Anda di halaman 1dari 4

TATA LAKSANA HIPER TENSI DALAM

KEHAMILAN PRE EKLAMPSI DAN


EKLAMSIA
No. Dokumen : SOP/C/VII/BP/22
SPO No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
UPTD KESEHATAN
PUSKESMAS KANDANGAN Muhammad Pauzi, SKM
KABUPATEN HULU NIP. 19750119 199703 1 004
SUNGAI SELATAN

1. Pengertian Tekanan darah diastolic merupakan indicator dalam penanganan hipertensi


dalam kehamilan.oleh karena tekanan diastolic mengukur tahanan perifer
dan tidak tergantung pada kehamilan emosional pasien.
2. Tujuan Menyelamatkan ibu dan bayi agar dapat ditangani dengan tepat sehingga
tidak terjadi komplikasi yang lain.
3. Kebijakan
4. Referensi 1. Undang-undang No. 36/2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 122);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2015
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015
tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
296/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Pengobatan Dasar di
Puskesmas;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;

1 dari 4
9. Buku Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar Tahun 2011
5. Alat dan bahan ALAT :
1. Bloodset + abocad + cairan infuse
2. Tabung oksigen + nasal canule
3. Chateter urine + urine bag
4. Partus set + diagnostic set
5. Obat-obatan uterotonika {oxytocin + methergin}
6. Aquabides + MGS04 40%
7. Dipstick proteinuri + ca glukonas
6. Prosedur/Langkah- A. Petugas mengenali gejala dan tanda gejala hipertensi karena kehamilan
langkah dan menentukan diagnosis yang paling mungkin dalam hubungan dengan
hipertensi yang dipicu oleh kehamilan dan hipertensi kronik pada ibu
hamil.
B. Petugas melakukan penatalaksanaan Hipertensi. Preeklampsi. dan
Eklampsi dalam kehamilan sbb :
1. Mencermati tanda dan gejalanya Hipertensi. Preeklampsi dan
Eklampsi
2. Melakukan pemeriksaan yaitu anamnesa usia kehamilan.penyakit
ginjal.hypertensi.tanda tanda inpartu output urine.riwayat penyakit
lain dan observasi tanda-tanda vital (tensi nadi respirasi suhu reflek
patella letak janin djj oedema protein urine)
3. Bila Preeklampsi ringan di rawat sampai tensi normal.bila tidak ada
perubahan maka rujuk.
4. Bila terjadi Preeklampsi berat dengan tatalaksana sbb :
a. Pasang infuse dengan menggunakan bloodset
b. Beri MgSO4 40% sebanyak 4gr (10cc) yang diencerkan dengan
aquabides 10cc dengan bolus IV perlahan selama 10-15 menit
dengan mengingat syarat-syarat :
1) Reflek patella positif
2) Respirasi > 16x/mnt
3) Diuresis > 30cc/jam
4) Tersedia antidotum : Ca Glukonas 10% 1gr/IV
c. Setelah dilakukan dosis awal lanjutkan dengan dosis rumatan 6gr

2 dari 4
MgSO4 40% (15cc) dalam larutan RL selama 6jam dengan
kecepatan 28tpm.
d. Berikan nifedipine 10mg per oral / sublingual (bila tekanan darah
≥ 160/110 mmhg)
e. Bila terjadi intoksikasi terhadap MgSO4 berikan Ca Glukonas
10% bolus perlahan selama 5-10mnt
5. Bila terjadi Eklampsi maka tatalaksanaannya sbb :
a. Bila saat kejang posisikan pasien di permukaan yang datar
dengan kepala defleksi.miring dan aman.
b. Pasang sudip lidah
c. Berikan oksigen 6-8liter/mnt dengan menggunakan masker dan
pasang infuse dengan menggunakan bloodset
d. Memberikan injeksi dosis awal MgSO4 40% yaitu 4gr (10cc)
diencerkan dengan 10cc aquabides dan suntikkan bolus IV secara
perlahan selama 5-10 mnt. Bila akses vena sulit didapat berikan
5gr berikan MgSO4 40% (12.5cc) pada tiap bokong bila
memenuhi syarat :
1) Reflek patella positif
2) Respirasi > 16x/mnt
3) Diuresis 25cc/jam dalam 3jam terakhir
4) Tersedia antidotum : Ca Glukonas
e. Setelah dilakukan dosis awal lanjutkan dengan dosis rumatan 6gr
MgSO4 40% (15cc) dalam larutan RL selama 6jam dengan
kecepatan 28tpm.
f. Bila terjadi kejang berulang.berikan bolus SM 40% sebanyak 2gr
(5cc)
g. Bila tekanan darah tinggi berikan nifedipine 10mg
h. Berikan oksigen (1-2lpm) dengan menggunakan nasal canule
setelah pasien selesai kejang.
6. Petugas mencatat semua tindakan klinis dalam Lembar Rujukan
Maternal dan kemudian buat surat rujukan.
7. Petugas merujuk pasien dengan BAKSOKUDA
7. Unit Terkait Rumah sakit

3 dari 4
8. Dokumen Terkait 1. Buku pencatatan dan pelaporan
2. Buku status pasien
3. Surat rujukan

4 dari 4

Anda mungkin juga menyukai