Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DASAR-DASAR LOGIKA

DEFINISI, UNSUR, DAN KLARIFIKASI

DOSEN PENGAMPU:
Frini Karina Andini, S.AB, M.AB

DISUSUN OLEH:
1. Rahmatuzzahrah Hayatina 2001114424
2. Zahra Safira 2001113439
3. Muhammad Andrean Syah Putra 2001136366
4. Rapidah Puri Lestari 2001110040
5. Sahrul Qurniawan 2001113575
6. Aurelia Putri Raisya 2001126414
7. Nova Elissa 2001111005

Program Studi Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Definisi dan Klarisifikasi,
ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Dasar-Dasar Logika Kelas C. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang Wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Frini Karina Andini, S.AB, M.AB,
selaku dosen mata kuliah Dasar-Dasar Logika Kelas C, yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan Sesuai dengan mata kuliah yang
kami tekuni. Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dengan
Dasar-Dasar Logika, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan Dasar-
Dasar Logika. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 26 Maret 2022

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.1 DEFINISI DAN UNSURNYA......................................................................3
2.2 PATOKAN MEMBUAT DEFINISI...........................................................3
2.3 KLARIFIKASI..............................................................................................6
2.4 PEMBAGIAN................................................................................................7
2.5 PENGGOLONGAN......................................................................................8
BAB III PENUTUP...................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................10
3.2 Saran.........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Berpikir merupakan aktivitas manusia untuk menemukan pengetahuanyang
benar, sedangkan kebenaran itu tidaklah sama persis pada setiap individu.Maka setiap
jalan pemikiran manusia mempunyai kriteria kebenaran yang berfungsi sebagai
landasan proses penemuan kebenaran tersebut, dan setiap penalaran mempunyai
kriteria kebenaranya masing-masing. Awalnya adalah indera kita menangkap suatu
objek, kemudian kita berfikir untuk berusahamenemukan jenisnya (generanya),
kemudian kita membandingkan barang lainyang tercakup dalam jenis tersebut dan
menggolongkan sesuai jenisnya.
Klasifikasi adalah pengelompokan barang yang sama dan memisahkandari
spesies yang berbeda. Dan klasifikasi logika (logical division) di bagi mnjadidua,
yaitu pembagian dan penggolongan. Pembagian dan penggolongan semacamitu
dalam kehidupan sehari-hari sangat sering kita lakukan. Misalnya para penjual buah-
buahan menyusun dagangannya dengan beberapa cara, berdasarkan macam buah
yang dijual, berdasarkan harganya, dan bahkan bisa pula berdasarkan ukuran buah
yang akan di jual. Pemilik toko menyusun barang-barang dagangannyasesuai dengan
jenisnya. Para ilmuwan membuat klasifikasi ilmu menjadi tigagolongan besar, ilmu-
ilmu sosial, ilmu-ilmu kealaman, dan ilmu-ilmu humaniora. Namun, perlu kita
pahami bahwa pembagian logika atas jenis kepada spesia suatu benda adalah tidak
mutlak.Dalam makalah ini kita akan membahas lebih lanjut tentang klasifikasi :
pembagian dan penggolongannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu definisi dan unsurnya?
2. Apa saja patokan dalam membuat definisi?
3. Apa itu pengertian klasifikasi?
4. Apa saja yang terdapat dalam pembagian?
5. Apa saja yang termasuk kedalam penggolongan?

1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui apa itu Definisi dan unsurnya!
2. Untuk mengetahui apa saja patokan membuat definisi!
3. Untuk mengetahui apa itu klasifikasi!
4. Untuk mengetahui apa saja pembagian!
5. Untuk mengetahui apa saja penggolongan!

2
BAB II
PEMBAHASAN

3.1 DEFINISI DAN UNSURNYA

Definisi merupakan pengetahuan yang kita butuhkan. Didalam kehidupan kita tak
akan pernah lepas berurusan dengan definisi. Setiap ilmu yang kita pelajari, yang pertama
kali harus diketahui adalah definisi dari ilmu tersebut. Menurut Harold C. Martin,
Mendefinisi adalah menyebut sekelompok karakteristik suatu kata, sehingga kita dapat
mengetahui pengertiannya serta dapat juga membedakan kata lain yang menuju objek yang
lain pula. Mendefinisi suatu kata adalah menganalisis jenis dan sifat pembeda yang
dikandung. Karakteristik suatu kata adalah genera yaitu jenis, dan differentia yaitu sifat
pembeda.
Jenis (Genera) yang kita pilih adalah jenis terdekat, karena dengan menghadirkan
sifat pembedanya (differentia) kita langsung sampai pada pengertiannya. Jenis terdekat
adalah nama umum yang langsung mencakup barang atau benda yang kita definisikan.
Dengan prosedur itu, ada beberapa kata yang tidak bisa diberikan definisi. Yang pertama
ketika kata tersebut tidak dapat ditemukan generanya. Contohnya wujud dan waktu. Yang
kedua adalah kata yang tidak dapat ditemukan differentianya. Seperti pengungkapan
emosional seseorang, marah, benci, kesal dan lain-lain. Demikian pula dengan penangkapan
indera atas objek yang sederhana seperti kuning, hijau, halus, kasar, wangi, dan lain-lain.
Yang ketiga, tidak dapat diberikan definisi karena alasan yang sama yakni kata yang tidak
dapat ditangkap maksudnya, kecuali bila bisa dihubungkan dengan kata lain, contohnya :
atau, yang, daripada, meskipun, dan sebagainya.
Term khusus dan nama unik juga term yang praktis tida bisa diberikan definisi,
karena memiliki sifat kesendirian yang tidak terbatas. Jadi, lebih mudah mendefisinikan
term-term dalam ilmu pengetahuan dan seni dibandingkan dengan barang barang yang kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

3.2 PATOKAN MEMBUAT DEFINISI

Dalam membuat definisi, ada beberapa patokan atau pedoman yang perlu
diperhatikan, sebagai berikut :
a. Definisi tidak boleh lebih luas atau lebih sempit dari konotasi kata yang
didefinisikan.

3
Definisi yang terlalu luas misalnya:
1. Merpati adalah burung yang dapat terbang cepat.
(Banyak burung yang dapat terbang cepat bukan merpati)
2. Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai peraturan-peraturan.
(Banyak organisasi masyarakat yang mempunyai peraturan tetapi bukan
negara)
3. Pidato adalah cara untuk mempengaruhi orang lain dengan kata-kata.
(Banyak cara untuk mempengaruhi orang lain dengan kata-kata tetapi bukan
pidato).

Definisi yang terlalu sempit misalnya:


1. Kursi adalah tempat duduk yang dibuat dari kayu, bersandaran, dan berkaki.
(Banyak juga kursi yang tidak dibuat dari kayu).
2. Jujur adalah sikap mau mengakui kesalahan sendiri.
(mau mengakui kelebihan lawan juga disebut sikap jujur).
3. Kekayaan adalah hasil pertanian yang dapat disimpan.
(Banyak selain hasil pertanian bisa disebut kekayaan).

b. Definisi tidak boleh menggunakan kata yang didefinisikan.

Definisi yang melanggar peraturan ini diebut definisi sirkuler, berputar atau tautologi,
atau tahsilul hail seperti:
1. Wajib adalah perbuatan yang harus dikerjakan oleh setiap orang.
2. Kafir adalah orang yang ingkar.
3. Merdeka adalah dalam keadaan bebas.

Perlu kita ketahui bahwa tidak semua pengulangan melanggar patokan ini.
Pengulangan seperti dibawah ini diperbolehkan.
1) Amalan wajib adalah perbuatan yang diberi pahala bila dikerjakan dan diberi
siksa bila ditinggalkan.
2) Hukum waris adalah hukum yang mengatur pembagian harta kekayaan dari
seseorang yang telah meninggal.
3) Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari upaya manusia dalam mencapai
kemakmuran.

4
Pada definisi-definisi tersebut kata amalan hukum dan ilmu sudah dianggap dan
diketahui; yang menjadi fokus perhatian adalah kata wajib, waris dan ekonomi.
c. Definisi tidak boleh memakai penjelasan yang justru membingungkan.

Definisi yang melanggar patokan ini disebut definisi obscurum per obscurius
artinya menjelaskan sesuatu dengan keterangan yang justru lebih tidak jelas. Ini dapat
terjadi karena menggunakan bahasa plastik yang tidak sesuai dengan konotasi dan
denotasi yang sesungguhnya atau menggunakan istilah yang tidak dapat dimengerti
umum, terbatas dalam pemikiran ahli saja.
Definisi dengan menggunakan bahasa plastik seperti:
1) Sejarah adalah samudera pengalaman yang selalu bergelombang tiada putus-
putusnya.
2) Kehidupan adalah sepotong keju.
3) Sedekah adalah pembuka pintu surga.

Definisi yang hanya dimengerti oleh para ahli misalnya definisi Herbert
Spencer tentang evolusi yang dibatasinya dengan:
Perubahan terus-menerus dari homogenitas yang tidak menentu dan tidak serasi
kepada heterogenitas yang menentu dan serasi dalam susunan dan kegiatan melalui
diferensiasi dan integrasi sambung-menyabung.
d. Definisi tidak boleh menggunakan bentuk negatif:
1. Benar adalah sesuatu yang tidak salah.
2. Indah adalah sesuatu yang tidak jelek.
3. Miskin adalah keadaan tidak kaya.
4. Syair adalah bentuk sastra lirik bukan pantun.
5. Manusia adalah binatang bukan kambing
6. Ilmu ekonomi adalah ilmu sosial bukan ilmu komunikasi

Hanya keadaan yang tidak mungkin dihindari bentuk negatif diperbolehkan, seperti:
1) Orang buta adalah orang yang indera penglihatannya tidak berfungsi.
2) Orang buntung adalah orang yang tidak mempunyai anggota tubuh yang
lengkap.
3) Orang miskin adalah orang yang penhasilannya tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan pokoknya sehari-hari.

Tetapi selama masih bisa diusahakan, kita tidak boleh menggunakan bentuk negatif.

5
a. Definisi harus dapat dibolak-balik, definisi harus setara dengan definiendum
b. Sebuah definisi harus menyatakan ciri-ciri hakiki dari definiendumnya maka
definisi yang terbaik adalah genus yang terdekat ditambah ciri pembedanya
atau dengan kata lain per genus et differentia.

Contoh: Kuda adalah Equus Caballus.


Equus – genusnya.
Caballus – differentianya, yang membedakan kuda dari kedelai dan zebra.
c. Definisi harus pendek, jangan sampai karena terlalau banyak kata yang tidak
jelas
d. Definisi harus terdiri dari jenis terdekat dan perbedaan khusus.

Contoh-contoh Definisi yang Benar

1. Penguin adalah spesies burung yang tidak bisa terbang tetapi pandai
berenang. .
2. Gas adalah zat yang yang tidak bisa dilihat bentuknya tetapi bia dirasakan
kehadirannya.
3. Taman nasioanal adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai
ekosistem asli dan dikelola dengan bersistem untuk keperluan berbagai
penelitian, perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan pariwisata,
4. Manusia adalah makhluk yang berpikir dan dapat membentuk sebuah
peradaban. Biota laut adalah seluruh makhluk hidup yang berkembang
biak di laut.
5. Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan
berhungan timbal balik.

3.3 KLARIFIKASI

Klasifikasi adalah pengelompokan barang yang sama dan memisahkan dari yang
berbeda menurut spesianya.
Dalam kehidupan sehari-hari pekerjaan mengelompokkan semacam itu sangat sering
kita lakukan. Para penjual buah-buahan menyusun dagangannya dengan beberapa cara,
berdasarkan macam buah yang dijual, berdasarkan harganya, dan mungkin pula berdasarkan
besar kecilnya buah-buahan itu. Pemilik toko menyusun barang- barang yang dijajakan
berdasarkan barang sejenis.

6
Para ilmuwan membuat klasifikasi ilmu menjadi tiga golongan besar, ilmu-ilmu sosial,
ilmu-ilmu kealaman dan ilmu-ilmu humaniora. Manusia primitif mengelompokkan binatang
menjadi binatang berbisa dan tidak berbisa, membedakan antara tumbuh- tumbuhan menjadi
tumbuhan yang bisa dimakan dan tidak bisa dimakan.

3.4 PEMBAGIAN

Pembagian (logica division) adalah membagi suatu jenis ke spesia yang dicakupnya.
definisi yang telah kita pelajari membahas pengertian kata sedangkan pembagian
membicarakan denotasinya. Jadi pembagian merupakan penjelasan yang lebih lengkap
mengenai suatu genera kepada spesianya.
Kita telah mengetahui tentang jenis (genera) dan spesia sekedarnya. Telah disebutkan
bahwa manusia adalah spesia dan jenisnya adalah binatang. perlu dipahami bahwa
pembagian logika atas jenis dan spesia suatu benda adalah tidak mutlak. Manusia adalah
spesia bila dilihat dari jurusan binatang; tetapi bisa dilihat dari ras bangsa-bangsa, maka ia
adalah jenis. Demikian juga bangsa ia adalah spesianya tetapi bila dilihat dari suku-suku
bangsa yang mencakupnya maka ia menjadi jenis. Jadi spesia yang kita kehendaki tergantung
daripada keluasan klasifikasi yang hendak kita buat.
Bila kita datang di perpustakaan akan terlihat di sanaklasifikasi buku-buku menjadi:
karya umum, filsafat, agama, ilmu sosial, bahasa,ilmu murni, teknologi, seni, sastra dan
sejarah. Di sini subyek-subyek tersebut diperlakukan sebagai jenis. Tetapi apabila kita
menanyakan kepada
seorang pustakawan apa saja jenis koleksinya, ia akan menjawab, buku, surat kabar,
selebaran, jurnal, peta, film, microfilm, maka buku di sini diperlakukan sebagai spesia.
Dilihat secara metodis, ada dua pembagian klasifikasi yaitu sebagai berikut:
1. Pembagian logis / universalYaitu pembagian dalam suatu kelompok dalam suatu
himpunan yangdimulai dari genus ke spesies. Atau term umum ke term khusus
yangmenyusunnya. Contoh: Manusia purba (term umum) dibagi menjadi
homo pithecanthropus, homo neandertal dan homo sapiens.
2. Pembagian dikotomi Yaitu pembagian genus ke dalam dua spesies yang saling
bertentangan,seperti genus binatang dibagi ke dalam spesies yang saling
bertentangan yaitureptilia dan bukan reptilia.

Agar di dapat spesia yang benar, maka dalam pembagian perlu diperhatikan patokan
berikut:

7
1. Pembagian harus didasarkan atas sifat persamaan yang ada pada generasecara
menyeluruh. Spesianya membuka perubahan tertentu dari
sifat persamaan itu. Misalnya kita hendak membagi bidang datar, maka kitaharus
membagi berdasarkan perubahan tertentu dari sifat generanya,
yakni jumlah sisi yang membentuknya. Kita akan mendapatkan pembagian berikut: 
Segitiga (tiga sisi), segi empat (empat sisi), segi lima (lima sisi),segi enam (enam
sisi).

2. Setiap pembagian harus berlandaskan satu dasar saja. Pembagian yang berlandaskan


lebih dari satu dasar akan menghasilkan spesia yang simpangsiur (overlap, cros
division, terselip tidak karuan). Contoh dari pembagian yang overlap adalah
membagi manusia menjadi: manusia berkulit putih,manusia Aria, manusia Asia, dan
manusia penyabar. Di sini terdapat empatmacam dasar pembagian manusia, yaitu:
warna kulit, ras, regional, dansifat manusia.

Pembagian yang benar atas manusia, misalnya di dasarkan ataswarna kulit, maka akan
menghasilkan spesia-spesia yaitu: manusia berkulit putih, manusia berkulit hitam, manusia
berkulit hitam, dan lain-lain.

3.5 PENGGOLONGAN

Jika dalam pembagian kita menguuraikan denotasi suatu genera maka dalam
penggolongan kita mencoba mengatur barang-barang dalam kelompok spesia. Jadi
antara pembagian dan penggolongan mempunyai arah yang bertentangan. Pembagian
bergerak dari atas ke bawah, yakni dari genera kepada spesia, sedangkan
penggolongan bergerak dari bawah ke atas, dari individu-individu menuju spesianya.
Penggolongan barang-barang atas golongan tertentu didasarkan atas persamaan
atribut dan perbedaannya. Barang-barang yang mempunyai persamaan tertentu
dikelompokkan ke dalam golongan yang sama dan barang-barang yang mempunyai
ciri berbeda dengan kelompok pertama digolongkan ke dalam golongan yang lain
pula.
Kita menghadapi barang-barang seperti: melati,besi, kenanga, mawar, timah,
emas, cempaka, pacar sore dan platina. Melati, mawar, kenanga, cempaka, dan pacar
sore mempunyai persamaan-persamaan yang sangat menonjol sehingga dapat kita
kelompokkan dalam golongan ‘bunga’. Besi, timah, emas, tembaga, dan platina tidak
bisa dikelompokkan dalam golongan ‘bunga’, tetap kesemuanya mempunyai ciri
yang sama sehingga kita masukkan dalam golongan ‘logam’.

8
Jadi kemiripan dasar yang dimiliki yang oleh individu barang-barang itulh
penggolongan dilaksanakan. Pengetahuan kita tidak lain adalah penggolongan
barang-barang atas golongan tertentu. Jika indera kita menangkap suatu obyek, yang
mula-mula kita lakukan adalah berusaha menemukan jenisnya (generanya kemudian
membendingkan dengan barang lain yang tercakup dalam jenis itu. Jika kita tidak
dapat menemukan ke dalam jenis yang sudah kita kenal, maka kita dalam keadaan
bimbang, artinya kita tidak bisa memberikan identifikas barang tertentu.
Ada dua macam penggolongan, penggolongan alam dan penggolongan buatan.
Penggolongan adalah penggolongan yang disusun atas kecerdasan kita, seperti
penggolongan melati, mawar, kenanga dan pacar sore ke dalam golongan ‘bunga’.
Sedangkan penggolongan buatan adalah penggolongan yang didasarkan atas satu
sifat. Dikatakan ‘buatan’ karena penggolongan ini dimaksudkan untuk mengabdi
tujuan tertentu. Contoh dari penggolongan ini misalnya penyusunan kata dalam
kamus penyusunan buku dalam perpustakaan barang-barang di toko. Penggolongan
ini bertujuan untuk mendapatkan kemudahan sejauh mungkin. Penggolongan, baik
penggolongan alam dan buatan dinamakan juga klasifikasi dalam arti sempit.

9
BAB III
PENUTUP

3.6 Kesimpulan

Definisi merupakan pengetahuan yang kita butuhkan. Didalam kehidupan kita tak akan
pernah lepas berurusan dengan definisi. Setiap ilmu yang kita pelajari, yang pertama kali
harus diketahui adalah definisi dari ilmu tersebut.
Jenis (Genera) yang kita pilih adalah jenis terdekat, karena dengan menghadirkan
sifat pembedanya (differentia) kita langsung sampai pada pengertiannya.
Klasifikasi adalah pengelompokan barang yang sama dan memisahkan dari yang
berbeda menurut spesianya.
Pembagian (logica division) adalah membagi suatu jenis ke spesia yang dicakupnya.
definisi yang telah kita pelajari membahas pengertian kata sedangkan pembagian
membicarakan denotasinya. Jadi pembagian merupakan penjelasan yang lebih lengkap
mengenai suatu genera kepada spesianya.

Jika dalam pembagian kita menguuraikan denotasi suatu genera maka dalam
penggolongan kita mencoba mengatur barang-barang dalam kelompok spesia. Jadi
antara pembagian dan penggolongan mempunyai arah yang bertentangan. Pembagian
bergerak dari atas ke bawah, yakni dari genera kepada spesia, sedangkan
penggolongan bergerak dari bawah ke atas, dari individu-individu menuju spesianya.
Penggolongan barang-barang atas golongan tertentu didasarkan atas persamaan
atribut dan perbedaannya. Barang-barang yang mempunyai persamaan tertentu
dikelompokkan ke dalam golongan yang sama dan barang-barang yang mempunyai
ciri berbeda dengan kelompok pertama digolongkan ke dalam golongan yang lain
pula

3.7 Saran
Demikian makalah ini kami buat. Pemakalah menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Maka, pemakalah meminta maaf yang sebesar-
besarnya dan meminta saran dan koreksi terhadap pembaca guna melengkapi
kekurangan dalam makalah ini.
Semoga dengan makalah ini, dapat menambah wawasan dan pengetahuan
pembaca tentang definisi, unsur dan kelasifikasi dalam dasar-dasar logika.

10
DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Mundiri, 2017. Logika. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

11

Anda mungkin juga menyukai