Anda di halaman 1dari 8

AIDA (AMBULAN IBU DAN ANAK )

Tanggal pelaksanaan inovasi pelayanan publik


8 April 2020
Kategori inovasi pelayanan publik
Inovasi Pelayanan yang Inklusif dan Berkeadilan

1. Ringkasan
a. Implementasi
AIDA (Ambulance Ibu dan Anak) adalah program pelayanan kesehatan kepada
masyarakat berupa pelayanan penjemputan bagi ibu hamil dan anak dengan resiko
tinggi (resti) yang dilakukan oleh RSP Kriopanting guna memberikan perawatan
ekstra kepada ibu hamil selama kehamilan sampai persalinan, pertolongan
kegawatdaruratan maupun penjemputan jika akan diadakan tindakan lanjutan,
seperti pemeriksaan oleh dokter spesialis, konsultasi gizi, senam dan kelas ibu
hamil. Program pelayanan kesehatan ini diselenggarakan dalam rangka
memberikan pelayanan cepat dan mencegah terjadinya komplikasi pada ibu hamil
dan bayi resiko tinggi.

b. Dampak
AIDA berdampak signifikan dalam memberikan pendampingan terhadap
kehamilan beresiko tinggi yaitu suatu kondisi yang dapat mengancam kesehatan
dan keselamatan ibu dan janin yang disebabkan oleh penyakit bawaan (komorbid),
gaya hidup dan komplikasi kehamilan. Melalui metode ini terhadap ibu hamil
diberikan pelayanan pemeriksaan diri secara rutin, mengawasi dan
menerapkan pola makan sehat berimbang, olahraga serta mendeteksi
kelainan kromosom pada bayi.
AIDA telah berhasil meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Kecamatan Payung khususnya sebesar 10% dari tahun 2020 sampai 2021.
c. Kesesuaian Kategori
Program AIDA merupakan strategi pencegahan terjadinya komplikasi pada ibu
hamil dan anak dengan resiko tinggi secara lebih cepat, efektif dan efisien serta
meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan kematian ibu dan bayi (AKI dan
AKB) sebagai salah satu indikator pengukur derajat kesehatan.

2. Ide Inovatif
a. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan
dari pembangunan nasional dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dan sebagai salah satu indikator
keberhasilan pembangunan kesehatan adalah kesehatan ibu hamil dan bayi. AIDA
(Ambulance Ibu dan Anak) merupakan salah satu program Rumah Sakit Pratama
Kriopanting Kecamatan Payung Kabupaten Bangka Selatan dalam rangka
memberikan pelayanan publik dibidang kesehatan kepada ibu hamil dan anak
dengan resiko tinggi (resti), berupa pelayanan ekstra kepada ibu hamil dan anak
yang tersebar di 9 desa selama kehamilan sampai dengan kelahiran.
Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
dalam Program AIDA (Ambulance Ibu dan Anak) ini sangat penting bukan hanya
sebagai indikator kesehatan ibu dan anak semata melainkan juga untuk
menggambarkan tingkat aksesbilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang efektif dan efisien dalam pengelolaan program kesehatan, serta mendapat
respon positif dari pengguna layanan berdasarkan hasil survey kepuasan
masyarakat terhadap program inovasi AIDA.

b. Tujuan
Program AIDA (Ambulance Ibu dan Anak) bertujuan untuk memberikan
pelayanan kesehatan ekstra kepada ibu hamil dengan resiko tinggi selama
kehamilan sampai dengan kelahiran dalam upaya menjaga kesinambungan
pemerataan, pembinaan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat
Kabupaten Bangka Selatan pada umumnya dan Kecamatan Payung pada
khususnya melalui pelayanan yang berkala, efektif, efesien, akuntabel dan terpadu
berupa pemberian pelayanan pemeriksaan kesehatan ibu hamil, konsultasi gizi ibu
hamil, senam ibu hamil dan kelas ibu hamil.

c. Kesesuaian Dengan Kategori


Gagasan utama Program AIDA (Ambulance Ibu dan Anak) adalah untuk
memberikan pendampingan terhadap kehamilan beriko tinggi yaitu suatu kondisi
yang dapat mengancam kesehatan dan keselamatan ibu dan janin guna mencegah
terjadinya komplikasi pada ibu hamil dan anak dengan resiko tinggi secara lebih
cepat, efektif dan efesien serta mampu menjangkau hampir seluruh ibu hamil di
desa-desa Kecamatan Payung.

d. Sisi Kebaharuan atau Nilai Tambah Inovasi


Sebelum diselenggarakannya Program AIDA (Ambulance Ibu dan Anak)
pengetahuan dan pemahaman masyarakat Kecamatan Payung khususnya para
ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi yaitu suatu kondisi kehamilan yang
bisa mengancam kesehatan dan keselamatan ibu dan janin serta pentingnya
pengawasan dan pemeriksaan rutin sangat minim, hal tersebut dikarenakan para
ibu hamil tidak secara rutin memeriksakan diri ke Bidan atau Dokter di
Puskesmas atau Rumah Sakit disamping keterbatasan transportasi yang sering
dijadikan alasan. Sejak adanya Program AIDA (Ambulance Ibu dan Anak),
pengawasan dan pemeriksaan kesehatan ibu hamil menjadi terkontrol dan
terjadwal sehingga dengan jangkauan yang lebih mudah dan lebih luas mampu
mendeteksi terjadinya kehamilan risiko tinggi secara lebih dini dan mencegah
terjadinya komplikasi pada ibu hamil dengan resiko tinggi.

3. Signifikansi
a. Deskripsi Implementasi Inovasi
Program AIDA (Ambulance Ibu dan Anak) berdampak signifikan dalam
upaya promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif
(penyembuhan), dan rehabilitative (pemulihan) terhadap kesehatan ibu
hamil dalam menghadapi kehamilan resiko tinggi. Data sasaran ibu hamil
dengan resiko tinggi di kecamatan Payung pada tahun 2019 adalah 75 orang dari
jumlah ibu hamil yang terdata yaitu sebanyak 115 dan yang melakukan
pemeriksaan sebesar 60%, namun setelah dilaksanakannya Program AIDA pada
tahun 2020, menjadi 71 orang dari jumlah ibu hamil resiko tinggi (resti) yang
terdata yaitu sebanyak 135 orang dan yang melakukan pemeriksaan menyeluruh
sebesar 70.5 % dan pada tahun 2021 sebanyak 71 orang dari jumlah ibu hamil
resti yang terdata yaitu 82 orang dengan prosentase yang melakukan
pemeriksaan menyeluruh sebesar 80.5 %. AIDA mampu meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman masyarakat khususnya para ibu hamil tentang
kehamilan risiko tinggi dan pentingnya pengawasan serta pemeriksaan rutin.
AIDA juga memberikan pelayanan kesehatan ekstra kepada ibu hamil selama
kehamilan sampai dengan kelahiran melalui penginputan data base ibu hamil
dengan resiko tinggi dari seluruh desa di wilayah Kecamatan Payung. Data
diperoleh dari Puskesmas Payung, karena RSP Kriopanting sudah ada perjanjian
kerja sama dengan Puskesmas Payung mengenai inovasi ini. Selanjutnya
membuat informasi dan menyusun jadwal pertemuan edukasi per bulan, satu
bulan dibagi untuk tiga desa. Setelah itu penjemputan terhadap ibu hamil dengan
resiko tinggi dari desa yang terjadwal menuju ke RSP Kriopanting
menggunakan Ambulans Ibu dan Anak (AIDA). Di rumah sakit ibu hamil resti
dilakukan pemeriksaan lanjutan oleh dokter spesialis, mengikuti senam hamil
dan kelas ibu hamil oleh bidan, konsultasi gizi oleh nutrisionist, konsultasi gigi
oleh dokter gigi, dan promosi kesehatan.

b. Penilaian/Asesmen (Evaluasi Yang Dilakukan)


Evaluasi inovasi AIDA dilakukan secara internal dan eksternal. Evaluasi
internal berupa pembahasan di rapat manjemen setiap tiga bulan sekali dengan
membahas keberhasilan dan efektifitas inovasi serta hambatan yang
mengganggu jalannya inovasi berdasarkan informasi, pengaduan, konsultasi dan
hasil rekapitulasi kuesioner yang diperoleh sebagai pedoman
perbaikan/penyempurnaan kebijakan pelayanan. Rencana jangka panjangnya
evaluasi eksternal akan dilibatkan pihak ke tiga dalam guna mendapatkan hasil
yang lebih akuntabel.
c. Dampak
Program AIDA berhasil melakukan pencegahan dini terhadap terjadinya
komplikasi pada ibu hamil dan anak dengan resiko tinggi, menurunkan angka
morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) AKI (Angka Kematian Ibu)
dan AKB (Angka Kematian Bayi) serta meningkatkan jumlah ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan menyeluruh. Sebelum Program Aida jumlah sasaran
ibu hamil resiko tinggi 2019 adalah 75 orang dari jumlah ibu hamil yang terdata
yaitu sebanyak 115 orang dan yang melakukan pemeriksaan sebesar 60%,
namun setelah dilaksanakannya Program AIDA pada tahun 2020 menjadi 71
orang dari jumlah ibu hamil resiko tinggi (resti) yang terdata yaitu sebanyak 135
orang dan yang melakukan pemeriksaan menyeluruh sebesar 70.5 % dan pada
tahun 2021 sebanyak 71 orang dari jumlah ibu hamil resti yang terdata yaitu 82
orang dengan prosentase yang melakukan pemeriksaan menyeluruh sebesar 80.5
%. AIDA jelas telah menjadi pengubah paradigma masyarakat tentang arti
penting melakukan pengawasan dan pemeriksaan rutin guna mencegah
terjadinya kehamilan risiko tinggi.

4. Kontribusi Terhadap Capaian TPB


Inovasi ini sangat berkontribusi dalam capaian SDGs yang ketiga, yaitu menjamin
kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua
usia. Untuk capaian SDGs yang ketiga, terdapat 8 sasaran SDGs. Inovasi AIDA
berkontribusi kuat dalam sasaran SDGs yang pertama dan kedua. Sasaran pertama
yaitu “Pada tahun 2030, mengurangi rasio AKI hingga kurang dari 70 per 100.000
kelahiran hidup”. Sedangkan sasaran kedua yaitu “Pada tahun 2030, mengakhiri
kematian bayi baru lahir dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara
berusaha menurunkan angka kematian neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000
kelahiran hidup dan angka kematian balita 25 per 1.000”. Hal tersebut karena inovasi
AIDA membantu dalam memberikan pelayanan pembinaan, pengawasan dan
perawatan ekstra kepada ibu hamil selama kehamilan sampai dengan kelahiran
sehingga sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi baru lahir,
dan balita.
5. Adaptabilitas
Inovasi AIDA sejak dimulai pada bulan April tahun 2020 sudah disosialisasikan
ke seluruh Desa di wilayah Kecamatan Payung dan sekitarnya, dalam rapat lintas
sektor di Kecamatan, serta informasi terbuka yang dapat dengan mudah diakses oleh
masyarakat baik secara offline (leaflet) maupun online (website/yuk krio) dan
mendapat support serta dukungan positif dari Ibu Wakil Bupati saat kunjungan di
Rumah Sakit Pratama Kriopanting Kecamatan Payung pada tanggal 2 Maret 2022.
Program AIDA juga sudah dipelajari oleh Rumah Sakit Pratama Kabupaten Bangka
Tengah dalam Study Banding yang dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2021.

6. Keberlanjutan
a. Sumber Daya Yang Digunakan
Sumber Daya Inovasi AIDA meliputi Sumber Daya Manusia yang terdiri dari
supir ambulance, bidan, perawat gizi, promkes, IT, dokter gigi, dan dokter
spesialis lainnya. Sarana prasarana yang terdiri dari mobil ambulance, telepon
genggam, infocus, laptop, sound system, USG, doppler, tensi, stetoskop, partus
set, leaflet, dan ATK. Sumber Daya Keuangan, bersumber dari dana operasional
Rumah Sakit (APBD). Sehingga kegiatan AIDA ini bersifat gratis.
Strategi yang digunakan adalah dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya
dan kerja sama antar sumber daya manusia serta konsisten terhadap jadwal
kegiatan pembinaan, pengawasan dan perawatan bagi ibu hamil dan anak dengan
risiko tinggi berdasarkan Surat Keputusan Direktur Nomor :
188.4/039/RSPKP/2021 Tentang Penetapan Tim Pemegang Program Inovasi
“AIDA” Pada Rumah Sakit Pratama Kriopanting Payung dan Surat Perjanjian
Kontrak Kerja dari Bupati dan Dinas Kesehatan.

b. Strategi Yang Dilakukan Agar Inovasi Tetap Berlanjut


Agar inovasi tetap berlanjut kepada tenaga kesehatan dan bidan diberikan
support untuk terus mengupdate ilmu tentang KIA dengan mengikuti
pelatihan/webinar dan konsisten melaksanakan inovasi AIDA berdasarkan SPO
No. 440/146.0/RSK/2020 yang dibuat tanggal 14 April 2020 tentang AIDA dan
Surat Keputusan Direktur Nomor : 188.4/039/RSPKP/2021 tentang Penetapan
Tim Pemegang Program Inovasi “AIDA” pada Rumah Sakit Pratama
Kriopanting Payung.
Strategi sosial juga telah dilakukan melalui Surat Perjanjian Kerja Sama
Nomor 445/006/SP/RSPKP/2020 antara RSP Kriopanting dan Puskesmas
Payung agar tetap update data ibu hamil dan anak dengan resiko tinggi serta
strategi manajerial melalui Peraturan Bupati Bangka Selatan Nomor 5 Tahun
2020 Tentang Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi dengan Surat Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan Nomor
188.45/88.8/DKPPKB/2020 tentang pembentukan kelompok kerja percepatan
terhadap penurunan AKI dan AKB.
AIDA akan menjadi program berkelanjutan melalui peningkatan sinergitas,
kerjasama dan kompetensi stakeholder terkait utamanya tenaga pelayan
kesehatan serta keterlibatan aktif masyarakat berdasarkan pemahaman dan
kesadaran tentang kehamilan risiko tinggi dan pentingnya
pengawasan/pemeriksaan rutin, serta penerapan Standar Operasional Prosedur
(SOP) guna menjamin kualitas pelayanan.

c. Faktor Kekuatan
Program ini sudah diperkenalkan di 9 desa dalam wilayah Kecamatan Payung
dan beberapa Kecamatan terdekat dan mendapat dukungan dari Bupati dan Wakil
Bupati serta Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan melalui Peraturan Bupati
Bangka Selatan Nomor 5 Tahun 2020 tentang Upaya Percepatan Penurunan
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi dengan Surat Kepala Dinas
Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB)
Kabupaten Bangka Selatan Nomor 188.45/88.8/DKPPKB/2020 tentang
pembentukan kelompok kerja percepatan terhadap penurunan AKI dan AKB.
Sehingga program ini akan terus berlanjut dalam jangka panjang melalui
kerjasama dan dukungan semua pihak termasuk Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Bangka Selatan yang berada di Ibu Kota Kabupaten.
7. Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Pemangku kepentingan yang terlibat dan bekerjasama dalam hal merancang,
melaksanakan dan mengevaluasi inovasi ini adalah Dinas Kesehatan yang
memfasilitasi kebutuhan anggaran melalui dana bantuan Operasional Rumah Sakit
dan mengevaluasi kegiatan bersama Direktur Rumah Sakit beserta Tim Manajemen
dalam menetapkan kebijakan dan kebutuhan sumber daya.
Tim AIDA yaitu bidan selaku koordinator kegiatan dan penyusun rencana kerja,
membuat laporan serta Dokter Umum, Dokter Spesialis, promkes, gizi, dokter gigi
dan tenaga kesehatan lainnya di Rumah Sakit yang memberikan konseling dan
pelayanan kesehatan.
Guna meningkatkan keterpaduan program, diadakan rapat koordinasi secara
berkala antara stakeholder terkait serta pelatihan guna meningkatkan kompetensi
petugas layanan kesehatan serta masyarakat selaku stakeholder yang memiliki
kepentingan sangat mempengaruhi keberhasilan program.

Anda mungkin juga menyukai