Disusun Oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
SALATIGA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu hidup berdampingan, tidak dapat berdiri
sendiri, dan membutuhkan orang lain. Sebagai makhluk sosial individu seharusnya menerapkan
budaya saling menolong. Pertolongan ini dapat diberikan kepada individu yang sedang
membutuhkan walaupun tidak saling mengenal satu sama lain. Tidak hanya di jalan, di
lingkungan sekitar pun, individu harus lebih peduli dan peka agar dapat diterima dengan baik
oleh masyarakat. Hal inilah yang sering disebut dengan perilaku prososial.
Perilaku prososial adalah perilaku menolong orang tanpa melihat keuntungan baik dari
yang ditolong maupun yang memberi pertolongan, dan mungkin akan mengakibatkan suatu
resiko bagi yang menolong (Baron & Byrne, 2005). Resiko yang didapatkan penolong berupa
hilangnya waktu, tenaga, material dan sebagainya. Dalam hal tersebut individu
mempertimbangkan sikap mereka untuk menolong atau hanya menjadi penonton. Perilaku
prososial sendiri bisa muncul karena ada dua faktor kemungkinan menurut Basti (2007), yang
pertama adalah faktor internal yang meliputi suasana hati, kemampuan, dan kepribadian.
Sedangkan faktor eksternal berupa nilai budaya, peran gender, keluarga dan karakteristik
situasional.
Budaya turut mempengaruhi individu untuk melakukan perilaku prososial menurut Chen
(2018) ia menyatakan bahwa nilai-nilai budaya sosial dan pengendalian diri yang diberikan
secara turun temurun memberikan dasar bagi orang dewasa dan anak-anak untuk membentuk
perilaku mereka. Setiap budaya akan memiliki nilai nilai yang sudah dianut sesuai dengan
kebudayaan masing masing.
Lestari (2016) mengungkapkan bahwa nilai nilai budaya jawa yang sangat menonjol
adalah (1) tulung tinulung yang artinya tolong menolong; (2) sopan santun kepada orang lain; (3)
eling lan waspodo yang berarti kita harus mengingat siapa kita dan terus berhati hati (4) sareh
narimo perilaku sabar, iklas menerima segala hal; (5) andhap ashor yang berarti tetap bersikap
merendah dan tidak bersikap sombong; (6) kerukunan damai dan tidak bertengkar.
Dalam setiap budaya selalu mengajarkan nilai-nilai tertentu, demikian juga pada budaya
Jawa. Nilai-nilai yang diajarkan misalnya kerukunan, jujur, hormat, tepo sliro, sopan santun,
eling lan waspodo, sabar sareh narimo, tulung tinulung/tolong menolong, andhap asor, prasojo
dan sebagainya. Nilai- nilai yang dimiliki oleh masyarakat akan termanifestasi dalam bentuk
perilaku riil karena nilai akan memberi arah seseorang dalam berperilaku dan mengambil
keputusan.
Salah satu ciri nilai masyarakat Jawa yang menonjol adalah tulung tinulung/tolong
menolong. Tulung tinulung atau tolong menolong juga dikenal dengan istilah prososial. Lim
(2007) menjabarkan nilai prososial sebagai perasaan, tanggung jawab dan perhatian seseorang
terhadap kesejahteraan orang lain serta menitikberatkan adanya kerjasama dan pengabdian
kepada orang lain. Nilai prososial ini memiliki karakteristik antara lain adanya sharing, caring,
teamwork, perhatian dan tanggung jawab terhadap orang lain. Sementara Jackson dan Tisak
(2001) menyatakan bahwa aspek nilai prososial adalah helping, sharing, cooperating,
comforting. Nilai yang dimiliki oleh seseorang dapat diperoleh dan berkembang karena pengaruh
kebudayaan, masyarakat dan kepribadiannya (Suseno, 1996). Berdasarkan beberapa penelitian
ditemukan bahwa faktor internal yang mempengaruhi prososial adalah kepribadian (Baron &
Byrne, 2005; Taylor, dkk., 2006).
Indonesia terbentang luas dari sabang hingga merauke dan mempunyai budaya yang
begitu beragam, dari ras, suku, adat istiadat, kebiasaan, warna kulit, bahasa dan lain sebagainya.
Dari perbedaan tersebut menimbulkan persepsi yang berbeda beda dari tiap individu terhadap
etnis tertentu. Menurut Sarliton W. Sarwono (2009) Persepsi adalah proses perolehan,
penafsiran, pemilihan, dan peraturan informasi indrawi. Sedangkan menurut Philip Khotler
(2000) Persepsi
merupakan proses yang digunakan individu untuk memilih, mengorganisasi dan menginterpretasi
masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang mempunyai arti.
Dari persepsi yang terorganisasi di dalam otak kita akan menimbulkan adanya prasangka.
Prasangka merupakan persepsi yang bersifat bias. Prasangka merupakan suatu evaluasi negatif
seseorang atau sekelompok orang terhadap orang atau kelompok lain, semata-mata karena orang
atau orang-orang itu merupakan anggota kelompok lain yang berbeda (outgroup) dari
kelompoknya sendiri (ingroup). Hal tersebut kemudian menyebabkan individu melakukan bias
dalam memandang outgroup sehingga muncul stereotip terhadap kelompok outgroup (Sarwono,
2007, h.18).
Dalam hal ini budaya adalah salah satu faktor yang mempengaruhi manusia dalam
melakukan tindakan prososial. Indonesia merupakan negara majemuk dengan kemajemukannya
dapat dilihat secara fisik dengan banyaknya pulau yang berjumlah lebih dari 17.000 pulau. Pulau
tersebut dihuni oleh berbagai macam suku bangsa atau etnis. Di Salatiga khususnya di
Universitas Kristen Satya Wacana memiliki kemajemukan budaya yang cukup besar. Mahasiswa
UKSW datang dari seluruh penjuru tanah air, dengan berbagai latar belakang baik agama, suku,
ras, wilayah, dan budaya yang berbeda-beda.
III. Tujuan
● Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan
dan pengembangan dalam psikologi, khususnya psikologi sosial. Selain itu dapat juga
memperkaya pengetahuan hasil-hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dan
dapat juga menjadi bahan tambahan untuk penelitian selanjutnya.
● Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai tambahan informasi yang dapat
menambah dan mengembangkan wawasan peneliti, terutama yang berhubungan dengan
tingkat empati terhadap perilaku prososial.
BAB II
LANDASAN TEORI
Persepsi, sikap, prasangka, dan perilaku saling berinteraksi dan saling mempengaruhi
satu dengan yang lain. Prasangka adalah sikap yang terbentuk dan berawal dari persepsi. Jadi,
prasangka sangat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek. Yang selanjutnya akan
mempengaruhi seseorang dalam bersikap dan berperilaku terhadap sesuatu yang ada di
lingkungannya.
BAB III
METODE PENELITIAN
Subjek yang akan diambil adalah mahasiswa yang berasal dari etnis Jawa di
tempat eksperimen dilakukan, yaitu di student center Universitas Kristen Satya
Wacana (UKSW).
Penelitian menggunakan one group pretest dimana terdapat satu kelompok yang akan
diberikan pretest. Pretest akan diberikan sebelum perlakuan yang bertujuan untuk melihat
ekspektasi atau prasangka bagaimana etnis Jawa ke etnis Papua yang dilihat dari perilaku
prososial. Setelah diberikan pretest dalam bentuk kuesioner/angket maka selang beberapa
menit maka akan dilakukannya eksperimen sosial. Eksperimen sosial tersebut berupa
mahasiswa yang berasal dari etnis Papua akan berjalan sembari memegang beberapa buku,
tas, hp, dan peralatan kuliah lainnya dengan langkah kaki agak cepat dan nafas yang tergesa-
gesa menuju ke satu sisi seberang student center (SC) UKSW. Saat berada di tengah
keramaian maka mahasiswa tersebut akan dengan sengaja terjatuh di depan beberapa orang
yang mempunyai latar belakang etnis Jawa. Dari peristiwa tersebut akan dilihat apakah
mahasiswa/i etnis Jawa akan menolong mahasiswa yang terjatuh atau hanya sebatas melihat.
- Validitas Internal
Peneliti menggunakan riwayat retroaktif/retroactive history yaitu dengan adanya kejadian
yang terjadi di tengah-tengah penelitian eksperimen yang berupa saat dilakukannya
eksperimen adanya mahasiswa/i bersuku Jawa yang sudah berteman lama dan sementara
duduk bersama dengan mahasiswa/i bersuku Papua maka akan berpengaruh terhadap
prasangka dan perilaku prososial yang nanti akan dilakukan.
Cara mengontrol dalam kasus ini adalah subjek yang ikut dalam eksperimen dicari yang
tidak sedang bersama (nongkrong bersama) mahasiswa/i suku Papua.
- Validitas Eksternal
Peneliti menggunakan validitas ekologis yang berupa hawthorne effect yaitu jika subjek
menyadari bahwa ia sedang diteliti sehingga menampilkan tingkah laku tertentu dan akan
adanya bias maka hal ini dapat dikontrol dengan single-blind procedure yaitu dengan
cara membatasi pengetahuan subjek mengenai perilaku yang diberikan (subjek penelitian
tidak mengetahui bahwa ia sedang diteliti).
7. Alat Ukur
Skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang digunakan
untuk mengukur atribut psikologis tertentu dalam sebuah kontinum yang terdiri atas beberapa
respon (Supratiknya, 2004).
Skala perilaku prososial dalam penelitian ini disusun dengan empat respon jawaban yang
tersedia antara lain Sangat Tidak Sesuai (STS); Tidak Sesuai (TS); Sesuai (S); dan Sangat Sesuai
(SS). Peneliti menggunakan empat pilihan respon jawaban untuk menghindari jawaban netral
dan responden. Pernyataan-pernyataan dalam skala dibagi dalam dua kategori yaitu favorable
yaitu pernyataan yang menunjukkan sikap positif terhadap objek terkait dan unfavorable yaitu
pernyataan yang menunjukkan sikap negatif terhadap objek terkait. Berikut merupakan skor
skala Likert pada skala perilaku prososial.
Sesuai (S) 3 2
SKALA 1
Jumlah 30 59
SKALA 2
No. Variabel Aspek Indikator
IDENTITAS SUBJEK
NAMA/INISIAL : ............................................
USIA : ............................................
PETUNJUK PENGISIAN
Pada skala ini terdapat beberapa pernyataan yang harus diisi dengan lengkap, bacalah setiap
pernyataan dengan teliti untuk dapat mengisinya sesuai dengan keadaan diri saudara/i. Anda
diminta untuk mengisi salah satu dari beberapa pilihan jawaban yang paling sesuai dengan
keadaan diri anda dengan memberi tanda centang (√) pada kolom jawaban yang sesuai dengan
pilihan anda. Pilihan jawaban yang tersedia antara lain :
Contoh mengerjakan :
Apabila anda ingin mengganti jawaban yang telah anda berikan sebelumnya, coret tanda
centang (✓) sebelumnya dengan dua garis (=), dan berikan tanda centang pada pilihan yang
menurut anda sesuai.
Contoh mengerjakan :
Dalam skala ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, diharapkan anda mengisi semua
nomor tanpa ada yang terlewatkan. Kami sangat meminta kesediaan anda untuk mengisi angket
yang telah disediakan dan kami sangat berterimakasih atas waktu yang telah anda luangkan.
-Selamat Mengerjakan-