Anda di halaman 1dari 24

SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU PERILAKU SOSIAL.

 Hakikat Sosiologi
Sosiologi berusaha mengkaji kehidupan sosial manusia terutama tindakan manusia baik tindakan individual,
tindakan kelompok, tindakan yang lazim maupun yang tidak lazim
 Sosiologi adalah sebuah studi sistematis tentang:
1. Perilaku sosial dari individu-individu
2. Cara kerja kelompok-kelompok sosial, organisasi, kebudayaan, dan masyarakat
3. Pengaruh dari kelompok, organisasi, kebudayaan, dan masyarakat terhadap perilaku individu dan
kelompok

PENDAPAT BEBERAPA AHLI MENGENAI SOSIOLOGI


 Charles Ellwood mengemukakan bahwa sosiologi merupakan pengetahuan yang menguraikan hubungan
manusia dan golongannya, asal dan kemajuannya, serta bentuk dan kewajibannya
 Gustav Ratzenhover mengemukakan bahwa sosiologi merupakan pengetahuan tentang hubungan
manusia dengan kewajibannya untuk menyelidiki dasar dan terjadinya evolusi sosial serta kemakmuran
umum bagi anggota-anggotanya
 Herbert Spencer mengemukakan bahwa sosiologi mempelajari tumbuh, bangun, dan kewajiban
masyarakat
 Emile Durkheim mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yaitu
fakta-fakta yang berisi cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu. Fakta-fakta
tersebut mempunyai kekuatan untuk mengendalikan individu.\
 Max Weber mengemukakan bahwa sosiologi mempelajari tindakan-tindakan sosial
 Pitirim A. Sorokin mengemukakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan
pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya, gejala ekonomi dengan
agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi), hubungan dan pengaruh timbal balik antara
gejala sosial dan non-sosial (misalnya, pengungsian dengan bencana alam), dan ciri-ciri umum dari
semua jenis gejala-gejala sosial.
 William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu tentang penelitian
ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya adalah organisasi sosial
 Joseph Roucek dan Roland Warren mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan
antarmanusia di dalam kelompok
 Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan sosial
 Soerjono Soekanto mengatakan bahwa sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat dalam
keseluruhannya dan hubungan-hubungan antara orang-orang dalam masyarakat
 Mayor Polak menyatakan bahwa sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat
sebagai keseluruhan, yakni hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, serta
kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, statis maupun dinamis
 Hasan Shadily menyatakan bahwa sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam
masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antarmanusia yang menguasai kehidupan itu

OBYEK SOSIOLOGI
Istilah sosiologi berasal dari bahasa latin yaitu socius (teman/kawan/masyarakat) dan logos 
(berbicara/Ilmu)
Sosiologi memfokuskan diri pada hubungan-hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari
hubungan-hubungan tersebut di dalam masyarakat.
Unsur-unsur yang terkandung dalam istilah masyarakat adalah sebagai berikut :

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 1


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 1
1. Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama. Terdapat sistem komunikasi
dan aturan yang mengatur hubungan antarmanusia dalam masyarakat tersebut
2. Manusia yang hidup bersama merupakan suatu kesatuan
3. Manusia yang hidup bersama merupakan suatu sistem hidup bersama, yang menimbulkan
kebudayaan di mana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan
kelompoknya.
Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan
A. Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
Sosiologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan karena mengandung unsur pengetahuan
(Knowledge), tersusun secara sistematis, menggunakan pemikiran, dan dapat diselidiki secara kritis
oleh orang lain atau umum (objektif)
Ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan :
a. Bersifat empiris. Sosiologi melakukan kajian tentang masyarakat berdasarkan hasil observasi
b. Bersifat teoritis. Sosiologi berusaha menyrusun abstraksi dan hasil-hasil observasi.
Abstraksi adalah kerangka dari unsur-unsur yang didapat dari observasi, disusun secara logis, serta
memiliki tujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat
c. Bersifat kumulatif. Teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori-teori yang telah ada sebelumnya
d. Bersifat nonetis. Sosiologi tidak mencari baik buruknya suatu fakta, tetapi menjelaskan fakta-fakta
tersebut secara analitis
Objek Study Sosiologi
a. Fakta sosial yaitu hubungan anatar individu dan masyarakat
b. Tindakan sosial disebut sebagai tindakan sosial jika tindakan tersebut dilakukan dengan
mempertimbangkan perilaku orang lain.
c. Imajinasi sosial/khayalan sosiologis diperlukan untuk dapat memahami apa yang terjadi dalam
masyarakat maupun apa yang dialami dalam diri manusia.
d. Realitas sosial hal ini perlu karena sering kali tampak dari luar diselimuti kebohongan.
e. Hubungan antar manusia yaitu hubungan antar manusia dengan kelompok-kelompok
Metode-metode Sosiologi
Sosiologi mengenal 2 macam metode ilmiah, yakni :
A. Metode Kualitatif : mengutamakan cara kerja dengan mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan
penilaian terhadap data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka
B. Metode Kuantitatif : mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka atau gejala-gejala yang
diukur dengan skala, indeks, tabel, atau uji statistik
C. Langkah-langkah utama dalam sebuah penelitian sosiologi adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Merumuskan masalah dan menentukan ruang lingkup penelitian
3. Merumuskan hipotesis yang relevan dengan masalah yang diajukan
4. Memilih metode pengumpulan data
5. Mengumpulkan data
6. Mengolah data
7. Membuat kesimpulan
Kegunaan Sosiologi Bagi Masyarakat,
adalah sebagai berikut :
1. Untuk pembangunan.
Sosiologi berguna untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, maupun penilaian pembangunan. Pada tahap  perencanaan, hal yang harus
diperhatikan adalah kekuatan sosial masyarakat serta proses perubahan sosial. Sementara itu, pada
tahap penilaian, hal yang harus dilakukan adalah analisis terhadap dampak sosial pembangunan
2. Untuk penelitian.

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 2


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 2
Dengan penelitian dan penyelidikan sosiologis, akan diperoleh suatu rencana penyelesaian masalah
sosial yang baik. Dari data yang dihasilkan dari penelitian sosiologis, para pengambil keputusan
dapat menyusun rencana penyelesaian suatu masalah sosial
3. Untuk Perencanaan Sosial
artinya mempersiapkan masa depan kehidupan masyarakat secara ilmiah dan bertujuan mengatasi
berbagai hambatan.
4. Untuk Pemecahan Masalah Sosial
artinya apabila terjadi ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang membahayakan masyarakat.
Peran Sosiolog
1. Sosiolog sebagai ahli riset
2. Sosiolog sebagai konsultan kebijakan
3. Sosiolog sebagai praktisi
4. Sosiolog sebagai guru atau pendidik
Realitas Sosial
Realitas sosial adalah pola-pola hubungan yang dapat menciptakan kestabilan atau keadaan yang normal
namun dapat pula menimbulkan keadaan yang tidak normal, seperti penyimpangan dan masalah sosial
lainnya.
Konsep-konsep tentang realitas sosial budaya
A. Masyarakat
Sekumpulan manusia yang menempati wilayah tertentu dalam kurun waktu yang lama dan terdapat
norma di dalamnya
B. Interaksi Sosial
Hubungna timbal balik antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok
C. Status dan peran sosial
Posisi seseorang dalam masyarakat
D. Nilai Sosial
Sesuatu yang dianggap baik dan benar dalam masyarakat yang dijadikan pedoman dalam hidup
E. Norma Sosial
Wujud konkrit dari nilai sosial atau aturan yang di dalam masyarakat
F. Lembaga Sosial
Sistem norma yang digunakan untuk mencapai tujuan yang oleh masyarakat dianggap penting.
Ada 5 lembaga sosial dalam masyarakat yaitu keluarga, pendidikan, ekonomi, agama dan politik.
G. Sosialisasi
Proses pengenalan tentang nilai dan norma yang ada dalam masyarakat
H. Perilaku Menyimpang
Bentuk perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam
masyarakat
I. Pengendalian Sosial
Suatu usaha yang dilakukan agar masyarakat berperilaku sesuai dengan norma dan nilai sosial yang
ada dalam masyarakat
J. Proses Soial
Proses interaksi dan komunikasi anatr komponen masyarakat dari waktu ke waktu hingga
mewujudkan perubahan
K. Perubahan Sosial Budaya
Perubahan struktur sosial dan budaya akibat adanya ketidaksesuaian antara unsur-unsurnya
sehingga memunculkan suatu corak budaya baru
L. Kebudayaan
Hasil cipta, rasa dan karsa dalam hidup bermasyarakat
Masalah Sosial

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 3


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 3
Menurut Soerjono Soekanto : Masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
Soerjono Soekanto membedakan masalah sosial menjadi 4, yaitu :
a. Masalah sosial dari faktor ekonomis, seperti kemiskinan dan pengangguran
b. Masalah sosial dari faktor biologis, seperti penyakit menular
c. Masalah sosial dari faktor psikologis, seperti penyakit syaraf dan bunuh diri
d. Masalah sosial dari faktor kebudayaan, seperti perceraian dan kenakalan remaja

Kriteria Umum
 Masalah sosial terjadi karena ada perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dalam suatu
masyarakat dengan kondisi nyata kehidupan
Masalah Sosial Nyata dan Laten
Masalah sosial nyata adalah masalah sosial yang timbul akibat terjadinya kepincangan, yang disebabkan
ketidaksesuaian tindakan dengan norma dan nilai masyarakat.

Masalah sosial laten adalah masalah sosial yang ada dalam masyarakat, tetapi tidak diakui sebagai
masalah, karena ketidakberdayaan masyarakat untuk mengatasinya.

 Beberapa Masalah Sosial Masa Kini


1. Kemiskinan
2. Kejahatan terhadap anak
3. Disorganisasi Keluarga
4. Masalah Generasi Muda Dalam Masyarakat Modern
5. Peperangan
6. Demoralisasi (Penurunan kualitas moral)
7. Terorisme
 Masalah-masalah sosial yang timbul akibat dari kurangnya perhatian orangtua kepada anak adalah
sebagai berikut :
a. Sense of value yang kurang ditanamkan oleh orang tua
b. Munculnya organisasi atau kelompok pemuda informal yang tingkah lakunya tidak disukai oleh
masyarakat, seperti geng motor
c. Adanya usaha generasi muda untuk mengadakan perubahan dalam masyarakat yang disesuaikan
dengan nilai-nilai kaum muda
d. Pelanggaran Terhadap Norma-norma Masyarakat
- Pelacuran
- Kenakalan Remaja (delinkuensi)
- Alkoholisme
- Korupsi

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 4


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 4
BAB II
NILAI DAN NORMA SOSIAL

A. NILAI SOSIAL
1. Pengertian Nilai sosial
Nilai sosial adalah penghargaan yang diberikan masyarakat kepada bentuk sesuatu yang baik,
penting, pantas, serta mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan kebaikan hidup
bersama.

2. Jenis-Jenis Nilai Sosial


a. Nilai Material, adalah segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia
b. Nilai Vital, adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai
aktivitas.
c. Nilai Kerohanian, adalah segala sesuatu yang berguna bagi kebutuhan rohani manusia, seperti:
d. nilai kebenaran, yaitu nilai yang bersumber pada akal manusia (cipta)
e. nilai keindahan, yaitu nilai yang bersumber pada unsure perasaan (estetika)
f. nilai moral, yaitu nilai yang bersumber pada unsur kehendak (karsa)
g. nilai keagamaan (religiositas), yaitu nilai yang bersumber pada revelasi (wahyu) dari Tuhan.

3. Ciri-Ciri Nilai Sosial


a. nilai sosial merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi antaranggota
masyarakat.
b. Nilai sosial dapat memuaskan manusia dan mengambil bagian dalam usaha memenuhi kebutuhan-
kebutuhan sosial.
c. Membantu masyarakat agar dapat berfungsi dengan baik.
d. Menyusun system nilai yang seterusnya disebarkan di antara anggota masyarakat.
e. Dapat dipelajari atau bukan bawaan sejak lahir.
f. Cenderung berkaitan dengan yang lain melalui komunikasi untuk membentuk pola-pola dan sistem
nilai dalam masyarakat.
g. Sistem nilai sosial bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan yang lain, sesuai dengan
penilaian oleh setiap kebudayaan terhadap pola aktivitasnya.
h. Setiap nilai sosial dapat memiliki efek yang berbeda terhadap orang dalam masyarakat sebagai
keseluruhan.
i. Nilai sosial dapat mempengaruhi emosi.
j. Nilai sosial dapat mempengaruhi perkembangan pribadi dalam masyarakat, baik secara positif
maupun negatif.

4. Fungsi Nilai Sosial


a. sebagai faktor pendorong, berkaitan dengan nilai-nilai yang berhubungan dengan cita-cita atau
harapan
b. sebagai alat pengawas dengan daya tekan dan daya pengikat tertentu, nilai ini mendorong,
menuntun, dan terkadang menekan manusia untuk berbuat baik
c. sebagai petunjuk arah dari cara berpikir, berperasaan, dan bertindak; paduan menentukan
pilihan; sarana untuk menimbang penilaian masyarakat; penentu dalam memenuhi peran social;
dan pengumpulan orang dalam suatu kelompok

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 5


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 5
d. sebagai alat solodaritas kelompok atau masyarakat
e. sebagai benteng perlindungan atau penjaga stabilitas budaya kelompok atau masyarakat.

B. NORMA SOSIAL
1. Pengertian Norma Sosial
Norma Sosial merupakan aturan-aturan yang ada dalam masyarakat yang sudah disepakati bersama
untuk mencapai tujuan, dan ada sanksi bagi pelanggarannya

2. Jenis-Jenis Norma Sosial


a. Norma sosial dilihat dari sanksinya
1) Tata Cara (Usage)
Tata cara merupakan norma yang menunjuk kepada satu bentuk perbuatan dengan sanksi yang sangat
ringan terhadap pelanggarannya. Misalnya, aturan memegang garpu atau sendok ketika makan, cara
memegang gelas ketika minum, dan mencuci tangan sebelum makan. Suatu pelanggaran atau
penyimpangan terhadapnya tidak akan mengakibatkan hukuman yang berat, tetapi hanya sekedar
celaan atau diyatakan tidak sopan oleh orang lain. Misalnya, makan mendecak atau bersendawa waktu
makan.

2) Kebiasaan (Folkways)
Kebiasaan atau folkways merupakan cara-cara berindak yang digemari oleh masyarakat sehingga
dilakukan berulang-ulang. Misalnya, mengucapkan salam ketika bertemu, membungkukkan badan
sebagai tanda hormat kepada orang yang lebih tua, serta membuang sampah pada tempatnya. Apabila
perbuatan tersebut tidak dilakukan, maka dianggap sebagai penyimpangan terhadap kebiasaan umum
dalam masyarakat dan setiap orang akan menyalahkannya. Sanksinya dapat berupa teguran, sindiran,
atau digunjingkan oleh masyarakat.
3) Tata Kelakuan (Mores)
Tata kelakuan merupakan norma yang bersumber pada filsafat, ajaran agama, atau ideologi yang
dianut oleh masyarakat. Misalnya, larangan berzina, berjudi, minum-minuman keras, penggunaan
narkotika dan zat-zat aditif (obat-obatan terlarang) dan mencuri. Tata kelakuan mencerminkan sifat-
sifat yang hidup dari kelompok manusia yang dilaksanakan sebagai alat pengawas, secara sadar atau
tidak sadar, oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya.
Tata kelakuan sangat penting karena mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. memberikan batas-batas tingkah laku pada individu
b. mengidentifikasi individu dengan kelompoknya
c. menjaga solidaritas antaranggota masyarakat sehingga mengukuhkan ikatan dan mendorong
tercapainya integrasi sosial yang kuat.

4) Adat (Customs)
Adat merupakan norma tidak tertulis, namun sangat kuat mengikat sehingga anggota masyarakat
yang melanggar adat istiadat akan menderita kaena sanksi keras yang kadang-kadang secara tidak
langsung dikenakan. Misalya, pada masyarakat Lampungyang melarang terjadinya perceraian, apabila
terjadi suatu perceraian maka tidak hanya yang bersangkutan yang mendapatkan sanksi atau menjadi
tercemar tetapi seluruh keluarga atau bahkan masyarakatnya. Sanksi atas pelanggaran ini berupa

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 6


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 6
pengucilan, dikeluarkan dari masyarakat atau harus memenuhi persyaratan tertentu, seperti melakukan
upacara tertentu sebagai rehabilitasi diri.
5) Hukum (Laws)
Hukum merupakan norma yang bersifat formal dan berupa aturan tertulis. Hukum adalah suatu
rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan,
perintah, kewajiban, ataupun larangan, agar dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan
sehingga sanksinya bersifat paling tegas. Ketentuan-ketentuan dalam norma hukum lazimnya
dikodifikasikan dalam bentuk kitab undang-undang atau konvensi-konvensi.

b. Norma sosial dilihat dari sumbernya


1) Norma Agama, yakni ketentuan-ketentuan hidup bermasyarakat yang bersumber pada ajaran
agama (wahyu atau revelasi)
2) Norma Kesopanan atau etika, yakni ketentuan-ketentuan hidup yang berlaku dalam hubungan
atau interaksi social masyarakat.
3) Norma Kesusilaan, yakni ketentuan-ketentuan yang bersumber pada hati nurani, moral, atau
filsafat hidup.
4) Norma Hukum, yakni ketentuan-ketentuan tertulis yang berlaku dan bersumber pada kitab
undang-undang suatu Negara.
Fungsi Norma Sosial
a. sebagai pedoman atau patokan perilaku dalam masyarakat.
b. Merupakan wujud konkret dari nilai-nilai yang ada di masyarakat.
c. Suatu standar atau skala dari berbagai kategori tingkah laku suatu masyarakat.

BAB III

INTERAKSI SOSIAL DALAM DINAMIKA KEHIDUPAN SOSIAL

A. Pengertian Interaksi Sosial


Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan social yang dinamis, yang menyangkut hubungan
antara orang-orang perorangan, antarkelompok manusia, serta antara orang perorangan dan kelompok
manusia.

B. Ciri-ciri Interaksi Sosial


1. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
2. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
3. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
4. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu

C. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial


1. Tujuan yang jelas
2. Kebutuhan yang jelas dan bermanfaat
3. Adanya kesesuaian dan berhasil guna
4. Adanya kesesuaian dengan kaidah-kaidah sosial yang berlaku

D. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial


a. Interaksi Sosial Asosiatif
Interaksi social asosiatif merupakan bentuk interaksi social yang menghasilkan kerja sama.
a) Kerja Sama (Cooperation)
Perbedaan Motivasi kerja sama antara masyarakat desa dengan kota:
DESA KOTA
Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 7
Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 7
Menghadapi tantangan alam masih “keras” Memperoleh keuntungan ekonomis secara
efektif dan efisien
Melakukan pekerjaan yang membutuhkan Menghindari persaingan bebas, maka
tenaga massal dibentuklah semacam asosiasi atau
perserikatan, baik bidang ekonomi, politik,
kesenian, keolahragaan, dll
Melaksanakan upacara yang sifatnya sakral Menggalang kesatuan dan persatuan bangsa
(suci) di bidang bela negara dan cinta tanah air
Menghadapi serangan musuh
Bentuk kerja sama menurut D. Thompson dan William J. Mc Ewen
1) Kerukunan yang meliputi gotong royong dan tolong-menolong
2) Bargaining, yaitu kerja sama yang dilaksanakan atas dasar perjanjian tentang pertukaran barang
dan jasa antara dua organisasi atau lebih
3) Kooptasi, yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan
politik dalam suatu organisasi untuk menghindari kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang
bersangkutan
4) Koalisi, yaitu kerja sama yang dilaksanakan oleh dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan
yang sama
5) Joint-venture (usaha patungan), yaitu kerja sama yang dilaksanakan karena adanya perusahaan
proyek-proyek tertentu.

b) Akomodasi (Accomodation)
Merupakan cara/usaha yang dilakukan untuk meredakan/mengatasi konflik atau pertentangan.
.
c) Asimilasi (Assimilation)
Merupakan proses kearah peleburan kebudayaan sehingga masing-masing pihak merasakan adanya
kebudayaan tunggal sebagai milik bersama.
Asimilasi juga bisa dikatakan sebuah masyarakat yang terdiri dari anggota masyarakat yang memiliki
perbedaan budaya namun bisa hidup berdampingan sehingga memunculkan budaya baru .
 Faktor pendorong dan penghambat Asimilasi :

Faktor Pendorong
Faktor Penghambat
1. Sikap dan kesediaan saling bertoleransi
1. Adanya isolasi kebudayaan kebudayaan
dari salah satu kebudayaan kelompok
2. Sikap menghargai orang asing dan 2. Minimnya pengetahuan dari salah satu
kebudayaannya kebudayaan kelompok atas kebudayaan
kelompok lain
3. adanya kesempatan dibidang ekonomi 3. Ketakutan atas kekuatan kebudayaan
yang seimbang kelompok lain
4. keterbukaan golongan penguasa 4. Perasaan superioritas atas kebudayaan
kelompok tertentu
5. Adanya kesamaan dalam berbagai unsure 5. Adanya perbedaan cirri-ciri badaniah
budaya
6. Perkawinan Campuran 6. Adanya persaingan in-group yang kuat
7. Adanya musuh bersama dari luar 7. Adanya diskriminasi
8. Adanya perbedaan kepentingan
antarkelompok

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 8


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 8
d) Akulturasi (Acculturation)
Merupakan proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan menerima unsur-unsur dari suatu
kebudayaan asing tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.
Akulturasi bisa juga diartikan sebagai peenggabungan dua kebudayaan namun tidak menghilangakn
budaya aslinya.

b. Interaksi Sosial Disosiatif


Interaksi sosial disosiatif merupakan bentuk interaksi yang menghasilkan sebuah perpecahan.
 Persaingan (Competition)
adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu agar memperoleh
kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik.
 Kontravensi
adalah suatu bentuk proses social yang berbeda di antara persaingan dan pertentangan atau konflik.
 Pertentangan atau Konflik Sosial
adalah proses social antarperorangan atau kelompok masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan
paham dan kepentingan yang sangat mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau
jurang pemisah di antara mereka.

 Sebab-sebab Munculnya Konflik :


1) Perbedan pendapat
2) Perselisihan paham yang berkepanjangan yang mengusik harga diri serta kebanggaan masing-
masing pihak
3) Benturan kepentingan yang sama
4) Perbedaan system nilai dan norma dari kelompok masyarakat yang berlainan kebudayaan
5) Perbedaan kepentingan politik, baik dalam satu Negara ataupun antarnegara.
 Bentuk-bentuk Konflik atau pertentangan :
o Konflik Pribadi, yaitu konflik antarindividu yang ditandai dengan rasa saling benci terhadap
pihak lawan
o Konflik Rasial, yaitu konflik yang terjadi karena adanya perbedaan cirri-ciri fisik
kebudayaan. Misalnya, pertentangan antara ras kulit putih dan ras kulit hitam (negro)
o Konflik Antarkelas Sosial, yaitu konflik yang terjadi karena adanya perbedan kepentingan
antarkelas sosial. Misalnya, konflik antara majikan dan buruh
o Konflik Politik, misalnya konflik antarpendukung parpol dalam pemilu
o Konflik Internasional, pertentangan yang terjadi akibat perbedaan kepentingan antarnegara
yang akhirnya menyangkut kedaulatan Negara.

 Akibat yang timbul dari suatu pertentangan (konflik) :


1) Bertambahnya solidaritas kelompok
2) Berubahnya sikap atau kepribadian, baik yang mengarah kepada hal-hal yang bersifat positif
maupun negatif
3) Terjadinya perubahan social yang mengancam keutuhan kelompok
4) Jatuhnya korban manusia, rusak dan hilangnya harta benda jika terjadinya benturan fisik
5) Terjadinya negosiasi di antara pihak-pihak yang bertikai
6) Timbulnya dominasi oleh salah satu pihak terhadap pihak lain.

 Upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau memperbaiki situasi Konflik :


1) Kompromi, yaitu kedua belah pihak yang bertikai saling mengalah.
2) Toleransi, yaitu sikap saling menghargai dan menghormati pendirian masing-masing pihak.
3) Konversi, yaitu salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.
Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 9
Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 9
4) Coersion, yaitu penyelesaian konflik melalui suatu proses yang dipaksakan.
5) Mediasi, yaitu penyelesaian suatu konflik dengan mengundang pihak ketiga yang netral dan
berfungsi sebagai penasihat.
6) Arbitrase, yaitu penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak
yang bertikai.
7) Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan pihak-pihak yang bertikai dalam suatu
perundingan agar diperoleh persetujuan bersama.
8) Ajudikasi, yaitu penyelesaian konflik di pengadilan.
9) Segregasi, yaitu upaya untuk saling memisahkan diri dan saling menghindar di antara pihak-
pihak yang bertikai dalam rangka mengurangi ketegangan dan menghilangkan konflik.
10) Gencatan Senjata, yaitu penangguhan konflik untuk jangka waktu tertentu sambil mengupayakan
terselenggaranya upaya-upaya penyelesaian konflik.
BAB IV

SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

A. SOSIALISASI

1. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses belajar inividu untuk mengenal dan menghayati
norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku
sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya.

2. Media Sosialisasi
a. Keluarga
Keluarga merupakan media awal dari suatu proses sosialisasi. Proses sosialisasi
awal ini dimulai dengan proses belajar menyesuaikan diri dan mengikuti setiap apa yang
diajarkan oleh orang-orang sekitar lingkungan keluarganya, seperti cara makan,
berbicara, berjalan, hingga belajar bertindak dan berperilaku.

Peran orang tua dalam keluarga :


1) Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar sehingga anak tidak merasa
tertekan jiwanya
2) Mendorong agar anak dapat membedakan antara perilaku benar dan salah, baik dan
buruk, pantas dan tidak pantas, dsb
3) Memberikan contoh perilaku yang baik dan pantas bagi anak-anaknya.

Sebab-sebab anak mengalami kekecewaan :


1) Orang tua kurang memperhatikan anak-anaknya, terlalu sibuk dengan kepentingan-
kepentingannya sehingga anak merasa diabaikan.
2) Orang tua terlalu memaksakan kehendak dan gagasannya kepada anak dengan
ancaman dan sanksi yang dirasakan anak cukup berat sehingga jiwa anak menjadi
tertekan.
Tujuan Sosialisasi :
1. Mewariskan nilai dab norma kepada generasi penerus
2. Membantu individu mengenal lingkungan
3. Memberi pengetahuan yang berhubungan dengan nilai dan norma social
4. Menjaga hubungan social yang ditunjukan dengan adanya integrasi dalam
masyarakat
5. Mencegah terjadinya perilaku menyimpang

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 10


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 10
Fungsi Sosualisasi :
1. Menjaga keteraturan hidup
2. Membentuk pola perilaku dan kepribadian individu sesuai dengan nilai dan norma
yang ada
3. Menjaga Integrasi / kesatuan kelompok
Pola Sosialisasi :
1) Sosialisasi Represif (repressive socialization)
a) menghukum perilaku yang keliru
b) hukuman dan imbalan berupa material
c) menuntut adanya kepatuhan anak
d) komunikasi sebagai perintah
e) komunikasi nonverbal / dengan tanp kata-kata
f) sosialisasi berpusat pada orang tua
g) anak memperhatikan keinginan orang tua
h) keluarga merupakan significant order(dominasi orang tua)

2) Sosialisasi Partisipasi (participatory socialization)


a) memberikan imbalan bagi perilaku yang baik
b) hukuman dan imbalan simbolis
c) otonomi anak
d) komunikasi sebagai interaksi
e) komunikasi verbal
f) sosialisasi berpusat pada anak
g) orang tua memperhatikan keinginan anak
h) keluarga merupakan generalized order (kerja sama ke arah tujuan)
b. Kelompok Bermain (peer group)
Pada usia anak-anak, kelompok bermain mencakup teman-teman tetangga, keluarga,
dan kerabat. Tetapi pada usia remaja, kelompok sepermainan berkembang menjadi
kelompok persahabatan yang lebih luas.

Peranan positif kelompok persahabatan bagi perkembangan kepribadian anak :


1) Rasa aman dan rasa dianggap penting dalam kelompok akan sangat berguna bagi
perkembangan jiwa anak.
2) Perkembangan kemandirian remaja tumbuh dengan baik dalam kelompok
persahabatan.
3) Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir,
gembira dan sebagainya yang mungkin tidak didapatkan di rumah.
4) Melalui interaksi dalam kelompok, pemaja dapat mengembangkan berbagai
keterampilan social yang berguna bagi kehidupannya kelak.
5) Pada umumnya, kelompok persahabatan mempunyai pola perilaku dan kaidah-
kaidah tertentu yang mendorong remaja untuk bersikap lebih dewasa.
c. Lingkungan Sekolah
Fungsi nyata pendidikan menurut Horton :
1) Sebagai modal penting dalam menentukan mata pencaharian.
2) Dapat mengembangkan potensi demi pemenuhan kebutuhan pribadi dan
pengembangan masyarakat.
3) Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
4) Membentuk kepribadian.
d. Lingkungan Kerja

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 11


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 11
Pengaruh dari lingkungan kerja tersebut pada umumnya mengendap dalam diri
seseorang dan sukar sekali untuk diubah, apalagi jika yang bersangkutan cukup lama
bekerja di lingkungan tersebut. Seseorang yang cukup lama bekerja di lingkungan kerja
tertentu, kemudian pindah ke lingkungan kerja lain, maka dia akan mengalami kesulitan
untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan kerjanya yang baru.
b. Media Massa
Media massa yang terdiri dari media cetak (surat kabar dan majalah) maupun
elektronik (radio, televisi, dan internet) merupakan alat komunikasi yang dapat
menjangkau masyarakat secara luas. Media massa diidentifikasikan sebagai media
sosialisasi yang berpengaruh terhadap perilaku khalayaknya.
3. Bentuk-bentuk Sosialisasi
a. Sosialisasi Primer
sosialisasi primer merupakan sosialisasi pertama yang dialami individu sewaktu kecil.
Pada tahap ini anak mulai mengenal keluarganya, dan berlangsung sebelum sianak
memasuki lingkungan yang lebih luas, seperti lingkungan sekolah.

b. Sosialisasi Sekunder
sosialisasi sekunder merupakan tahapan lanjutan setelah sosialisasi primer. Dalam
tahap ini dikenal adanya proses desosialisasi, yaitu proses pencabutan identitas diri yang
lama dan dilanjutkan dengan resosialisasi, yaitu pemberian identitas baru yang didapat
melalui institusi sosial.
4. Tahap-tahap Sosialisasi
a. Masa Anak-anak
Sejak dilahirkan seorang anak (terutama balita) hidupnya san gat tergantung kepada
perlindungan dan bantuan orang tua dan keluarga di lingkungannya. Ia belajar
menirukan apa yang diajarkan orang tuanya, mulai dari belajar makan, belajar
berbicara, belajar bertindak, dan berperilaku. George Herbert Mead menyebutkan proses
meniru pada usia awal ini dikenal dengan istilah preparatory stage.
Setelah anak-anak mulai mengenal lingkungan yang lebih luas, yaitu lingkungan
teman sepermainannya, si Anak sudah mengenal teknik bermain peran. Misalnya, main
‘polisi-polisian’, ‘perang-perangan’, dan ‘dokter-dokteran’. Jadi, pada tahapan ini
seorang anak sudah pandai menirukan peran-peran tertentu, walaupun masih terbatas.
Tahapan ini disebut play stage.
b. Masa Remaja
Tahapan ini merupakan lanjutan dari teknik bermain peran pada masa anak-anak.
Seorang remaja tidak hanya meniru peran seseorang yang diidolakannya, tetapi sudah
mengidentikkan dirinya, seolah-olah ia sudah menyamakan (identik) dirinya dengan tokoh
idolanya. Tahapan ini disebut game stage.
c. Masa Dewasa
proses sosialisasi pada tahap ini merupakan titik kulminasi yang paling optimal bagi
seseorang individu. Tahapan ini disebut generalized other.

B. KEPRIBADIAN

1. Pengertian Kepribadian
*kepribadian merupakan abstraksi dari pola perilaku manusia
*kepribadian merupakan ciri-ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang
individu
*kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan berbagai sifat yang khas apabila
seseorang berhubungan dengan orang lain.

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 12


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 12
2. Tahap Perkembangan Kepribadian
a. Fase Pertama
Menurut Charles H.Cooley, proses perkembangan kepribadian seseorang dimulai
kurang lebih pada usia 1-2 tahun.
b. Fase Kedua
Fase kedua merupakan fase perkembangan dimana ego yang telah dimiliki seorang
anak mulai berkembang karakternya sesuai dengan tipe pergaulan yang ada
dilingkungannya, termasuk struktur tata nilai maupun struktur budayanya.
Fase kedua ini berlangsung relatif panjang hingga menjelang masa
dewasa.kepribadian tersebut mulai tampak dengan tipe-tipe perilaku khas yang tampak
dari perangai, kegemaran, IQ, serta b akat-bakat yang dimiliki oleh anak tersebut.
c. Fase Ketiga
Kepribadian seseorang pada akhirnya mengalami suatu perkembangan yang relative
tetap, yaitu dengan terbentuknya perilaku-perilaku yang khas sebagai perwujudan
kepribadian yang bersifat abstrak. Fase ketiga ini disebut juga fase kedewasaan, yang
berlangsung kurang lebih pada usia antara 25-28 tahun.
3. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kepribadian
a. Warisan Biologis
b. Faktor Lingkungan Fisik
c. Factor Kelompok
d. Faktor Kebudayaan Khusus / daerah
e. Faktor Pengalaman Unik / khas
4. Tipe Kebudayaan Khusus yang Mempengaruhi Kepribadian
a. Kebudayaan Khusus Berdasarkan Faktor Kedaerahan
b. Cara Hidup di Kota dan di Desa yang Berbeda
c. Kebudayaan Khusus kelas Sosial
d. Kebudayaan Khusus Atas Dasar Agama
e. kebudayaan Khusus Berdasarkan Profesi
Unsur- unsur Kepribadian seseorang meliputi :
1. Dorongan ( drives ) :
- Kehendak
- Nafsu
2. Naluri ( insting )
3. Emosi / perasaan
4. Perangai / watak
5. Inteligensi
6. Bakat

5. Hubungan antara Kepribadian, Sosialisasi, dan Kebudayaan

Generasi Baru

Sosialisasi Kebudayaan
Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 13
Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 13
Kepribadian

Generasi Baru dengan Kepribadian Baru

Dari bagan diatas dapat dijelaskan bahwa masyarakat yang membentuk kehidupan
bersama telah menghasilkan seperangkat kebudayaan yang terdiri dari 7 unsur yaitu :
1. Bahasa
2. Religi / agama
3. Kesenian
4. Ilmu pengetahuan
5. Mata pencaharian
6. Teknologi
7. Organisasi social
Kebudayaan tersebut akan mempengaruhi kepribadian individu, terutama individu baru secara akumulatif
dan komprehensif sehingga dalam proses kedewasaannya karakter generasi baru / manusia dibentuk
langsung oleh budaya masyarakat. Sebaliknya, kebudayan dipengaruhi oleh masyarakat melalui sosialisasi.

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 14


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 14
TIPE
TIPE
- KEPRIBADIAN

a.Tipe kepribadian sebagai hasil Sosialisasi :


1.Kepribadian Sanguinis :
Tipe kepribadian orang yang suka bertutur kata, suka bicara,
dan selalu menjadi pusat perhatian dari
orang-
orang di sekitarnya. Orang sanguinis biasanya
mudah bergaul dan mudah mendapatkan teman
baru. Salah satu kelemahanya adalah sifatnya moody, / tergantung suasana hati
Kadangk- adang cepat gembira dan tibatiba
- menangis, atau sebaliknya .
2. Kepribadian Melankolis :
Tipe kepribadian yang selalu menuntutkesempurnaan, menyukai hal hal
- yang detail dan membutuhkan
ketelitian . Salah satu kelemahan orang melankolis adalah sifatnya yang terlalu perfeksionis
, kadang –
kadang suka menunda pekerjaan sampai terciptanya suasana yang sempurna.
3. Kepribadian Khole ris :
Kepribadian Kholeris adalah orang yang memiliki jiwa kepemimpinan tinggi, punya wibawa , charisma,
kemauan kuat , dan biasanya suka men gatur. Kelemahanya ia cenderung sulit menerima masukan dari
orang lain.
4. Kepribadian Phlegmatis :
Kepribadianiindimiliki oleh orang yang cinta perdam
aian, ia selalu mengalah dan dak
ti mau terlibat
dalam perdebatan, Kelemahanya ia sering dipermainkan orang.

b.
Tipe Kepribadian berdasarkan Fungsinya
1. Kepribadian Rasional :Yaitu kpribadian
e yang banyak dipengaruhi oleh akal pikiran
2. Kepribadian Intuitif: Yaitu kepribadian yang banyak dipengaruhi oleh firasat
3. Kepribadian Emosional : Yaitukepribadian yangbanyak dipengaruhi oleh perasaan
4. Kepribadian Sensitif
: yaitu kepribadian yang dipengaruhi oleh panca indra sehingga cepat bereaksi
Tipe
c. Kepribadian berdasarkan Reaksinya terhadap Lingkungan :
1.Kepribadian Ekstrovert :
Kepribadian yangterbuka, berorientasi ke dunia luar, sifatnya ramah, suka bergaul, mudah
menyesuaikan diri.
2. Kepribadian Introvert :
Kepribadian yangtertutup , dan berorientasi pada diri sendiri, sifatnya pendiam, tidak senang
bergaul,suka menyendiri dan sulit menyesuaikan diri
3.Kepribadian Ambivert :
Kepribadian campuran yang tidak dapat digolongkan pada ke dua tipe tersebut, karena sifatnya
sangat bervariasi

SELAMAT BELAJAR TUHAN MEMBERKATI

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 15


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 15
BAB V

PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL

A. PERILAKU MENYIMPANG

1. Pengertian Perilaku Menyimpang


Perilaku menyimpang dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku yang diekspresikan oleh
seseorang atau beberapa orang anggota masyarakat yang secara disadari atau tidak disadari,
tidak menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dan telah diterima oleh sebagian besar
anggota masyarakat.

2. Teori-teori penyimpangan Sosial


a. Teori Differential Association
Teori ini diciptakan oleh Edwin H. Sutherland yang berpendapat bahwa
penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda. Penyimpangan dipelajari
melalui proses alih budaya. Contohnya, proses menghisap ganja dan perilaku
homoseksual.

b. Teori Labelling
Teori ini dipelopori oleh Edwin M. Lemerd yang berpendapat bahwa seseorang yang
telah melakukan penyimpangan pada tahap primer (pertama) lalu oleh masyarakat
diberikan cap sebagai penyimpang, maka orang tersebut terdorong untuk melakukan
penyimpangan sekunder (tahap lanjut) dengan alasan “kepalang tanggung”.
Contohnya, seseorang pernah sekali mencuri dengan alas an kebutuhan, tetapi
kemudian oleh masyarakat dijuluki pencuri, maka ia akan terdorong menjadi penjahat
bahkan dapat menjadi perampok.

c. Teori Merton
Teori ini dikemukakan oleh Robert K. Merton, yaitu perilaku penyimpangan
merupakan bentuk dari adaptasi terhadap situasi tertentu.

d. Teori Fungsi
Teori ini dikemukakan oleh Emile Durkheim bahwa kesadaran moral dari semua
masyarakat adalah karena factor keturunan, perbedaan lingkungan fisik, dan
lingkungan social. Jadi, kejahatan akan selalu ada karena orang selalu ada orang yang
berwatak jahat. Bahkan, ia berpendapat bahwa kejahatan itu perlu agar moralitas dan
hokum dapat berkembang dengan normal.

3. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang


a. penyimpangan Primer
Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang bersifat temporer atau sementara
dan hanya menguasai sebagian kecil kehidupan seseorang.

Ciri-ciri penyimpangan primer :


1) bersifat sementara
2) gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang
3) masyarakat masih mentolerir/menerima.
Contoh penyimpangn primer :

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 16


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 16
* pegawai yang membolos kerja
* banyak minum alcohol pada saat pesta
* siswa yang membolos atau menyontek saat ujian
* memalsukan pembukuan
* pelanggaran peraturan lalu lintas, dll

b. Penyimpangan Sekunder
Penyimpangan sekunder adalah perbuatan yang dilakukan secara khas dengan
memperlihatkan perilaku menyimpang.

Ciri-ciri penyimpangansekunder :
1) gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang
2) masyarakat tidak bisa mentolerir perilaku menyimpang tersebut.
Contoh penyimpangn sekunder :
 pembunuhan
 perjudian
 perampokan
 pemerkosaan, dll

c. Penyimpangan Individu
Penyimpangn individu adalah penyimpangn yang dilakukan oleh seorang individu
dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang
berlaku.

Contoh penyimpangan individu :


 pencurian yang dilakukan sendiri

d. Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok
dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma masyarak
yang berlaku.
Pada umumnya, penyimpangan kelompok terjadi dalam subkebudayaan yang
menyimpang yang ada dalam masyarakat. Contohnya, geng kejahatan atau mafia.

e. Penyimpangan Situasional
Penyimpangan jenis ini disebabkan oleh pengaruh bermacam-macam kekuatan
situasional/social di luar individu dan memaksa individu tersebut untuk berbuet
menyimpang. Contohnya, seorang suami yang terpaksa mencuri karena melihat anak
dan istrinya kelaparan.

f. Penyimpangan Sistematik
penyimpangan sistematik adalah suatu system tingkah laku yang disertai organisasi
social khusus, status formal, peranan-peranan, nilai-nilai, norma-norma, dan moral
tertentu yang semuanya berbeda dengan situasi umum. Segala pikiran dan perbuatan
yang menyimpang itu kemudian dibenarkan oleh semua anggota kelompok.

4. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang


a. Sikap Mental yang Tidak Sehat
b. Ketidakharmonisan dalam Keluarga
Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 17
Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 17
c. Pelampiasan Rasa Kecewa
d. Dorongan Kebutuhan Ekonomi
e. Pengaruh Lingkungan dan Media Massa
f. Keinginan untuk Dipuji
g. Proses Belajar yang Menyimpang
h. Ketidaksanggupan Menyerap Norma
i. Adanya Ikatan Sosial yang Berlainan
j. Proses Sosialisasi Nilai-Nilai Subkebudayaan Menyimpang
k. Kegagalan dalam Proses Sosialisasi

5. Media Pembentukan Perilaku Menyimpang


a. Keluarga
b. Lingkungan Tempat Tinggal
c. kelompok Bermain
d. Media Massa

6. Contoh perilaku Menyimpang


a. Tindakan Kriminal dan Kejahatan
b. Kenakalan Anak (Juvenile Delinquency)
c. Penyimpangan Seksual
d. Alkoholisme
e. Penyalahgunaan Narkotika
f. Hubungan Seksual Sebelum Nikah
g. Sadisme Terhadap Anak

B. PENGENDALIAN SOSIAL

1. Pengertian Pengendalian Sosial :


Menurut Berger, pengendalian social adalah cara yang digunakan untuk mentertibkan
anggota masyarakat yang membangkang. Menurut Roucek, pengendalian social adalah proses
terencana maupun tidak tempat individu diajarkan, dibujuk ataupun dipaksa untuk
menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup kelompok.
Dengan demikian tujuan pengendalian social adalah sebagai berikut :
a. Agar masyarakat mau mematuhi norma-norma social yang berlaku, baik dengan
kesadaran sendiri maupun karena paksaan.
b. Agar dapat mewujudkan keserasian dan ketentraman dalam mayarakat.
c. Bagi orang yang melakukan penyimpangan diusahakan agar kembali mematuhi
norma-norma yang berlaku.

2. Jenis-Jenis Pengendalian Sosial :


a. Pengendalian Sosial Formal
Pengendalian social formal dijalankan melalui lembaga-lembaga formal yang ada di
masyarakat, yaitu :
1) Lembaga Kepolisian
2) Lembaga Kejaksaan
3) Lembaga Pengadilan
4) Lembaga Adat

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 18


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 18
b. Pengendalian Sosial Nonformal
Pengendalian social dapat juga dilakukan oleh para pemuka masyarakat yang
mempunyai pengaruh ataupun kharisma untuk mengatur berbagai kegiatan
masyarakat. Tokoh-tokoh masyarakat ini merupakan penutan sekaligus pengendali
yang dipatuhi oleh warga masyarakat yang lain. Dengan demikian, system ketertiban
yang ada di dalam masyarakat tersebut sangat ditentukan oleh peranan tokoh-tokoh
masyarakat. Pengendalian yang demikian ini termasuk pada pengendalian nonformal
yang dilakuka oleh tokoh masyarakat ataupun warga masyarakat yang lain.

3. Sifat-Sifat Pengendalian Sosial :


a. Pengendalian Sosial Preventif
Pada pengandalian social yang bersifat preventif merupakan usaha yang dilakukan
sebelum terjadi pelanggaran. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya perilaku
menyimpang. Contohnya, pemberian nasihat kepada anak untuk tidak ngebut di jalan
raya supaya tidak terjadi kecelakaan.

b. Pengendalian Sosial Represif


Pengendalian social yang represif dilakukan apabila telah terjadi pelanggaran dan
supaya keadaan pulih seperti sediakala. Contohnya, seseorang lali untuk membayar
hutang, kemudian diadukan ke pengadilan. Selanjutnya, pengadilan menjatuhkan
hukuman supaya ia membayar kembali hutang tersebut disertai dengan dendanya.

c. Pengendalian Sosial Gabungan


Pengendalian social gabungan merupakan gabungan antara pengendalian
preventif dan represif. Perpaduan antara kedua sifat pengendalian sosial ini
ditunjukkan untuk mencegah terjadinya penyimpangan (preventif) sekaligus
memulihkan kembali keadaan semula jika sudah terjadi penyimpangan (represif)
sehingga suatu perilaku yang menyimpang tidak sempat merugikan pelaku yang
bersangkutan ataupun orang lain.
Misanya, diberlakukan piket-piket di sekolah yang dimaksudkan untuk mengawasi dan
mencegah siswa agar tidak bolos pada jam pelajaran (tindakan preventif). Meskipun
pengawasan tersebut sudah dilakukan, tetap saja terdapat siswa yang bolos, maka
tindakan represif dapat dilakukan untuk mengembalikan penyimpangan itu ke keadaan
normal dengan cara mengenakan sanksi kepada siswa tersebut sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

d. Pengendalian Sosial Persuasif


Pengendalian social persuasive dilakukan melalui pendekatan dan sosialisasi agar
masyarakat mematuhi norma-norma yang ada. Pengendalian social ini dilakukan
tanpa kekerasan.

e. Pengendalian Sosial Koersif


pengendalian social koersif bersifat memaksa agar anggota masyarakat berperilaku
sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Jika disuatu masyarakat
banyak terdapat pelanggaran, maka tindakan represif dan koersif dapar diterapkan
demi tercapainya ketertiban social.

4. Cara-Cara Pengendalian Sosial :


a. Cemoohan
b. Teguran

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 19


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 19
c. Pendidikan
d. Agama
e. Gosip atau Desas-Desus
f. Ostrasisme
g. Fraundulens
h. Intimidasi
i. Hukum

5. Akibat Tidak Berfungsinya Lembaga Pengendalian Sosial :


Apabila lembaga-lembaga pengendalian social tidak berfungsi, baik internal maupun
eksternal, baik lembaga-lembaga formal maupun nonformal, maka akan terjadi di dalam
masyarakat adalah suatu kesemrawutan atau ketidakpastian.Hal tersebut akan mengarah
pada suatu perkembangan untuk berlakunya hukum rimba, artinya siapa yang kuat secara
fisik dan ekonomi serta secara politis akan menjadi penguasa di dalam masyarakat.
Selanjutnya, keadaan ini akan mengakibatkan system komersialisasi hukum, dan yang menjadi
korban adalah rakyat.

Akibat dari tidak berfungsinya lembaga-lembaga pegendalian social :


a. Tidak adanya kepastian hokum
b. Kepentingan masyarakat sulit untuk dipenuhi
c. Sering terjadi konflik, terutama konflik-konflik kepentingan yang berlatar
belakang pada hakikat hidup manusia, pertbedaan ideologi, perbedaan
budaya, serta perbedaan ras.
d. Munculnya komersialisasi hukum, jabatan, dan kekuasaan.
e. Munculnya sindikat-sindikat kejahatan yang mempunyai kepentingan khusus.

NILAI DAN NORMA


> Nilai Sosial dapat diartikan sebagai sesuatu yang baik, yang didinginkan, dicita-citakan, dan dianggap
penting oleh warga masyarakat dan dijadikan dasar dalam menentukan apa yang baik, bernilai atau
berharga.

> Jenis-jenis Nilai Sosial


a. Menurut Notonegoro:
1.  Nilai Material: sesuatu yang berguna bagi kehidupan masyarakat.
2.  Nilai Vital, segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat hidup dan melakukan kegiatan sehari-
hari
3.  Nilai Spiritual, Segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

> Ciri-ciri Nilai Sosial


1. Dipelajari melalui sosialisasi
2.  Disebarkan dari satu individu ke individu yang lain
3.  Merupakan hasil interaksi antar warga masyarakat
4. Mempengaruhi perkembangan diri seseorang
5.  Pengaruh nilai tersebut berbeda pada setiap anggota masyarakat
6.  Berbeda antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain
7.  Bagian dari usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya
8.  Cenderung berkaitan antara yang satu dengan yang lain dan membentuk kesatuan nilai.

>Fungsi Nilai Sosial

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 20


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 20
1.  Sebagai pelindung
2.  Penunjuk arah dan pemersatu
a.     memberikan alat untuk menetapkan harga sosial dari suatu kelompok
b.     mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkahlaku
c.     penentu terakhir manusia dalam memenuhi peranannya
d.     sebagai alat solidaritas dikalangan anggota kelompok
e.     sebagai pengontrol perilaku masyarakat.
3. Motivator Norma Sosial Merupakan ketentuan yang berisi perintah maupun larangan yang ditetapkan
berdasarkan kesepakatan bersama.

>Norma sosial adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu (Robert MZ.Lawang)

>Jenis-jenis Norma Sosial


1.  Cara (usage), bentuk perbuatan yang menonjol dalam hubungan antar individu
2.  Kebiasaan (folkways), merupakan perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama
3. Tata Kelakuan, merupakan sifat – sifat yang hidup dalam kelompok yang dilaksanakan sebagai pengawas
bagi anggotanya.
4.     Adat Istiadat, merupakan pola perilaku yang diakui sebagai hal yang baik dan dijadikan hokum tidak
tertulis dengan sanksi yang berat.  

>Norma Pokok
1. Norma Agama
2.  Norma Kelaziman
3.  Norma Kesusilaan
4.  Norma Kesopanan
5.  Norma Hukum

>Fungsi Norma Sosial


1. Sebagai faktor perilaku yang memungkinkan seseorang untuk menentukan lebih dulu bagaimana
tindakannya akan dinilai oleh orang lain
2. Sebagai aturan yang mendorong seseorang atau kelompok untuk mencapai nilai-nilai sosial
3. Sebagai unsur pengendali dalam hidup bermasyarakat.

> Peranan Nilai & Norma Dalam Proses Sosialisasi


Memberi bekal pedoman kepada individu atau seseorang agar berperilaku sesuai dengan nilai dan norma
yang ada dalam masyarakat, sehingga individu dapat hidup dengan baik dalam masyarakat.

INTERAKSI
> Pengertian Interaksi Sosial
- Suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan
antar kelompok manusia.
- Proses Interaksi Sosial Interaksi sosial terjadi karena faktor kebutuhan yang timbul dari dalam diri manusia
mencakup kebutuhan dasar, kebutuhan sosial dan kebutuhan integratif, serta naluri untuk hidup berkelompok
atau bersama orang lain.

> Faktor Pendorong Interaksi Sosial


a. Imitasi, yaitu proses peniruan tingkah laku orang lain untuk diterapkan pada seseorang yang meniru
tingkah laku tersebut.

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 21


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 21
b. Sugesti, adalah suatu pendapat, saran, pandangan atau sikap yang diberikan pada seseorang dan diterima
tanpa disertai daya kritik.
c. Identifikasi, merupakan suatu kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama
dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).
d. Simpati, adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Dalam proses ini
perasaan memegang peranan yang sangat penting.

>Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Ada 2 syarat terjadinya interaksi sosial


a.  Kontak sosial, berdasarkan cara komunikasi terbagi menjadi 2: Kontak langsung & Tidak langsung.
Sedangkan berdasarkan proses komunikasi dibedakan menjadi 2: Kontak Primer & Kontak Sekunder b. 
Komunikasi, yaitu tafsiran seseorang terhadap perilaku orang lain yang diwujudkan dengan pembicaraan,
gerak gerik, sikap, maupun perasaan tertentu.

>Bentuk-bentuk Interaksi Sosial


a.  Kerjasama, yaitu bergabungnya sekelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama. Meliputi:
1.Bargaining, perjanjian tukar menukar barang dan jasa antar 2 organisasi atau lebih 2. Kooptasi,
proses penerimaan unsure-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu
organisasi
3. Koalisi, merupakan kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan sama 4. Joint
Venture, adalah kerjasama dalam pengusahaan proyek tertentu dengan system bagi hasil
5. Kerukunan, mencakup gotong royong dan tolong menolong.
b.  Akomodasi, yaitu usaha untuk menciptakan keseimbangan dalam interaksi antara individu maupun
kelompok yang berkaitan dengan pelaksanaan nilai dan norma sosial dalam masyarakat. Atau usaha manusia
untuk meredakan suatu pertentangan agar tercapai kestabilan kembali. Akomodasi sebenarnya suatu cara
untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan
kepribadiannya.
Tujuan akomodasi: Untuk mengurangi pertentangan antara orang-orang atau kelompok-kelompok akibat
perbedaan faham. Dalam hal ini akomodasi diarahkan untuk
a. mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara waktu
b. Untuk memungkinkan dilangsungkannya kerjasama di antara individu-individu atau kelompok-
kelompok yang karena faktor psikologi atau kebudayaan menjadi terpisah satu dari lainnya
Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok yang sebelumnya terpisah
c. Bentuk-bentuk akomodasi sebagai proses menghindarkan, meredakan atau mengakhiri konflik:
a. Kompromi (pihak yang bertikai saling mengurangi tuntutan
b. Toleransi (saling menghargai, menghormati, membiarkan di antara pihak-pihak yang sebenarnya
saling berbeda)
c. Konsiliasi (usaha yang bersifat kelembagaan untuk mempertemukan pihak-pihak yang bertikai
sehingga dicapai kesepakatan bersama)
d. Koersi (keadaan tanpa konflik karena terpaksa; akibat dari berbedanya secara tajam kedudukan
atau kekuatan di antara pihak –pihak yang berbeda, misalnya antara buruh– majikan, orangtua-
anak, pemimpin-pengikut, dan seterusnya)
e. Mediasi (penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang netral sebagai penasehat)
f. Arbitrasi (penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang berwenang untuk mengambil keputusan
penyelesaian)
g. Stalemate (perang dingin, yakni keadaan seimbang tanpa konflik karena yang bertikai memiliki
kekuatan yang seimbang
h. Displacement (menghindari konflik dengan mengalihkan perhatian)
i. Ajudikasi (penyelesaian konflik melalui proses hukum/in court)

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 22


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 22
c.  Asimilasi, merupakan proses social yang ditandai dengan adanya usaha untuk mengurangi perbedaan yang
terdapat diantara individu atau kelompok dan usaha mempertinggi kesatuan tindak, sikap, serta proses mental
untuk mencapai kepentingan dan tujuan bersama.
d.  Akulturasi, proses penyatuan berbagai unsur kebudayaan asing yang diterima, diolah, tanpa
menghilangkan kepribadian kebudayaan itu sendiri, sehingga menjadi suatu bentuk kebudayaan baru.
e.  Persaingan, merupakan suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya persaingan antar individu
maupun kelompok dalam mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan dengan cara menarik
perhatian atau mempertajam prasangka tanpa menggunakan ancaman dan kekerasan. f.  Kontravensi, suatu
bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan pertikaian serta ditandai dengan adanya gejala
ketidakpastian mengenai diri seseorang, keraguan terhadap kepribadian, dan perasaan tidak suka yang
disembunyikan bahkan kebencian pada seseorang.
g. Pertentangan, adalah suatu proses sosial yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok untuk mencapai
tujuan tertentu dengan cara menantang pihak lawan melalui ancaman atau kekerasan.  

Bentuk Interaksi  a, b, c, d, adalah interaksi yang bersifat Asosiatif, sedangkan e, f, g, bersifat Disosiatif.

LEMBAGA SOSIAL
>Pengertian
Menurut Soerjono Soekanto adalah kumpulan norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.
Major Polak: Merupakan suatu kompleksitas atau system peraturan dan adapt istiadat yang mempertahankan
nilai-nilai penting.

>Ciri-ciri lembaga sosial menurut Gillin & Gillin:


1.  mempunyai tingkat kekelan tertentu
2.  mempunyai tujuan
3.   mempunyai perangkat untuk mencapai tujuan
4. mempunyai lambing atau symbol
5. mempunyai tradisi tertulis dan tidak tertulis
6.   berbentuk organisasi pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktifitas masyarakat.

>Tipe-tipe Lembaga Sosial


1. Berdasarkan perkembangannya:    
 a. Crescive institutions. Lembaga yang tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat    
b. Enacted institutions. Lembaga yang sengaja dibentuk untuk kepentingan tertentu
2. Berdasarkan sistem nilai yang diterima masyarakat:     
a. Basic Institutions. Lembaga yang digunakan untuk mempertahankan dan memelihara tata tertib
dalam        masyarakat     
b. Subsidiary Institutions. Lembaga sosial yang berkaitan dengan hal-hal yang kurang penting.
3. Dari segi penerimaan masyarakat     
a. Social sanctioned institutions. Lembaga yang diterima masyarakat. spt; sekolah, perusahaan,
perbankan dan        koperasi     
b. Unsanctioned Institutions. Lembaga yang ditolak masyarakat, spt; perjudian, perampokan, 4. Dari
faktor penyebarannya     
a. General Institutions. Lembaga yang dikenal oleh hampir seluruh masyarakat di dunia. Spt; agama,
IPTEK    

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 23


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 23
b. Restricted Institutions. Lembaga yang dianut oleh masyarakat tertentu. Spt; agama Islam, Kristen,
Hindu, dll
5. Dari sudut fungsinya:     
a. Operative Institutions. Lembaga yang berfungsi  menghimpun tata cara yang diperlukan untuk
mencapai  tujuan lembaga. Spt; Lembaga industri     
b. Regulative Institutions. Lembaga yang bertujuan mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang
tidak menjadi bagian mutlak dari lembaga itu sendiri. Contoh;         Lembaga Hukum
>Fungsi Lembaga Sosial:
1.        Memberikan pedoman pada anggota masyarakat bagaimana seharusnya bertingkah laku
2.        Menjaga keutuhan masyarakat
3.        Memberikan pedoman kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial

Lembaga sosial juga memiliki fungsi:


1.       Manifes (Nyata)
2.       Latent ( Terselubung)

Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 24


Rangkuman Materi Sosiologi kelas X 24

Anda mungkin juga menyukai