DISUSUN OLEH :
LINTANG RIZKIAN NUR YUDA
200070600111005
Kamar Bersalin
B. Buatlah tugas pokok dan fungsi pengelolaan PF di rumah sakit, uraikan
tupoksi sesuai dengan struktur organisasi!
Tugas pokok dan fungsi :
1. Kepala IFRS (Instalasi Farmasi Rumah Sakit) : seorang Apoteker sebagai
penanggung jawab terhadap semua aspek penyelenggaraan pelayanan
kefarmasian dan pengelolaan sediaan farmasi serta pengelolaan perbekalan
kesehatan di Rumah Sakit Bintang Hati
2. Panitia Farmasi Terapi : bertugas untuk mengembangkan kebijakan
tentang penggunaan obat di RS, melakukan seleksi dan evaluasi obat yang
akan masuk dalam formularium, mengembangkan standar terapi,
identifikasi permasalahan penggunaan obat, mengkoordinir
penatalaksanaan medication error, penatalaksanaan Reaksi Obat yang
Tidak Diinginkan, melakukan intervensi dalam penggunaan obat yang
rasional, menyebarkan informasi terkait kebijakan penggunaan obat di RS
3. Farmasi Klinik : melaksanakan pelayanan resep atau permintaan obat,
penelusuran riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat, pemberian
informasi dan edukasi penggunaan obat kepada pasien/keluarga pasien,
identifikasi, pencegahan, dan penanganan masalah terkait perbekalan
kefarmasian, visite mandiri atau dengan tenaga kesehatan lain,
pemantauan terapi obat, evaluasi penggunaan obat, pelayanan informasi
obat, penyuluhan kesehatan rumah sakit,
4. Logistik : bertugas dalam hal menyiapkan dan memantau perlengkapan
perbekalan kesehatan, perencanaan dan pengadaan, sistem penyimpanan di
gudang, dan produksi obat dalam kapasitas rumah sakit nonsteril dan
aseptik.
5. Distribusi : bertanggung jawab terhadap alur distribusi sediaan farmasi dan
pengelolaan perbekalan kesehatan (obat, bahan baku obat, alat kesehatan
dan gas medis) kepada pasien rawat jalan, IRD, rawat inap, kamar
bersalin, atau kamar operasi.
C. Buatlah kebijakan/sistem/SOP pengelolaan PF, mulai seleksi sampai
dengan evaluasi!
Kebijakan/Sistem Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Pemilihan Perbekalan Farmasi
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Ditetapkan di Malang
SPO
Kepala Rumah Sakit Bintang Hati
(STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
Ditetapkan di Malang
SPO
Kepala Rumah Sakit Bintang Hati
(STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
Ditetapkan di Malang
SPO
Kepala Rumah Sakit Bintang Hati
(STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
4. Penyimpanan
Penyimpanan Perbekalan Farmasi
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Ditetapkan di Malang
SPO
Kepala Rumah Sakit Bintang Hati
(STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
Ditetapkan di Malang
SPO
Kepala Rumah Sakit Bintang Hati
(STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
Ditetapkan di Malang
SPO
Kepala Rumah Sakit Bintang Hati
(STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
b. Floor Stock
Pendistribusian obat dan alat kesehatan dengan sistem floor stock sesuai
dengan kebutuhan dari setiap unit pelayanan
1. Poli Anak
2. Ruang Bersalin
Selain itu, upaya keamanan pasien juga dapat dilakukan dalam hal
- Penerimaan : melakukan pemeriksaan secara teliti seperti nama obat dan
tanggal kadaluarsa yang apabila tidak diperhatikan dan sampai ke pasien, akan
membahayakan kesehatan pasien
- Penyimpanan : pemberian label harus jelas, kriteria dan persyaratan
penyimpanan harus sesuai agar tidak merusak kandungan bahan aktif obat dan
stabilitas obat terjaga
- Distribusi : pedoman distribusi obat harus jelas dan transparan agar dapat
dengan mudah ditemui jika terjadi kesalahan
F. Bila oleh direktur ditugaskan melaksanakan pelayanan farmasi klinik,
buat urutan prioritas pelayanan farmasi klinik yang anda usulkan
berikut rencana penentuan waktunya!
Prioritas dilaksanakannya pelayanan farmasi klinis dijelaskan dalam urutan di
bawah.
1. Pengkajian resep dan penyerahan
Tahapan ini dimulai dari penerimaan resep kemudian dilakukan analisa
apabila ada masalah terkait obat. Pengkajian yang dilakukan yaitu administrasi,
farmasetik, dan klinis baik pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi : nama, umur, jenis kelamin, BB dan TB pasien;
nama, nomor izin, alamat, dan paraf dokter; tanggal resep; dan ruangan/unit asal
resep.
Persyaratan farmasetik meliputi : nama obat, bentuk sediaan, kekuatan sediaan,
dosis dan jumlah obat, stabilitas, aturan dan cara penggunaan.
Persyaratan klinis meliputi : ketepatan indikasi, dosis, dan waktu penggunaan
obat; duplikasi pengobatan; alergi dan reaksi obat yang tidak diinginkan;
kontraindikasi; dan interaksi obat.
Melalui pelayanan ini, dapat dilakukan pemberian informasi, monitoring
penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan dan
terdokumentasi dengan baik. Pelayanan ini dilakukan oleh Apoteker setiap ada
pasien yang hendak menebus resep di apotek di Rumah Sakit.
2. Visite
Melalui visite dilakukan pemantauan dan evaluasi dalam penerapan
penggunaan obat rasional. Sebelum melakukan visite, seorang Apoteker perlu
membekali diri dengan berbagai pengetahuan, minimal: patofisiologi, terminologi
medis, farmakokinetika, farmakologi, farmakoterapi, farmakoekonomi,
farmakoepidemiologi, serta pengobatan berbasis bukti. Selain itu diperlukan
kemampuan interpretasi data laboratorium dan data penunjang diagnostik lain,
serta kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan pasien dan tenaga
kesehatan lain. Dokumen yang disiapkan adalah Formulir Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi (CPPT), Formulir Pemantauan Terapi Obat, dan referensi.
Dalam melakukan visite, Apoteker dapat melakukan secara mandiri atau
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Visite dapat dilakukan setiap pagi saat
pasien rawat inap mendapatkan terapi obat.
3. Rekonsiliasi Obat
Merupakan kegiatan pelayanan klinis dimana dilakukan Proses mendapatkan
dan memelihara daftar semua obat (resep dan non-resep) yang sedang pasien
gunakan secara akurat dan rinci, termasuk dosis dan frekuensi, sebelum masuk RS
dan membandingkannya dengan resep/instruksi pengobatan ketika admisi, transfer
dan discharge, mengidentifikasi adanya diskrepansi dan mencatat setiap
perubahan, sehingga dihasilkan daftar yang lengkap dan akurat. Tujuan dari
pelayanan ini adalah untuk menjamin penggunaan obat yang aman dan efektif.
Rekonsiliasi obat dilakukan saat pasien mendapatkan obat sitostatika, high alert.
Depkes RI. 2007. Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C.
Pusat Sarana, Prasarana, dan Peralatan Kesehatan: Jakarta.
Kemenkes RI. 2018. Bahan Ajar Farmasi : Farmasi Klinik. Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia Kesehatan: Jakarta.
Kemenkes RI. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi : Farmasi Rumah Sakit
dan Klinik. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan: Jakarta.
Kemenkes RI. 2019. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan: Jakarta.
Kemenkes RI. 2020. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2020 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
Kemenkes RI. 2020. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.