Anda di halaman 1dari 4

1.

Pertanyaan :

1. Menurut analisis saudara, apakah pak Tukijan dkk dapat mengajukan permohonan kepailitan atas
Developer, PT. Ahsani Properindo ke Pengadilan Niaga karena tidak memenuhi janjinya ?

Menurut analisis saya pak tukijan dkk boleh atau dapat mengajukan Permohonan Pailit terhadap
Developer PT. Ahsani Properindo ke Pengadilan Niaga karena mereka juga adalah sebagai para
kreditor dari Developer. Hal ini secara tegas ditetapkan dalam Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang
Kepailitan, yang menyatakan bahwa Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena
perjanjian atau Undang-Undang yang dapat ditagih di muka pengadilan.

2. Berikan analisis saudara, bila permohonan kepailitan pak Tukijan dkk dikabulkan oleh pengadilan
niaga, apakah pak Tukijan dkk sebagai kreditur pemesan perumahan dapat dikatakan sebagai
kreditur separatis ?

analisis saya, bila permohonan kepailitan pak Tukijan dkk dikabulkan oleh pengadilan niaga, maka
pak Tukijan dkk sebagai kreditur pemesan perumahan tidak dapat dikatakan sebagai kreditur
separatis karena Kreditor separatis adalah Kreditor yang memiliki jaminan utang kebendaan (hak
jaminan), seperti pemegang Hak Tanggungan, Hipotek, gadai, Jaminan Fidusia dan lain-lain (Pasal 55
UU No. 37 Tahun 2004). Sementara pak tukijan dkk adalah konsumen atau pembeli dengan cara
memesan.

3. Berikan analisis saudara, apakah PT. Ahsani Properindo dapat mengajukan permohonan PKPU ?
analisis saya, maka PT. Ahsani Properindo memungkinkan dapat mengajukan permohonan PKPU
karena berdasarkan Pasal 222 ayat (1) UU Kepailitan dan PKPU memungkinkan permohonan PKPU
diajukan oleh Debitor (orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau undang-undang yang
pelunasannya dapat ditagih di muka pengadilan) yang mempunyai lebih dari 1 (satu) Kreditor, ATAU
diajukan oleh Kreditor (orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau undang-undang yang
pelunasannya dapat ditagih di muka pengadilan.

2. Pertanyaan :

1. Berikan penjelasan dan analisis saudara mengenai kewenangan Yayasan dalam mendirikan badan
usaha yang sifatnya mencari untung ?

penjelasan dan analisis saya mengenai kewenangan Yayasan dalam mendirikan badan usaha yang
sifatnya mencari untung adalah organisasi maupun komunitas yang didirikan dengan tujuan
kemanusiaan maupun sosial tidak boleh digunakan sebagai wadah untuk mencari keuntungan,
Meski demikian, apakah ini berarti yayasan tidak boleh mencari keuntungan sama sekali? Tidak juga.
Yayasan tetap dapat mencari keuntungan, hanya saja hal ini ditujukan untuk menunjang pencapaian
maksud dan tujuan pendirian yayasan, dengan cara melakukan kegiatan usaha dan/atau ikut serta
dalam suatu badan usaha.

Secara etika, organisasi maupun komunitas yang didirikan dengan tujuan kemanusiaan maupun
sosial tidak boleh digunakan sebagai wadah untuk mencari keuntungan. Sama halnya dengan
yayasan, dalam UU No. 16 Tahun 2001 dijelaskan bahwa yayasan tidak boleh didirikan dengan
tujuan untuk mencari keuntungan.
Mengenai kewenangan Yayasan membuat badan usaha diatur juga dalam Pasal 7 dan 8 Undang-
Undang ini yang menyatakan: - Pasal 7 : (1) Yayasan dapat mendirikan badan usaha yang
kegiatannya sesuai dengan maksud dan tujuan Yayasan.

2. Berikan penjelasan saudara, bisakah CV berubah menjadi yayasan?

Tidak bisa, karena Perlu dipahami bahwa PT merupakan badan usaha yang berbadan hukum,
sedangkan CV tidak berbadan hukum. Oleh karena itu, dapat disimpulkan PT dapat mendirikan
yayasan, akan tetapi CV yang merupakan badan usaha bukan berbadan hukum tidak bisa.

3. Bolehkah Organ Yayasan menjadi pemegang saham atau karyawan dari badan usaha yang
didirikan Yayasan?

Tidak diperbolehkan, karena Yayasan tidak mempunyai anggota karena yayasan tidak terdiri dari
sekutu-sekutu seperti CV atau pemegang saham dalam Perseroan Terbatas atau badan usaha lain
yang digerakkan oleh anggota-anggotanya. Selayaknya suatu badan hukum, yayasan mempunyai
kekayaan tertentu yang terpisah dari harta pendirinya.

mengenai larangan untuk menjadi karyawan bagi Pengurus, Pembina, dan Pengawas Yayasan dalam
PT yang didirikan oleh Yayasan, mengutip artikel Karyawan Diangkat Jadi Direksi¸ intinya Direksi PT
bukanlah termasuk karyawan PT. Karyawan PT adalah pekerja yang bekerja di PT berdasarkan
perjanjian kerja sedangkan Direksi bekerja di PT berdasarkan penunjukan Rapat Umum Pemegang
Saham, sehingga memiliki perbedaan sifat hubungan hukum. Oleh karena itu, karena karyawan
bukanlah Direksi maka menjadi karyawan PT bagi Pembina, Pengurus, atau Pengawas Yayasan yang
mendirikan PT adalah tidak dilarang.

3. Pertanyaan :

1. Berikan analisis saudara bagaimanakah sistem pendaftaran merek yang dianut di dalam peraturan
perundang-undangan Indonesia ?

analisis saya sistem pendaftaran merek yang dianut di dalam peraturan perundang-undangan
Indonesia adalah sistem pendaftaran deklaratif yang biasa juga disebut sistem pasif, memberikan
asumsi bahwa pihak yang Mereknya terdaftar adalah pihak yang berhak atas Merek terdaftar
tersebut sebagai pemakai pertama. Juga sesuai dengan Pasal 10 UU No. 21 Tahun 1961 tentang
Merek. Sistem pendaftaran deklaratif juga suatu sistem dimana yang memperoleh perlindungan
hukum adalah pemakai pertama dari merek yang bersangkutan, tetapi menimbulkan ketidakpastian
hukum, sebab pendaftaran suatu merek sewaktu-waktu dapat dibatalkan apabila ada pihak lain yang
dapat membuktikan sebagai pemilik pertama.

Sistem pendaftaran deklaratif ini dianut dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961 tentang
Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan. Dengan perkataan lain, bukan pendaftaran yang
menciptakan suatu hak atas merek, tetapi sebaliknya pemakaian pertama di Indonesialah yang
menciptakan atau menimbulkan hak itu.

2. Berikan analisis saudara bagaimanakah sifat perlindungan hukum terhadap pendaftar merek di
dalam peraturan perundang-undangan Indonesia ?
analisis saya sifat perlindungan hukum terhadap pendaftar merek di dalam peraturan perundang-
undangan Indonesia yaitu sangat dilindungi karena Merek yang sah atau merek yang terdaftar harus
dilindungi Negara melalui UU No. 15 tahun 2001 dari pihak-pihak yang merugikan. Bentuk
perlindungan represif jika terjadi pelanggaran terhadap merek yang terdaftar diatur dalam Pasal 90
sampai dengan Pasal 95 UU No 15 Tahun 2001.

3. Berikan analisis dan penjelasan saudara usaha apakah yang harus dilakukan bila suatu merek
sudah terlanjur didaftarkan oleh pihak lain tanpa ijin ?

analisis dan penjelasan saya usaha yang harus dilakukan bila suatu merek sudah terlanjur
didaftarkan oleh pihak lain tanpa ijin yaitu Jika pemilik merek merasa hak nya dilanggar, pemilik
merek bisa melakukan gugatan perdata, aduan pidana atau alternatif penyelesaian lainnya.
Sebaiknya penyelesaian di luar pengadilan lebih didahulukan.

Karena Merek adalah unsur penting dalam sebuah bisnis. Merek berfungsi sebagai pembeda barang
atau jasa yang diproduksi atau dijual. Namun, semakin terkenal sebuah merek, semakin berpotensi
juga akan ditiru atau dibajak lalu digunakan orang lain tanpa izin atau lisensi. Tindakan demikian
merupakan pelanggaran merek. Jika merek anda ditiru atau dibajak lalu digunakan orang lain tanpa
izin atau lisensi, menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2006 tentang Merek dan Indikasi
Geografis (UU Merek), pemilik merek dapat melakukan 3 hal yaitu gugatan perdata, pengaduan
pidana, atau alternatif penyelesaian sengketa.

4. Pertanyaan :

1. Berikan analisis dan penjelasan saudara mengenai hubungan antara kepailitan dan PKPU ?

analisis dan penjelasan saya mengenai hubungan antara kepailitan dan PKPU yaitu seperti masalah
dan solusi yang mana takkan ada masalah tanpa solusi dan solusi tanpa masalah, bahwa dalam
kepailitan, harta debitur akan digunakan untuk membayar semua utang-utangnya yang sudah
dicocokkan, sedangkan dalam PKPU, harta debitur akan dikelola sehingga menghasilkan dan dapat
digunakan untuk membayar utang-utang debitur. Pailit merupakan sebuah keadaan dimana seorang
debitor tidak mampu membayar utang hingga melewati jatuh tempo. Sedangkan PKPU adalah upaya
perdamaian yang ditawarkan debitor untuk menyelesaikan utang-utang tersebut agar tidak
dinyatakan pailit.

2. Berikan analisis dan penjelasan saudara beberapa perbedaan mendasar antara kepailitan dan
PKPU ?

analisis dan penjelasan saya beberapa perbedaan mendasar antara kepailitan dan PKPU yaitu
kepailitan adalah masalah dan PKPU adalah solusi, kepailitan merupakan sebuah keadaan dimana
seorang debitor tidak mampu membayar utang hingga melewati jatuh tempo. Sedangkan PKPU
adalah upaya perdamaian yang ditawarkan debitor untuk menyelesaikan utang-utang tersebut agar
tidak dinyatakan pailit.

3. Berikan analisis dan penjelasan saudara mengenai perbedaan rencana perdamaian dalam PKPU
dan rencana perdamaian dalam kepailitan ?
analisis dan penjelasan saya mengenai perbedaan rencana perdamaian dalam PKPU dan rencana
perdamaian dalam kepailitan yaitu Perdamaian dalam kepailitan lebih mengarah pada proses
penyelesaian utang-utang debitur melalui pemberesan harta pailit sedangkan perdamaian dalam
PKPU lebih ditekankan pada rencana penawaran pembayaran atau melakukan restrukturisasi
pembayaran utang.

Anda mungkin juga menyukai