Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGGUNAAN HURUF KAPITAL, MIRING, DAN CETAK TEBAL

DOSEN PENGAMPU :
DRS. SUPRIYADI, M. PD. MPK

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3


1. ADJI SUGARA (01021182126020)
2. LUTVI INDAH SAFITRI (01021182126002)
3. MIFTAHUL JANNAH (01021182126013)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Penggunaan Huruf Kapital, Miring, dan Cetak Tebal"
dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang manusia penggunaan huruf kapital, miring, dan cetak tebal
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Supriyadi, M. Pd. Mpk selaku dosen
Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 04 Februari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 1
PENDAHULUAN 1
LATAR BELAKANG 1
RUMUSAN MASALAH 1
TUJUAN 1
BAB II 2
PEMBAHASAN 2
Huruf Kapital 2
Huruf Miring 6
Huruf Cetak Tebal 6
BAB III 8
PENUTUP 8
KESIMPULAN 8
DAFTAR PUSTAKA 9

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penggunaan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah menjadi tanggung jawab kita
sebagai anak bangsa yang sangat peduli akan jiwa nasionalisme. Penggunaan huruf kapital, huruf
miring dan tebal kajian yang sangat penting untuk dibahas guna menghindari banyak kesalahan
penggunaan dalam kaidah Bahasa Indonesia.
Menjadi begitu sangat penting kita membahas tentang kaidah - kaidah Bahasa Indonesia,
karena tentu saja hal ini tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang sering kali
menjumpai banyak kesalahan tentang penempatan dan penggunaan huruf kapital, begitu juga huruf
tebal dan miring. Tentunya kita para mahasiswa sangat perlu mengetahui dan memahaminya dalam
setiap penempatan yang benar dalam setip makalah yang ditugaskan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana penggunaan huruf kapital, huruf miring dan tebal dalam kaidah Bahasa Indonesia
yang baik dan benar?
2. Kapan penggunaan huruf kapital, huruf miring dan tebal yang baik dan benar?
3. Bagaimana contoh-contoh penggunaannya?
4. Bagaiamana contoh penggunaan kaidah tersebut yang salah dalam kaidah Bahasa Indonesia
yang baik dan benar?

C. TUJUAN

1. Dapat memahami kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.


2. Dapat mengetahui dan menguasai penggunaan dan penempatan huruf kapital, huruf miring
dan tebal yang benar.
3. Dapat mengetaui contoh-contoh kekeliruan penempatan kaidah tersebut.
4. Mengetahui dan menguasai pengertian istilh huruf besar atau huruf kapital.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Huruf Kapital

Istilah huruf besar yang digunakan disini bersinonimdengan huruf kapital. Dalam bahasa
Inggris, kedua istilah itu disebut capital letter. Memang, bagi orang tertentu huruf besar bersifat
ambiguitas, mengandung makna taksa atau berarti dua.
Dengan demikian, dapat terjadi seperti di bawah ini. Huruf besar berarti huruf yang besar (big
letter) atau huruf besar berarti huruf kapital (capital letter). Harus kita sadari benar bahwa tidak semua
huruf besar merupakan huruf besar atau kapital. Walaupun berbentuk kecil, suatu huruf dapat juga
merupakan huruf kapital atau huruf besar.
Misalnya :
m,n : memang besar tetapi bukan huruf besar atau huruf kapital
M,N : memang kecil tetapi merupakan huruf besar atau huruf kapital.
Dari penjelasan diatas, dapat kita pahami mengapa beberapa ahli lebih menyetujui penggunaan
istilah huruf kapital dari pada huruf besar.
Berikut ini kita bicarakan pemakaian huruf besar atau huruf kapital dalam bahasa Indonesia.
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya :
Dia menulis.
Apa maksudnya?
Kita harus rajin belajar.
Pekerjaan ini sangat susah.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.


Misalnya :
Adik berkata, “Kapan kita pulang?”
Bapak menasihatkan “Berhati-hatilah, Nak!?”
“Kemarin engkau terlambat,” katanya.

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama
Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti Tuhan.
Misalnya :
Allah, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Qur’an, Weda, Islam,
Kristen.
Tuhan selalu menunjukkan jalan yang benar kepada setiap hamba-Nya

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diakui nama orang.
Misalnya :
Mahaputra, Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang tidak diakui nama orang.

2
Misalnya :
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini ia pergi naik haji.

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diakui
nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau
nama tempat.
Misalnya :
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru,
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara, Gubernur Irian Jaya.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak
diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
Kemaren Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.


Misalnya :
Amir Hamzah, Wida Uliyana, Ninda Sari Hidayah, Rio Rizky Ananda, Cristiano
Ronaldo.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama
jenis atau satuan ukur.
Misalnya :
Mesin diesel, 10 volt. 5 ampere.

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya :
bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang
dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya :
mengindonesiakan kata asing,.
Keingris-ingrisan

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa
sejarah.
Misalnya :
tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, hari Jum’at, hari Galungan, hari
Lebaran, perang Candu, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai
sebagai nama.
Misalnya :
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
Perlombaan senjata membawa resiko pecahnya perang dunia.

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.


Misalnya :
Asia Tenggar, Kediri, Palembang, Bukit Barisan, Danau Toba, Jalan Diponegoro dll.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur
nama diri.
Misalnya :

3
Berlayar ke teluk, mandi di kali, pergi ke arah tenggara.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai
nama jenis.
Misalnya :
garam inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon.

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah
dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Misalnya :
Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat; Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan; Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak; Keputusan Presiden Republik
Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya :
menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara pemerintah dan
rakyat, menurut undang-undang yang berlaku.

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya :
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur kata ulang
sempurna)di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti
di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya :
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.

13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Misalnya :
Dr. doktor
M.A. master of arts
S.E sarjana ekonomi
S.H. sarjana hukum

14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan seperti
bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya :
“Kapan Bapak berangkat?”tanya Harto.
Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”
Besok Paman akan datang.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang
tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya :
Kita harus menghormati bapak dan ibu.

4
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti anda.
Misalnya :
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.

B. Huruf Miring

1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar
yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya :
Majalah Bahasa dan Kesusatraan, buku Negara kertagama karangan Prapanca, surat
kabar Suara Karya

2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya :
Huruf pertama kata abad ialah ia.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Bab ini tidak membicarakan penulis huruf kapital.
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.

3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing
kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya :
Nama ilmiah buah manggis adalah carcinia mangostana.
Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini

Catatan :
Dalam penulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi satu
garis di bawahnya.

C. Huruf Cetak Tebal

1. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menulis judul buku, bab, bagian bab, daftar isi,
daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks dan lampiran.
Misalnya :
Judul : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab : BAB I PENDAHULUAN
Bagian bab : 1.1 Latar Belakang Masalah
1.2.1 Tujuan

2. Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata atau kelompok kata untuk keperluan itu digunakan huruf miring.
Misalnya :
a. Akhiran -i tidak dipenggal pada ujung baris.
Seharusnya : Akhiran -i tidak dipenggal pada ujung baris
b. Saya tidak mengambil bukumu
Seharusnya : Saya tidak mengambil bukumu.

5
3. Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema atau sublema, serta untuk
menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.
Misalnya :
a. Kalah tidak menang, kehilangan atau merugi, tidak lulus, tidak menyamai.
b. Mengalah mengaku kalah
c. mengalah menjadi kalah, menganggap kalah
d. Terkalahkan dapat dikalahkan

Catatan :
Dalam tulisan tangan atau ketik manual, huruf atau kata yang dicetak dengan huruf tebal diberi
garis bawah ganda.

6
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak semua huruf besar adalah huruf kapital. Walaupun
berbentuk kecil, suatu huruf dapat juga merupakan huruf kapital atau huruf besar. Beberapa ahli lebih
menyetujui penggunaan istilah huruf kapital dari pada huruf besar.
Dalam kaidah huruf kapital, huruf miring ataupun huruf tebal mempunyai kaidah
penggunaannya yang baik dan benar sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia dan telah diteragkan secara
gamplang dalam bab sebelumnya.
Dalam tulisan tangan atau ketik manual huruf miring diberi garis bawah, begitu juga pada
tulisan tebal diberi garis bawah ganda.

7
DAFTAR PUSTAKA

Sungguh, As’ad.1998.Ejaan Yang Disempurnakan.Jakarta : Bumi Aksara.


Ali,Lukman. 1997.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan..
Tarigan,Henry Guntur.2009. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia .
Bandung:Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai