Anda di halaman 1dari 67

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya


KABUPATEN BIREUEN

Bab IV
Profil Kabupaten Bireuen

Kabupaten Bireuen merupakan salah satu dari 23 kabupaten/kota yang


berada di bawah wilayah administrasi Provinsi Aceh. Posisi geografis Bireuen
sangat strategis dibanding kabupaten lain, karena berada di bagian Timur
Provinsi Aceh yang menghubungkan bagian tengah sampai bagian barat
dengan berbatasan langsung laut lepas (Selat Malaka). Kabupaten Bireuen
menjadi hilir dari sungai-sungai besar yang mengalir perairan lepas serta
mempunyai topografi yang sangat fluktuatif, mulai dari datar (pantai) sampai
begelombang (gunung dan perbukitan). Nilai strategis Kabupaten Bireuen
adalah sebagian wilayah selatan merupakan perbukitan dan wilayah utara
didominasi oleh kawasan pesisir pantai.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten, Dalam kebijakan penataan ruang nasional (Peraturan Pemerintah
Nomor26 Tahun 2008 tentang RTRWN), Kota Juang yang menjadi ibukota
Kabupaten Bireuen ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKWp) dan
satu pusat permukiman lainnya yaitu Kecamatan Peusangan ditetapkan
sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) serta ditetapkan jaringan jalan nasional
disepanjang sisi pantai timur sebagai Trans Lintas Timur Sumatera.
Selain jalan sisi Pantai Timur Kabupaten Bireuen terdapat jalur jalan
lintas tengah yang menghubungkan Kabupaten Bener Meriah dan Aceh
Tengah juga telah ditetapkan sebagai jalan nasional.Jumlah penduduk
Kabupaten Bireuen pada tahun 2014 berjumlah 413.817 jiwa, sebagian besar
adalah Pegawai Negeri Sipil dan swasta. Dari sisi struktur ekonomi juga
IV - 1
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

bersesuaian dengan komposisi mata pencaharian dimana 18,4% PDRB


kabupaten ini berasal dari sektor pertanian dan perdagangan, hotel dan
restoran sebesar 19,7%. Gambaran umum Kabupaten Bireuen secara lengkap
dapat dilhat pada paparan di bawah ini.

4.1 KONDISI FISIK


4.1.1 Letak Geografis

Kabupaten Bireuen merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi


Aceh yang letaknya sangat strategis dan dilintasi oleh jalan nasional serta
diapit oleh beberapa kabupaten dan merupakan pusat perdagangan di
wilayahnya. Secara geografis, Kabupaten Bireuen terletak pada posisi N
4053’20,3” - N 5016’25,8” Lintang Utara (LU) dan E 96055’30,1” - E
096019’45,9” Bujur Timur (BT) dengan luas wilayahnya 1,796.31 Km2 atau
(179.631 Ha) dan berada pada ketinggian 0 sampai 2.637 meter Dari
Permukaan Laut (DPL). Batas-batas administratif Kabupaten Bireuen adalah
sebagai berikut:
 Sebelah Utara : berbatas dengan Selat Malaka;
 Sebelah Timur : berbatas dengan Kabupaten Aceh Utara;
 Sebelah Selatan : berbatas dengan Kabupaten Bener Meriah dan Aceh
Tengah;
 Sebelah Barat : berbatas dengan Kabupaten Pidie Jaya dan Pidie.
Secara geografis wilayah Kabupaten Bireuen memiliki posisi strategis,
karena terletak sebagai berikut:
1. Kawasan Pantai Timur Pulau Sumatera yang merupakan kawasan cepat
berkembang di Pulau Sumatera, dibandingkan dengan kawasan tengah
dan kawasan Pantai Barat Sumatera.
2. Berdekatan dengan kota pusat pertumbuhan Kota Lhokseumawe dan
Medan yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Disamping itu, di
Kota Medan juga terdapat Pelabuhan dan Bandar Udara Internasional.
IV - 2
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

3. Berhadapan langsung dengan Selat Malaka yang merupakan Zona


Ekonomi Eksklusif dan jalur pelayaran perdagangan internasional yang
padat.
4. Dilintasi oleh Jalan Trans Sumatera, yang merupakan jalur perdagangan
yang padat di Pulau Sumatera. Di masa mendatang, Jalan Trans Sumatera
pada ruas antara Medan sampai Bandar Lampung direncanakan untuk
dikembangkan sebagai jalan internasional Trans Asia dan Trans Asean.
Wilayah Kabupaten Bireuen berkembang menjadi kabupaten
merupakan hasil dari pemekaran Kabupaten Aceh Utara menjadi kabupaten
baru berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Simeulue, sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2000 (berikut dapat
diperhatikan pada Peta 4.1)

IV - 3
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

IV - 4
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

Sejak berdirinya Kabupaten Bireuen berdasarkan Undang-Undang


Nomor 48 tahun 1999 telah terjadi perkembangan yang cukup signifikan
dalam bidang pemerintahan, dimana pada awalnya terdiri dari 7 (tujuh)
kecamatan. Tahun 2001 dimekarkan menjadi 10 kecamatan, tahun 2004
dimekarkan kembali menjadi 17 kecamatan. Kecamatan terluas adalah
Kecamatan Peudada, dengan wilayah seluas 31.283,90 Ha atau 17,42 persen
dari total luas wilayah Kabupaten Bireuen. Urutan berikutnya adalah
Kecamatan Juli dengan wilayah seluas 23.11,358 Ha atau 12,87 persen dari
total luas wilayah Kabupaten Bireuen keseluruhan. Kecamatan dengan luas
wilayah paling kecil di daerah ini adalah Kecamatan Kota Juang (1.690,87 Ha)
dan Kecamatan Kuala (1.724,56 Ha), dengan proporsi luas wilayah masing-
masing sebesar 0,94 dan 0,96 persen dari total luas wilayah Kabupaten
Bireuen secara keseluruhan. Nama kecamatan dan luas wilayah dapat
diperhatikan dalam Tabel 4.1 dan Peta 4.2.
TABEL 4.1 : Nama dan Luas Kecamatan di Kabupaten Bireuen
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Persentase (%)
1 2 3 4
1 Samalanga 14.087,19 7,84
2 Simpang Mamplam 15.772,05 8,78
3 Pandrah 11.396,78 6,34
4 Jeunieb 11.237,49 6,26
5 Peulimbang 12.774,66 7,11
6 Peudada 31.283,90 17,42
7 Jeumpa 10.886,02 6,06
8 Kota Juang 1.690,87 0,94
9 Juli 23.118,35 12,87
10 Kuala 1.724,56 0,96
11 Peusangan 5.907,63 3,29
12 Jangka 3.748,92 2,09
13 Peusangan Selatan 9.414,70 5,24
14 Peusangan Siblah Krueng 11.205,35 6,24
15 Kuta Blang 3.870,13 2,15
16 Makmur 6.857,36 3,82
17 Gandapura 4.655,82 2,59
Jumlah 179.631,77 100,00
Sumber : RTRW Kabupaten Bireuen
IV - 5
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

IV - 6
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

4.1.2 Topografi
Topografi wilayah Kabupaten Bireuen secara umum terdiri dari wilayah
datar, landai, bergelombang dan berbukit. Kelerengan bervariasi antara 0-
2%, 2-5%, 5-15%, 15-40%, > 40%. Wilayah dengan kelerengan 0-2%
terdapat di Kecamatan Gandapura, Jangka, Jeumpa, Jeunieb, Juli, Kota
Juang, Kuala, Kuta Blang, Makmur, Pandrah, Peudada, Peulimbang,
Peusangan, Peusangan Selatan, Peusangan Siblah Krueng, Simpang
Mamplam. Wilayah dengan kelerengan 2-5% terdapat di Kecamatan
Gandapura, Jangka, Jeumpa, Jeunieb, Juli, Kuta Blang, Kota Juang, Makmur,
Pandrah, Peudada, Peulimbang, Peusangan, Peusangan Selatan, Peusangan
Siblah Krueng, Samalanga, Simpang Mamplam. Wilayah dengan kemiringan
lereng 5-15% terdapat di Kecamatan Gandapura, Jangka, Jeumpa, Jeunieb,
Juli, Kota Juang, Kuala, Kuta Blang, Makmur, Pandrah, Peudada, Peulimbang,
Peusangan, Peusangan Selatan, Peusangan Siblah Krueng, Simpang
Mamplam. Wilayah yang memiliki kemiringan 15-40% berada di Kecamatan
Jeumpa, Jeunieb, Juli, Pandrah, Peudada, Peulimbang, Peusangan,
Peusangan Selatan, Peusangan Siblah Krueng, Samalangan, Simpang
Mamplam. Wilayah dengan tingkat kemiringan > 40% terdapat di Kecamatan
Jeumpa, Jeunieb, Juli, Pandrah, Peudada, Peulimbang, Samalanga, Simpang
Mamplam.
Dari sisi topografi lahan, secara umum wilayah Kabupaten Bireuen
terdiri dari wilayah yang datar, landai, bergelombang dan berbukit.
Kelerengan yang bervariasi antara 0-2 persen dan yang paling tinggi tingkat
kelerengannya adalah dengan kemiringan di atas 40% yang tersebar di
beberapa kecamatan. Penjabaran kelerengan pada tiap kecamatan dapat
dilihat pada Tabel 4.2 berikut.

IV - 7
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

TABEL 4.2 : Kemiringan Lereng Kabupaten Bireuen


Kemiringan
Lereng Kecamatan Luas (ha)
0-2% Gandapura 1.487,52
0-2% Jangka 1.089,59
0-2% Jeumpa 1.742,88
0-2% Jeunieb 2.334,71
0-2% Juli 491,78
0-2% Kota Juang 840,23
0-2% Kuala 1.122,25
0-2% Kuta Blang 1.516,48
0-2% Makmur 131,38
0-2% Pandrah 999,15
0-2% Peudada 2.872,79
0-2% Peulimbang 1.067,17
0-2% Peusangan 2.259,19
0-2% Peusangan Selatan 596,09
0-2% Peusangan Siblah Krueng 37,23
0-2% Samalanga 1.972,52
0-2% Simpang Mamplam 3.154,17
0-2% Simpang Mamplam 0,00
2-5% Gandapura 2.117,23
2-5% Jangka 1.303,24
2-5% Jeumpa 466,26
2-5% Jeunieb 638,87
2-5% Juli 883,31
2-5% Kota Juang 776,34
2-5% Kuta Blang 691,84
2-5% Makmur 682,87
2-5% Pandrah 680,90
2-5% Peudada 256,08
2-5% Peulimbang 745,28
2-5% Peusangan 1.680,10
2-5% Peusangan Selatan 1.135,87
2-5% Peusangan Siblah Krueng 270,16
2-5% Samalanga 453,71
2-5% Simpang Mamplam 1.193,87
5 - 15 % Gandapura 1.051,06
5 - 15 % Jangka 1.356,09
IV - 8
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

Kemiringan
Lereng Kecamatan Luas (ha)
5 - 15 % Jeumpa 3.546,04
5 - 15 % Jeunieb 1.477,06
5 - 15 % Juli 10.510,60
5 - 15 % Kota Juang 74,31
5 - 15 % Kuala 602,31
5 - 15 % Kuta Blang 1.661,81
5 - 15 % Makmur 6.043,10
5 - 15 % Pandrah 1.093,50
5 - 15 % Peudada 9.516,78
5 - 15 % Peulimbang 1.912,49
5 - 15 % Peusangan 1.650,48
5 - 15 % Peusangan Selatan 2.679,14
5 - 15 % Peusangan Siblah Krueng 7.744,42
5 - 15 % Samalanga 1.570,47
5 - 15 % Simpang Mamplam 2.570,56
5 - 15 % Simpang Mamplam 0,00
15 - 40 % Jeumpa 4.627,17
15 - 40 % Jeunieb 4.669,19
15 - 40 % Juli 11.193,43
15 - 40 % Pandrah 5.682,51
15 - 40 % Peudada 16.815,23
15 - 40 % Peulimbang 6.219,20
15 - 40 % Peusangan 317,86
15 - 40 % Peusangan Selatan 5.003,60
15 - 40 % Peusangan Siblah Krueng 3.153,54
15 - 40 % Samalanga 5.332,35
15 - 40 % Simpang Mamplam 6.575,80
> 40 % Jeumpa 503,67
> 40 % Jeunieb 2.117,66
> 40 % Juli 39,24
> 40 % Pandrah 2.940,72
> 40 % Peudada 1.823,02
> 40 % Peulimbang 2.830,52
> 40 % Samalanga 4.758,13
> 40 % Simpang Mamplam 2.277,64
KABUPATEN BIREUEN 179.631,77
Sumber : RTRW Kabupaten Bireuen

IV - 9
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

4.1.3 Geologi
Geologi wilayah Kabupaten Bireuen terbagimenjadi beberapa jenis
bebatuan yang menjadi tumpukan dan penampang pembentukan permukaan
lahan. Penampang geologi permukaan merupakan sebaran bebatuan lateral,
vertikal sampai pada kedalaman batuan dasar. Sebaran geologi meliputi
Aluvium, Batuan Sendimen, Batuan Gunung Api, dan Batuan Sendimen-meta
Sendimen.
Sebaran geologi wilayah Kabupaten Bireuen terdiri atas aluvial/ alluvial
group, aneka bentuk/miscellaneous goup, dataran/plain group,
marine/marine group, pegunungan & plato/ mountain &plateau group,
perbukitan/ hilly group, teras marin/marine terrace group, volkan/volcanic
group.
Geologi suatu wilayah perlu diketahui secara mendetail dalam
melakukan perencanaan agar upaya memanfaatkan sumber daya alam dan
energi dapat dilakukan secara efisien dan efektif untuk memenuhi kebutuhan
perikehidupan manusia pada masa kini dan masa mendatang dengan
mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkannya semaksimal mungkin.
Geologi wilayah Kabupaten Bireuen dapat di bagi atas beberapa jenis
bebatuan yang menjadi tumpukan dan penampang pembentukan permukaan
lahan. Hal ini didukung juga oleh penampang geologi permukaan sebagai
sebaran bebatuan baik lateral maupun vertikal hingga sampai pada
kedalaman batuan dasar. Sebaran geologi diantaranya adalah Aluvium,
Batuan Sendimen, Batuan Gunung Api, dan Batuan Sendimen-meta
Sendimen (lihat Tabel 4.3 dan Peta 4.3).

IV - 10
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

TABEL 4.3 : Group, Jenis Batuan dan Sebaran Geologi di Kabupaten Bireuen

GROUP USDA Kecamatan LUAS (Ha)


Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Gandapura 37,24
Tropaquepts, Fluvaquents,
Aluvial/Alluvial Group Gandapura 902,68
Tropofluvents
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Ustropepts Gandapura 129,58
Halaquents, Sulfaquepts,
Marin/Marine Group Gandapura 291,66
Fluvaquents, Tropaquents
Halaquents,
Marin/Marine Group Tropopsamments, Gandapura 695,47
Psammaquents
Teras Marin/Marine Terrace
Ustropepts Gandapura 637,40
Group
Teras Marin/Marine Terrace
Ustropepts, Kanhaplustults Gandapura 403,55
Group
Teras Marin/Marine Terrace Ustropepts, Tropaquepts,
Gandapura 1.558,25
Group Tropofluvents
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Jangka 891,96
Tropaquepts, Fluvaquents,
Aluvial/Alluvial Group Jangka 1.440,56
Tropofluvents
Halaquents,
Marin/Marine Group Tropopsamments, Jangka 1.416,41
Psammaquents
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Jeumpa 974,01
Tropaquepts, Fluvaquents,
Aluvial/Alluvial Group Jeumpa 785,81
Tropofluvents
Dataran/Plain Group Ustropepts, Haplustox Jeumpa 224,95
Halaquents,
Marin/Marine Group Tropopsamments, Jeumpa 95,09
Psammaquents
Pegunungan dan Plato/Mountain
Dystropepts, Kanhapludults Jeumpa 3.862,55
dan Plateau Group
Pegunungan dan Plato/Mountain
Kandiudults, Tropaquepts Jeumpa 1.755,72
dan Plateau Group
Perbukitan/Hilly Group Dystropepts, Tropaquepts Jeumpa 358,90
Hapludalfs, Tropaquepts,
Perbukitan/Hilly Group Jeumpa 10,08
Troporthents
Perbukitan/Hilly Group Kanhapludults Jeumpa 1.249,47
Teras Marin/Marine Terrace
Ustropepts Jeumpa 299,15
Group
Volkan/Volcanic Group Dystropepts, Kandiudults Jeumpa 1.270,30
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Jeunib 956,36
Tropaquepts, Fluvaquents,
Aluvial/Alluvial Group Jeunib 896,29
Tropofluvents

IV - 11
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

GROUP USDA Kecamatan LUAS (Ha)


Aneka Bentuk/Miscellaneous
Jeunib 5.201,27
Group
Dataran/Plain Group Ustropepts, Haplustox Jeunib 572,08
Halaquents,
Marin/Marine Group Tropopsamments, Jeunib 821,78
Psammaquents
Pegunungan dan Plato/Mountain
Dystropepts, Kanhapludults Jeunib 1.265,40
dan Plateau Group
Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs Jeunib 117,34
Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs, Tropaquepts Jeunib 1.065,09
Kandiudults, Tropaquents,
Perbukitan/Hilly Group Jeunib 341,87
Kandihumults
Tropaquepts, Fluvaquents,
Aluvial/Alluvial Group Juli 1.173,00
Ustropepts
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Ustropepts Juli 372,68
Aneka Bentuk/Miscellaneous
Juli 2,16
Group
Pegunungan dan Plato/Mountain
Dystropepts, Kanhapludults Juli 91,08
dan Plateau Group
Pegunungan dan Plato/Mountain
Kandiudults, Tropaquepts Juli 1.872,97
dan Plateau Group
Perbukitan/Hilly Group Dystropepts, Tropaquepts Juli 1.161,34
Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs, Tropaquepts Juli 5.617,68
Hapludalfs, Tropaquepts,
Perbukitan/Hilly Group Juli 1.723,64
Troporthents
Kandiudults, Tropaquents,
Perbukitan/Hilly Group Juli 1.688,68
Kandihumults
Perbukitan/Hilly Group Kanhapludults Juli 1.500,07
Teras Marin/Marine Terrace
Ustropepts Juli 202,51
Group
Volkan/Volcanic Group Dystropepts, Kandiudults Juli 5.359,32
Volkan/Volcanic Group Kandiudults, Haplustox Juli 2.353,22
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Kota Juang 223,05
Tropaquepts, Fluvaquents,
Aluvial/Alluvial Group Kota Juang 578,84
Tropofluvents
Tropaquepts, Fluvaquents,
Aluvial/Alluvial Group Kota Juang 62,35
Ustropepts
Aneka Bentuk/Miscellaneous
Kota Juang 269,69
Group
Perbukitan/Hilly Group Kanhapludults Kota Juang 33,35
Teras Marin/Marine Terrace
Ustropepts Kota Juang 523,60
Group
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Kuala 645,60

IV - 12
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

GROUP USDA Kecamatan LUAS (Ha)


Tropaquepts, Fluvaquents,
Aluvial/Alluvial Group Kuala 527,06
Tropofluvents
Halaquents,
Marin/Marine Group Tropopsamments, Kuala 551,89
Psammaquents
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Kuta Blang 455,56
Tropaquepts, Fluvaquents,
Aluvial/Alluvial Group Kuta Blang 1.511,57
Tropofluvents
Tropaquepts, Fluvaquents,
Aluvial/Alluvial Group Kuta Blang 42,83
Ustropepts
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Ustropepts Kuta Blang 324,79
Dataran/Plain Group Haplustults, Haplustox Kuta Blang 408,10
Halaquents,
Marin/Marine Group Tropopsamments, Kuta Blang 138,54
Psammaquents
Dystropepts, Kanhapludults,
Perbukitan/Hilly Group Kuta Blang 353,01
Tropaquepts
Teras Marin/Marine Terrace
Ustropepts, Kanhaplustults Kuta Blang 635,73
Group
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Ustropepts Makmur 475,11
Dystropepts, Kanhapludults,
Perbukitan/Hilly Group Makmur 3.988,60
Tropaquepts
Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs, Tropaquepts Makmur 1.854,11
Teras Marin/Marine Terrace
Ustropepts, Kanhaplustults Makmur 112,62
Group
Teras Marin/Marine Terrace Ustropepts, Tropaquepts,
Makmur 424,96
Group Tropofluvents
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Pandrah 147,78
Tropaquepts, Fluvaquents,
Aluvial/Alluvial Group Pandrah 849,31
Tropofluvents
Aneka Bentuk/Miscellaneous
Pandrah 6.841,19
Group
Dataran/Plain Group Ustropepts, Haplustox Pandrah 321,98
Halaquents,
Marin/Marine Group Tropopsamments, Pandrah 70,64
Psammaquents
Pegunungan dan Plato/Mountain
Dystropepts, Kanhapludults Pandrah 2.207,00
dan Plateau Group
Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs Pandrah 170,36
Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs, Tropaquepts Pandrah 83,21
Hapludalfs, Tropaquepts,
Perbukitan/Hilly Group Pandrah 36,76
Troporthents
Teras Marin/Marine Terrace
Ustropepts Pandrah 450,06
Group

IV - 13
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

GROUP USDA Kecamatan LUAS (Ha)


Volkan/Volcanic Group Dystropepts, Kandiudults Pandrah 218,48
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Peudada 1.356,03
Tropaquepts, Fluvaquents,
Aluvial/Alluvial Group Peudada 1.058,55
Tropofluvents
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Ustropepts Peudada 675,92
Aneka Bentuk/Miscellaneous
Peudada 2.363,56
Group
Kandiudults, Ustropepts,
Dataran/Plain Group Peudada 750,88
Tropaquepts
Dataran/Plain Group Ustropepts, Haplustox Peudada 1.716,66
Halaquents,
Marin/Marine Group Tropopsamments, Peudada 475,31
Psammaquents
Pegunungan dan Plato/Mountain
Dystropepts, Kanhapludults Peudada 15.287,31
dan Plateau Group
Pegunungan dan Plato/Mountain
Kandiudults, Tropaquepts Peudada 2,17
dan Plateau Group
Perbukitan/Hilly Group Dystropepts, Tropaquepts Peudada 4.741,99
Dystropepts, Tropaquepts,
Perbukitan/Hilly Group Peudada 602,85
Kandihumults
Kandiudults, Tropaquents,
Perbukitan/Hilly Group Peudada 1.530,45
Kandihumults
Perbukitan/Hilly Group Kanhapludults Peudada 105,98
Kanhapludults, Dystropepts,
Perbukitan/Hilly Group Peudada 222,67
Tropaquepts
Teras Marin/Marine Terrace
Ustropepts Peudada 334,19
Group
Volkan/Volcanic Group Dystropepts, Kandiudults Peudada 59,40
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Peulimbang 423,39
Tropaquepts, Fluvaquents,
Aluvial/Alluvial Group Peulimbang 422,20
Tropofluvents
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Ustropepts Peulimbang 151,24
Aneka Bentuk/Miscellaneous
Peulimbang 6.264,18
Group
Kandiudults, Ustropepts,
Dataran/Plain Group Peulimbang 876,30
Tropaquepts
Dataran/Plain Group Ustropepts, Haplustox Peulimbang 612,80
Halaquents,
Marin/Marine Group Tropopsamments, Peulimbang 643,25
Psammaquents
Pegunungan dan Plato/Mountain
Dystropepts, Kanhapludults Peulimbang 2.426,51
dan Plateau Group
Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs, Tropaquepts Peulimbang 100,44

IV - 14
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

GROUP USDA Kecamatan LUAS (Ha)


Kandiudults, Tropaquents,
Perbukitan/Hilly Group Peulimbang 510,02
Kandihumults
Teras Marin/Marine Terrace
Ustropepts Peulimbang 344,33
Group
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Peusangan 1.002,16
Tropaquepts, Fluvaquents,
Aluvial/Alluvial Group Peusangan 1.853,28
Tropofluvents
Tropaquepts, Fluvaquents,
Aluvial/Alluvial Group Peusangan 89,18
Ustropepts
Halaquents,
Marin/Marine Group Tropopsamments, Peusangan 473,05
Psammaquents
Dystropepts, Kanhapludults,
Perbukitan/Hilly Group Peusangan 1.072,99
Tropaquepts
Perbukitan/Hilly Group Kanhapludults Peusangan 765,62
Teras Marin/Marine Terrace
Ustropepts Peusangan 651,36
Group
Tropaquepts, Fluvaquents, Peusangan
Aluvial/Alluvial Group 2.422,97
Ustropepts Selatan
Dystropepts, Kanhapludults, Peusangan
Perbukitan/Hilly Group 306,61
Tropaquepts Selatan
Peusangan
Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs, Tropaquepts 427,85
Selatan
Kandiudults, Tropaquents, Peusangan
Perbukitan/Hilly Group 3.456,28
Kandihumults Selatan
Peusangan
Perbukitan/Hilly Group Kanhapludults 434,50
Selatan
Peusangan
Volkan/Volcanic Group Dystropepts, Kandiudults 1.429,78
Selatan
Peusangan
Volkan/Volcanic Group Kandiudults, Haplustox 936,71
Selatan
Peusangan
Tropaquepts, Fluvaquents,
Aluvial/Alluvial Group Siblah 916,29
Ustropepts
Krueng
Peusangan
Dataran/Plain Group Haplustults, Haplustox Siblah 10,77
Krueng
Peusangan
Dystropepts, Kanhapludults,
Perbukitan/Hilly Group Siblah 2.282,46
Tropaquepts
Krueng
Peusangan
Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs, Tropaquepts Siblah 2.435,49
Krueng
Peusangan
Kandiudults, Tropaquents,
Perbukitan/Hilly Group Siblah 26,43
Kandihumults
Krueng

IV - 15
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

GROUP USDA Kecamatan LUAS (Ha)


Peusangan
Volkan/Volcanic Group Dystropepts, Kandiudults Siblah 1.306,40
Krueng
Peusangan
Volkan/Volcanic Group Kandiudults, Haplustox Siblah 2.095,10
Krueng
Peusangan
Kandiudults, Haplustox,
Volkan/Volcanic Group Siblah 2.134,38
Tropaquepts
Krueng
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Samalanga 1.158,88
Tropaquepts, Fluvaquents,
Aluvial/Alluvial Group Samalanga 604,10
Tropofluvents
Aneka Bentuk/Miscellaneous
Samalanga 1.723,39
Group
Halaquents, Sulfaquepts,
Marin/Marine Group Samalanga 12,31
Fluvaquents, Tropaquents
Halaquents,
Marin/Marine Group Tropopsamments, Samalanga 344,34
Psammaquents
Pegunungan dan Plato/Mountain
Dystropepts, Kanhapludults Samalanga 4.527,44
dan Plateau Group
Hapludalfs, Tropaquepts,
Perbukitan/Hilly Group Samalanga 1.046,99
Troporthents
Volkan/Volcanic Group Dystropepts, Hydrandrepts Samalanga 327,74
Kandiudults, Haplustox,
Volkan/Volcanic Group Samalanga 2.782,18
Tropaquepts
Ustropepts,Kandiudults,
Volkan/Volcanic Group Samalanga 1.559,80
Tropaquepts
Simpang
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents 896,52
Mamplam
Tropaquepts, Fluvaquents, Simpang
Aluvial/Alluvial Group 194,51
Tropofluvents Mamplam
Aneka Bentuk/Miscellaneous Simpang
4.526,26
Group Mamplam
Simpang
Dataran/Plain Group Ustropepts, Haplustox 406,07
Mamplam
Halaquents, Sulfaquepts, Simpang
Marin/Marine Group 189,25
Fluvaquents, Tropaquents Mamplam
Halaquents,
Simpang
Marin/Marine Group Tropopsamments, 1.433,33
Mamplam
Psammaquents
Pegunungan dan Plato/Mountain Simpang
Dystropepts, Kanhapludults 2.562,47
dan Plateau Group Mamplam
Simpang
Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs 6,19
Mamplam

IV - 16
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

GROUP USDA Kecamatan LUAS (Ha)


Hapludalfs, Tropaquepts, Simpang
Perbukitan/Hilly Group 1.833,35
Troporthents Mamplam
Teras Marin/Marine Terrace Simpang
Ustropepts 1.573,35
Group Mamplam
Simpang
Volkan/Volcanic Group Dystropepts, Kandiudults 496,56
Mamplam
Kandiudults, Haplustox, Simpang
Volkan/Volcanic Group 4,20
Tropaquepts Mamplam
Ustropepts,Kandiudults, Simpang
Volkan/Volcanic Group 1.649,98
Tropaquepts Mamplam
KABUPATEN BIREUEN 179.631,77
Sumber : RTRW Kabupaten Bireuen

IV - 17
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

IV - 18
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

4.1.4 Jenis Tanah


Jenis Tanah di Kabupaten Bireuen terdiri dari tanah Aluvial, Hidromorf
Kelabu, Podsolik Merah Kuning, Latosol, Komplek PMK Latosol dan Litosol
serta Komplek Renzina dan Litosol. Di bagian utara wilayah ini di dominasi
oleh jenis tanah Aluvial dan Hidromorf Kelabu, sedangkan pada bagian
selatan wilayah ini di dominasi oleh jenis tanah Latosol, Komplek PMK Latosol
dan Litosol serta Komplek Renzina dan Litosol. Jenis tanah ini mempunyai
pengaruh yang cukup kuat terhadap kesesuaian tanaman yang dapat
dikembangkan. Jenis tanah Aluvial dan Latosol umumnya relatif subur dan
pada tanah tersebut sesuai untuk pengembangan pertanian, jenis tanah
Podsolik Merah Kuning sesuai untuk tanaman perkebunan atau tahunan.
Sedangkan jenis tanah Litosol mempunyai sifat yang mudah tererosi dan
mempunyai kedalaman efektif yang dangkal sehingga mempunyai resiko
erosi yang tinggi (lihat Tabel 4.4 dan Peta 4.4).
TABEL 4.4 : Kecamatan dan Jenis Tanah di Kabupaten Bireuen
No. Kecamatan Jenis Tanah
1. Samalanga Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
2. Simpang Mamplam Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
3. Pandrah Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
4. Jeunieb Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
5. Peulimbang Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
6. Peudada Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
7. Juli Podsolik Merah Kuning, Latosol
8. Jeumpa Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
9. Kota Juang Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning,
Latosol
10. Kuala Aluvial
11. Jangka Aluvial, Hidromorf Kelabu
12. Peusangan Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
13. Peusangan Selatan Podsolik Merah Kuning, LatosolAluvial, Hidromorf
Kelabu
14. Peusangan Siblah Krueng Podsolik Merah Kuning, Latosol
15. Makmur Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
16. Kuta Blang Aluvial, Hidromorf Kelabu
17 Gandapura Aluvial, Hidromorf Kelabu
Sumber : RTRW Kabupaten Bireuen

IV - 19
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

IV - 20
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

A. Kedalaman Efekif
Kedalaman efektif tanah merupakan tebalnya lapisan tanah dari
permukaan sampai batuan induk atau sampai pada suatu lapisan yang
perakaran tanaman atau mungkin menembusnya. Permukaan tanah dengan
tingkat kedalaman tinggi, semakin baik untuk media pertumbuhan tanaman.
Kedalaman tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
akar tanaman, selain itu juga menentukan jumlah unsur hara dan air yang
dapat diserap tanaman. Kedalaman efektif tanah adalah suatu kedalaman
yang diukur dari permukaan tanah sampai pada lapisan kedap air, yakni;
lapisan pasir, kerikil, batu lignit. Ini sangat ditentukan dari tingkat pelapukan
humus yang ada dipermukaan dan jenis batuan induk yang melapuk menjadi
soil.
Kabupaten Bireuen mempunyaik kedalaman tanah bervariasi dari 60
sampai 90 centi meter dan di atas 90 centi meter. Kedalaman tanah efektif
lebih dari 90 cm merupakan yang lebih dominan ditemukan dengan luas
sekitar 103.175,00 Hektar atau 54,27 % dari luas keseluruhan Kabupaten
Bireuen.Sedangkan kedalaman 60 - 90 cm merupakan yang terkecil dijumpai
yaitu sekitar 4,98 % dari luas keseluruhan Kabupaten Bireuen yaitu seluas
9,475,00 Hektar.

B. Tekstur Tanah
Penyusun tekstur tanah berkaitan erat dengan kemampuan
memberikan zat hara untuk tanaman, ketegasan tanah, perambatan panas,
perkembangan akar tanaman dan pengolahan tanah. Berdasarkan
perbandingan tanah dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu halus, sedang
dan kasar. Apabila tingkat kasar atau halus tekstur tanah yang tinggi maka
kualitasnya semakin menurun, karena kemampuan meresap air kurang
baik.Tekstur tanah di wilayah Kabupaten Bireuen sebagian besar mempunyai

IV - 21
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

tekstur sedang yaitu seluas 137.855,05 Ha atau 72,51 % dan tekstur halus
39.319,81 Ha (20,68 %). Sedangkan tekstur kasar hanya sebagian kecil yang
terdapat dibagian utara dan selatan wilayah ini dengan luas sekitar 12.946,14
Ha (6,81 %).

4.1.5 Geomorfologi
Geomorfologi daerah di Kabupaten Bireuen dapat di bagi tiga, yaitu:
1. Daerah Pesisir (Utara)dengan struktur tanah berupa pasir,banyak di
tumbuhi pohon kelapa, tambak – tambak rakyat, pemukiman penduduk
desa pantai, desa tambak, tempat pembenihan, daerah muara (umumnya
dipakai tempat TPI dan PPI) dan beberapa kota – kota kecamatan berada
di wilayah ini;
2. Daerah tengah didominasi persawahan, kebun- kebun penduduk,
pemukiman penduduk dan ibu kota kabupaten; dan
3. Daerah Selatan adalah daerah berbukit atau dataran tinggi yang umumnya
merupakan kawasan hutan, meliputi hutan lindung, dan kawasan
budidaya.

4.1.6 Klimatologi
Kondisi iklim di Kabupaten Bireuen sebagaimana umumnya di
Indonesia. Kabupaten Bireuen merupakan daerah tropis dengan tipe iklim
muson, dengan klasifikasi menurut sistem mohr,schimidt dan ferguson
termasuk dalam tipe C. Kondisi iklim di wilayah kabupaten Bireuen relatif
lebih kering di banding dengan bagian lain di Provinsi Aceh. Hal ini di
pengaruhi oleh adanya Pegunungan Bukit Barisan, yang mana secara umum
wilayah Timur dan Utara merupakan wilayah yang lebih kering di bandingkan
dengan wilayah bagian Barat dan Selatan.Keadaan iklim secara umum di
wilayah Kabupaten Bireuen dengan suhu rata-rata 30 0C dan
IV - 22
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

kelembaban udara berkisar 84 – 89 %, bila di rata – rata dalam sepuluh


tahun berkisar 86,6 %.
Curah hujan rata–rata tahunan di wilayah Kabupaten Bireuen
berdasarkan pantauan dari 4 (empat) BPP adalah berkisar 1.447 mm
pertahun, dengan rata-rata hari hujan adalah sebesar 92 hari pertahun. Pada
bulan Agustus sampai Desember, curah hujan bulanan mencapai maksimal
dengan rata-rata berkisar antara 10 – 13 hari dalam satu bulan. Pada bulan
Juni curah hujan paling rendah dengan rata-rata curah hujan berkisar 4 mm
dengan hari hujan sebanyak empat hari (Peta 4.5).

IV - 23
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

IV - 24
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

4.1.7 Hidrologi
Dalam menunjang berbagai kegiatan seperti pertanian, industri, rumah
tangga dan kegiatan lain, sumber daya air yang dapat dimanfaatkan di
wilayah Kabupaten Bireuen yaitu :

A. Perairan Terbuka
Perairan terbuka dapat dimanfaatkan di wilayah Kabupaten Bireuen
adalah sungai yang berhulu di dataran tinggi bukit barisan dan bermuara ke
Selat Malaka. Terdapat beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang cukup
besar yaitu DAS Krueng Peusangan, sub das lainnya, diantaranya Krueng
Peudada, Krueng Pandrah, dan Krueng Jeunieb. Jika dilihat bentuk pola
alirannya,sungai-sungai yang mengalir di wilayah ini berbentuk sub paralel di
bagian hulu. Penyebabnya adalah kondisi wilayah yang berbukit sehingga
pola aliran yang terbentuk mengikuti lereng dari jalur pegunungan, pada
bagian hilir berbentuk linier. Sungai-sungai yang melewati wilayah Kabupaten
Bireuen sebagian terkena erosi yang mengakibatkan lingkungan rusak dan
rawan bahaya banjir. Bencana banjir disebabkan adanya penggundulan hutan
di daerah aliran dan di hulu sungai.

B. Daerah Irigasi
Potensi sumber daya air lain yang dapat dimanfaatkan yaitu berupa
waduk dan irigasi yang terdapat di wilayah Kabupaten Bireuen. Terdapat 5
waduk yang berfungsi sebagai penyatu dari 43Daerah Irigasi diwilayah ini
untuk kebutuhan irigasi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5.

IV - 25
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

TABEL 4.5 : Nama Lokasi Daerah Irigasi Kabupaten Bireuen

No Luas (Ha) Daerah Irigasi (DI) Kewenangan


1 221,37 Paya Geulungku Kabupaten
2 44,25 Glee Meundong Kabupaten
3 96,90 Alue Rayek Mamplam Kabupaten
4 112,19 Kolam sapi Kabupaten
5 5,87 Peuneulet tunong Kabupaten
6 63,62 Alue udeng Kabupaten
7 135,74 Uteun bunta Kabupaten
8 28,86 Lhok Batee Kabupaten
9 28,74 Payaru Kabupaten
10 235,76 Paku Kabupaten
11 94,64 Mata ie Kabupaten
12 24,50 Alue Panyang Kabupaten
13 41,49 Jaba Kabupaten
14 215,71 Me rayeuk Kabupaten
15 35,39 Krueng Meusagob Kabupaten
16 18,28 Paya crot Kabupaten
17 9,57 Garab Kabupaten
18 97,52 Alue tokben Kabupaten
19 308,05 Simpang jaya Kabupaten
20 8,59 Tanjung beuridi Kabupaten
21 55,14 Blag mane Kabupaten
22 63,86 Darussalam Kabupaten
23 49,04 Leubok setui Kabupaten
24 271,67 Batee Cut Lem Kabupaten
25 26,45 Tanjungan Kabupaten
26 51,37 Paya Jaloh Kabupaten
27 237,10 Payah Praden Kabupaten
28 159,34 Bintahsa Kabupaten
29 210,65 Paya Laot Kabupaten
30 26,56 Paya sikameh Kabupaten
31 764,79 Tadah Hujan Kabupaten
32 3.053,28 Paya Ni Nasional
33 4.960,88 Pante Lhong Nasional

IV - 26
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

No Luas (Ha) Daerah Irigasi (DI) Kewenangan


34 1.952,44 Samalanga Propinsi
35 1.007,71 Pandrah Propinsi
36 1.503,79 Nalan Propinsi
37 1.010,40 Peudada Propinsi
Sumber : RTRW Kabupaten Bireuen

C. Daerah Resapan Air


Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah air yang mengalir pada suatu
kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air tersebut berasal dari
air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut. Guna dari DAS
adalah menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh
diatasnya melalui sungai.DAS di Kabupaten Bireuen meliputi DAS Peusangan
dan DAS Meuredu yang berhulu di dataran tinggi bagian selatan yang
merupakan lembah-lembah atau punggung bukit dengan fungsi menangkap
air hujan (Cachtment Area). Terdapat 16 (enam belas) sungai yang mengaliri
wilayah ini dengan luas 1.842 ha dan Krueng Peusangan merupakan sungai
terbesar di Kabupaten Bireuen.

D. Daerah Rawa
Di Kabupaten Bireuen daerah berawa tersebar di 5 kecamatan,
merupakan daerah sumber daya air dan resapan, perlu dijaga
kelestariannya. Luas daerah rawa (Paya)di Kabupaten Bireuensecara
keseluruhan adalah 437,93 ha.Paya Nie merupakan daerah rawa terbesar
dengan luas 304,19 ha yang berada di Kecamatan Kutablang. Adapun rawa–
rawa tersebut, yaitu di :
1. Kecamatan Simpang Mamplam : Rawa Paku (8,47 ha) dan Kolam Sapi
(16,11 ha);

IV - 27
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

2. Kecamatan Jeumpa : Rawa Paya Jagat (21,57 ha), Paya Geudebang


(20,57 ha) dan Paya Cut (5,82 ha) ;
3. Kecamatan Kota Juang : Rawa Paya Kareueng (27,79 ha);
4. Kecamatan Kutablang :Rawa Paya Nie (304,19 ha);dan
5. Kecamatan Makmur : Rawa Paya Meuseujid (17,82 ha) dan Paya Gub
(6,39 ha);
Secara keseluruhan bagian hidrologi ini dapat diperhatikan pada Peta 4.6

IV - 28
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

IV - 29
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

4.1.8 Kawasan Rawan Bencana


A. Daerah Rawan Gempa
Lempeng adalah berbagai luasan area yang terbentuk dari pecahan
kerak bumi yang masing-masing memiliki gerakan ke arah tertentu akibat
konveksi di dalam bumi (astenosfer). Lempeng berada dalam keadaan
bergerak kontinu, baik relative terhadap yang lain maupun terhadap sumbu
rotasi bumi. Lempeng bumi menutupi seluruh permukaan bumi, namun
akibat adanya aliran panas yang mengalir di dalam astenofer menyebabkan
pecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil yang disebut lempeng bumi.
Arus konvensi merupakan sumber kekuatan utama yang menyebabkan
terjadinya pergerakan lempeng, getaran pergerakan lempeng ini disebut
gempa.
Potensi gempa untuk wilayah Aceh sangat besar, hingga saat ini belum
ditemukan teknologi yang dapat memperkirakan kapan akan terjadinya
gempa. Wilayah Kabupaten Bireuen meskipun tidak berada pada jalur sesar
secara langsung, namun tetap mengalami getaran gempa, karena berada
dalam satu kesatuan wilayah Aceh yang merupakan jalur yang dilewati sesar
semangko, apalagi jika gempa yang terjadi berada pada kedalaman yang
sangat dangkal. Apabila terjadi gempa di sekitar Kabupaten Bireuen dengan
kekuatan yang sangat besar dapat memberikan dampak pada kerusakan
bangunan, mengubah topografi atau bentuk muka bumi, keretakan
permukaan bumi, perubahan tata air, dan mengakibatkan trauma pisik, psikis
atau mental.
Secara umum Wilayah Aceh merupakan wilayah yang berada pada
patahan sesar sumatera, masyarakat harus bisa hidup dan bersahabat
dengan alam. Hal ini dapat direalisasikan dengan membangun rumah tahan
gempa atau tidak bermukim di lereng-lereng terjal yang bias mendatangkan
longsor. Dengan mengupayakan beberapa hal tersebut akan meminimalisir
dampak terjadinya gempa bagi kehidupan masyarakat.

IV - 30
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

B. Daerah Rawan Abrasi dan Tsunami


abrasi merupakan proses terjadinya pengikisan daratan oleh
gelombang ekstri m sehingga menyebabkan hanyutnya substrat dan
berkurangnya luas daratan. Terjadinya perubahan garis pantai sangat
dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi pada daerah sekitar pantai,
dimana pantai selalu beradaptasi dengan berbagai kondisi yang terjadi. Salah
satu kawasan pesisir yang rentan terhadap kerusakan lingkungan akibat
abrasi adalah kawasan pesisir Kabupaten Bireuen.
Selain faktor-faktor alam, proses abrasi dapat terjadi akibat faktor
antropogenik, seperti aktivitas manusia di sekitar pantai. Meningkatnya usaha
pengembangan daerah pantai untuk daerah pemukiman, wisata, perikanan,
industri, wisata dan sebagianya telah mengakibatkan berbagai tekanan
terhadap kualitas lingkungan pantai. Berbagai upaya manusia dalam
modifikasi daerah pantai untuk keperluan tersebut di atas sering tidak
diimbangi dengan pemahaman yang benar terhadap perilaku dinamika
pantai, sehingga menimbulkan dampak yang cenderung merusak lingkungan
pantai.
Tsunami selalu diawali suatu pergerakan dahsyat yang lazim kita sebut
gempa. Meski diketahui bahwa gempa ini ada beragam jenis, namun tsunami
disebabkan oleh pergerakan lempeng di dalam perut bumi yang letaknya
berada wilayah sesar. Gempa yang terjadi di dalam perut bumi akan
mengakibatkan munculnya tekanan ke arah vertikal sehingga dasar lautan
akan naik dan turun dalam rentang waktu yang singkat. Hal ini kemudian
akan memicu ketidakseimbangan pada air lautan yang kemudian terdorong
menjadi gelombang besar yang bergerak mencapai wilayah daratan.
Dengan tenaga yang besar yang ada pada gelombang air tersebut,
wajar saja jika bangunan di daratan bisa tersapu dengan mudahnya.
Gelombang tsunami ini merambat dengan kecepatan tinggi. Ia bisa mencapai
500 sampai 1000 kilometer per jam di lautan. Dan saat mencapai bibir pantai,

IV - 31
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

kecepatannya berkurang menjadi 50 sampai 30 kilometer per jam. Meski


berkurang pesat, namun kecepatan tersebut sudah bisa menyebabkan
kerusakan yang parah bagi manusia.
Wilayah Kabupaten Bireuen merupak sebagian besar adalah wilayah
pesisir sangat rentan terhadap dampak tsunami. Faktor lain yang
memperparah kerusakan adalah tidak adanya kawasan penyangga alamiah
(Buffer Zone) yang dapat menahan laju gelombang tsunami ke arah darat.
Sebagian besar wilayah pesisir Samalanga sampai Gandapura terkena
dampak dari gelombang tsunami dengan ketinggian 2 meter. Sebaran
terkena gelombang tsunami yang tersebar di 11 kecamatan, khususnya
dibagian pesisir.

C. Daerah Potensi Banjir


Kabupaten Bireuen berpotensi banjir ringan atau rendah. Hal ini
disebabkan topografi Kabupaten Bireuen dengan kelerengan yang bervariasi.
Tinggi genangan < 0.50 m dengan luas wilayah genangan 18.227,72 ha,
tinggi genangan 0.50-1.00 m seluas 5.046,37 ha, tinggi genangan 1.00-1.50
m seluas 403,32 ha, tinggi genangan 1.30-1.50 m seluas 16.584,51 ha, dan
tinggi genangan 1.50-2.00 m mencakup 13.648,64 ha. Sebagian kecil pada
wilayah pesisir yang memiliki potensibanjir. Faktor terjadinya banjir sangat
memungkinkan dikarenakan kondisi curah hujan yang anomali. Untuk lebih
jelas mengenai potensi banjir di Kabupaten Bireuen dapat dilihat pada tabel
berikut.

IV - 32
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

Table 4.6 : Potensi Banjir Kabupaten Bireuen

Tinggi Genangan Keterangan Luas (Ha)


< 0.50 m Potensi rendah 18.227,72
0.50 - 1.00 m Potensi rendah 5.046,37
1.00 - 1.50 m Potensi rendah 403,32
1.30 - 1.50 m Potensi rendah 16.584,51
1.50 - 2.00 m Potensi rendah 13.648,64
Total Luas 53.910,55
Sumber : RTRW Kabupaten Bireuen

D. Daerah Rawan Longsor dan Gerak Tanah


Kawasan rawan gerakan tanah dan/atau longsor di Kabupaten Bireuen
seluas 8.379,23 ha, meliputi Kecamatan Samalanga seluas 48,57 ha,
Peulimbang seluas 1.047,75 ha dan Juli seluas 8.330,66 ha. Kawasan gerak
tanah yang berpotensi rawan secara menyatu terdapat pada jalan nasional
Bireuen – Aceh Tengah sekitar km 11 sampai km 30.
Dampak dari gerakan tanah tersebut mengakibatkan hancurnya
kawasan permukiman penduduk, rusaknya perkebunan masyarakat,
infrastruktur, jaringan listrik dan komunikasi. Kerusakan infrastruktur
mengakibatkan putusnya akses dari Kabupaten Bireuen ke Kabupaten Bener
Meriah dan Aceh Tengah, sehingga pergerakan orang dan barang antar
kabupaten terhambat.Secara keseluruhan bagian rawan bencana ini dapat
diperhatikan pada Peta 4.7.

IV - 33
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

IV - 34
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

4.1.9 Penggunaan Lahan Kabupaten Bireuen


Penggunaan lahan di Kabupaten Bireuen berdasarkan sebarannya
terbagi atas tiga wilayah yaitu wilayah pantai, wilayah tengah dan wilayah
pedalaman. Wilayah pantai di dominasi kegiatan tambak dan sawah, wilayah
tengah kegiatan perdagangan dan jasa serta sawah dan wilayah pedalaman
kegiatan dominan pertanian tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan.
Penggunaan lahan di Kabupaten Bireuen terbagi dalam 12 jenis
penggunaan lahan, dengan luas terbesar 59.525,16 Ha yaitu pertanian lahan
kering campur, dan luas terkecil dengan peruntukan rawa seluas 101,56 Ha.
Gambaran lebih rinci terkait rencana penggunaan lahan tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut.Untuk lebih lengkap peruntukan lahan di Kabupaten
Bireuen dapat dilihat pada TABEL 4.7 dan PETA 4.8

TABEL 4.7 : Luas dan Penggunaan Lahan Di Kabupaten Bireuen

No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase %


1 Pertanian Lahan Kering 1.717,75 0,96
2 Hutan Lahan Kering Sekunder 55.034,42 30,64
3 Semak/Belukar 22.313,63 12,42
4 Hutan Primer 18.694,49 10,41
5 Sawah 13.990,00 7,79
6 Tambak 4.814,43 2,68
7 Permukiman 1.146,62 0,64
8 Tanah Terbuka/kosong 742,03 0,41
9 Air 418,18 0,23
10 Rawa 310,00 0,17
11 Pertanian Lahan Kering Campur 59.525,16 33,14
12 Sungai 925,06 0,51
Total Penggunaan Lahan 179.631,77 100
Sumber : RTRW Kabuapten Bireuen

IV - 35
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

IV - 36
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

4.2 PRASARANA DAN SARANA WILAYAH KABUPATEN


4.2.1 Fasilitas Pendidikan

Kabupaten Bireuen memiliki 1 universitas, 3 Sekolah Tinggi dan 1


Akademik yang masing-masing terletak di Kecamatan peusangan, yaitu
Universitas Al-Muslim, STAI (Sekolah Tinggi Agama Islam) berlokasi di
Kecamatan Peusangan Gampong Paya Leupah, STIES terdapat di Kecamatan
Jeumpa gampong Blang Bladeh dan PTAI berada di Kecamatan Samalanga
serta Akademik Kebidanan Munawarah di kecamatan Jeumpa Gampong
Meunasah Blang. Jumlah dan sebaran sarana pendidikan di Kabupaten
Bireuen yang terdiri dari tingkat TK, SD, SLTP dan SLTA sudah tersebar di
semua kecamatan yang ada di Kabupaten Bireuen. Untuk masing-masing
kecamatan sarana pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.8.

IV - 37
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

TABEL 4.8 : JUMLAH TAMAN KANAK-KANAK DALAM


KABUPATEN BIREUEN

Kecamatan Negeri Swasta Jumlah


(1) (2) (3) (4)
1 Samalanga - 8 8
2 Simpang Mamplam - 9 9
3 Pandrah - 4 4
4 Jeunieb - 6 6
5 Peulimbang - 2 2
6 Peudada - 11 11
7 Juli - 12 12
8 Jeumpa - 13 13
9 Kota Juang - 18 18
10 Kuala - 10 10
11 Jangka - 6 6
12 Peusangan - 24 24
13 Peusangan Selatan - 3 3
14 Peusangan Siblah Krueng - 4 4
15 Makmur - 5 5
16 Gandapura - 10 10
17 Kuta Blang - 3 3
Jumlah/ Total - 148 148
Tahun 2013 - 147 147
Tahun 2012 - 141 141
Tahun 2011 - 113 113
Tahun 2010 - 113 113

Sumber : Bireuen Dalam Angka 2015

IV - 38
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

TABEL 4.9 : JUMLAH SEKOLAH DASAR DALAM


KABUPATEN BIREUEN

Negeri Swasta Jumlah


Kecamatan
(1) (2) (3) (4)
1 Samalanga 12 - 12
2 Simpang Mamplam 18 - 18
3 Pandrah 6 - 6
4 Jeunieb 14 1 15
5 Peulimbang 6 - 6
6 Peudada 19 - 19
7 Juli 19 1 20
8 Jeumpa 12 1 13
9 Kota Juang 21 3 24
10 Kuala 7 - 7
11 Jangka 13 - 13
12 Peusangan 28 - 28
13 Peusangan Selatan 9 - 9
14 Peusangan Siblah Krueng 8 - 8
15 Makmur 13 - 13
16 Gandapura 11 - 11
17 Kuta Blang 11 1 12
Jumlah/Total 227 7 234
Tahun 2013 228 4 232
Tahun 2012 227 4 231
Tahun 2011 226 1 227
Tahun 2010 226 1 227

Sumber : Bireuen Dalam Angka 2015

IV - 39
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

TABEL 4.10 : JUMLAH SLTP DALAM


KABUPATEN BIREUEN

Kecamatan Negeri Swasta Jumlah

(1) (2) (3) (4)


1 Samalanga 6 2 8
2 Simpang Mamplam 3 2 5
3 Pandrah 2 - 2
4 Jeunieb 3 1 4
5 Peulimbang 2 - 2
6 Peudada 4 - 4
7 Juli 6 - 6
8 Jeumpa 3 1 4
9 Kota Juang 6 1 7
10 Kuala 1 - 1
11 Jangka 2 - 2
12 Peusangan 8 3 11
13 Peusangan Selatan 2 - 2
14 Peusangan Siblah Krueng 3 - 3
15 Makmur 4 1 5
16 Gandapura 3 - 3
17 Kuta Blang 5 - 5
Jumlah/Total 63 11 74
Tahun 2013 62 11 73
Tahun 2012 61 12 73
Tahun 2011 56 6 62
Tahun 2010 56 6 62
Sumber : Bireuen Dalam Angka 2015

IV - 40
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

TABEL 4.11 : JUMLAH SMA DALAM


KABUPATEN BIREUEN

Kecamatan Negeri Swasta Jumlah


(1) (2) (3) (4)
1 Samalanga 3 1 4
2 Simpang Mamplam 1 1 2
3 Pandrah 1 - 1
4 Jeunieb 1 - 1
5 Peulimbang 1 - 1
6 Peudada 1 - 1
7 Juli 1 - 1
8 Jeumpa 1 1 2
9 Kota Juang 3 - 3
10 Kuala 1 - 1
11 Jangka 1 - 1
12 Peusangan 3 2 5
13 Peusangan Selatan 1 - 1
14 Peusangan Siblah Krueng 1 - 1
15 Makmur 1 - 1
16 Gandapura 1 - 1
17 Kuta Blang 2 - 2
Jumlah/Total 24 5 29
Tahun 2013 23 5 28
Tahun 2012 23 5 28
Tahun 2011 23 4 27
Tahun 2010 23 4 27

Sumber : Bireuen Dalam Angka 2015

IV - 41
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

4.2.2 Fasilitas Kesehatan


Peningkatan kualitas kesehatan perlu didukung oleh sarana kesehatan
yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas dalam pembangunan
yang berkelanjutan di Kabupaten Bireuen. Masih kurangnya kebutuhan
sarana kesehatan dalam menangani pelayanan maka sarana kesehatan
sangat penting dalam memperbaiki kesehatan di wilayah ini. Peningkatan
pelayanan kesehatan untuk wilayah Kabupaten Bireuen dan umumnya
Wilayah Aceh yang paling penting ditingkatkan adalah kualitas pelayanan
oleh pihak-pihak yang terlibat didalamnya.
Sarana kesehatan yang terdapat di Kabupaten Bireuen terdiri dari
Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu, Poliklinik, Balai Pengobatan,
Posyandu/Polindes, dan Apotik/Toko Obat, dan Praktek Dokter. Jumlah
sarana kesehatan pada pada tahun 2012-2032 yang terdiri dari Rumah Sakit
hanya berjumlah 1 unit dan secara keseluruhan jumlah sarana kesehatan
diKabupaten Bireuen dari hasil proyeksi tahun 2016 antaralain Pukesmas
sebanyak 13 unit, Pustu 79 unit, Rumah Sakit Bersalin berjumlah 40 unit,
serta kelanjutan masing-masing kecamatan dari hasil proyeksi sarana
kesehatan dapat di lihat pada Tabel 4.12.

IV - 42
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

TABEL 4.12 : Jumlah Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Bireuen

Kecamatan Puskesmas Pustu Poskesdes Posyandu


(1) (2) (3) (4) (5)
1 Samalanga 1 4 4 46
2 Simpang Mamplam 1 4 4
3 43
3 Pandrah 1 2 2
4 20
3
3
4 Jeunieb 1 3 4 43
2
2
5 Peulimbang 1 2 8
3 22
3
6 Peudada 1 3 2
3
2 52
7 Juli 2 2 2
8
2 41
1
8 Jeumpa 1 2 5
1 42
1
9 Kota Juang 1 1 1
2 28
3
10 Kuala 1 1 3
6 20
3
3
3
11 Jangka 1 3 7 51
3
3
12 Peusangan 1 3 6
3 71
4
13 Peusangan Selatan 1 3 5
4
3 23
14 Peusangan Siblah Krueng 1 3 2
3 21
15 Makmur 1 4 3
4 27
16 Gandapura 1 3 8 40
17 Kuta Blang 1 3 15 41
Jumlah/Total 18 46 94 631
Tahun 2013 18 46 240 633
Tahun 2012 18 46 216 633
Tahun 2011 18 47 617
Tahun 2010 18 40 625

Sumber : Bireuen Dalam Angka 2015

IV - 43
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

4.2.3 Fasilitas Peribadatan


Guna mengarahkan kehidupan beragama untuk umat dan kepentingan
bersama telah tersedia tempat-tempat ibadah baik yang dibangun oleh
pemerintah maupun oleh masyarakat. Data yang dikumpulkan dari
Departemen Agama Kabupaten Bireuen menunjukkan bahwa pada tahun
2014, terdapat 178 unit Mesjid, 629 unit Meunasah dan 620 unit TKQ/TPQ
(lihat Tabel 4.13).
Mayoritas penduduk di Kabupaten Bireuen memeluk agama Islam,
yaitu sebanyak 422.460 jiwa, sedangkan sisanya memeluk agama lain
dengan rincian Protestan 327 jiwa, Katolik 19 jiwa, Hindu 37 jiwa dan Budha
554 jiwa (lihat Tabel 4.14).

IV - 44
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

TABEL 4.13 : Jumlah Mesjid, Meunasah dan TKQ/TPQ Di


Kabupaten Bireuen

Kecamatan Mesjid Meunasah TKQ/ TPQ


(1) (2) (3) (4)
1 Samalanga 14 46 30
2 Simpang Mamplam 17 41 37
3 Pandrah 6 19 24
4 Jeunieb 7 43 29
5 Peulimbang 4 22 17
6 Peudada 12 52 19
7 Juli 12 40 66
8 Jeumpa 8 42 16
9 Kota Juang 10 24 29
10 Kuala 5 20 89
11 Jangka 11 46 79
12 Peusangan 16 68 50
13 Peusangan Selatan 10 21 18
14 Peusangan Sb Krueng 8 40 24
15 Makmur 13 27 12
16 Gandapura 13 40 46
17 Kuta Blang 12 38 35
Jumlah/Total 178 629 620
Tahun 2013 167 609 495
Tahun 2012 184 781 614

Tahun 2011 167 609 446

Tahun 2010 157 593 90

Sumber : Bireuen Dalam Angka 2015

IV - 45
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

TABEL 4.14 : Jumlah Penduduk Menurut Agama yang Dianut Di


Kabupaten Bireuen

Jumlah Penduduk Menurut Agama


Kecamatan Jumlah
Penduduk Kristen Kriten
Islam Hindu Budha
Protestan Katolik
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Samalanga 29.780 29.769 2 - - 9
2 Sp Mamplam 26.810 26.806 4 - - -
3 Pandrah 8.295 8.287 8 - - -
4 Jeunieb 24.435 24.435 - - - -
5 Peulimbang 11.225 11.223 - - - 2
6 Peudada 26.045 26.044 1 - - -
7 Juli 31.393 31.370 16 3 - 4
8 Jeumpa 35.196 35.193 1 - 2 -
9 Kota Juang 48.397 47.637 291 16 34 419
10 Kuala 17.478 17.478 - - - -
11 Jangka 27.758 27.756 2 - - -
12 Peusangan 51.460 51.351 - - - 109
13 Peusangan Slt 14.286 14.285 1 - - -
Peusangan Sb
14 Krueng 11.396 11.396 - - - -
15 Makmur 15.026 15.026 - - - -
16 Gandapura 22.579 22.566 1 - 1 11
17 Kuta Blang 21.838 21.838 - - - -
Jumlah/Total 423.397 422.460 327 19 37 554
Tahun 2013 413.817 412.913 316 13 35 540
Tahun 2012 406.083 405.224 290 12 39 518

Tahun 2011 Tidak Ada Data


Tahun 2010 398.288 389.127 64 - - -

Sumber : Bireuen Dalam Angka 2015

IV - 46
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

4.2.4 Air Bersih dan Air Kotor (Air Buangan)


Umumnya penduduk setempat memanfaatkan sumber daya air tanah
untuk memenuhi keperluan sehari – hari melalui sumur gali / bor
(dalam) dan sumur pantek (dangkal).Kebutuhan akan air selama ini cukup
memadai baik pada air tanah dangkal dan dalam. Potensi air tanah tinggi
(Debit Pompa > 10 liter per detik), Sedang (5-10 liter per detik) dan Kecil (<
5 liter per detik ). Potensi air sumur dangkal diperkirakan lebih besar dari air
sumur dalam, umunya air tanah dangkal bersifat tawar, dan di saat musim
penghujan kedalaman air tanah mencapai 2 hingga 5 meter dari permukaan
tanah. Prasarana air bersih di Kabupaten Bireuen dilayani oleh PDAM Tirta
Krueng Peusangan. PDAM ini memiliki 5 lokasi pengolahan air bersih, sebagai
berikut :
 Bate Iliek dengan kapasitas 10 l/detik;
 Jeunieb dengan kapasitas 20 l/detik;
 Peudada dengan kapasitas 10 l/detik;
 Teupin Mane, Juli dengan kapasitas 40 l/detik;
 Peusangan, dengan kapasitas 10 l/detik;dan
 Kuta Blang, dengan kapasitas 10 l/detik.
Adapun jumlah pelanggan yang ada saat ini adalah sekitar 71.806 KK,
dengan tingkat pemenuhan terhadap permintaan sebesar 13 %. Untuk masa
mendatang, tingkat pemenuhan terhadap permintaan ini akan ditingkatkan
menjadi 30 %.
Disamping itu sistem jaringan air bersih antara wilayah Barat, Tengah
dan Timur akan dikoneksikan, serta perlunya pembangunan sistem
pengolahan dan distribusi air bersih untuk mendukung rencana
pengembangan kawasan industri Batee Geulungku dan Pelabuhan
Internasional Teupin Jalo. Adapun permasalahan yang ada dalam
pengembangan sistem jaringan air bersih ini adalah banyaknya sistem
jaringan pipa air bersih yang terletak di tengah jalan, sehingga sulit dalam

IV - 47
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

pelaksanaan ”maintenance” jaringan pipa yang ada.


Pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan
pengurangan (minimization), segregasi (segregation), penanganan
(handling), pemanfaatan dan pengolahan limbah. Dengan demikian untuk
mencapai hasil yang optimal, kegiatan-kegiatan yang melingkupi pengelolaan
limbah perlu dilakukan dan bukan hanya mengandalkan kegiatan pengolahan
limbah saja. Bila pengelolaan limbah hanya diarahkan pada kegiatan
pengolahan limbah maka beban kegiatan di Instalasi Pengolahan Air Limbah
akan sangat berat, membutuhkan lahan yang lebih luas, peralatan lebih
banyak, teknologi dan biaya yang tinggi. Kegiatan pendahuluan pada
pengelolaan limbah (pengurangan, segregasi dan penanganan limbah) akan
sangat membantu mengurangi beban pengolahan limbah di IPAL.
Permasalahan dalam pengolahan air limbah eksisting di Kabupaten
Bireuen adalah belum adanya sistem pengolahan air limbah dari rumah sakit
yang ada, serta adanya rencana pembangunan IPLT (Instalasi Pengolahan
Limbah Terpusat) di Cot Buke Kecamatan Peusangan dekat lokasi TPAS dan
Blang Beururu Kecamatan Peudada. Disamping itu, untuk mendukung
rencana pengembangan Kawasan Industri Batee Geulungku perlu dibangun
sistem pengolahan air limbah terpadu di kawasan ini sesuai dengan
kebutuhan. Untuk lebih jelasnya tentang jumlah proyeksi kebutuhan air kotor
untuk Kabupaten Bireuen dapat dilihat pada Tabel 4.15.

IV - 48
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

TABEL 4.15 : Jumlah Proyeksi Volume Air Limbah Kabupaten


Bireuen Tahun 2012-2032

Proyeksi Volume Air Limbah


No Kecamatan
2017 2022 2027 2032
1 Samalanga 1,237 1,343 1,458 1,583
2 Simpang Mamplam 1,090 1,175 1,280 1,390
3 Pandrah 410 420 456 495
4 Jeunib 973 1,048 1,138 1,236
5 Peulimbang 503 521 566 615
6 Peudada 1,134 1,238 1,344 1,459
7 Juli 1,306 1,420 1,542 1,674
8 Jeumpa 1,455 1,587 1,723 1,870
9 Kota Juang 2,175 2,391 2,596 2,819
10 Kuala 790 844 916 995
11 Jangka 1,300 1,414 1,535 1,667
12 Peusangan 2,243 2,467 2,679 2,908
13 Peusangan Selatan 633 669 726 789
14 Peusangan Siblah Krueng 501 521 565 614
15 Makmur 700 743 807 876
16 Gandapura 1,078 1,165 1,265 1,374
17 Kuta Blang 1,014 1,094 1,188 1,289
KABUPATEN BIREUEN 18,551 20,064 21,784 23,652
Sumber : RTRW Kabupaten Bireuen

4.2.5 Jaringan Listrik


Pada saat ini sistem prasarana jaringan listrik telah menjangkau
seluruh desa yang ada di Kabupaten Bireuen dengan cakupan 90 % terlayani,
dengan jumlah pelanggan sebanyak 71.806 KK. Dalam perencanaannya,
prasarana jaringan listrik di Kabupaten Bireuen akan diperluas dan terdapat
rencana relokasi jaringan SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah)
menjadi kabel tanah, di sepanjang Jalan Nasional Banda Aceh-Medan, yang
melintasi Kecamatan Samalanga, Simpang Mamplam, Pandrah, Jeunieb,
Peulimbang, Peudada, Jeumpa, Kota Juang, Peusangan, Kuta Blang, dan
Gandapura.Kebutuhan listrik dipergunakan untuk keperluan-keperluan seperti
berikut.
IV - 49
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

- Kebutuhan rumah tangga dengan asumsi: Perkotaan 1.300 VA dan


pedesaan 950 VA
- Kebutuhan fasilitas perdagangan: 40% dari kebutuhan perumahan
- Kebutuhan fasilitas umum : 30% dari kebutuhan perumahan
- Kebutuhan penerangan: 1 % dari kebutuhan perumahan
- Dan kebutuhan umum: 0 % dari kebutuhan perumahan

4.2.6 Telekomunkasi
Sarana komunikasi (jaringan telepon) merupakan faktor pendukung
yang vital dalam bidang usaha. Sarana komunikasi yang memadai akan
mempermudah pertukaran informasi antar satu pihak dengan pihak yang lain
dalam waktu singkat dan biaya yang tidak mahal. Di Kabupaten Bireuen telah
tersedia Telepon (fixed phone), Telepon Seluler, Telegram, ORARI, Televisi,
Radio dan Kantor Pos. Sejalan dengan meningkatnya penggunaan telepon
seluler (ponsel) oleh berbagai kalangan, di Kabupaten Bireuen juga telah
dibangun menara-menara BTS yang dimiliki oleh Telkomsel, Indosat dan
Exelcomindo. Maraknya penggunaan ponsel yang didukung oleh tersedianya
menara-menara BTS yang memadai semakin mempermudah pertukaran
informasi antar masyarakat dan/atau pelaku usaha baik di dalam Kabupaten
Bireuen maupun dengan berbagai pihak yang berada di luar daerah.
Kebutuhan jaringan telekomunikasi pada wilayah Kabupaten Bireuen
pada tahun 2012 sebanyak 16.269 sambungan unit per kepala keluarga,
sedangkan pada akhir perencanaan di tahun 2032 diperkirakan
membutuhkan 20.288 unit sambungan per kepala keluarga. Perencanaan
pemenuhan dan peningkatan pelayanan sarana infotel ini adalah pada pos
pembantu, gedung serba guna. Sebagian besar masyarakat Bireuen
menggunakan telepon seluler yang dipancarkan melalui BTS yang terdapat di
setiap ibukota kecamatan.
IV - 50
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

4.2.7 Persampahan
Permasalahan pengolahan sampah yang ada saat ini di Kabupaten
Bireuen adalah lokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah yang terletak
di Cot Bukit telah melampaui daya tampung, sehingga lokasi TPA ini perlu
dipindahkan ke lokasi lain dengan kebutuhan lahan seluas +/- 10 Ha.
Pembangunan TPA baru direncanakan terletak di Blang Beururu , lokasi TPA
lama direncanakan dijadikan sebagai lokasi pengolahan “composting” untuk
pupuk. Kebutuhan lain untuk peningkatan pelayanan sampah adalah
pengadaan landasan container sebagai TPS sebanyak 10 unit yang akan
ditempatkan pada pusat-pusat permukiman di sepanjang jalan Nasional
Banda Aceh-Medan. Jumlah sampah per hari menurut kecamatan dapat di
lihat pada Tabel 4.16.

IV - 51
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

TABEL 4.16 : Jumlah Sampah Per Hari Menurut Kecamatan


Dalam Kabupaten Bireuen

Sampah Per Hari


Kecamatan (m3) / Volume
(1) (2)
1 Samalanga 9
2 Simpang Mamplam 3
3 Pandrah 1
4 Jeunieb 7
5 Peulimbang 2
6 Peudada 3
7 Juli 1
8 Jeumpa 5
9 Kota Juang 83,5
10 Kuala 1,5
11 Jangka 1,5
12 Peusangan 14,5
13 Peusangan Selatan 1
14 Peusangan Siblah Krueng 1
15 Makmur 1
16 Gandapura 4,5
17 Kuta Blang 5,5
Jumlah/Total 145
Tahun 2013 130,5
Tahun 2012 129
Tahun 2011 113
Tahun 2010 120
Sumber : Bireuen Dalam Angka 2015

IV - 52
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

4.2.8 Sumber Daya Air


Kabupaten Bireuen dilintasi oleh Satuan Wilayah Sungai (SWS) yang
cukup kritis, yakni SWS Pase-Peusangan, dan dialiri oleh Daerah Aliran
Sungai ( DAS ) meliputi :
 DAS Peusangan terbagi dalam Sub DAS Krueng Meueh, Peusangan Hilir,
Krueng Simpo, Teupin Mane, Ulee Gle, Wih Brukah, dan Wih Genengan;
 DAS Meureudu Baro dengan Sub DAS Krueng Seuku;
 DAS Samalanga, terbagi dalam Sub DAS Alue Samalanga, Krueng
Samalanga Hulu, dan Krueng Samalanga Hilir;
 DAS Pandrah dengan Sub DAS Krueng Pandrah;
 DAS Nalan terbagi dalam Sub DAS Krueng Nalan dan Krueng Bugeng ;
 DAS Peudada terbagi dalam Sub DAS Alue Kumbang, Krueng Peudada
Hilir, Krueng Uneuen dan Krueng Wie;
 DAS Mane dengan Sub DAS Krueng Mane;
 DAS Ulim dengan Sub DAS Krueng Kiran;dan
 DAS Woyla dengan Sub DAS Wih Tungkeum

Daerah Aliran Sungai (DAS) Peusangan merupakan Daerah Aliran


Sungai yang memiliki lahan kritis luas, tingkat erosi tinggi, dan terdapat
tekanan penduduk yang besar, serta melintasi 2 (dua) kecamatan yang ada
di Kabupaten Bireuen, yakni : Kecamatan Peusangan, dan Kecamatan
Peusangan Selatan. DAS Peusangan merupakan satu kesatuan rangkaian
yang terkait dengan Sub DAS, yaitu Sub DAS Krueng Peudada, Krueng
Jeunieb, Krueng Juli. DAS Krueng Peusangan berhulu di dataran tinggi Bukit
Barisan dan bermuara di Selat Malaka berikut juga sub DAS nya yang
berfungsi menampung air hujan, sumber-sumber air dan menyimpannya di
daerah dataran tinggi (punggung bukit) yang merupakan tempat sumber air
yang berada di wilayah Selatan Kabupaten Bireuen dengan ketinggian 1.000
m di atas permukaan air laut.

IV - 53
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

Pada umumnya DAS pada daerah pesisir juga merupakan daerah


rawan banjir akibat terjadinya pendangkalan di daerah hilir (muara) sungai,
serta berkurangnya daerah tangkapan air akibat dari penggundulan hutan di
daerah hulu (bagian selatan Kabupaten Bireuen). Jika di lihat dari bentuk pola
alirannya, maka sungai-sungai yang mengalir di wilayah ini berbentuk sub
pararel dai bagian hulu, hal ini dikarenakan wilayah yang bergunung
sehingga pola aliran yang terbentuk mengikuti lereng dari jalur pegunungan,
sedangkan pada bagian hilir berbentuk linier. (dapat dilihat pada Tabel
4.17).

TABEL 4.17: Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Bireuen

CATHMENT DEBIT
NO. SUNGAI AREA MIN MAX
(Km²) (I/det) (I/det)
1 Krueng Samalanga 33.00 1.52 300.00
2 Krueng Peudada 33.00 5.90 14.70
3 Krueng Pandrah 38.00 4.80 16.30
4 Krueng Nalan 21.00 0.94 49.69
5 Krueng Peusangan 75.00 24.17 381.90
6 Krueng Jeunieb 20.00 0.46 24.17
7 Krueng Bugeng 8.40 0.53 53.43
8 Krueng Meuh 23.00 0.05 4.93
9 Krueng Wie 11.00 0.10 9.62
10 Krueng Peusangan 75.00 24.50 381.90
11 Krueng Leubu 15.00 0.64 33.92
12 Krueng Mane 20.00 5.49 206.16
13 Krueng Simpo 28.00 2.80 15.07
14 Krueng Kuala Raja 7.00 0.04 4.49
Sumber: RTRW Kabupaten Bireuen

IV - 54
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

4.3 PRASARANA DAN SARANA TRANSPORTASI


4.3.1 Jaringan Jalan
Prasarana jaringan jalan di Kabupaten Bireuen terdiri dari Jalan
Nasional, Provinsi dan Kabupaten, dengan total panjang 985,46 Km, terdiri
dari jalan Nasional sepanjang 72,8 Km, jalan Provinsi sepanjang 35,8 Km,
dan Jalan Kabupaten sepanjang 876,9 Km. Jenis permukaan jalan untuk jalan
Nasional dan Provinsi seluruhnya telah aspal, sementara ruas jalan
Kabupaten, terdiri dari jalan aspal, kerikil dan tanah. Untuk lebih jelasnya
pada Tabel 4.18 disajikan data panjang jalan menurut status, jenis
permukaan, dan kondisi jalan yang ada di Kabupaten Bireuen.
Dalam sistem IRMS, ruas jalan Nasional yang melintasi Kabupaten
Bireuen, meliputi: ruas Bts. Cabdin Pidie-Bireuen (No. 01.003.2) dan ruas
Bireuen-Lhokseumawe (No. 01.004), dimana berdasarkan data yang ada
memiliki volume LHR (Lalu-lintas Harian Rata-rata) cukup besar (+/- 3.500
kendaraan/hari). Adapun ruas jalan Provinsi yang ada di Kabupaten Bireuen
adalah jalan yang menghubungkan antara kota Bireuen-Teupin Mane-menuju
Takengon dengan fungsi Kolektor Primer, dan memiliki volume LHR sedang
(+/- 1.500 kendaraan/hari), yakni ruas Bireuen-Bts. Aceh Tengah (No.
01.011.1), serta jalan provinsi ruas Sp.Samalanga-Salamalanga (No ruas
01.040).

IV - 55
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

TABEL 4.18 Jenis, Kondisi, Kelas dan Panjang Jalan


di Kabupaten Bireuen

Jenis/Kondisi/Kelas Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kabupaten


2013 2014 2013 2014 2013 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Jenis Permukaan
a. Aspal 105,80 105,80 2,80 2,80 485,69 497,13
b. Kerikil - - - - 190,61 228,99
c. Tanah - - - - 199,30 149,58
d. Tidak Terinci - - - - - 2,30
Jumlah/Total 105,80 105,80 2,80 2,80 875,60 878,00
Kondisi Jalan
a. Baik 98,8 100,8 2,8 2,8 291,54 288,65
b. Sedang 4,5 3 - - 280,92 268,22
c. Rusak - - - - 123,07 135,78
d Rusak Berat 2,5 2 - - 180,08 185,35

Jumlah/Total 105,8 105,8 2,8 2,8 875,61 878,00


Kelas Jalan
a. Kelas I - - - - - -
b. KelasII - - - - - -
c. Kelas III - - - - - -
d. Kelas IIIA 105,8 105,8 - - - -
e. Kelas IIIB - - 2,8 2,8 - -
f. Kelas IIIC - - - - 875,6 878
g. Tidak Diperinci - - - - - -
Jumlah/Total 105,8 105,8 2,8 2,8 875,6 878
Sumber : Bireuen Dalam Angka 2015

4.3.2 Prasaran Transportasi


Kabupaten Bireuen memiliki 1 Terminal Bus AKDP (Antar Kota Dalam
Provinsi) yang terletak di kota Bireuen, serta 6 Terminal lokal yang melayani
angkutan antar perdesaan, yang terletak di Kecamatan Samalanga, Jeumpa/

IV - 56
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

Peusangan, Gandapura, Krueng Simpo, Peudada, dan Matang GlumpangDua.


Di Kota Bireuen terdapat 1 unit terminal angkutan penumpang tipe B
terdapat di Kecamatan Kota Juang dan terminal tipe C terdapat di Kecamatan
Jeunieb dan Kecamatan Peusangan.

4.3.3 Moda Angkutan dan Aksesibilitas


Aksesibilitas adalah hak atas akses yang merupakan layanan
kebutuhan melakukan perjalanan yang mendasar. Dalam hal ini aksesibilitas
harus disediakan oleh pemerintah terlepas dari digunakannya moda
transportasi yang disediakan tersebut oleh masyarakat. Aksessibilitas
merupakan suatu ukuran potensial atau kemudahan orang untuk mencapai
tujuan dalam suatu perjalanan. Karekteristik sistem transportasi ditentukan
oleh aksesibilitas. Aksesibilitas memberikan pengaruh pada beberapa lokasi
kegiatan atau tata guna lahan. Lokasi kegiatan juga memberikan pengaruh
pada pola perjalanan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Pola perjalanan
ini kemudian mempengaruhi jaringan transportasi dan akan pula memberikan
pengaruh pada sistem transportasi secara keseluruhan. Moda dan jumlah
transportasi yang tersedia dalam suatu wilayah merupakan hal yang penting
untuk menerangkan aksesibilitas.
Trayek angkutan umum di Kabupaten Bireuen belum menjangkau
seluruh kecamatan. Adapun kecamatan yang belum terjangkau oleh
angkutan umum, yakni Kecamatan Samalanga, Peusangan Selatan,
Peusangan Siblah Krueng, Jangka dan Kecamatan Makmur. Jumlah armada
angkutan umum menurut trayek yang ada di Kabupaten Bireuen berjumlah
56 unit armada angkutan. Dengan rincian angkutan AKAP 92 unit/hari, AKDP
75 unit/hari, angkutan Kota 173 unit/hari dan Angkutan Perdesaan 61
unit/hari.

IV - 57
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

4.4 PRODUKTIVITAS DAN POTENSI WILAYAH


4.4.1 Produktivitas Pertanian

Pengembangan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Bireuen


diprioritaskan pada bagian barat dan timur yang rencananya akan dijadikan
sebagai sentra pengembangan komoditi tanaman pangan, meliputi padi
sawah, palawija, dan sayur-sayuran. Hal ini didukung oleh agroklimat, tingkat
kesuburan tanah dan tingkat aksesibiltasnya. Kabupaten Bireuen mempunyai
luas lahan sawah secara keseluruhan sebesar 22.601 Ha yang penyebarannya
relatif merata di tiap-tiap kecamatan. Hasil produksinya sebesar 185.557 ton
dengan produktivitas 53.38 kwintal/ha.
Tanaman padi merupakan jenis tanaman yang dihasilkan oleh setiap
kecamatan di wilayah Kabupaten Bireuen. Produksi padi pada tahun 2014
dihasilkan oleh Kecamatan Peusangan yaitu sebesar 25.341 ton. Sedangkan
untuk jenis sayur-sayuran, Bireuen menghasilkan produksi panen beberapa
jenis sayuran, antara lain : Bawang Merah 24,7 ton , Sawi 250 ton, Kacang
Panjang 1.126 ton, Cabe Besar 678 ton, Cabe Rawit 61 ton, Tomat 474,6 ton,
Terong 866,70 ton, Ketimun 2.374 ton, Kangkung 2.295 ton, Bayam 591 ton,
dan Semangka 2.031,50 ton dalam tahun 2014 menurut data Bireuen Dalam
Angka 2015.

4.4.2 Produktivitas Perkebunan


Areal perkebunan di Kabupaten Bireuen cenderung berada di wilayah
pengembangan pedalaman/pegunungan. Perkebunan terdiri dari perkebunan
rakyat dan perkebunan swasta. Jenis tanaman perkebunan yang menjadi
komoditi andalan Kabupaten Bireuen adalah kakao, pinang, kelapa, kelapa
sawit, kemiri, pala, sagu, kapuk, kopi, cengkeh dan karet. Dari kesemuanya
itu, kelapa, pinang dan kelapa sawit merupakan tanaman yang paling
dominan diusahakan oleh rakyat dan yang paling sedikit perolehan produksi

IV - 58
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

hasil tanam adalah tanaman kopi (Kecamatan Jeunieb; 2 ton dan Kecamatan
Peusangan Selatan; 3 ton), cengkeh (Kecamatan Jeunieb; 2 ton). Budidaya
tanaman buah-buahan di Kabupaten Bireuen secara umum tersebar di
wilayah bagian tengah dan selatan Wilayah Kabupaten Bireuen dengan jenis
Durian 1.090 ton, Giri Matang 9.829 ton, Mangga 8.262 ton,
Cempedak/Nangka 543 ton, Pepaya 3.577,7 ton, Pisang 4.785 ton, Rambutan
3.586 ton, Sawo 1.069 ton, Melinjo 100,50 ton, Jambu Biji 84 ton, Manggis
101,70 ton, Sukun 44,70 ton, Jambu Air 62 ton, dan Jeruk Keprok/Siam
1.423 ton, kondisi ini telah disesuaikan oleh Badan statistik Bireuen dalam
tahun 2014.

4.4.3 Produktivitas Peternakan dan Perikanan


1. Peternakan
Kegiatan peternakan yang berkembang masih bersifat perorangan
dengan jenis hewan ternaknya sapi, kerbau, kambing, dan jenis ternak
unggas petelur dan pedaging. Pada Tahun 2014 jumlah populasi sapi sebesar
56.422 ekor, kerbau sebanyak 4.124 ekor, kambing sebanyak 39.926 ekor,
domba sebanyak 21.492 ekor, ayam sebanyak 740.948 ekor dan itik
sebanyak 190.028 ekor. Pusat Peternakan Kabupaten Bireuen terlatak di
kawasan timur kabupaten, tepatnya di Mukim Geurugok Kecamatan
Gandapura. Pemerintah kabupaten berencana telah membangun Pusat
Kesehatan Hewan Terpadu dengan tujuan untuk memeriksa kesehatan setiap
ternak yang akan diekspor ke luar daerah agar menjamin kelayakan konsumsi
bagi konsumen. Perkiraan produksi padang pengembalaan tahun 2014 3.517
ton/tahun sedangkan areal padang pengembalaan ditahun yang sama
memiliki luasan lebih kurang 2.373 Ha. Rumah pemotongan hewan berada di
Kecamatan Kota Juang dan Kecamatan Peusangan.

IV - 59
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

2. Perikanan
Kabupaten Bireuen memiliki panjang garis pantai 70,74 Km, dan luas
perairan laut teritorial diperkirakan mencapai 441 Km2 dan Luas ZEE seluas
25.187 Km2 yang membentang dari arah timur sampai arah barat dengan
posisi laut berada dalam kawasan perairan Selat Malaka. Dari data yang
tersedia diketahui bahwa produksi ikan tangkap (laut) pada tahun 2014
dengan jenis ikan yang barada di perairan teritorial Bireuen antara lain:
Tongkol 5.034,48 ton, Cakalang 459,43 ton, Kerapu 38,44 ton, Gembung
732,54 ton , Teri 1.171,52 ton, Tuna 646,22 ton, Tenggiri 211,24 ton,
Tenggiri Papan 124,79 ton, Pari, Kerong, Beronong , Seriding,
Kuro/Senangin, Kerusi Biji, Nangka Belanak, Lencam, Peperak, Ikan Pedang,
Julung-Julung, Ikan Terbang, Ikan Lidah, Golok/Parang2, Talang/Daun
Bambu, Tetengkek, Layang, Kuwe Selar, Ikan Sebelah, Manyung, Udang
(Dogol, Putih/Jerbung, Windu, Barong), Rajungan, Cumi-cumi dan Sotong.
Tambak yang tersebar di sepanjang pantai Utara mempunyai luas sekitar
4.945,64 ha dengan tingkat produksi sebesar 7.605,95 ton.

4.4.4 Produktivitas Kehutanan


Sebagian wilayah Kabupaten Bireuen adalah hutan sehingga
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kelestarian lingkungan.
Sebaran wilayah yang mempunyai potensi kehutanan di Kabupaten Bireuen
tersebar pada wilayah bagian Selatan yang berbatasan dengan Kabupaten
Bener Meriah dan Aceh Tengah.
Sebaran dan luasan hutan di Kabupaten Bireuen umumnya berada di
daerah bagian Selatan dengan ketinggian 500 meter hinggalebih dari 1000
meter di atas permukaan laut. Wilayah hutan di daerah ini di bagi dalam
beberapa bagian yaitu :

IV - 60
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

 Hutan Lindung , tersebar dibagian di wilayah selatan, yaitu di kecamatan :


Samalanga, Simpang Mamplam, Pandrah, Jeunieb, Peulimbang dan
Peudada. Dengan luas areal hutan lindung 31.875,26 ha.
 Hutan Produksi , tersebar dibagian di wilayah selatan, yaitu di kecamatan :
Samalanga, Simpang Mamplam, pandrah, Jeunieb, Peulimbang, Peudada,
Juli, Peusangan Selatan, Peusangan Siblah Krueng dan Makmur. Dengan
luas arel hutan produksi 31.151,98 ha
 Hutan Produksi Terbatas , tersebar dibagian di wilayah selatan, yaitu di
kecamatan : Peulimbang dan Peudada. Dengan luas arel hutan produksi
terbatas 3.757,95 ha.
 Hutan Rakyat, tersebar dibagian di wilayah selatan, yaitu di kecamatan :
Samalanga, Simpang Mamplam, Pandrah, Jeunieb dan Peudada. Dengan
luas arel hutan kawasan budidaya 2.302,26 ha.

4.4.5 Potensi Pertambangan


Jenis bahan tambang berpotensial tersebar diwilayah Kabupaten
Bireuen berupa andesit, batu pasir, pasir sungai, kerikil, sirtu, koral, batu
apung dan sebagainya yang banyak dimanfaatkan untuk bahan kontruksi.
Bahan tambang ini tersebar hampir di tiap kecamatan dalam wilayah
Kabupaten Bireuen. Dari seluruh potensi pertambangan tersebut yang paling
bernilai tinggi (potensial) adalah Pasir Besi.

4.4.6 Potensi Wisata


Kabupaten Bireuen untuk masa mendatang memiliki 25 Objek Daerah
Tujuan Wisata (ODTW), seperti wisata alam (Krueng Batee llik, Pemandian
Krueng Simpo, Panorama Cot Panglima, lrigasi Teupin Mane, Paya Kareueng,

IV - 61
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

Irigasi Pante Lhong, Air Terjun Ciraceuk dan Paya Nie), wisata sejarah dan
budaya sampai wisata minat khusus seperti arung jeram dan haiking. Sampai
tahun 2014 belum tercatat wisatawan dalam dan luar negeri yang berkunjung
ke berbagai pelosok Bireuen. Diantara jenis wisata yang menonjol adalah
wisata minat khusus Arung Jeram. Untuk mendukung kegiatan wisata
tersebut terdapat 29 hotel/losmen yang tersebar di Kabupaten Bireuen
khususnya di Kota Juang.

IV - 62
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

PETA 4.9
PETA KAWASAN HUTAN KABUPATEN BIREUEN

IV - 63
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

4.5 DEMOGRAFI
4.5.1 Sosial Budaya

Pola karakteristik budaya kehidupan masyarakat Kabupaten Bireuen


sebagian besar diatur oleh hukum adat yang berdasarkan kaidah-kaidah
hukum Islam. Selain itu sistem kesatuan masyarakat Kabupaten Bireuen
merupakan perwujudan dari beberapa buah keluarga inti yang menjadi suatu
kelompok masyarakat yang disebut “Gampong” (Kampung). Sistem sosial
pada masyarakatnya berpedoman pada keluarga inti yang akan memberi
pengaruh pada keluarga lainnya. Dengan demikian hubungan antar satu
keluarga inti dengan keluarga inti lainnya cukup erat.
Pengembangan budaya di Kabupaten Bireuen telah memberikan arah
bagi perwujudan identitas daerah sebagai bagian dari nilai-nilai luhur budaya
bangsa. Disamping itu, pengembangan budaya di Kabupaten Bireuen juga
telah menciptakan iklim kondusif dan harmonis sehingga nilai-nilai kearifan
lokal mampu merespon secara positif dan produktif terhadap modernisasi
sejalan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang hidup di dalam masyarakat.
Kebijakan pengembangan budaya di Kabupaten Bireuen adalah melalui
nilai budaya, pengelolaan keragaman dan kekayaan budaya dengan cara
meningkatkan fungsi dan mengembangkan sarana pendukung kehidupan
adat, tradisi, kegiatan seni budaya serta melestarikan warisan seni dan
budaya masyarakat Bireuen. Pengembangan nilai budaya masyarakat Bireuen
dilakukan dengan cara memelihara aset budaya masyarakat seperti kekayaan
budaya, sejarah dan simbol kebanggaan masyarakat Bireuen sehingga
kehidupan budaya masyarakatnya dapat berjalan dengan kondusif dan
harmonis.
Pengelolaan keragaman budaya masyarakat Bireuen dilakukan dengan
cara merehabilitasi prasarana,sarana, dan situs/benda cagar budaya sehingga
dapat terpeliharanya situs, museum dan bangunan tua bersejarah yang ada
di Kabupaten Bireuen. Pengelolaan kekayaan budaya dilakukan dengan cara

IV - 64
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

memulihkan seluruh potensi industri budaya yang ada di Kabupaten Bireuen


melalui kelompok-kelompok masyarakat seperti lembaga adat,
budayawan/sejarawan/seniman dan pemuka agama sehingga nilai-nilai
kekayaan budaya dapat lestari.

4.5.2 Jumlah, Sebaran dan Kepadatan Penduduk


Jumlah penduduk wilayah Kabupaten Bireuen tahun 2010 - 2014 terus
meningkat, yaitu jumlah penduduk tahun 2010 sebesar 389.288 jiwa dan
ditahun 2014 menjadi peningkatan sebesar 423.397 jiwa. Kepadatan
penduduk Kabupaten Bireuen dengan tingkat kepadatan tertinggi di
Kecamatan Kota Juang sebesar 1.533 jiwa/km2 dan tingkat kepadatan
terendah di Kecamatan Pandrah sebesar 93 jiwa/km2. Selama 5 (lima) tahun
terakhir pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bireuen rata-rata sebesar
1.66% per tahun. Pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di Kecamatan
Peusangan yaitu sebesar 12.3 % per tahun, sedangkan di Kecamatan
Pandrah sebesar 2.09 % per tahun.

4.5.3 Struktur Penduduk


Kabupaten Bireuen memiliki 99% penduduk pemeluk Agama Islam
dengan perbandingan laki-laki dan perempuan (sex ratio) adalah sebesar 1,0
dimana jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2014 adalah 207.664 jiwa dan
perempuan 215.733 jiwa. Struktur penduduk berdasarkan kelompok usia
menggambarkan bentuk piramid dengan jumlah kelompok usia rendah paling
banyak dan semakin mengecil menuju usia tua. Jumlah penduduk pada
kelompok 5-35 tahun dengan interval 5 tahun relatif hampir sama.

IV - 65
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

IV - 66
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN BIREUEN

IV - 67

Anda mungkin juga menyukai