DOSEN PENGAMPU :
INDAH SULISDIANI, SH.,M,SI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PONTIANAK
2020
A. PENGERTIAN SISTEM HUKUM
Pengertian sistem menurut Wikipedia adalah suatu kesatuan yang terdiri dari
komponen atau elemen yang dihubungkan secara bersama untuk mengalirkan
informasi secara mudah, baik materi ataupun energi dalam mencapai tujuan.
Berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma).
Sedangkan pengertian dari Hukum itu sendiri hingga saat ini belum ada
kesepahaman dari para ahli mengenai apa itu hukum. Banyak ahli dan sarjana
hukum yang telah mencoba untuk mendefinisikan hukum, namun belum ada satu
orang ahli atau sarjana hukum yang mampu memberikan pengertian hukum itu
dan dapat diterima oleh semua pihak.
Atas ketiadaan definisi hukum yang jelas dan diterima oleh semua pihak ini, tentu
akan menjadi kendala bagi mereka yang ingin mempelajari ilmu hukum. Yang
mana pemahaman awal atas hukum secara umum sangat diperlukan, sebelum
memulai untuk mempelajari apa itu hukum dengan berbagai macam aspeknya.
Namun demikian, jika disimpulkan dari berbagai pengertian tentang hukum yang
dibuat oleh para ahli dan sarjana hukum, pada umumnya hukum adalah segala
peraturan-peraturan dalam mengatur kehidupan bersama dimasyarakat, yang
dalam pelaksanaannya dapat diterapkan sanksi-sanksi sebagai bentuk pemaksaan
atas peraturan-peraturan tersebut agar tercipta rasa keadilan didalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Sistem Hukum yang dianut di Indonesia merupakan perpaduan dari beberapa
sistem hukum. Yakni campuran atau perpaduan dari hukum agama, hukum adat,
dan hukum Eropa terutama Belanda yang dibawa saat menjajah Indonesia.
Warisan sistem hukum Belanda ini telah mengakar sebagai akibat dari lamanya
penjajahan yang dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia, yakni sekitar 350
tahun lamanya.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang telah memiliki budaya atau adat yang
sangat kaya, jauh sebelum Belanda datang menjajah Indonesia.
Hal ini dapat dibuktikan dengan peninggalan atau fakta sejarah yang menyatakan
bahwa di Indonesia dahulu banyak berdiri kerajaan-kerajaan hindu-budha yang
daerah kekuasaannya sangat luas, bahkan sampai pada negeri tetangga seperti
Malaysia.
Sriwijaya, Kutai, Majapahit, dan lain sebagainya adalah beberapa kerajaan yang
dulu pernah berkuasa dan telah meninggalkan warisan-warisan budaya yang
hingga saat ini masih terasa, yang jika dilihat dari sistem hukum di Indonesia,
berupa peraturan-peraturan adat yang hidup dan tetap bertahan hingga saat ini.
Dan hingga saat ini, nilai-nilai hukum adat yang masih melekat dan mengikat
masyarakat Indonesia telah menjadi salah satu sumber hukum di Indonesia.
Selain hukum Eropa yang dibawa oleh Belanda, dan hukum adat peninggalan
nenek moyang bangsa Indonesia, Hukum Agama, terutama Islam juga menjadi
sumber Sistem Hukum di Indonesia yang mana Indonesia sendiri adalah negara
dengan penduduk muslim terbesar didunia.
1. Plato
Hukum merupakan sistem peraturan-peraturan yg teratur dan tersusun baik yang
bersifat mengikat masyarakat.
2. Aristoteles
Hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya mengikat masyarakat
tetapi juga hakim. Undang-undang adalah sesuatu yang berbeda dari bentuk dan
isi konstitusi; karena kedudukan itulah undang-undang mengawasi hakim dalam
melaksanakan jabatannya dalam menghukum orang-orang yang bersalah.
3. Austin
Hukum adalah sebagai peraturan yang diadakan untuk memberi bimbingan
kepada makhluk yang berakal oleh makhluk yang berakal yang berkuasa atasnya
(Friedmann, 1993: 149).
4. Bellfoid
Hukum yang berlaku di suatu masyarakat mengatur tata tertib masyarakat itu
didasarkan atas kekuasaan yang ada pada masyarakat.
5. Mr. E.M. Mayers
Hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan ditinjau
kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat dan yang menjadi pedoman
penguasa-penguasa negara dalam melakukan tugasnya.
6. Ouguit
Hukum adalah tingkah laku para anggota masyarakat, aturan yang daya
penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai
jaminan dari kepentingan bersama terhadap orang yang melanggar peraturan itu.
7. Immanuel Kant
Hukum adalah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak dari orang
yang satu dapat menyesuaikan dengan kehendak bebas dari orang lain memenuhi
peraturan hukum tentang kemerdekaan.
8. Van Kant
Hukum adalah serumpun peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang
diadakan untuk mengatur melindungi kepentingan orang dalam masyarakat.
9. Van Apeldoorn
Hukum adalah gejala sosial, tidak ada masyarakat yang tidak mengenal hukum
maka hukum itu menjadi suatu aspek kebudayaan yaitu agama, kesusilaan, adat
istiadat, dan kebiasaan.
10. S.M. Amir, S.H.
Hukum adalah peraturan, kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma-
norma dan sanksi-sanksi.
11. E. Utrecht
Hukum adalah himpunan petunjuk hidup -perintah dan larangan- yang mengatur
tata tertib dalam suatu masyarakat, dan seharusnya ditaati oleh seluruh anggota
masyarakat yang bersangkutan, oleh karena itu pelanggaran petunjuk hidup
tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh pemerintah atau penguasa itu.
12. M.H. Tirtaamidjata, S.H.
Hukum adalah semua aturan (norma) yang harus dituruti dalam tingkah laku
tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti mengganti
kerugian jika melanggar aturan-aturan itu akan membahayakan diri sendiri atau
harta, umpamanya orang akan kehilangan kemerdekaannya, didenda dan
sebagainya.
13. J.T.C. Sumorangkir, S.H. dan Woerjo Sastropranoto, S.H.
Hukum itu ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan
lingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan-
badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi
berakibat diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman.
a) Hukum Tertulis
Hukum tertulis adalah hukum tertulis adalah hukum yang telah dicantumkan
dalam berbagai peraturan perundang-undangan secara tertulis. Contoh hukum
tertulis adalah UUD 1945, keputusan presiden, KUHP, dan lain-lain.
Ada 2 jenis hukum tertulis yakni hukum tertulis yang dikodifikasikan serta hukum
tertulis yang tidak dikodifikasikan, sebagai berikut :
a) Hukum Undang-Undang
Hukum undang-undang atau disebut sebagai wettenrech, adalah jenis hukum yang
terletak dan tercantum di dalam peraturan perundang-undangan.
b) Hukum Kebiasaan
Hukum kebiasaan atau disebut juga sebagai gewoonte-en adatrech, adalah jenis
hukum yang berlaku di dalam peraturan-peraturan atau kebiasaan adat.
c) Hukum Traktat
Hukum traktat atau disebut juga sebagai tractaten recht, adalah jenis hukum yang
ditetapkan oleh negara-negara melalui suatu perjanjian antar negara atau traktat.
d) Hukum Yurisprudensi
Hukum yurisprudensi atau disebut juga sebagai yurisprudentie recht, adalah jenis
hukum yang muncul karena adanya keputusan hakim, yang menjadi rujukan
hakim selanjutnya dalam memberi putusan dalam pengadilan.
e) Hukum Ilmu
Hukum ilmu atau disebut juga sebagai wetenscaps recht, adalah jenis hukum yang
pada dasarnya berupa ilmu hukum yang terdapat dalam pandangan para ahli
hukum yang terkenal dan sangat berpengaruh.
3. Penggolongan Hukum Berdasarkan Sifatnya
Ada 2 jenis-jenis hukum berdasarkan sifatnya, yakni hukum yang memaksa dan
hukum yang mengatur. Berikut adalah penjelasan penggolongan hukum menurut
sifatnya :
a) Hukum Nasional
Hukum nasional adalah jenis hukum yang berlaku di dalam wilayah negara
tertentu. Hukum nasional harus dilaksanakan oleh warga negara tersebut.
b) Hukum internasional
Hukum internasional adalah jenis hukum yang berguna untuk mengatur hubungan
hukum antar negara di dalam hubungan internasional. Hukum internasional ini
berlaku secara universal, yang berarti dapat berlaku secara keseluruhan terhadap
negara-negara yang mengikatkan diri dalam perjanjian internasional tertentu.
c) Hukum Asing
Hukum asing adalah jenis hukum yang berlakunya di dalam wilayah negara lain
dan tidak berlaku pada negara yang bersangkutan.
a) Hukum Objektif
Hukum objektif adalah jenis hukum yang mengatur tentang hubungan antar dua
orang atau lebih yang berlaku secara umum. Dalam artian, hukum di dalam suatu
negara ini berlaku secara umum dan tidak mengenai terhadap orang atau golongan
tertentu saja.
b) Hukum Subjektif
Hukum subjektif adalah jenis hukum yang muncul dari hukum objektif dan
berlaku terhadap seorang atau lebih. Hukum jenis ini juga sering disebut sebagai
hak.
a) Hukum Material
Hukum material adalah jenis hukum yang mengatur hubungan antara anggota
masyarakat yang berlaku secara umum mengenai hal-hal yang dilarang serta hal-
hal yang dibolehkan untuk dilakukan. Contohnya adalah hukum pidana, hukum
perdata, hukum dagang dan sebagainya.
b) Hukum Formal
Hukum formal adalah jenis hukum yang mengatur tentang bagaimana cara
mempertahankan dan melaksanakan hukum material. Contohnya adalah Hukum
Acara Pidana (KUHAP), Hukum Acara Perdata, dan sebagainya.
Nah itulah referensi penggolongan macam-macam hukum beserta contohnya
berdasarkan banyak faktor dan kriteria, antara lain menurut bentuknya,
sumbernya, wujudnya, tempat berlakunya, waktu berlakunya, sifatnya, isinya, dan
cara mempertahankannya.
Susunan isi, arti, dan esensi nilai-nilai Pancasila dapat dikategorikan ke dalam tiga
lingkup:Umum-universal, yaitu sebagai pangkal tolak penjabarannya dalam
bidang-bidang kenegaraan dan tertib hukum Indonesia, serta penerapannya dalam
berbagai bidang kehidupan.Umum-kolektif, yaitu sebagai pedoman kolektif
negara dan bangsa Indonesia terutama dalam menegakkan tertib hukum
Indonesia.Khusus-kongkrit, dalam artian isi, arti, dan esensi Pancasila dapat
dijabarkan dalam berbagai bidang kehidupan.gts/shi/2010
Pancasila Sebagai Dasar NegaraPancasila sebagai dasar negara amat penting dan
mendasar bagi Indonesia. Pancasila merupakan landasan fundamental bagi
penyelenggaraan negara. Unsur-unsur Pancasila telah dimiliki oleh bangsa
Indonesia sebagai kristalisasi dari asas-asas dalam kebudayaan, nilai-nilai
ketuhanan, yang kemudian diformulasikan oleh para pendiri negara sebagai dasar
negara oleh Panitia Sembilan (asal mula tujuan/kausa finalis), dan selanjutnya
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengesahkan Pancasila sebagai
dasar negara yang sah (asal mula karya/kausa efisien).Kedudukan Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia membawa konsekuensi logis, yakni kekuatan
imperatif atau memaksa secara hukum. Kekuatan imperatif atau memaksa artinya
menuntut warga negara untuk taat dan tunduk kepada Pancasila dan aturan hukum
yang dijiwainya. Pelanggaran terhadap Pancasila dan peraturan-peraturan yang
dijiwainya diikuti dengan sanksi hukum sesuai dengan hukum yang
berlaku.gts/shi/2010
Kaidah Pancasila, Peran dan Fungsi Sumber HukumSumber hukum adalah segala
apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang
bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi
yang tegas dan nyata. Sumber-sumber hukum diklasifikasikan ke dalam dua
kelompok besar, yaitu:Sumber hukum materiil, yaitu sumber hukum yang
menentukan isi suatu norma hukum. Sumber hukum materil dapat ditinjau dari
banyak sudut pandang, misalnya sudut pandang ahli sejarah; sudut pandang ahli
sosiologi; sudut pandang para filsuf; dan sebagainya.Sumber hukum formil, yaitu
sumber hukum ditinjau dari bentuk dan tata cara penyusunannya. Yang termasuk
sumber hukum formil adalah sebagai berikut : Undang-Undang (statute),
Kebiasaan (custom), Keputusan-keputusan Hakim (Jurisprudensi), Traktat
(treaty), dan Pendapat Sarjana Hukum (doktrin)gts/shi/2010
Dalam hukum positif Indonesia, hukum lahir dari berbagai sumber hukum formil
tersebut. Dalam kesatuan integral hukum di Indonesia, menurut Pasal 2 UU No.
10 Tahun 2004, Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum.Fungsi
dan peranan Pancasila sebagai sumber hukum, antara lain, pertama, sebagai
perekat kesatuan hukum nasional, dalam arti Setiap aturan hukum yang mengatur
segi-segi kehidupan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar filsafat, pandangan hidup dan dasar negara. Dan, kedua, sebagai cita-cita
hukum nasional, bermakna bahwa seluruh peraturan yang timbul dan mengatur
kehidupan masyarakat dibentuk untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan
bernegara yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila secara utuh.gts/shi/2010
Dalam hukum positif Indonesia, hukum lahir dari berbagai sumber hukum formil.
Dalam kesatuan integral hukum di Indonesia, menurut Pasal 2 UU No. 10 Tahun
2004, Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum.Fungsi dan peranan
Pancasila sebagai sumber hukum, antara lain, pertama, sebagai perekat kesatuan
hukum nasional, dalam arti Setiap aturan hukum yang mengatur segi-segi
kehidupan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
filsafat, pandangan hidup dan dasar negara. Dan, kedua, sebagai cita-cita hukum
nasional, bermakna bahwa seluruh peraturan yang timbul dan mengatur kehidupan
masyarakat dibentuk untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila secara utuh.gts/shi/2010
Kemudian pada tahun 1917 Pemerintah Hindia Belanda memberi kemungkinan
bagi golongan non Eropa untuk tunduk pada aturan Hukum Perdata dan Hukum
Dagang golongan Eropa melalui apa yang dinamakan "penundukan diri". Dengan
demikian terdapat pluralisme hukum atau tidak ada unifikasi hukum saat itu,
kecuali hukum pidana yaitu pada tahun 1918 dengan memberlakukan WvS (KUH
Pidana) untuk semua golongan. Selain itu badan peradilan dibentuk tidak untuk
semua golongan penduduk. Masing-masing golongan mempunyai badan peradilan
sendiriPada tahun 1942 Pemerintahan Bala Tentara Jepang menguasai Indonesia.
Peraturan penting yang dikeluarkan pemerintah yaitu beberapa peraturan pidana,
kemudian ada Osamu Seirei Nomor 1 Tahun 1942 yang dalam salah satu pasalnya
menentukan badan/lembaga pemerintah serta peraturan yang sudah ada masih
dapat berlaku asalkan tidak bertentangan dengan Pemerintahan Bala Tentara
Jepang. Hal ini penting untuk mencegah kekosongan hukum dalam sistem hukum
di Indonesia pada masa itu.gts/shi/2010
Setelah Presiden Soeharto mundur dari jabatannya pada tahun 1998, Indonesia
memasuki era reformasi yang bermaksud membangun kembali tatanan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pembenahan sistem hukum termasuk agenda penting
reformasi. Langkah awal yang dilakukan yaitu melakukan amandemen atau
perubahan terhadap UUD 1945, karena UUD merupakan hukum dasar yang
menjadi acuan dalam kehidupan bernegara di segala bidang. Setelah itu diadakan
pembenahan dalam pembuatan peraturan perundangan, baik yang mengatur
bidang baru maupun perubahan/penggantian peraturan lama untuk disesuaikan
dengan tujuan reformasi.gts/shi/2010
Ketika Orde Baru berkuasa, politik hukum yang dijalankan Pemerintah yaitu
hukum diarahkan untuk melegitimasi kekuasaan Pemerintah, sebagai sarana untuk
mendukung sektor ekonomi dan sebagai sarana untuk memfasilitasi proses
rekayasa sosial. Hal ini dikarenakan Pemerintah Orde Baru lebih mengutamakan
bidang ekonomi dalam pembangunan. Perubahan terjadi ketika memasuki era
reformasi yang menghendaki penataan kehidupan masyarakat di segala bidang.
Semangat kebebasan dan keterbukaan (transparansi) menciptakan kondisi
terkontrolnya langkah Pemerintah untuk mendukung agenda reformasi termasuk
bidang hukum. Langkah-langkah yang diambil antara lain pembenahan peraturan
perundangan, memberi keleluasaan kepada lembaga peradilan dalam menjalankan
tugasnya serta memberi suasana kondusif dalam rangka mengembangkan sistem
kontrol masyarakat untuk mendukung penegakan hukum.gts/shi/2010
1. Sistem Hukum Adat dan Hukum PerdataHukum Adat merupakan hukum tidak
tertulis yang dibentuk dan dipelihara oleh masyarakat hukum adat tanpa campur
tangan dari penguasa, yang dilengkapi dengan sanksi sebagai upaya pemaksa.
Hukum adat merupakan hukum yang bersifat lokal, dan karena dibentuk oleh
masyarakat hukum adat yang tata susunannya sangat tergantung pada faktor
pembentuknya, mengakibatkan hukum adat menjadi plural dan berbeda diantara
tiap daerah dan tiap masyarakat.Sesuai dengan faktor genealogis maka ada 3
masyarakat hukum adat, yaitu masyarakat matrilineal, patrilineal dan parental.
Sedangkan berdasar pada faktor teritorial terbentuk 3 macam masyarakat, yaitu:
persekutuan desa, persekutuan daerah dan perserikatan kampung.Hukum Perdata
merupakan hukum yang mengatur hubungan antar perorangan, mengatur hak dan
kewajiban dalam lapangan hukum kekeluargaan dan dalam pergaulan masyarakat.
Sistematika Hukum Perdata berdasarkan Undang-Undang, terdiri atas 4 buku:
Buku I tentang orang, Buku II tentang Benda, Buku III tentang Perikatan, Buku
IV tentang Pembuktian dan daluwarsa.gts/shi/2010
Hukum Pidana materIil diatur dalam KUHP, sedang Hukum Acara Pidana diatur
dalam UU No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP dan peraturan perundang-undangan
lainnya. Hukum Acara Pidana atau hukum formil merupakan ketentuan tentang
tata cara proses perkara pidana sejak adanya sangkaan seseorang telah melakukan
tindak pidana hingga pelaksanaan keputusan sampai pelaksanaan putusan
pengadilan, mengatur hak dan kewajiban bagi mereka yang bersangkut paut
dengan proses perkara pidana berdasarkan undang-undang, serta diciptakan untuk
penegakan hukum dan keadilan. Fungsi dan tujuan Hukum Acara Pidana adalah
melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum pidana untuk mencari kebenaran
materil. Hak dan kewajiban bagi pihak yang bersangkut paut dengan proses
perkara pidana mengacu pada asas hukum Acara Pidana, antara lain: perlakuan di
muka sidang; perintah tertulis dari yang berwenang, memperoleh bantuan hukum
seluas-luasnya; hadirnya terdakwa, sidang terbuka untuk umum dll. Selanjutnya
dalam proses berita acara pidana meliputi beberapa tahap, yaitu: 1. Penyidikan
oleh penyidik (penyidik polisi dan penyidik PNS) 2. Penuntutan yang dilakukan
oleh jaksa atau penuntut umum 3. Pemeriksaan di depan sidang oleh hakim 4.
Pelaksanaan putusan pengadilan oleh jaksa dan lembaga
pemasyarakatan.gts/shi/2010
HTN dan HAN mempunyai hubungan erat. HAN meliputi semua aturan hukum
yang bersifat teknis (negara dalam keadaan bergerak), sedang HTN meliputi
semua aturan hukum yang bersifat fundamental (negara dalam keadaan diam/tidak
bergerak).Alat Administrasi Negara dalam menjalankan fungsinya untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat berwenang untuk melakukan perbuatan
hukum dengan pihak masyarakat, baik di lapangan hukum privat maupun
lapangan hukum publik. Di samping itu alat administrasi negara diperbolehkan
melakukan kebebasan bertindak (freis ermessen). Akan tetapi agar dalam
menjalankan fungsinya tidak sewenang-wenang.gts/shi/2010
Badan Peradilan Umum (Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi) dan badan
peradilan khusus (peradilan Agama, Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara)
merupakan badan-badan Peradilan di bawah Mahkamah Agung sebagai bagian
dari pelaku kekuasaan kehakiman dalam rangka menegakkan hukum dan
keadilan.Keempat badan pengadilan tersebut masing-masing mempunyai
kekuasaan/wewenang untuk mengadili, yaitu kekuasaan/kewenangan/ kompetensi
Absolut maupun Relatif. Kompetensi absolut, adalah wewenang yang
berhubungan dalam memeriksa jenis perkara tertentu secara mutlak tidak dapat
diperiksa oleh badan peradilan lain, baik dalam lingkungan yang sama
(Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung) maupun dalam
lingkungan peradilan lain (pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama).Kekuasaan
relatif adalah suatu pembagian wewenang suatu pengadilan yang berkaitan dengan
suatu perkara yang dapat diperiksa oleh pengadilan di tempat lain.gts/shi/2010
(4) Pengadilan Korupsi, memeriksa dan memutus tindak pidana korupsi yang
penuntutannya diajukan oleh KPK (5) Pengadilan Hubungan Industrial,
memeriksa dan memutus a. perselisihan hak b. perselisihan kepentingan c.
perselisihan pemutusan hubungan kerja d. perselisihan antarserikat pekerja/serikat
buruh satu tempat perusahaan. (6) Peradilan Syariat Islam Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam yang dilakukan oleh Mahkamah Syariah sepanjang
kewenangannya menyangkut kewenangan peradilan umum.gts/shi/2010
J. KEKUASAAN KEHAKIMAN
Kekuasaan kehakiman, dalam konteks negara Indonesia, adalah kekuasaan
negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya Negara
Hukum Republik Indonesia.
Faktor yang menyebabkan kekuasaan kehakiman dapat bebas dan tidak memihak
adalah landasan yuridis tentang Mahkamah Agung, hal ini karena Mahkamah
Agung merupakan puncak dari proses peradilan yang dilakukan di Indonesia, di
mana semua peradilan-peradilan yang berada di bawahnya bernaung di bawah
Mahkamah Agung. Faktor kualitas dan integritas para hakim sangat penting,
karena menyangkut hakim dalam mengambil suatu keputusan dan kemudian
tradisi hukum dalam masyarakat yakni bahwa adanya hukum untuk dapat
memenuhi tuntutan rasa keadilan bagi masyarakat.gts/shi/2010
Pengadilan Negeri adalah suatu pengadilan yang umum atau sehari-hari, yang
memeriksa dan memutus perkara perdata dan pidana sipil untuk semua golongan
penduduk pada tingkat pertama.Pengadilan Tinggi adalah pengadilan banding
yang mengadili pada tingkat kedua suatu perkara perdata atau pidana yang telah
diadili atau diputus pada Pengadilan Negeri.Jika segala upaya hukum telah
dilakukan dan belum mencapai hasil yang memuaskan terhadap putusan
Pengadilan Negeri maupun pengadilan Tinggi, maka seseorang dapat mengajukan
kasasi ke Mahkamah Agung. Mahkamah Agung merupakan badan peradilan
tertinggi dan terakhir di Indonesia di dalam memutuskan suatu perkara baik
perkara perdata maupun perkara pidana.gts/shi/2010
Kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh Mahkamah Agung RI, Badan-
badan peradilan lain dibawah Mahkamah Agung (Peradilan Umum, PTUN,
Peradilan Militer, Peradilan Agama) serta Mahkamah Konstitusi;