1
DISUSUN OLEH :
Nabila Salwa Fadhilah (20210410105)
PRODI MANAJEMEN
1. Pengertian
Murabahah merupakan akad jual beli suatu barang dimana penjual
memberitahukan harga jual suatu barang yang terdiri atas harga pokok dan jumlah
keuntungan yang kemudian di setujui oleh pihak pembeli. Karakteristik murabahah
adalah bahwa penjual harus memberitahu pembeli mengenai harga pembelian produk
dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.
Menurut beberapa ahli, terdapat beberapa pengertian murabahah yaitu:
a. Wiroso, mendefinisikan murabahah oleh para fuqaha sebagai penjualan
barang sehingga biaya harga pokok (cost) barang tersebut ditambah mark-
up/keuntungan yang disepakati.
b. Menurut Kasmir, Bai’ Al-murabahah merupakan kegiatan jual beli barang
dengan harga pokok dan ditambah dengan keuntungan yang disepakati.
Sehingga harus terlebih dulu memberitahukan harga pokok suatu barang
ditambah keuntungan yang diinginkan.
c. Menurut Muhammad Syafi’i Antonio, Bai’ Al-murabahah adalah jual beli
barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.
d. Menurut Ibnu Qudamah dalam bukunya Mughni mendefinisikan
murabahah dengan menjual barang pada harga asal ditambah dengan
margin keuntungan yang telah disepakati.
e. Sedangkan menurut Irma Devita Purnamasari, murabahah adalah skema
pembiayaan dengan menggunakan metode transaksi jual beli biasa. Dalam
skema murabahah, Bank membeli barang dari produsen, kemudian
menjualnya kembali ke nasabah ditambahkan dengan keuntungan yang
disepakati oleh Bank dan nasabah.
2
Dalam akad murabahah, penjual (dalam hal ini adalah bank) harus memberi
tahu harga poduk yang dibeli dan menentukan tingkat keuntungan sebagai
tambahannya. Saat ini, produk inilah yang paling banyak digunakan oleh bank
Syariah karena paling mudah dalam implementasinya dibandingkan dengan produk
pembiayaan lainnya.
2. PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI
3
Rukun dan Syarat Murabahah Adapun rukun-rukun murabahah adalah sebagai
berikut:
a. Ba’iu (penjual)
b. Musytari (pembeli)
c. Mabi’ (barang yang diperjualbelikan)
d. Tsaman (harga barang)
e. Ijab Qabul (pernyataan serah terima)
a. Syarat yang berakad (ba’iu dan musytari) cakap hukum dan tidak dalam keadaan
terpaksa.
b. Barang yang diperjual belikan (mabi’) tidak termasuk barang yang haram dan
jenis maupun jumlahnya jelas.
c. Harga barang (tsaman) harus dinyatakan secara transparan (harga pokok dan
komponen keuntungan) dan cara pembayarannya disebutkan dengan jelas.
d. Pernyataan serah terima (ijab qabul) harus jelas dengan menyebutkan secara
spesifik pihak-pihak yang berakad.
Kaidah-kaidah dalam Murabahah Adapun kaidah-kaidah yang harus
diperhatian dalam melakukan jual beli murabahah:
a. Ia harus digunakan untuk barang-barang yang halal.
b. Biaya aktual dari barang yang akan diperjual belikan harus diketahui oleh
pembeli.
c. Harus ada kesepakatan dari kedua belah pihak (pembeli dan penjual) atas harga
jual yang termasuk di dalamnya harga pokok penjualan (cost of good sold) dan
margin keuntungan.
d. Jika ada perselisihan atas harga pokok penjualan, pembeli mempunyai hak untuk
menghentikan dan membatalkan perjanjian.
e. Jika barang yang akan dijual tersebut dibeli dari pihak ketiga, maka perjanjian
jual-beli yang dengan pihak pertama tersebut harus sah menurut syariah.
f. Murabahah memegang kedudukan kunci nomor dua setelah prinsip bagi hasil
dalam bank Islam, ia akan dapat diterapkan dalam: Pembiayaan pengadaan barang
dan Pembiayaan pengeluaran Letter of Credit L/C. g.
4
Murabahah akan lebih berguna sekali bagi seseorang yang membutuhkan
barang secara mendesak tetapi kekurangan dana pada saat itu ia kekurangan likuiditas.
Ia meminta pada bank agar membiayai pembelian barang tersebut dan bersedia
menebusnya saat diterima. Harga jual pada pemasanan adalah harga beli pokok plus
margin keuntungan yang telah disepakati. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diingikan
kedua belah pihak harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah disepakati
bersama. Bank : Harus mendatangkan barang yang benar-benar memenuhi pesanan
nasabah baik jenis, kualitas atau sifat-sifat yang lainnya. Pemesan : Apabila barang
telah memenuhi ketentuan dan ia menolak untuk menebusnya maka bank berhak
untuk menuntutnya secara hukum. Hal ini merupakan konsesus para yuris muslim
karena peranan telah dianalogikan dengan dhimmah (hutang) yang harus ditunaikan.
SOAL
Artinya :
” Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas
5
dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu. “
Artinya :
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata
bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia
berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya.”
Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji. Hewan ternak dihalalkan
bagimu, kecuali yang akan disebutkan kepadamu, dengan tidak menghalalkan berburu
ketika kamu sedang berihram (haji atau umrah). Sesungguhnya Allah menetapkan
hukum sesuai dengan yang Dia kehendaki.”
Artinya :
6
“Dan jika (orang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai
dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu,
jika kamu mengetahui
C. Gambarkan skema murobahah sesuai yang anda pahami dari semua sumber bacaan
tersebut?
Terdapat 3 pihak yang telibat dalam transaksi diatas yaitu pemesan (nasabah), penjual
barang, dan lembaga keuangan. Kemudian ada 2 akad transaksi yang di lakukan yaitu
akad jual beli antara nasabah dengan lembaga keuangan dan akad jual beli antara
lembaga keuangan dengan penjual barang. Dari skema diatas, tahapan transaksi yang
dilakukan bank dalam murabahah nya adalah :
1. Nasabah mngajukan permohonan untuk mengadakan barang dan pihak bank akan
melakukan observasi mengenai kelayakan nasabah.
2. Jika permohonan nasabah diterima, bank akan melakukan transaksi jual beli kredit
dengan nasabah. Nasabah bayar DP, selebihnya akan dibyar dengan cara cicil selama
rentang waktu yang ditetapkan bank.
3. Bank membeli barang ke dealer secara tunai agar langsung diantar ke nasabah.
4. Setelah barang dikirim, nasabah berkewajiban membayar cicilan kepada bank.
5. Bank mendapat keuntungan dari selisih antara harga dealer dengan nasabah.
7
Daftar Pustaka
(2018 , Oktober ). Retrieved from http://etheses.iainkediri.ac.id/29/3/7.%20BAB%20II.pdf
Indonesia, T. P. (2003 ). konsep, produk, dan implementasi operasional bank syariah .
Jakarta .
NISP, R. O. (2021, Juli 12). Retrieved from
https://www.ocbcnisp.com/en/article/2021/07/12/murabahah-adalah
Rianto, M. N. (2015 ). UII press Yogyakarta .
Sejahtera, N. (n.d.). Universitas Islam Negeri Walisongo . Retrieved from
http://eprints.walisongo.ac.id/3101/3/62311005_Bab2.pdf