keruh
Udara Cukup
Cahaya Sangat cukup
Tanah Subur

Tabel 2.6 komponen biotik ekosistem perairan


No Jenis Tumbuhan Jenis Hewan Pengurai
1 Enceng gondok Ikan lele Jamur
2 Lumut Ikan gabus Bakteri
3 Alga Katak
4 Cacing
5
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Perbedaan antara ekosistem darat dengan ekosistem perairan :
1. Komponen abiotik utama ekosistem darat adalah tanah, sedangkan komponen
abiotik yang utama pada ekosistem perairan adalah Air.

2. Penyusun komponen biotik pada ekosistem darat adalah Makhluk hidup yang
hanya bisa bertahan hidup di daratan, sedangkan penyusun komponen biotik pada
ekosistem perairan merupakan Makhluk hidup yang hidupnya di air dan ada pula
makhluk hidup yang dapat hidup di darat dan di air, yaitu hewan amfibi.

H. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan pada ekosistem perairan buatan yaitu sungai, kami
menemukan komponen biotik dan abiotic yang jumlahnya terbatas. Komponen abiotic
yang terdapat pada akuarium yaitu batuan, kayu lapuk,dan air. Sementara komponen
biotiknya yaitu ada tanaman air, ikan hias. Komponen biotik maupun abiotic memiliki
jumlah yang sangat terbatas, berbeda dengan komponen biotik dan abiotik yang terdapat
di ekosistem alami.
I. KESIMPULAN
Ekosistem perairan buatan sangat terbatas jumlah komponen biotiknya. Jika
ekosistem darat komponen abiotik yang paling utama adalah tanah, maka ekosistem
perairan komponen abiotik yang paling utama adalah Air.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta,M.(2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI
Tidak ada kesulitan dalam praktikum ini.
L. FOTO

Gambar 1. Sungai

Gambar 2. Ikan

Gambar 3. Lumut

LAPORAN PRAKTIKUM PRMBIMBINGAN


MATERI : PENCEMARAN LINGKUNGAN

Disusun oleh :

Listyawati Utami (857832667)


KELAS B-PGSD BI (MASUKAN SARJANA)

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURAKARTA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
KEGIATAN PRAKTIKUM 2
A. JUDUL PERCOBAAN
Pencemaran Lingkungan
B. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan
kacang hijau.
C. ALAT DAN BAHAN
1) Sendok teh
2) Gelas plastik 10 buah
3) Tissue
4) Kertas timah
5) Penggaris
6) Gelas 1000 ml
7) Air ledeng/air PDAM
8) Deterjen bubuk
D. LANDASAN TEORI
Peningkatan pertumbuhan penduduk yang pesat membuat kebutuhan hidup
manusia terus meningkat. Peningkatan tersebuut memberikan dampak yang negative
terhadap lingkungan, sehingga menyebabkan permasalahan yang mengancam
keseimbangan ekosistem termasuk semua komponen yang ada didalamnya. Contohnya
adalah penggunaan bahan-bahan kimia yang berbahaya. Bahan kimia yang digunakan
salah satunya adalah deterjen sebagai pembersih, pemutih dan lain sejenisnya. Residu
yang dihasilkan oleh adanya penggunaan bahan – bahan kimia dapat bertahan ditanah
sampai tahunan sehingga dapat menganggu keseimbangan ekosistem hal ini merupakan
tindakan pencemaran lingkungan (Rumanta dkk, 2021).
Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan
sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih
baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air (Yugo, 2012). Air yang terkontaminasi
deterjen menyebabkan ekosistem akan terganggu dan berakibat merugikan manusia itu
sendiri, sebagai contoh saja lingkungan tempat pembuangan saluran selokan. Secara tidak
langsung rumah tangga pasti membuang limbah deterjennya melalui saluran selokan ini,
dan coba kita lihat, di penghujung saluran selokan begitu banyak eceng gondok yang
hidup dengan kepadatan populasi yang sangat besar. Selain merusak lingkungan alam,
efek buruk deterjen yang dirasakan tentu tak lepas dari para konsumennya.
Dampaknya juga dapat mengakibatkan gangguan pada lingkungan kesehatan
manusia. Saat seusai kita mencuci baju, kulit tangan kita terasa kering, panas, melepuh,
retak-retak, gampang mengelupas hingga mengakibatkan gatal dan kadang menjadi
Dalam jangka panjang, air minum yang telah terkontaminasi limbah deterjen berpotensi
sebagai salah satu penyebab penyakit kanker (karsinogenik). Proses penguraian deterjen
akan menghasilkan sisa benzena yang apabila bereaksi dengan klor akan membentuk
senyawa klorobenzena yang sangat berbahaya. Kontak benzena dan klor sangat mungkin
terjadi pada Saat ini instalasi pengolahan air milik PAM dan juga instalasi pengolahan air
limbah industri belum mempunyai teknologi yang mampu mengolah limbah deterjen
secara sempurna (Riska, 2012).
Adanya bahan pencemar atau polutan dalam sebuah ekosistem dapat
menimbulkan masalah pencemaran. Pencemaran adalah perubahan yang tak dikehendaki
dari lingkungan yang sebagian besar akibat dari kegiatan manusia (Darmono, 2001).
Perubahan ekosistem atau habitat dapat berupa perubahan fisik, kimia, atau perilaku
biologis yang akan mengganggu kehidupan manusia, spesies, biota bermanfaat, proses-
proses industri, kondisi kehidupan, dan aset kultural. Selain itu perubahan ekosistem
akibat kegiatan manusia yang merusak atau menghamburkan secara sia-sia sumberdaya
yang ada di alam (Palar,1994).
E. PROSEDUR KERJA
1. Membuat larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, dan 3,10% serta control
menggunakan air PDAM dan disimpan di gelas plastic dengan label I-VI untuk setiap
larutan dan labe control untuk air PDAM. Pembuatan larutan dibuat dengan cara :
a) Melarutkan 1 gr deterjen serbuk ke dalam air PDAM 1000ml dan diberi label 100%.
b) Melarutkan 500 ml deterjen 100% dan ditambahkan air PDAM 1000 ml dan diberi
label 50%
c) Melarutkan 500 ml deterjen 50% dan ditambahkan air PDAM 1000 ml dan diberi
label 25%
d) Melarutkan 500 ml deterjen 25% dan ditambahkan air PDAM 1000 ml dan diberi
label 12,5%
e) Melarutkan 500 ml deterjen 12,5% dan ditambahkan air PDAM 1000 ml dan diberi
label 6,25%
f) Melarutkan 500 ml deterjen 6,25% dan ditambahkan air PDAM 1000 ml dan diberi
label 3,1%
2. Menyediakan enam gelas lain dan diberi label control I-VI dan masing – masing diberi
lingkaran tissue.
3. Memasukan kacang hijau terpilih ( dengan memilih kacang hijau yang tenggelam di air)
sebanyak 10 biji pada masing – masing larutan deterjen dan larutan control dan
merendamnya selama 15 menit.
4. Mengatur kacang hijau dalam gelas dengan label yang sesuai dan mengatur supaya hilum
mengarah ke bawah.
5. Mengisi gelas yang berisi kacang hijau dengan larutan yang berlabel sama 100 ml
6. Menutup gelas tersebut dengan kertas timah sehingga cahaya tidak ada yang masuk.
7. Melakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Untuk setiap pengamatan dilakukan
pengukuran panjang akar dengan mistar. Kacang hijau yang tidak tumbuh akarnya
dianggap memiliki panjang 0 mm. Jika pada pengamatan 48 jam tidak tumbuh akarnya,
dianggap kacang hijau mati.
8. Kemudian hasilnya dicatat dan dibuat grafik rata – rata pertumbuhan per kecambah
dalam setiap konsentrasi setelah 24 jam dan 48 jam dengan menggunakan warna yang
berbeda.
SKEMA PROSEDUR KERJA

Membuat larutan Memasukkan kacang


dengan konsentrasi Memberi label gelas hijau terpiih ke dalam
deterjen yang berbeda I,II,III,IV,V,VI dan gelas gelas masing-masing 10
dan memasukkan ke kontrol dan diberi tissue biji kedalam gelas yang
dalam gelas berisi larutan deterjen

Dilakukan pengamatan
setiap 24 jam dan 48 jam
Menutup gelas dengan Dilakukan pencatatan
dan diukur panjang akar
kertas timah dan analisa hasil
kecambah dengan
penggaris
F. HASIL PEGAMATAN
Tabel 1.1 Pengaruh Deterjen Terhadap Tumbuhan

Konsentrasi Larutan Deterjen


No

Hari ke-1 (24 jam)

100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol

1 4 mm 3 mm 5 mm 15 mm 6 mm 19 mm 22 mm

2 6 mm 17 mm 4 mm 10 mm 7 mm 3 mm 7 mm

3 3 mm 5 mm 0 mm 1 mm 0 mm 6 mm 6 mm
4 2 mm 14 mm 0 mm 10 mm 10 mm 18 mm 3 mm

5 8 mm 0 mm 11 mm 2 mm 2 mm 9 mm 25 mm

6 2 mm 6 mm 6 mm 0 mm 0 mm 2 mm 20 mm

7 0 mm 5 mm 3 mm 4 mm 14 mm 8 mm 5 mm

8 3 mm 5 mm 0 mm 1 mm 24 mm 20 mm 17 mm

9 0 mm 10 mm 2 mm 4 mm 20 mm 4 mm 3 mm

10 4 mm 1 mm 2 mm 3 mm 6 mm 8 mm 4 mm

Jumlah 32 mm 66 mm 33 mm 50 mm 89 mm 97 mm 112 mm

Rata-rata 3,2 mm 6,6 mm 3,3 mm 5,0 mm 8,9 mm 9,7 mm 11,2 mm

Konsentrasi Larutan Deterjen


No

Hari ke-2 (24 jam)

100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol

1 20 mm 18 mm 9 mm 33 mm 25 mm 25 mm 60 mm

2 21 mm 24 mm 6 mm 23 mm 27 mm 25 mm 32 mm
3 17 mm 19 mm 10 mm 21 mm 16 mm 28 mm 33 mm

4 2 mm 30 mm 6 mm 20 mm 25 mm 30 mm 25 mm

5 11 mm 5 mm 25 mm 25 mm 30 mm 23 mm 63 mm

6 5 mm 22 mm 7 mm 20 mm 10 mm 37 mm 60 mm

7 0 mm 26 mm 4 mm 29 mm 25 mm 21 mm 33 mm

8 7 mm 7 mm 2 mm 7 mm 33 mm 25 mm 45 mm

9 1 mm 20 mm 5 mm 25 mm 25 mm 40 mm 15 mm

10 5 mm 6 mm 6 mm 15 mm 35 mm 16 mm 16 mm

Jumlah 89 mm 177 mm 80 mm 218 mm 251 mm 270 mm 382 mm

Rata-rata 8,9 mm 17,7 mm 8,0 mm 21,8 mm 25,1 mm 27,0 mm 38,2 mm

Rata-rata
Panjang 12,15 5,65 13,40 17,00 18,35 24,70
kecambah 3,83 mm mm mm mm mm mm
hari1+har
i2
mm
Grafi k 2.2.
Rata-Rata
30

25 24.7

20
18.35
17
15
13.4
12.15
10

5 5.65
3.83

0
100% 50% 25% 2,50% 6,25% 3,10% Kontrol

Grafik 2.2 Grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi pada 48 jam.
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1) Apa fungsi larutan 0 (control)?
Jawab : Larutan 0 (control) berfungsi sebagai pembanding dengan larutan yang
dicampur dengan deterjen, dan larutan (0) control membuktikan bahwa kacang hijau
yang mengalami pertumbuhan paling baik terdapat pada larutan control.
2) Apa kesimpulan anda bila pada larutan 0 (control) ada kacang hijau yang mati?
Jawab : Apabila pada larutan control terdapat kacang hijau yang mati, maka dapat
disimpulkan bahwa benih kacang hijau tersebut kurang berkualitas / mandul.
3) Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup dengan kertas
timah?
Jawab : Kertas timah berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang
masuk. Karena intensitas cahaya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang
hijau, apabila kacang hijau ditempatkan pada tempat terlalu terang maka kacang
hijau akan lama tumbuh dan jika tumbuh, warnanya menjadi merah sehingga
berkualitas tidak baik.
H. PEMBAHASAN
Pencemaran lingkungan dapat disebabkan oleh alam itu sendiri dan kegiatan
manusia. Salah satu zat pencemaran yang digunakan sehari – hari adalah deterjen serbuk.
Deterjen merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mencuci pakaian. Kebiasaan
buruk setelah mencuci, air deterjen dibuang begitu saja sehingga dapat mencemari
lingkungan sekitar pembuangan. Hal tersebut tentunya berpengaruh pada air dan tanah
disekitar lingkungan pembuangan yang akan berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup.
Berdasarkan percobaan, pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau
dibuktikan dengan rata – rata panjang kecambah. Dapat dilihat pada grafik pertumbuhan
kecambah kacang hijau, konsentrasi larutan deterjen tertinggi yaitu konsentrasi 100%
memiliki hasil pertumbuhan kecambah yang paling rendah, sedangkan semakin rendah
konsentrasinya, pertumbuhan kecambahnya semakin meningkat. Jika dibandingkan
dengan larutan control (tanpa deterjen) menunjukkan pertumbuhan kecambah yang
tertinggi yaitu dengan rata – rata 24,7 mm.
Salah satu faktor perkecambahan yang memepengaruhi percobaan ini adalah air.
Air merupakan salah satu faktor luar yang sangat penting dalam perkecambahan, karena
penyerapan air merupakan tahap awal perkecambahan biii. Air berperan penting untuk
mengaktifkan sel-sel yang bersifat embrionik di dalam biji, melunakkan kulit biji dan
menyebabkan mengembangnya embrio dan endosperm, fasilitas untuk masuknya oksigen
ke dalam biji, mengencerkan protoplasma dan media angkutan makanan dari endosperm
atau kotiledon ke daerah titik-titik tumbuh. Dengan demikian, pencemaran air berdampak
negative bagi proses perkecambahan tanaman. Hal tersebut dipengaruhi oleh kandungan
yang terdapat di dalam detergen yang dapat menurunkan proses pelarutan oksigen dalam
air. Sehingga, semakin banyak kandungan detergen dalam larutan, maka akan semakin
menghambat proses perkecambahan biji kacang hijau. Hal ini sesuai dengan data yang
kami peroleh pada grafik 1, bahwa perkecambahan biji kacang hijau akan semakin
lambat apabila larutan deterjen yang digunakan semakin tinggi konsentrasinya. Berbeda
halnya dengan perlakuan kontrol yang tidak terdapat deterjen didalamnya, maka proses
perkecambahan menunjukkan pertumbuhan yang terus meningkat. Hal ini dapat dilihat
dari panjang akar biji kacang hijau yang telah tumbuh. Pada perlakuan kontrol tidak
terdapat pencemaran air, sehingga proses perkecambahan berjalan dengan baik, karena
tidak terdapat adanya hambatan.
Hasil praktiktum tersebut menunjukkan bahwa deterjen mempengaruhi
pertumbuhan kecambah kacang hijau. Bahan kimia yang terkandung dalam deterjen
menghambat proses pertumbuhan kacang hijau. Tentunya hal ini membuktikan bahwa
pencemaran yang diakibatkan deterjen mempengaruhi kesehatan lingkungan dan
ekosistem yang ada. Pencemaran ini perlu ditangani dengan serius supaya tidak
menyebabkan kerusakan lingkungan menjadi lebih parah.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa pencemaran lingkungan
menyebabkan kerusakan lingkungan dan ekosistem yang ada.
J. DAFTAR PUSTAKA
https://rayiheristyaraelf.wordpress.com/2012/12/19/laporan-percobaan-pengaruh-
deterjen- terhadap-pertumbuhan-kacang-hijau/ diakses pada hari Rabu, 13 April 2022
pukul 08.10 WIB.
https://www.ilmiahku.com/2019/05/Laporan-Praktikum-Pengaruh-Deterjen-Terhadap-
Perkecambahan.html diakses pada hari Senin, 13 April 2022 pukul 20.00 WIB.
Darmono. (2001). Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungannya dengan
Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Rumanta, Maman, dkk.2021. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka Palar, Heryando.1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta :
Rhineka Cipta
K. KESULITAN YANG DIALAMI
Pada praktikum ini kami hanya sedikit menemui kesulitan dalam memberkan perlakuan,
dibutuhkan ketelitian.

L. FOTO PRAKTIKUM

Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


Membuat larutan 100 % dengan mencampur 1 gram deterjen dan air 1000 ml

7 buah gelas berisi larutan deterjen dengan konsentrasi 100% sampai 3,1% dan kontrol yang diisi
dengan 10 kacang hijau

Sampel perkecambahan pada larutan detergen 12,5% setelah 48 jam

Sampel perkecambahan pada larutan kontrol detergen setelah 48 jam

Anda mungkin juga menyukai