Visi merupakan tujuan jangka panjang yang ingin di capai seseorang ataupun lembaga
organisasi. Visi dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan tersebut pada masa yang akan
datang tidak pada masa sekarang. Visi tidak dapat dituliskan secara detail karena
menerangkan mengenai gabaran umum tentang apa yang ingin digapai. Visi dibuat
sedemikian rupa karena visi menyesuaikan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi
dalam kurun waktu yang lama.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam membuat sebuah visi, adapun syarat tersebut
antara lain:
Misi merupakan seuatu yang harus dilakukan agar visi –visi yang dibuat dapat terwujud. Misi
perusahaan merupakan tujuan dan latar belakang sebuah perusahaan tersebut dibuat. Misi di
ciptakan untuk memberikan arah dan batasan dalam proses pencapaian sebuah tujuan. Misi
haruslah singkron dengan visi yang dibuat. Maka sebelum mebuat misi maka terlebih dahulu
membuat visi. Misi pula harus dapat dilakukan segera, karena misi merupakan arah
berjalannya suatu perusahaan.
Setelah kita memahami pengertian dan visi dan misi maka selanjutnya kiata akan membahas
tentang perbedaan keduanya. Adapun perbedaan visi dan misi yaitu :
Dengan demikian visi harus menjadi milik bersama dan diyakini oleh seluruh anggota
organisasi.
1. PT Pelni
Visi : “ Menjadi Perusahaan Pelayaran yang tangguh dan Pilihan Utana Pelanggan”
Misi :
2. BANK MANDIRI
Visi : “ Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif”
Misi :
Visi : “To become the first choice of consumer, costumer and community”
Misi :
Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan
aspirasi konsumen
Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.
Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan
imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan
lingkungan hidup.
Visi : “ Menjadi Perusahaan yang terdepan dalam penyediaan jasa terpadu kurir express,
logistic dan distribusi dengan memberikan pelayanan kepada pelanggan secara aman, cepat
dan akurat”
Misi :
Fokus pada setiap solusi yang diperlukan pelanggan
Membangun sumber daya manusia yang memiliki can-do-spirit dan team work yang baik
serta menjunjung tinggi nikai kejujuran dan integritas.
Selalu melakukan evaluasi dan perbaikan berkala terhadap organisasi, proses dan
prosedur, peralatan dan teknologi untuk melampaui kebutuhan pelanggan serta dinamika
bisnis.
Visi dan Misi sering dipandang sebagai hal yang abstrak, sehingga seolah tidak bermakna.
bahkan kadang hanya sebuah pajangan didinding yang tidak punya pengaruh apa-apa.
Padahal kalau kita simak dengan seksama banyak sekali yang terkandung dalam sebuh VISI
dan MISI.
Karyawan tidak akan bekerja dengan penuh antusias jika dia tidak tahu untuk apa dia bekerja.
Namun, jika dia tahu apa kontribusi perusahaan pada masyarakat dia akan termotivasi bahwa
dia bekerja bukan hanya untuk perusahaan, tetapi juga untuk masyarakat.
Salah satu tempat karyawan mencari makna kehidupan adalah lingkungan pekerjaannya.
Jika seorang karyawan memahami dia bekerja untuk suatu tujuan yang sangat mulia, dia akan
bekerja penuh semangat dan meletakkan standar prima untuk setiap pekerjaannya.
Menentukan visi dan misi tidaklah sembarang. Kita tahu bahwa visi dan misi sangat
menentukan arah perjalanan sebuah perusahaan. Maka dari itu untuk menentukan visi dan
misi tidak boleh “asal jadi”. Sedikit saja salah dalam menentukan visi maupun misi maka
arah perusahaan akan bergerak tidak sesuai dengan keinginan kita.
Visi yang disusun harus strategik. Visi Strategik adalah visi yang mudah diartikulasikan,
mudah dipahami, diterima semua pihak dalam organisasi. Mengapa visi harus strategik? Visi
yang dipahami dan diterima oleh semua pihak (karyawan) akan menjadi magnet yang
mengikat mereka pada organisasi. Ketika karyawan memiliki komitmen tinggi dan jangka
panjang pada organisasi, maka keputusan-keputusan bisnis akan dapat dihasilkan dan
dilaksanakan dengan lebih mudah. Visi strategik mampu merefleksikan aspirasi manajemen
dan memberikan gambaran yang jelas mengenai masa depan perusahaan, menjawab
pertanyaan “where we are going?”
1. Succinct
Pernyataan visi harus singkat sehingga tidak lebih dari 3-4 kalimat.
2. Appealing
Visi harus jelas dan memberikan gambaran tentang masa depan yang akan
memberikan semangat pada customer, stakeholder dan pegawai.
3. Feasible
Visi yang baik harus bisa dicapai dengan resource, energi, waktu. Visi haruslah
menyertakan tujuan dan objective yang strecth bagi pegawai.
4. Meaningful
Pernyataan visi harus bisa menggugah emosi positif pegawai namun tidak boleh
menggunakan kata-kata yang mewakili sebuah emosi.
5. Measurable
Measurable artinya dapat diukur. Dalam hal ini, peranan angka menjadi sangat
penting sebagai gambaran nilai target yang menjadi impian bisnis anda. Pertanyaan
yang menjadi patokan adalah how many, how much, atau Bagaimana cara saya
mengetahui target tersebut telah tercapai?
6. Attainable
Attainable artinya dapat dicapai. Hal ini maksudnya bahwa dalam menyusun target
bisnis harus realistik dan tidak muluk-muluk. Oleh karena itu, perlu untuk
mempelajari bagaimana kondisi bisnis sebelumnya, situasi saat ini, dan perkiraan
kondisi yang akan datang. Dengan demikian target yang diputuskan tersebut masuk
akal untuk dicapai.
Kegiatan Operasional
1. Pengembangan standarisasi produksi dan proses produksi secara produktif, efisien dan
efektif.
2. Pengembangan model teknologi pengolahan secara kualitas dan kuantitas yang dapat
diserap konsumen dengan baik dan berkesinambungan.
3. Perencanaan produksi yang tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan.
4. Sistem distribusi yang tepat waktu dan efisien.
5. Kualitas dan kuantitas produk yang sesuai kebutuhan konsumen.
6. Melakukan pemantauan dan menciptakan stabilitas harga.
7. Pengembangan komunitas yang loyal dan profesional sesuai dengan fungsi dan
peranannya.
8. Menjalin kemitraan dengan masyarakat sekitar dalam pengaplikasian Corporate
Social Responsibility (CSR).
Batasan visi dan misi adalah keadaan dimana Visi dan Misi perusahaan sudah atau belum
terlaksana pada jangka waktu tertentu.
Apabila Visi suatu perusahaan dikatakan berhasil maka perusahaan tersebut harus membuat,
menetapkan atau menciptakan visi yang baru sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
akan zaman dan teknologi.
Istilah tujuan digunakan untuk menyatakan rumusan yang luas da tidak berbatas waktu
tentang apa yang ingin dicapai perusahaan, sedangkan sasaran digunakan untuk menyatakan
rumusan hasil akhir yang lebih spesifik, pencapaian yang harus terwujud dalam batas waktu
tertentu.
Tujuan mengetahui strategi dalam proses perencanaan strategi, sedangkan sasaran digunakan
dalam poses pengendalian manajemen untuk melaksanakan strategi. baik tujuan maupun
sasaran menyatakan hasil akhir yang ingin dicapai, tetapi kedua istilah ini berbeda dari segi
batas waktu dan tingkatan kerinciannya. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan
sedangkan rencana-rencana yaang lebih rinci digunakan untuk mencapai sasaran.
Secara umum tujuan perusahaan merupakan keadaan atau tujuan yang ingin diicapai oleh
perusahaan di waktu yang akan datang melalui kegiatan perusahaan. Untuk mencapai tujuan
dalam perusahaan, pelaku (orang) dalam dalam perusahaan diharapkan untuk mendesain atau
me-manage perusahaannya dengan matang agar perusahaan perlu diperhatikan beberapa
prinsip perusahaan Jati (dalam Permatasari, 2012), seperti berikut:
1. Perumusan tujuan yang jelas, sebab tujuan perusahaan berfungsi untuk: pedoman ke
arah mana perusahaan akan dibawa, landasan bagi perusahaan tersebut, menetukan
macam aktifitas yang akan dilakukan, menentukan program, prosedur, dan beberapa
hal terkaait dengan koordinasi, intergritas, simplikasi, sinkronisasi, dan mekanisme.
2. Pembagian tugas dan pekerjaan (job Discription)
3. Delegasi kekuasaan yang berarrti pemimpin perusahaan itu dipilih secara mufakat dan
harus diikuti dengan adanya pertanggung jawaban.
4. Kesatuan perintah (one of command) dan tanggung jawab.
5. Prinsip kepemimpinan, dalam konteks kontemporal dari prinsip ini yang paling
mengemukakan ke permukaan adalah prinsip kebersamaan, mau mendengarkan dan
menyelaraskan diri dengan nila-nilai dari seluruh komponen perusahaan, khususnya
pada kepengurusan perusahaan.
6. Tingkat pengawasan, dengan diadakan sebuah monitoring terhadap kinerja pelaku
perusahaan atau lebih familiar dengan sebutan oposisi.
Tipe-tipe tujuan perusahaan:
Klasifikasi tujuan dari Penow bagi perusahaan pada umumnya dibedakan menjadi 5 tujuan
menurut “sudut pandang mereka yang berkepentingan” yaitu:
Proses penetapan tujuan merupakan usaha menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai
kegiatan yang akan dilaksanakan perusahaan. 6 unsur dasar yang melatarbelakangi penetapan
tujuan orgnaisasi adalah:
1. Barang dan jasa yang diproduksikan akan dapat memberikan berbagai manfaat paling
sedikit sama dengan harganya
2. Barang dan jasa dapat memuasakan konsumen/langganan
3. Teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan jasa
dengan biaya dengan kualitas bersaing
4. Kerja keras dengan dukungan sumber dayanya, perusahaan dapat beroperasi dengan
baik
5. Pelayanan manajemen akan memberikan Publik Image yang meguntungkan, sehingga
mereka bersedia menanamkan modal dan menyumbang tenaganya untuk membantu
sukses perusahaan
6. Perusahaan mempunyai konsep diri (self concept)yang dapat dikomunikasikan dan di
tularkan kepada karyawan dan pemegang saham organisas.
Terdapat tiga tujuan ekonomis yang memandu arah strategis dari hampir semua perusahaan
bisnis. Baik menyatakan secara eksplisit mengenai sasaran-sasaran ini maupun tidak,
penyataan misi mencerminkan maksud perusahaan untuk memastikan kelangsungan hidup
melalui pertumbuhan dan profitabilitas.
Suatu perusahaan yang tidak dapat bertahan tidak akan mampu memenuhi tujuan dari para
pemangku kepentingannya. Sayangnya, sasaran untuk kelangsungan bisnis, seperti juga
sasaran pertumbuhan serta profitabilitas, sering kali tidak dianggap sebagai kriteria dalam
pengambilan keputusan stratergis. Ketika hal ini terjadi, perusahaan mungkin berfokus pada
sasaran jangka pendek dengan mengabaikan sasaran jangka panjang. Keinginan terhadap
solusi yang cepat atau jalan keluar yang mudah dapat menggantikan penilaian mengenai
dampak jangka panjang. Contoh untuk hal seperti ini bisa dilihat di halaman 34 buku
Manajemen Strategis (Pearce/Robinson).
Profitabilitas merupakan tujuan tetap dari suatu perusahaan bisnis. Tapi yang menjadi kata
kunci di sini adalah “jangka panjang”. Jelas sekali bahwa membuat keputusan dengan
mendasarkan pada laba jangka pendek dapat mengarah pada ketidakmampuan untuk melihat
jangka panjang yang strategis. Mengabaikan keinginan konsumen, pemasok, kreditor, ahli
lingkungan, dan badan pengatur mungkin dapat menghasilkan laba dalam jangka pendek
tetapi dalam jangka panjang, konsekuensi keuangan akan sangat mengganggu.
Dalam hal pertumbuhan, kita bisa melihat contoh pernyataan misi dari Hewlet Packard :
“Tujuan : Membatasi pertumbuhan perusahaan pada laba serta kemampuan untuk
mengembangkan dan memproduksi produk teknis yang dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan. Kami tidak berpendapat bahwa ukuran yang besar adalah penting, namun untuk
dua alasan mendasar, pertumbuhan yang berkesinambungan adalah penting bagi kami untuk
mencapai tujuan yang lain. Pertama, kami melayani segmen masyarakat teknologi yang
tumbuh dan berkembang dengan pesat. Jika perusahaan statis maka bisa kehilangan pasarnya.
Kedua, pertumbuhan adalah penting untuk menarik dan mempertahankan individu-individu
yang berkualitas”.
Menurut Robbins, (dalam Kusdi, 2009:87). “Pengertian strategi dalam konteks perusahaan
adalah penetapan berbagai tujuan dan sasaran jangka panjang yang bersifat mendasar bagi
sebuah perusahaan, yang dilanjutkan dengan penetapan rencana aktivitas dan pengalokasian
sumber daya yang diperlukan guna mencapai berbagai sasaran tersebut”.
Strategi disusun dan diimplementasikan untuk mencapai berbagai tujuan yang telah
ditetapkan, sekaligus mempertahankan dan memperluas aktivitas perusahaan pada bidang-
bidang baru dalam rangka merespons lingkungan (misalnya perubahan permintaan,
perubahan sumber pasokan, fluktuasi kondisi ekonomi, perkembangan teknologi baru, dan
aktivitas-aktivitas para pesaing).
Terdapat dua pendapat yang menonjol mengenai bagaimana strategi disusun dalam
perusahaan. Kelompok pertama adalah mereka yang menyakini bahwa strategi merupakan
suatu tindakan (planning mode). Hal ini berkaitan dengan model rasional yang dikembangkan
para pemikir perspektif modern. Kelompok kedua, yang disebut evolutionary mode, melihat
bahwa strategi tidak mesti berupa suatu perencanaan yang sistematis dan terperinci. Mereka
melihat bahwa dalam praktiknya tidak jarang pengelola perusahaan mengambil keptusan
strategi secara bertahap atau selangkah demi selangkah, sejalan dengan perkembangan
perusahaan itu sendiri, sebelum pada akhirnya menjadi suatu strategi yang utuh dan lengkap.
Model rasional penyusunan strategi adalah proses yang terdiri dari tiga tahap:
1. Analisis
2. Formulasi
3. Implementasi.
Pada tahap analisis, terdapat proses analisis eksternal dan analisis internal. Analisis eksternal
merupakan tujuan terhadap tinjauan terhadap lingkungan yang menghasilkan data mengenai
berbagai ancaaman (threaths) dan peluang (opportunities). Sedangkan analisis internal
merupakan tinjauan terhadap berbagai kekuatan (streght) dan kelemahan (weakness) dalam
perusahaan itu sendiri. Kombinasi dari kedua hal inilah yang merupakan bahan bagi
pengambil kebiajakan untuk menyusun strategi perusahaan. Lazimnya, proses analisis ini
disebut analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunity, Threaths).
Menurut Robbins (dalam Kusdi, 2009:90) ada empat dimensi pokok yang terkandung dalam
strategi yaitu:
1. Inovasi
2. Diferensiasi Pasar
Strategi diferensiasi pasar ditunjukan untuk menciptakan loyalitas konsumen melalui suatu
produk atau jasa yang bersifat unik, dalam arti berbeda dai yang telah ada dipasar. Straategi
ini tidak mesti dengan menciptakan produk atau jasa yang berkelas tinggi atau mahal,
melaainkan sesuatu yang memiliki nilai tambah yang berbeda dari produk-produk atau jasa
yang sudah ada. Strategi ini biasanya diperkuat dengan iklan, segmentasi pasar, dan
permainan haarga (pricing).
3. Jangkauan (Breadth)
Strategi jangkauan adalah penetapan ruang lingkup pasar yang akan dilayani oleh
perusahaan: ragam atau jenis konsumen, cakupan geografisnya, dan jenis produk aatau jasa
yaang akan ditawarkan. Ada perusahaan yang sengaja memilih fokus jangkauan yang
terbaatas, misalnya hanya untuk kategori konsumen, wilayah, atau produk dan jasa tertentu,
ada pula yang mengembangkan jangkauan seluas-luasnya dnegan tujuan mengusai pangsa
pasar.
Strategi pengendalian biaya adalah sejauh mana perusahaan mengontrol biaya atau anggaran
secara ketat. Strategi ini penting, khususnya ketika pengelola perusahaan harus
mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai secara maksimum tujuan-tujuan
perusahaan.
Strategi ini untuk menjalankan misi yang telah kita siapkan dalam perusahaan tersebut sesuai
dengan bidang yang telah menjadi bagiannya. Strategi ini biasa disebut dengan Grand
Strategy karena akan menjadi akibat sangat fatal ketika kita salah dalam menjawab misi dari
sebuah perusahaan baik dari kata-kata maupun kebiajkan yang ditearpkan dalam perusahaan.
Fungsi pemasaran, sebagai contoh tentu perlu merumuskan sendiri cara-cara operasional
terbaik dalam rangka memasarkan produk-poduk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Demikian pula fungsi-fungsi lain, seperti fungsi produksi, keuangan, penjualan (sales),
pembelian (purchasing) dan lain-lain. Fokusnya adalah pada efisiensi . artinya setiap fungsi
perlu merumuskan cara-cara yang paling efisien dalam mencapai berbagai sasaran yaang
ditetapkan padanya.
Berdasarkan empat perspektif yang dijalankan secara seimbang itu, perusahaan dapat
mengejar berbagai sasaran jangka pendek tanpa mengabaikan tujuan jangka panjang.
Strategi dan tujuan perusahaan merupakan dua hal yang berkaaitan erat. Dalam sebuah
perusahaan mereka menetapkan tujuan-tujuannya terlebih dahulu kemudian menyusun
strategi yang diperlukan untuk mencapainya. Namum sebaliknya, perusahaan kadang-kadang
terlebih dahulu mengembangkan suatu rencana strategis yang sistematis dab terperinci,
dimana kemudian tujuan-tujuan perusahaan disusun sebagai bagian dari perencanaan
tersebut. Menurut Robbins (dalam kusdi, 2009:91), tujuan-tujuan perusahaan (goals)
mengacu pada tujuan-tujuan akhir perusahaan (ends) dan cara-cara mencapainya (means).
Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa tujuan-tujuan perusahaan merupakan bagian dari
strategi.
Tujuan perusahaan terbagi atas dua yaitu tujuan-tujuan resmi (official goals) dan tujuan-
tujuan operasional (Operating Goals). Tujuan-tujuan resmi biasanya dikemukakan melalui
bahasa yang umum dan cenderung abstrak, sebagaimana lazim kita temukan pada buku
panduan perusahaan, laporan tahunan, dan pernyataan-pernyataan resmi para eksekutif atau
juru bicara perusahaan. Sementara tujuan-tujuan operasional berkaitan langsung dengan
kebijakan dan prosedur operasional yang sesungguhnya dari suatu unit atau jabatan tertentu.
tujuan-tujuan operasional tidak jarang pula menjadi tolak ukur dalam mengevaluasi kinerja
unit atau individu, seperti misalnya pada program MBO (Management By Objectives) dan
TQM (Total Quality Management).
Tidak selamanya perusahaan memiliki tujuan-tujuan yang koheren atau selaras satu sama
lain. Perusahaan-perusahaan dewasa ini dihadapkan pada tuntutan stakeholder yang berbeda-
beda, sebagaian besar perusahaan selalu menghadapi tujuan yang beragam dan tidak jarang
saling berbenturan. Mekanisme perusahaan adalah dengan menciptakan unit atau bagian
khusus dari perusahaan untuk menangani tuntutan hubungan eksternal perusahaan dengan
masyarakat, pemerintah, dan lain-lain. Atau customer service dibuat untuk menangani
hubungan perusahaan dengan pelanggan.
Visi, Misi dan tujuan perusahaan mempunyai korelasi dengan strategi perusahaan. Korelasi
ini dapat dilihat dari peran Visi mencerminkan alas an kuat tentang keberadaan suatu
perusahaan, Misi yang merupakan peryataan manajemen mengenai gambaran seluruh
perusahaan, sedangkan tujuan merupakan pernyataan yang berhubungan dengan standar
produksi, pasar dan keuangan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Dari ketiga instrument ini
menghasilkan strategi perusahaan yang meliputi bauran produk, target pelanggan, metode
produksi, dan berbagai keputusan-keputusan manejerial lainnya.
Strategi digunakan untuk menentukan atau mewujudkan visi dan misi suatu perusahaan dan
membagi-bagi Sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuannya.